Home Blog Page 1971

Berpose dengan Hiu Jinak Seorang Bloger Digigit Hingga Luka Robek

EpochTimesId – Katarina Zarutskie mengunjungi pacarnya di Bahama bulan lalu. Ketika itu, dia memutuskan untuk mengambil foto dengan kawanan hiu jenis perawat atau hidung barbel.

Zarutskie baru saja menyelesaikan makan siang keluarga di Staniel Cay, ketika melihat orang-orang melakukan snorkeling dengan hiu di dekatnya. Dia pun memutuskan untuk bergabung untuk berfoto bersama mereka.

Zarutskie adalah seorang mahasiswi Universitas Miami yang mengelola blog gaya hidup Vogue and Vegetables. Dia berasal dari Laguna Beach di California.

“Dari pengetahuan saya sebelumnya dari surfing dan scuba diving, saya tahu hiu perawat biasanya sangat aman,” katanya kepada BBC. “Saya telah melihat foto orang yang tak terhitung jumlahnya bersama mereka di Instagram.”

Setelah beberapa menit di dalam air, dia mengatakan bahwa dia diberitahu oleh seseorang di dermaga untuk mengapung di atas air, dengan punggungnya. Jadi dia melakukannya, dengan tangan terulur.

Luka gigitan hiu. (WSVN/Katarina Zarutskie)

“Pada titik ini orang mulai mengambil foto, dan tepat ketika saya berbaring, setelah beberapa detik, saya ditarik ke bawah,” sambungnya, masih kepada BBC.

Ayah pacarnya sedang memotret pemandangan dan tanpa disadari menangkap momen itu.

“[Hiu] menggigit pergelangan tangan saya di mulutnya dan saya bisa merasakan giginya terbenam di tanganku,” katanya kepada NBC News. “Saya tertarik di bawah air selama beberapa detik, dan kemudian berhasil menarik pergelangan tangan saya keluar dari mulut hiu secepat yang saya bisa.”

Dalam foto-foto itu, Zarutskie terlihat mengangkat tangannya yang tergigit di atas kepalanya dan menutupi lukanya saat dia naik dari perairan.

“Saya tetap sangat tenang,” katanya kepada BBC.

Dia mengatakan awalnya dia tidak berencana untuk mengunggah gambar luka itu ke media sosial. Namun, beberapa wartawan bertanya kepadanya tentang pengalamannya awal pekan ini.

Zarutskie menerima jahitan pada luka di tangannya. Dia juga mendapat obat antibiotik setelah insiden itu.

“Saya sangat beruntung karena saya masih memiliki lengan dan hidup saya,” katanya kepada NBC.

Pemilik Staniel Cay marina menulis dalam email kepada NBC, “Hewan-hewan ini dianggap cukup jinak tetapi dapat saja menggigit pada suatu kesempatan. Biasanya ketika mereka salah mengira tangan atau jari manusia sebagai sepotong makanan.” (NTD.tv/waa)

Video Rekomendasi :

Ekonomi Tiongkok Akan Mundur 40 Tahun Karena Perang Dagang

0

EpochTimesId – Setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif hukuman terhadap komoditas impor dari Tiongkok, pihak berwenang Beijing juga melakukan hal yang sama terhadap AS sebagai upaya pembalasan. Perang dagang Tiongkok-AS dianggap sedang berlangsung.

Para ahli percaya bahwa dalam jangka panjang, ekonomi Tiongkok akan kehilangan sumber daya keuangan Amerika untuk bertahan hidup, sehingga mengalami kemunduran 40 tahun. Apakah kenyataannya akan demikian? Mari kita ikuti ulasan para ahli.

Pada 6 Juli, otoritas Washington mulai memberlakukan tarif tambahan sebesar 25 persen atas 800 macam komoditas import dari Tiongkok senilai 34 miliar dolar AS. Pada hari yang sama, Beijing juga memberlakukan tarif baru terhadap 545 macam komoditas AS termasuk produk pertanian, mobil dan produk akuatik sebagai pembalasan.

Perang dagang akhirnya terjadi juga setelah perwakilan perdagangan AS berulang kali mengunjungi Beijing untuk dialog dalam upaya mencegah perang, dengan menyelesaikan masalah pencurian kekayaan intelektual dan perdagangan tidak adil mengalami jalan buntu.

Presiden AS menyebut hal ini baru sebuah langkah awal. Dikemudian hari jika diperlukan, Trump dapat mengenakan tarif atas barang-barang Tiongkok lainnya bernilai ratusan miliar dolar yang khusus diberlakukan untuk komoditas Tiongkok.

Gong Shengli, peneliti wadah pemikir keuangan Tiongkok mengatakan, “Jika Trump meneruskan perang dagang, maka Tiongkok sangat mungkin akan terpukul hingga kembali pada posisi 40 tahun silam. 1 Januari tahun ini adalah tahun ke 40 Amerika Serikat secara terus menerus memberikan aliran devisa dolar AS kepada RRT, sehingga memungkinkan ekonomi Tiongkok mengalami kemajuan pesat. Tanpa dolar AS itu ekonomi Tiongkok tidak mungkin bisa bangkit. Jadi ini adalah masalah yang sangat serius.”

Sarjana keuangan daratan Tiongkok He Junqiao mengatakan, “Perang dagang ini menjadi tantang terbesar sejak reformasi Deng Xiaoping, juga krisis nasional yang paling signifikan dialami Tiongkok. Tantangannya melebih sanksi yang diberlakukan negara Barat kepada Tiongkok sejak tahun 1989.”

Pasar saham yang digunakan sebagai barometer ekonomi menghadapi dampak dari perang dagang. Kinerja mereka di AS dan di Tiongkok bagaikan langit dan bumi. Bursa saham AS masih bergerak naik sesuai tren hari-hari sebelumnya, bahkan mencapai titik tertinggi. Namun sebaliknya, harga saham di bursa Tiongkok anjlok yang dibarengi pula oleh mata uangnya.

‘Wall Street Journal menggambarkan, situasi yang terjadi saat itu mengingatkan ketika crash pasar saham di musim panas pada tahun 2015. Namun situasi sekarang tampaknya lebih buruk lagi, karena penurunan harga didorong oleh saham-saham blue-chip yang dijual secara besar-besaran oleh investor institusi.

Lebih dramatis lagi, kedelai AS yang dianggap Tiongkok sebagai rudal paling ampuh untuk menyerang AS, tidak terpengaruh oleh perang dagang. Bahkan ekspor kedalai AS bulan Mei mencapai 2 kali lipat dari waktu sebelumnya, justru membantu menurunkan angka defisit perdagangan AS.

He Junqiao mengatakan, “Ekonomi Amerika Serikat berkembang begitu bagus, sangat ajaib, merupakan keuntungan dari tatanan politik dan militer pemerintah AS. Namun keajaiban ekonomi Tiongkok muncul dari gelembung ilusi belaka. Keajaiban ekonomi AS didasarkan pada pertumbuhan teknologi tinggi yang nyata. Karena itu kesenjangan antar kedua negara tersebut sangat besar.”

Gao Shanwen, ekonom Essence Securities Co.,Ltd. dalam sebuah tulisannya menyebutkan bahwa ada 3 alasan yang menunjukkan mengapa masyarakat dan partai yang berkuasa di AS berkonsensus menentang Tiongkok komunis;

Pertama karena ideologi Tiongkok bertolak belakang dengan Amerika Serikat. Dan Amerika Serikat telah menyadari terjadi kesalahan dalam menerapkan kebijakan Tiongkok di masa lalu.

Kedua karena sejak Tiongkok bergabung dengan WTO, AS kehilangan banyak lapangan kerja sehingga tingkat pengangguran naik tajam. Dan, ketiga karena persaingan tidak adil dalam dunia perdagangan sehingga mengikis kepentingan AS.

He Junqiao mengatakan, dalam kondisi seperti ini, dimana ekonomi riil sedang mengalami resesi, teknologi tinggi tidak mampu berdikari. Masalah pengangguran tidak terpecahkan, devaluasi mata uang masih terjadi, pasar saham sedang anjlok, gelembung perumahan menghadapi ancaman meletus.

Jika saja pemerintah Tiongkok komunis masih bersikeras untuk berperang dagang dengan AS, maka yang akan ditemui adalah malapetaka.

“Dalam masa 1 hingga 2 tahun ke depan ekonomi Tiongkok hanya akan memburuk ketimbang membaik. Karena itu di satu sisi rakyat Tiongkok harus siap mental untuk mengencangkan ikat pinggang, di sisi lain, merupakan ujian berat bagi pemerintah Tiongkok komunis. Bila mereka bersedia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menerapkan jalan demokrasi konstitusional, supremasi hukum dan perlindungan hak asasi manusia, dan secara menyeluruh terintegrasi ke dalam sistem ekonomi bebas dunia, maka Tiongkok masih bisa mendapatkan kehidupan baru.”

“Jika Anda mengandalkan strategis back to back Rusia, mengandalkan sembilan negara Asia Tengah untuk membentuk zona ekonomi lokal tertutup, maka saya percaya bahwa ekonomi Tiongkok tidak akan bertahan lama,” demikian kata He Junqiao.

Setelah ditolak oleh Uni Eropa, saat ini pemerintah Tiongkok masih berharap untuk melawan AS dengan menggandeng negara anggota WTO. Tetapi dunia usaha berpendapat bahwa, situasi saat ini terjadi akibat Tiongkok komunis sendiri yang melanggar komitmennya terhadap WTO. Rupanya ancaman keluar dari WTO yang dilontarkan Trump juga membuat Tiongkok komunis menapak di lorong buntu. (ET/Sinatra/waa)

SImak Juga :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

128 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Pakistan

oleh Lin Nan

Hari Jumat (13/07/2018) terjadi serangan bom bunuh diri di bagian barat daya Pakistan saat masyarakat berkerumun dalam acara kampanye pemilihan umum, menyebabkan 128 orang tewas.

Ledakan itu adalah serangan paling mematikan di Pakistan selama lebih dari tiga tahun dan merupakan kekerasan kedua terkait pemilu yang terjadi pada hari itu.

Baluchistan Home Minister Agha Omer Bangulzai memberitahu Reuters bahwa serangan menyebabkan 128 orang tewas dan lebih dari 150 orang lainnya terluka.

Qaim Lashari, pejabat polisi senior Pakistan sebelumnya pernah mengatakan bahwa ada lebih dari 1.000 orang warga Mastung, Baluchistan, kota yang penuh kekerasan ikut menghadiri kampanye tersebut.

Militan yang terkait dengan Taliban, Al Qaeda dan daesh aktif melakukan kegiatan  di provinsi ini yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan. Di wilayah itu tinggal etnis Baluch yang memberontak terhadap pemerintah pusat.

Islamic State (IS) atau Daesh mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi tidak memberikan rincian atau bukti lebih lanjut.

Di antara sejumlah orang yang tewas dalam serangan hari Jumat itu, terdapat Siraj Raisani, kandidat anggota dewan propinsi Baluchistan dan saudaranya Nawab Aslam Raisani yang pernah menjabat sebagai menteri utama provinsi tersebut sejak tahun 2008 hingga 2013.

“Saudara kami Siraj Raisani telah meninggal dunia” Kata Haji Lashkari Raisani, saudara Siraj yang juga seorang anggota Majelis Nasional Baluchistan.

Siraj Raisani adalah kandidat kedua yang dibunuh minggu ini dalam kekerasan sebelum pemilihan.

Polisi sebelumnya pernah mengatakan bahwa serangan itu ditujukan kepada tim Resani, tetapi kemudian mengubah pernyataan mereka, karena klip video adegan ledakan telah menyebar.

Hari Jumat sebelum kejadian ini, serangan bom juga terjadi di kota bagian utara, Bannu, serangan ini ditujukan kepada sekutu partai Muttahida Majlis-e-Amal (MMA).

Pada hari Selasa, seorang pembom bunuh diri menewaskan 20 orang di sebuah pesta anti-Taliban di Peshawar, ibukota provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan utara.

Para korban termasuk Haroon Bilour, seorang kandidat yang ingin merebut kursi di majelis provinsi pada bulan Juli ini. Organisasi Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. (Sin/asr)

Hotel Tiongkok Kenakan Tarif Diskriminatif Bagi Warga Amerika di Tengah Perang Dagang

0

SHENZHEN, Tiongkok – Di tengah perang perdagangan yang meningkat antara Washington dan Beijing, sebuah hotel di kota Shenzhen, Tiongkok selatan, telah memberlakukan kebijakan diskriminatif yang membebani para tamu biaya tambahan sebesar 25 persen, setara dengan 25 persen tarif balas-membalas yang dimainkan oleh kedua negara tersebut.

Tiga anggota staf di Modern Classic Hotel Group, yang menolak untuk diidentifikasi, mengatakan kepada Reuters bahwa kebijakan tersebut telah diposting di hotel pada 12 Juli tetapi sejak itu telah dihapus.

Global Times, tabloid yang diterbitkan oleh Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa, mengatakan dalam sebuah laporan tertanggal 12 Juli bahwa Modern Classic Hotel Group telah memasang pemberitahuan di hotelnya yang menginformasikan kepada para tamu tentang biaya tambahan tersebut.

Mengutip seorang juru bicara hotel, yang bernama Yang, mengatakan bahwa hotel tersebut telah memposting pemberitahuan minggu lalu pada tanggal 6 Juli, ketika tarif-tarif tersebut mulai berlaku.

Namun pada 13 Juli, hotel membantah laporan tersebut. “Kami tidak tahu dari mana berita ini berasal. Ponsel saya telah berdering sepanjang hari ini,” kata Bai Lulu, seorang manajer front office, kepada Reuters di hotel.

“Kami memperlakukan semua tamu kami sama rata. Kami tidak akan membebani satu jenis tamu lebih banyak dari jenis tamu lain,” kata Bai, sambil menambahkan bahwa hotel tersebut saat ini tidak memiliki tamu-tamu Amerika.

Namun, anggota staf lainnya, yang menolak diidentifikasi, mengatakan memang ada pemberitahuan yang mengatakan bahwa orang-orang Amerika akan dikenakan biaya tambahan.

“Ada iklan di restoran kemarin yang menyatakan bahwa orang Amerika akan dikenakan biaya tambahan 25 persen. Kami memotretnya.”

Global Times mengutip seorang juru bicara hotel tersebut yang bernama Yang telah mengatakan bahwa bos mereka “benar-benar marah dengan tarif tak berkesudahan yang AS rencanakan untuk diberlakukan di Tiongkok.”

Ada sedikit bukti publik hingga saat ini tentang kegiatan anti-Amerika di Tiongkok ketika sengketa perdagangan telah tumbuh semakin pahit.

Amerika Serikat dan Tiongkok masing-masing memberlakukan tarif 25 persen untuk barang-barang milik negara satu sama lain senilai $34 miliar. Minggu ini, Washington menerbitkan satu set tarif baru yang diusulkan mengenai tambahan senilai $200 miliar untuk barang-barang dari Tiongkok, yang kemudian meningkatkan konflik tersebut. Tiongkok berjanji akan membalas.

Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Tiongkok mengeluarkan panduan ketat untuk medianya, melarang serangan-serangan pribadi terhadap Presiden AS Donald Trump dan membatasi komentar terbuka dalam upaya nyata untuk menghindari eskalasi yang tidak disengaja.

Pihak-pihak berwenang juga menyensor postingan-postingan yang berpotensi sensitif di media sosial seperti Weibo, layanan mirip Twitter milik Tiongkok, di mana hal-hal yang berkaitan dengan perdagangan sebagian besar dijauhkan dari daftar topik-topik yang sedang hangat tersebut. (ran)

ErabaruNews

Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (5)

Cai Daya

Meneliti peradaban manusia kali ini, mungkin tidak ada satu kota pun yang bisa disamakan dengan Yerusalem, sepanjang tiga ribu tahun sejarah pembangunan kota ini, telah berkali-kali dihancurkan dan mengalami perang, namun tetap bisa berdiri lagi di lokasi semula. Yerusalem terletak di perbukitan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, bersebelahan dengan tiga lembah dan dikitari oleh gunung yang lebih tinggi, menjadikan Yerusalem sebagai lokasi strategis yang mudah dipertahankan namun sulit diserang. Namun bukan karena letak geografisnya yang strategis, melainkan kekuatan spiritual yang membuat kota ini abadi, karena kota ini merupakan kota suci bagi tiga agama besar.

  1. Yerusalem milik Agama Kristen: Legalisasi agama Kristen (tahun 313 Masehi) ~ Imperium Arab Kuasai Yerusalem (tahun 63 Masehi).

Mengalami Penindasan di Awal Pendirian Agama

Setelah agama Kristen diusir keluar dari kota kelahirannya, penyebaran agama dilakukan sampai ke berbagai provinsi di kekaisaran Romawi, jumlah umat pun perlahan terus bertambah, bahkan di Semenanjung Italia juga muncul banyak umat Kristiani.

Umat Kristen yang berhati baik, damai dan mencintai keadilan kemudian menjadi duri dalam daging bagi Kaisar Romawi dan menjadi sasaran kebencian sebagian masyarakat, karena sejumlah faktor pada permukaan, juga karena alasan yang lebih mendalam.

Orang Romawi mewarisi kebudayaan Yunani yang mempercayai banyak dewa dan memuja banyak dewa Romawi; selain itu seorang Kaisar Romawi setelah wafat, atau terkadang semasa masih hidup akan dinobatkan sebagai dewa dan dipuja serta disembah dengan dupa.

Di saat wilayah kekaisaran Romawi terus meluas, guna memudahkan pemerintahan, Kaisar Romawi mengharuskan semua bangsa di wilayah kekuasaannya untuk menganut agama Romawi, yakni kepercayaan terhadap banyak dewa Romawi yang juga termasuk para kaisar terdahulu Romawi di dalamnya.

Jadi saat kian lama kian banyak orang tidak sudi lagi menyembah dewa Romawi, juga tidak mengakui kaisar Romawi sebagai dewa, para penguasa yang merasa dirinya adalah dewa, entah karena merasa supremasi kekuasaannya ditantang atau karena merasa “keagungan kedewaan”nya telah dilecehkan, mulai menggunakan kekuasaannya untuk memaksa orang-orang ini untuk mengubah keyakinan mereka.

Seiring dengan semakin kuatnya kekaisaran, masyarakat Romawi juga mulai mengalami perkembangan yang terpolarisasi, kaum bangsawan dan kalangan petinggi yang hidup berfoya-foya, dengan rakyat jelata dan warga non-Romawi yang hidupnya miskin lantaran pungutan pajak berat akibat perang berkepanjangan, kesenjangan kaya dan miskin perlahan menjadi faktor penyebab tidak stabilnya masyarakat.

Pemerintah Romawi tidak kuasa menyelesaikan masalah, terpaksa harus mencari berbacai cara untuk mengalihkan perhatian masyarakat, berbagai kegiatan seperti duel gladiator di arena, pertunjukan di amphitheater pun digelar satu persatu untuk dinimkati seluruh warga, sebagai cara untuk meredakan amarah dan kebencian rakyat.

Ketika acara-acara tersebut tak lagi dapat menyenangkan rakyat, pemerintah Romawi harus mencari sasaran lain, sehingga umat Kristen yang dianggap sebagai duri dalam daging itu pun dijadikan kambing hitam.

Di masa awal berdirinya agama Kristen mayoritas penganutnya adalah rakyat dari kalangan jelata, seperti nelayan, tukang kayu dan petani, mereka melewati hari-hari yang sederhana dan tidak neko-neko (lurus), serta hanya mengejar keadilan dan persahabatan.

Mereka tidak berambisi akan hal duniawi, namun aliran yang jernih ini justru telah merefleksikan betapa sesat dan bobroknya kehidupan masyarakat di masa itu. Umat Kristen pada masa 2000 tahun silam itu pun harus mengalami penindasan yang tragis.

  1. Penindasan Selama 250 Tahun Terhadap Kepercayaan Lurus

Tahun 64 Masehi terjadi kebakaran besar di kota Roma, menurut penuturan, kobaran api membakar selama tiga hari tiga malam, sekitar seperempat wilayah kota dilalap habis si jago merah. Tidak jelas apa yang menyebabkan kebakaran tersebut, ada yang mengatakan kejadian itu didalangi oleh Kaisar Nero (tahun 54~68 Masehi) karena berniat memfitnah umat Kristen dengan menuduh mereka sebagai pelaku pembakaran, agar dapat dijadikan alasan untuk menangkap dan membunuh umat Kristen.

Setelah itu dalam kehidupan selama 250 tahun, agama Kristen berkali-kali ditindas di dalam wilayah kekuasaan kekaisaran Romawi, banyak umat Kristen yang dihukum mati di kayu salib, atau dimasukkan ke arena gladiator untuk dijadikan mangsa bagi binatang buas, dipenggal atau diikat di atas rangka kayu dan dibakar hidup-hidup.

Cara penindasan sangat keji dan penuh pertumpahan darah, namun tidak mampu menakut-nakuti lebih banyak orang untuk menjadi penganut agama Kristen, jumlah umat Kristen pun tersebar di berbagai kalangan, berbagai bidang dan usaha, kekuasaan gereja pun terus menguat.

Penindasan terakhir yang juga berskala terbesar terjadi pada tahun 303~312 Masehi, di masa pemerintahan Kaisar Diocletianus. Pada masa itu hakim boleh menjatuhkan vonis hukuman mati bagi umat Kristen tanpa harus melalui proses peradilan; pemerintah Romawi bahkan untuk kali pertama meloloskan undang-undang penindasan agama Kristen, di antaranya termasuk membakar kitab-kitab agama Kristen, menyita harta benda milik gereja dan umat, para pemuda Kristen dilarang menjadi personil militer dan lain sebagainya.

  1. Kaisar Umat Kristen Pertama : Kaisar Konstantinus

Ibu dari Kaisar Konstantin yakni Helena (tahun 250~330 Masehi) adalah seorang penganut Kristen yang taat, karena pengaruh sang ibu, juga karena memenangkan perang perebutan tahta dan berkat bantuan Tuhan, menjadikannya sebagai satu-satunya penguasa kekaisaran Romawi. Ia adalah kaisar Romawi pertama yang menganut agama Kristen, dan juga menjadi raja yang mengakhiri penindasan pemerintah terhadap agama Kristen serta menjadikan agama Kristen sebagai agama yang sah secara hukum di Romawi.

Saat menindas agama Kristen, kekaisaran Romawi juga terjerumus dalam perpecahan dan peperangan. Untuk menyelamatkan situasi yang genting itu, Diocletianus menciptakan badan politik yang dijalankan bersama oleh empat rezim, di saat yang sama juga mengangkat empat orang raja untuk mengendalikan kekaisaran yang sangat besar itu, niat awalnya adalah untuk menghindari terjadinya kerusuhan atau perebutan kekuasaan.

Namun di luar prediksi, sebelum Kaisar Diocletianus wafat telah meletus perang saudara, empat raja saling menyerang, namun karena kekuatan mereka hampir seimbang, maka untuk sesaat belum ada pemenangnya.

Menjelang perang penentuan terakhir, kaisar Konstantin melihat munculnya sebuah kobaran api berbentuk salib di langit, di saat yang sama terdengar suara: “Raihlah kemenangan dengan mengandalkanNya”.

Mendapat berkat ini, Konstantin memerintahkan seluruh pasukannya untuk menggambarkan lambang salib ini di perisai mereka. Pasukan yang mendengar adanya mukjizat itu semakin berkobar semangat juangnya dan berhasil memenangkan peperangan itu. Setelah itu Konstantin berhasil mengalahkan tiga raja lainnya satu demi satu dan menjadi penguasa tunggal di kekaisaran Romawi.

Tahun 313 Masehi Konstantinus mengumumkan “Titah Milan”, yang melegalkan agama Kristen dan sebagai agama yang bebas untuk dianut.

  1. Yerusalem Menjadi Tanah Suci Agama Kristen

Di tahun 326, Helena yang kala itu berusia 76 tahun pergi ke Yerusalem untuk mencari lokasi di mana Yesus dianiaya, serta menapak-tilas segala sesuatu yang terkait dengan Yesus. Hal ini sangat tidak mudah, karena Yerusalem setelah dipugar total di tahun 135 Masehi pada masa kekuasaan kaisar Hadrianus, kondisi di kota telah berubah sepenuhnya. (baca serial ini di bagian IV “Yerusalem kota Yesus”)

Golgota yang dulunya merupakan arena hukuman (Golgota artinya tanah tengkorak), oleh Hadrianus telah diubah menjadi kuil untuk memuja Dewi Venus.

Sejak bangkitnya Yesus hingga 100 tahun kemudian saat Hadrianus berkuasa, tempat ini selalu menjadi tujuan ziarah bagi umat Kristen. Untuk menghalangi arus massa ziarah yang kian hari kian banyak, Hadrianus pun membangun kuil untuk memuja dewi Romawi yang paling dipujanya tepat di atas tempat suci bagi umat Kristen itu.

Berkat bantuan uskup setempat, Helena berhasil menemukan tempat Yesus disalib dan dimakamkan, selain itu secara ajaib juga ditemukan kayu salib dan juga paku yang digunakan untuk menghukum Yesus. Dia pun membagi kayu salib itu menjadi tiga bagian, satu bagian dibawa kembali ke kota Roma (kini terpajang di Basilica St. Peter berdekatan dengan patung St. Helena), bagian kedua diantarkan ke ibukota baru yang dibangun putranya yakni “Roma Baru” (kemudian dinamakan Konstantinopel, yakni ibukota Turki saat ini Istambul) dan bagian ketiga ditinggalkan di Yerusalem).

Untuk menyimpan dan melindungi tempat dan benda-benda yang terkait dengan Yesus, sebuah gereja yang dibangun menghabiskan waktu 10 tahun telah menggantikan Kuil Venus yang sebelumnya didirikan untuk menutupi tempat ini, meliputi lokasi disalibkannya Yesus, dan juga makam Yesus yang berjarak sekitar 40 meter darinya.

Gereja Makam Suci rampung pada tahun 335 Masehi, dan merupakan gereja Kristen pertama hampir menyamai Gereja Natal di Betlehem (rampung pada tahun 333 Masehi), keduanya rampung dibangun pada masa kekuasaan kaisar Konstantin.

Kaisar Konstantin hanya menjadikan agama Kristen menjadi agama yang boleh dianut secara bebas, dan tidak menetapkannya sebagai agama nasional, atau mendorong warganya untuk beralih meyakini Yesus. Walau demikian, efek popularitas ini membuat agama Kristen berkembang pesat hanya dalam beberapa dekade berikutnya, dari sebuah agama yang dianut oleh sedikit orang dan ditindas menjadi sebuah agama arus utama yang memiliki kekuatan kolosal.

Sebagai kota tempat Yesus disalibkan dan tempat Yesus bangkit, terlebih lagi dengan begitu banyak gereja dan bangunan peringatan lainnya, telah menjadikan Yerusalem sebagai kota Kristen.

Tahun 380 Masehi, Kaisar Romawi Theodosius I (tahun 347~395 Masehi) menetapkan agama Kristen sebagai agama nasional. Setelah ia wafat, kekaisaran Romawi terpecah menjadi dua. Kerajaan Romawi Barat runtuh pada tahun 476 Masehi karena diserang oleh suku barbar dari utara, salah satu tempat suci agama Kristen di Roma itu pun mengalami kerusakan parah.

Wilayah Palestina yang merupakan afiliasi dari kekaisaran Romawi Timur (disebut juga Kerajaan Bizantium) berhasil selamat, Yerusalem terus berkembang di tengah perdamaian dan menjadi tempat suci yang terpenting bagi agama Kristen, yang dikunjungi banyak peziarah dari berbagai negara.

Sebagai kota suci bagi agama Kristen, masa kedamaian kota Yerusalem hanya sampai abad ke-6 saja. Pada tahun 614 Masehi, Dinasti Sasania dari Persia berhasil menduduki kota Yerusalem berkat bantuan orang Yahudi dalam pertempuran Bizantium.

Pada tahun 313 Raja Konstantin melegalkan agama Kristen, juga mengijinkan orang Yahudi masuk ke kota Yerusalem pada hari keruntuhan Yerusalem setiap tahunnya, agar bisa berdoa dan meratap di Tembok Barat. Setelah itu Kerajaan Romawi Timur (Bizantium) membuat kebijakan yang lebih longgar, yakni sejak abad ke-5 mengijinkan bangsa Yahudi berdiam di Palestina, dan tidak memaksa bangsa Yahudi mengubah keyakinan mereka.

Namun bangsa Yahudi yang terdesak oleh agama Kristen yang tadinya dikucilkannya yang justru kemudian menjadi agama arus utama di kota agama Yahudi, merasa tidak rela dengan didudukinya kota kelahirannya oleh agama lain, ditambah lagi dengan adanya perasaan baik dan balas budi pada bangsa Persia yang pernah membebaskan tawanan Babilonia, membuat orang Yahudi memilih untuk membantu Persia dalam pertempuran Bizantium, dan berharap dapat terbebas dari kondisi terjajah tersebut dan kembali memperoleh kedaulatan atas Yerusalem.

Setelah Yerusalem jatuh ke tangan pasukan Persia, banyak umat Kristen yang ditawan dibawa ke negeri Persia, dan kota itu diberikan bagi bangsa Yahudi, pada saat itu terjadilah penghancuran terhadap gereja Kristen dan dibunuhnya para penganut Kristen, diperkirakan sekitar 90.000 orang menjadi korban.

Bangsa Yahudi pun buru-buru ingin cepat membangun kembali kuil suci, bahkan mengembalikan tradisi persembahan kurban Yahudi. Serangkaian aksi radikal dan kerusuhan membuat Persia menurunkan titah pada tahun 617 Masehi, kembali melarang orang Yahudi memasuki kota Yerusalem.

Tahun 629 Kerajaan Bizantium merebut kembali Yerusalem, walaupun sang kaisar berjanji tidak akan membalas dendam, namun tetap saja terjadi aksi balas dendam oleh bangsa Yunani yang membunuh bangsa Yahudi.

Agama Yahudi dan agama Kristen sama-sama memuja Jehovah, namun tidak bisa akur, bahkan bentrok kedua belah pihak baru bisa diredakan setelah umat Muslim menduduki kota Yerusalem. (SUD/WHS/asr)

Bersambung

Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (1)

Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (2)

Penantian Ilahi di Kota Suci – Kisah 4000 Tahun Yerusalem (3)

Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerussalem (4)

 

Inggris Serukan Maskapai Penerbangan untuk Tidak Menyerah oleh Tekanan Politik Tiongkok

0

Apakah Taiwan merupakan bagian dari wilayah Tiongkok adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh 44 maskapai internasional sejak rezim Tiongkok mengeluarkan permintaan pada bulan April untuk menghapus semua penyebutan tentang Taiwan dari situs web dan materi-materi promosi mereka.

Lebih dari 20 maskapai penerbangan sejak saat itu telah menyetujui permintaan Beijing dan menghapus pennyebutan apapun tentang Taiwan sebagai negara dari opsi menu situs-situs web mereka. Taiwan disebut sebagai “Chinese Taipei” atau “Taiwan, Tiongkok.”

Pemerintah Inggris menentukan sikapnya atas kejelasan masalah tersebut pada 10 Juli melalui pernyataan dari menteri luar negerinya untuk kawasan Asia-Pasifik.

Meskipun Taiwan adalah negara yang memiliki pemerintahan dengan pemerintah yang dipilih secara demokratis, mata uang, dan militer sendiri, Beijing telah mengklaim sebagai provinsi Tiongkok yang memberontak yang suatu hari akan disatukan dengan daratan, menggunakan kekuatan militer jika diperlukan. Baru-baru ini, rezim komunis telah meningkatkan tekanan pada pemerintah-pemerintah asing untuk mengadopsi “satu kebijakan Tiongkok” dan hanya mengakui Beijing.

Tiongkok juga menuntut penyebutan untuk Hong Kong dan Makau, bekas koloni Eropa yang kini menjadi bagian dari Tiongkok tetapi dijalankan secara otonom, juga diubah.

Pemerintah AS telah menyebut permintaan Tiongkok sebagai “omong kosong Orwellian” dan “bagian dari kecenderungan yang sedang tumbuh oleh Partai Komunis Tiongkok untuk memaksakan pandangan politiknya pada para warga negara Amerika dan perusahaan-perusahaan swasta.”

Setelah Amerika Serikat membuat posisinya jelas, maskapai Amerika American Airlines, Delta Air Lines, dan United Airlines tidak membuat perubahan apapun tentang penyebutan untuk Taiwan di situs web mereka.

Pada bulan Mei, British Airways telah membuat perubahan tentang penyebutan untuk Taiwan, menurut Kantor Berita Pusat Taiwan, ketika pulau tersebut menjadi “Taiwan-Tiongkok” di situs webnya.

Dua anggota Parlemen Inggris, Andrea Jenkyns dan Bob Blackman, memposting pertanyaan-pertanyaan untuk Mark Field, menteri negara Inggris untuk Asia dan Pasifik di Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran (Foreign and Commonwealth Office).

“Apa maksud tujuannya … mendukung kebijakan-kebijakannya untuk Tiongkok (a) menekan British Airways dan maskapai lain untuk menggunakan sistem pemberian namanya (nomenklatur) untuk Taiwan di situs-situs web mereka dan (b) mencampuri dengan cara-cara lain dalam operasi bisnis internasional yang bebas,” dua anggota parlemen bertanya melalui situs web Parlemen Inggris.

Sebagai tanggapan, Field menulis bahwa “kebijakan jangka panjang” pemerintah Inggris adalah merujuk tentang Taiwan hanya sebagai “Taiwan.” Selanjutnya, ketika Taiwan dimasukkan di antara daftar tempat, akan disebut dengan judul inklusif, seperti “negara/teritori” atau “lokasi-lokasi dunia.”

“Organisasi-organisasi dan perusahaan-perusahaan swasta harus dapat memutuskan terminologi yang mereka gunakan untuk daftar tempat-tempat tujuan,” tulis Field. Dia menambahkan, “Perusahaan-perusahaan Inggris seharusnya tidak ditempatkan di bawah tekanan politik untuk membuat perubahan-perubahan.”

Field juga mengatakan pejabat-pejabat Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran (serupa dengan departemen luar negeri) telah menyampaikan keprihatinan mereka pada pihak-pihak berwenang Tiongkok.

Menanggapi komentar Field, Li Xian-zhang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, berterima kasih kepada pemerintah Inggris karena sikapnya yang bersahabat terhadap Taiwan, menurut Kantor Berita Pusat Taiwan.

Li menambahkan bahwa sementara Taiwan tidak akan pernah menerima perilaku “menguasai dan tidak beralasan” dari rezim Tiongkok untuk menekan maskapai-maskapai penerbangan, ia akan terus secara proaktif menjangkau negara-negara lain yang berbagi nilai-nilai Taiwan dan “membela demokrasi, kebebasan, dan nilai-nilai universal bersama.”

Para nasionalis, atau anggota Kuomintang, mundur ke Taiwan pada tahun 1949 setelah mengalami kekalahan di tangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) selama Perang Sipil Tiongkok. Sejak itu, Tiongkok tetap berada di bawah kekuasaan otoriter, sementara Taiwan beralih ke demokrasi multipartai, dimana negara pulau tersebut mengadakan pemilihan presiden pertamanya pada tahun 1996.

Rejim Tiongkok telah bekerja untuk mengurangi kedudukan negara pulau itu di kancah internasional, seperti dengan menekan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melarang Taiwan mengirim perwakilan ke pertemuan tahunannya, World Health Assembly (WHA).

Juni Teufel Dreyer, profesor ilmu politik di University of Miami, dalam sebuah artikel baru-baru ini diterbitkan di majalah The National Interest, menunjukkan bahwa Departemen Pekerjaan Front Persatuan Partai Komunis Tiongkok telah membuat upaya-upaya pencapaian persetujuan dengan subversi (tindakan terencana untuk menjatuhkan kekuasaan) di dalam Taiwan, seperti mendanai Partai Komunis Taiwan dan Partai Baru, yang mendukung persatuan dengan Tiongkok.

Departemen Pekerjaan Front Persatuan (United Front Work Department) bertugas menyebarkan propaganda PKT di luar negeri dengan merekrut mata-mata dan menyusup ke komunitas-komunitas Tionghoa di luar negeri.

Partai Komunis Taiwan secara resmi dibubarkan pada bulan Juni, menyusul diberlakukannya undang-undang baru di Taiwan yang membatasi partai-partai politik yang gagal memiliki anggota yang terpilih untuk jabatan publik. (ran)

ErabaruNews

Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir di Jepang Mendekati 200 Orang

Epochtimes.id- Suhu panas dan kekurangan air menimbulkan kekhawatiran terjadinya wabah penyakit pasca Jepang barat dilanda banjir. Korban tewas dari bencana cuaca terburuk selama 36 tahun terakhir mendekati 200 jiwa.

Lebih dari 200.000 rumah tangga tidak memiliki pasokan air selama seminggu setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan membuat tanah longsor di Jepang barat. Banjir menyebabkan korban jiwa dan kehancuran rumah-rumah yang telah dibangun selama puluhan tahun.

Jumlah korban tewas meningkat menjadi 195, dengan belasan orang lainnya masih hilang seperti dilaporkan otoritas Jepang pada Kamis (12/07/2018).

Tayangan televisi menunjukkan seorang wanita tua mencoba tidur berlutut dengan tubuh bagian atasnya di kursi kursi lipat, lengan diletakkan atas matanya untuk menghindari cahaya.

Sejumlah warga di pusat-pusat evakuasi, banyak yang selamat mencoba mendinginkan diri mereka sendiri dengan kipas kertas.

Pasokan air yang terbatas berarti menunjukkan banyak orang-orang tidak mendapatkan cukup cairan dan terancam bahaya menderita heatstroke. Orang-orang juga enggan menggunakan air yang mereka miliki untuk mencuci tangan mereka, menimbulkan kekhawatiran epidemi.

“Tanpa air, kita tidak bisa benar-benar membersihkan apa pun. Kami tidak bisa mencuci apa pun, ”kata seorang pria kepada televisi NHK.

Pemerintah telah mengirim truk air ke daerah bencana, tetapi persediaan masih terbatas.

Lebih dari 70.000 aparat militer, polisi, dan petugas pemadam kebakaran bekerja keras melalui puing-puing dalam pencarian bagi warga yang hilang.

Beberapa tim menyekop lumpur ke dalam karung dan menumpuk karung-karung ke dalam truk. Lainnya menggunakan penggali dan gergaji melalui tanah longsor dan bangunan yang rusak.

Banyak wilayah yang terkubur dalam lumpur berbau seperti limbah dan mulai mengeras, membuat pencarian menjadi lebih sulit.

Bencana yang disebabkan oleh hujan lebat telah menjadi lebih sering di Jepang, mungkin dikarenakan pemanasan global. Puluhan orang tewas setelah hujan yang sama menyebabkan banjir yang sama tahun lalu.

“Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal bahwa bencana semacam ini karena hujan deras, belum pernah terjadi sebelumnya menjadi lebih sering dalam beberapa tahun terakhir,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga pada konferensi pers di Tokyo.

“Melestarikan kehidupan dan eksistensi ketentraman warga negara kami adalah tugas terbesar pemerintah. Kami menyadari bahwa ada kebutuhan untuk melihat langkah-langkah yang dapat kami ambil untuk mengurangi kerusakan dari bencana seperti ini bahkan sedikit,” tambahnya. (asr)

Oleh Kiyoshi Takenaka dan Issei Kato-Reuters via The Epochtimes

Uni Eropa dan Jepang Dukung Perhitungan Akhir Dagang AS dengan Tiongkok di WTO

oleh Xu Jian

Ketika perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok semakin berkembang, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menggelar pertemu di Jenewa pada Rabu (11/07/2018) untuk meninjau kebijakan perdagangan Tiongkok dan menilai apakah dan bagaimana Tiongkok mempertahankan aturan perdagangan multilateral.

Pada hari Rabu, Presiden Trump menerima pernyataan dukungan dari negara sekutu Barat atas kebijakan perdagangan yang ia terapkan kepada Tiongkok. Dalam pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia di Jenewa, perwakilan Amerika Serikat mengusulkan untuk melakukan perhitungan terhadap praktik perdagangan tidak adil Tiongkok.

Usulan tersebut langsung didukung oleh Uni Eropa dan Jepang. Tiongkok sekarang berada di bawah tekanan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Amerika Serikat: “Melakukan perhitungan akhir dengan PKT tidak dapat ditunda lagi”

Organisasi Perdagangan Dunia sedang melakukan peninjauan rutin setiap dua tahunan terhadap kebijakan perdagangan Tiongkok, Ini adalah peninjauan yang ketujuh kalinya sejak Tiongkok bergabung dengan WTO.

Dennis Shea, Wakil Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat dan Kepala Misi Jenewa menuduh Tiongkok gagal menerapkan prinsip perdagangan bebas dan menyebabkan “kerugian serius” bagi mitra dagang dunia.

“Mengingat perdagangan internasional sangat terpengaruh oleh kebijakan perdagangan Tiongkok dan itu terus berkembang, serta metode pendekatan perdagangan dan investasi  merkantilis yang dipimpin oleh negara dan PKT telah merugikan para mitra dagang, sehingga dipandang perlu untuk segera membersihkan perilaku tersebut,” kata Dennis.

Dennis Shea mengkritik pemerintah Tiongkok yang memanipulasi ekonomi Tiongkok dan menciptakan hambatan bagi pelaku bisnis di Tiongkok atau perusahaan asing yang bersaing. Beijing menggunakan berbagai cara untuk mendistorsi lingkungan yang kompetitif.

Dennis juga menunjukkan bahwa WTO memiliki keterbatasan, sistem penyelesaian sengketa WTO hanya berfokus pada kebijakan tertentu, dan tidak bisa berbuat banyak jika kebijakan dipimpin pemerintah. Jadi di bawah struktur WTO, butuh waktu lama untuk mengatasi masalah tersebut. “WTO hingga kini belum memberikan solusi untuk mengatasi situasi ini” kata Dennis Shea.

Uni Eropa, Jepang, Australia dan lainnya mengkritik PKT

Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa ketika perwakilan AS menuduh PKT mencuri  kekayaan intelektual dan melakukan perdagangan yang tidak adil, UE, Jepang dan negara lainnya menyatakan dukungan.

Dennis Shea mengatakan : “Tiongkok memandfaatkan keanggotaan WTO untuk menjadi salah satu pedagang terbesar di dunia”, “Ini merugikan kepentingan AS dan anggota WTO lainnya”

Duta Besar Uni Eropa untuk WTO, Marc Vanheukelen mengatakan : “Bisnis Uni Eropa terus menghadapi berbagai tindakan tidak adil dari Tiongkok, termasuk menghadapi perampasan hak kekayaan intelektual”

Ia juga menambahkan bahwa masalah hak kekayaan intelektual ini perlu ditekankan, “Karena dengan meningkatnya perhatian Beijing terhadap inovasi dan produksi teknologi tinggi, maka kaitan masalahnya semakin erat”

“Uni Eropa khawatir kalau langkah-langkah ini luas cakupannya, yang mungkin memiliki dampak diskriminatif terhadap perusahaan asing di Tiongkok” kata Marc Vanheukelen.

Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa juga menyatakan bahwa peraturan keamanan cyber Tiongkok mengandung unsur diskriminasi terhadap perusahaan asing.

“Transmisi data lintas batas merupakan kondisi penting untuk melakukan bisnis global. Jepang sangat khawatir tentang tanggung jawab pelokalan data dan penilaian keamanan di bawah peraturan keamanan cyber dari pemerintah Tiongkok, karena dapat menyebabkan hambatan pada aliran data yang bebas,” kata pihak Jepang.

Perwakilan Australia menyatakan bahwa pelanggaran hak kekayaan intelektual, terutama menyangkut produk palsu di Tiongkok sampai sekarang masih terus terjadi. (Sin/asr)

Importir Berpeluang Membeli Kedelai AS dengan Harga Rendah Akibat Tiongkok Menolak

oleh Qing Yufei

Epochtimes.id- Tiongkok menaikkan tarif impor terhadap kedelai AS sebagai pembalasan, menekan harganya yang memberikan peluang kepada importir negara lain untuk membelinya dengan harga lebih murah.

Reuters melaporkan bahwa pembeli kedelai Tiongkok sejauh ini hanya menyita 17% dari total pembelian kedelai AS di musim gugur, dibandingkan dengan rata-rata 60% selama dekade terakhir.

Pembeli Tiongkok beralih ke kedelai Brasil, yang sekarang harganya adalah USD. 1,50 per bushel, sementara harga kedelai berjangka AS telah jatuh dalam enam minggu terakhir.

Menurut data Departemen Pertanian AS, kesenjangan harga ini memicu importir dari negara-negara seperti Meksiko, Pakistan, dan Thailand untuk berebut membeli.

Meskipun pembeli Tiongkok memilih mundur, tetapi hingga bulan Juni, jumlah importir asing yang membeli kedelai AS melonjak 27% dibandingkan tahun lalu pembelian mencapai 8 juta metrik ton.

Perubahan dalam pola pembelian kedelai terjadi sejak perang dagang antara AS dengan Tiongkok. Pekan lalu, pemerintah Tiongkok memberlakukan tarif baru yang naik terhadap komoditas AS senilai USD. 34 miliar, komiditasnya termasuk kedelai, kapas, mobil dan lainnya sebagai pembalasan atas kenaikan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat.

Menurut asosiasi eksportir Anec, eksportir kedelai nomor satu dunia Brazil juga sedang mempersiapkan untuk membeli kedelai dari AS untuk memasok perusahaan pengolah kedelai dalam negeri karena Brasil mengekspor kedelainya ke Tiongkok dengan harga murah. Brasil diperkirakan dapat mengimpor 1 juta ton kedelai dari Amerika Serikat.

Perusahaan pengolah kedelai Brazil mengolah kacang kedelai menjadi minyak nabati dan pakan ternak, biasanya tanpa perlu membeli kedelai AS. Tapi dengan segera, mereka mungkin menemukan bahwa harga kedelai impor dari Amerika Serikat Tengah Barat masih jauh lebih murah daripada membeli kedelai lokal.

“Tampaknya ini tidak masuk akal, tetapi jika harga kedelai berjangka Chicago mendekati level USD. 8,- maka (membeli kedelai dari AS) adalah mungkin,” kata Alessandro Reis, kepala bidang logistik perusahaan CJ Selecta, sebuah perusahaan pengolahan dan perdagangan kedelai Brasil.

Jim Sutter, kepala eksekutif Asosiasi Ekspor Kedelai AS mengatakan bahwa perwakilan dari asosiasi telah bertemu pembeli Asia dan Eropa untuk mendorong mereka membeli kedelai AS.

Sejak awal musim semi tahun ini, Asosiasi Ekspor telah melakukan upaya untuk meningkatkan permintaan kedelai AS di negara-negara seperti Indonesia. Di masa lalu, negara-negara ini biasanya membeli kedelai dari Brasil.

Tiongkok dulu membeli dua pertiga dari ekspor kedelai global dan membeli setengah dari ekspor kedelai AS.

Asosiasi Ekspor Kedelai AS mengundang lebih banyak pembeli dari Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara untuk berpartisipasi dalam konferensi impor dan ekspor tahunan bulan depan.

Harga kedelai Brazil yang melonjak telah mendorong importir Eropa untuk membeli lebih banyak kedelai AS.

Seorang pedagang kedelai Jerman mengatakan bahwa kedelai AS yang dikirim ke Eropa Utara pada bulan Juli dihargai sekitar 372-378 dolar AS per ton, jauh lebih rendah dari harga kedelai Brasil yang 405 dolar AS per ton.

“Cukup besar permintaan kedelai AS secara global. Saya pikir tren ini masih akan berlanjut pada sisa waktu tahun 2018 ini,” katanya. (Sin/asr)

Pemimpin Pasifik Sepakati Skema Kabel Internet Australia, Halangi Tiongkok Masuk

0

SYDNEY — negara-negara Pasifik Papua Nugini dan Kepulauan Solomon telah menandatangani kontrak proyek kabel internet bawah laut bersama, yang didanai sebagian besar oleh Australia, yang mencegah rencana-rencana raksasa telkom Tiongkok Huawei memasang jaringan-jaringannya sendiri.

Pakta yang ditandatangani pada 11 Juli tersebut terjadi ketika Tiongkok mendorong pengaruhnya di wilayah yang dilihat Australia sebagai halaman belakangnya, di tengah hubungan yang memburuk setelah Perdana Menteri Malcolm Turnbull menuduh Beijing ikut campur dalam urusan-urusan negara tersebut tahun lalu.

Australia akan membayar dua pertiga dari biaya proyek, sebesar AU$136,6 juta (US$100 juta), berdasarkan kesepakatan, telah ditandatangani selama kunjungan ke Brisbane oleh Perdana Menteri Solomon Rick Houenipwela dan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill.

“Kami menghabiskan miliaran dolar per tahun untuk bantuan luar negeri dan ini adalah cara yang sangat praktis untuk berinvestasi dalam pertumbuhan ekonomi masa depan dengan para tetangga kami di Pasifik,” kata Turnbull kepada wartawan tentang kesepakatan tersebut.

Proyek, di mana perusahaan telekomunikasi Australia, Vocus Group akan membangun kabel, akan menghubungkan kedua negara tersebut ke daratan Australia, selain menghubungkan ibu kota Solomon Honiara dengan pulau-pulau terluar kepulauan itu.

Selama bertahun-tahun, badan-badan intelijen Barat mengkhawatirkan hubungan Huawei dengan rezim Tiongkok dan kemungkinan bahwa peralatannya dapat digunakan untuk spionase.

Huawei sebagian besar telah ditutup dari pasar raksasa AS atas masalah keamanan nasional. Bisnisnya melayani operator-operator telekomunikasi kecil di pedesaan sekarang beresiko setelah anggota parlemen AS mengangkat masalah tersebut selama sidang Kongres pada bulan Juni.

Australia, memiliki cara yang tenang dan percaya diri untuk melarang Huawei dari jaringan seluler 5G domestiknya atas saran layanan intelijennya, juga telah membatalkan tawaran Huawei untuk pemasangan kabel ke Kepulauan Solomon atas risiko keamanan nasional.

Layanan 5G negara tersebut akan membutuhkan jaringan menara padat yang kemudian akan disewakan ke para penyedia seluler lokal seperti perusahaan telekomunikasi Telstra.

Badan-badan intelijen Australia khawatir jika operator seluler bergantung pada peralatan Huawei, perusahaan Tiongkok dapat mengembangkan cara mengumpulkan data atau bahkan merusak stabilitas jaringan. Undang-undang Tiongkok mengharuskan organisasi-organisasi dan para warga negara untuk mendukung, membantu, dan bekerja sama dengan intelijen Beijing jika diminta. (ran)

ErabaruNews

Fragmen Pikiran Tentang Grand Canyon Barat

Wan Lin

Pada akhir bulan Maret sekembali dari Grand Canyon Barat, hati terasa terus bergolak dalam waktu lama. Orang-orang yang pernah mengunjungi Grand Canyon akan tergetar oleh kemegahan pemandangan Eagle Rock dan Bat Rock serta arung jeram yang mendebarkan di sungai Colorado, melayang-layang dengan bebas lepas menumpang heikopter, takjub akan karya Illahi alam semesta, merenungi riwayatnya yang bermiliaran tahun.

Sejak lama orang Indian telah tinggal di wilayah Grand Canyon Amerika Serikat, sampai sekarang yang masih tinggal di daerah ini ada 6 rumpun orang Indian, mereka adalah rumpun Hualapai, Havasupai, Navajo, Paiute, Hopi dan Zuni. Grand Canyon Colorado merupakan tanah suci orang Indian yang menempati disekitarnya. Mereka hidup di tanah yang dicadangkan untuk mereka, mempertahankan tradisi dan budaya mereka, terlebih melindungi kepercayaan mereka terhadap sang Pencipta.

Penjaga dan pelindung Grand Canyon Barat –orang Hualapai

Yang selalu menjaga dan melindungi Grand Canyon Barat adalah orang Hualapai.

Hualapai adalah sebuah suku Indian yang diakui oleh Pemerintah Federal Amerika Serikat, populasi yang terdaftar sejumlah 2300 personel dan yang tinggal di tanah yang dicadangkan ini sejumlah 1353 personel.

Kata “Hualapai” dalam Bahasa mereka sendiri artinya “pohon pinus yang tinggi”.

Arkeolog percaya bahwa orang Hualapai telah berkembang biak selama berabad-abad di Grand Canyon Barat. Namun dari sejarah kepercayaan mereka, sejarah hidup mereka di Grand Canyon Barat telah jauh melebihi sekedar ratusan tahun.

Dongeng penciptaan orang Hualapai

Orang Hualapai adalah suku yang percaya kepada Tuhan, legenda Tuhan menciptakan manusia telah diwariskan dari generasi ke generasi yang berlanjut hingga kini.

Masyarakat Hualapai percaya bahwa Tuhan menggunakan alang-alang, lumpur dan tanah liat di sungai Colorado untuk mencipta orang Indian. Ini mirip dengan legenda bangsa lain dalam hal Tuhan menciptakan manusia.

Bagi yang pernah berkunjung ke Grand Canyon Barat hatinya akan tergetar oleh kemegahan dan takjub akan karya Ilahi serta terpana akan riwayatnya yang konon berusia miliaran tahun. (INTERNET)

Masyarakat modern kebanyakan percaya bahwa manusia adalah hasil evolusi dari primata, teori evolusi tersebut sebenarnya penuh celah, celah terbesar adalah tidak ditemukannya bukti apapun dalam proses disaat primata menjadi manusia.

Namun teori evolusi yang kontroversial itu justru telah menguasai pemikiran manusia. Acap kali dalam berbicara tentang asal usul manusia, orang-orang yang percaya kepada Tuhan akan mengatakan, Anda ingin percaya bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan sehingga memiliki kehidupan rohani; ataukah bersedia percaya bahwa manusia adalah hasil perubahan dari primata yang sejenis dengan binatang, sedemikian merendahkan diri sendirikah?

Bukankah masyarakat modern selalu menekankan hak asasi manusia dan menekankan martabat manusia, namun bagaimana jadinya bahwa dalam hal asal usul manusia yang paling mendasar, manusia justru telah melecehkan dirinya sendiri?

Grand Canyon dalam mata orang Hualapai

Perihal terjadinya Grand Canyon menurut salah satu legenda orang Hualapai yang lebih umum adalah bahwa satu-satunya pahlawan bernama Packithaawi yang selamat setelah banjir besar telah menggunakan parang dan tongkat raksasa untuk menggali Grand Canyon sehingga air banjir yang menggenangi mengalir ke laut lepas melalui lembah Grand Canyon.

Ilmu pengetahuan empiris modern beranggapan bahwa Grand Canyon terbentuk setelah sungai Colorado mengikis dataran tinggi Colorado selama jutaan tahun.

Merupakan evolusi geologis selama 2 miliar tahun. Namun argumentasi ini adalah semacam hipotesis skeptis.

Ada orang yang menyatakan bahwa ketinggian pintu masuk sungai Colorado ke Grand Canyon dengan puncak Grand Canyon selisih ketinggiannya 1.219 meter, bagaimana mungkin air sungai mengalir melompat naik ke tempat yang lebih tinggi, kalaupun memang demikian, ini merupakan suatu mukjizat tersendiri! Jika memang terbentuk oleh erosi air sungai mengapa tidak terdapat jejak erosi di antara sedimen batuan, dan lain-lain?

Menurut yang dikatakan oleh seorang teman yang beriman, seorang suci memberitahukan bahwa bumi kali ini mempunyai sejarah 100 juta tahun.

Mungkin orang akan bertanya, mengapa para arkeolog menyatakan bahwa Grand Canyon memiliki sejarah 2 miliar tahun? Orang suci tersebut menyatakan bahwa ketika Tuhan menciptakan bumi ini telah menyatukan semua materi yang mengapung dalam alam semesta ke dalam bumi. Beberapa material yang sangat besar telah mempunyai sejarah puluhan atau bahkan ratusan miliar tahun. Tentu saja hal mana belum pernah dipikirkan ataupun tidak akan pernah berani dipikirkan oleh ilmu pengetahuan empiris.

Justru karena orang Hualapai percaya bahwa Grand Canyon adalah sebuah mukjizat, selama ribuan tahun mereka terus menjaga tempat yang dikeramatkan dalam hati mereka itu.

Legenda Eagle Rock

Adegan menaiki jalan setapak mengawang tidak akan terlupakan sepanjang hidup, meskipun saya tidak menjadi ketakutan karena dapat melihat bagian dasar jurang yang dalam sekali melalui jembatan kaca, saya berjalan dengan langkah lebar di atas jembatan, namun dinding ngarai terlihat dalam jangkauan, hal mana membuatku merasakan bahwa ruang waktu yang singkat dan kapasitas spiritual ini tidak mampu mengakomodasi perjalanan waktu yang sudah miliaran tahun lamanya. Batu raksasa yang menyerupai sayap burung elang dicelah dinding tampaknya memberitahukan tentang pesan-pesan Illahi.

Menurut legenda orang Hualapai, pada zaman dahulu orang-orang Indian semua tinggal di dasar lembah, dan tidak mengetahui akan datangnya banjir besar.

Sang Pencipta mengutus seekor burung Condor Dewata (sejenis burung elang besar) untuk mengabarkan tentang kedatangan banjir.

Condor Dewata tersebut tidak hanya memberi peringatan bahkan hinggap di atas tebing, menyaksikan orang-orang keluar meninggalkan bahaya banjir di dasar lembah, kemudian mengubah dirinya menjadi batu yang berbentuk seperti burung elang.

Bangsa yang dilindungi oleh Tuhan

Orang Hualapai percaya bahwa segala sesuatu di dunia memiliki sisi rohani, mereka semua diciptakan oleh Tuhan, dan diciptakan untuk manusia, serta bermanfaat bagi manusia, maka manusia hendaknya memperlakukan segala sesuatu dengan baik.

Merenungkan tentang masyarakat modern yang terdidik dengan teori evolusi, atheisme dan ilmu pengetahuan empiris, betapa sepak terjang mereka tidak lagi memiliki respek kepada Tuhan dan alam semesta serta mengeksploitasi alam secara tanpa batas sekedar untuk kenyamanan hidup. Tidak lagi terkendali secara moral, tanpa berpikir panjang meningkatkan napsu keinginan manusia, sehingga dunia menjadi sedemikian kacau dan penuh bencana.

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, orang-orang Hualapai selalu hidup bercocok tanam, berburu, mencari dan mengumpulkan bahan keperluan mereka, tanah disekitar Grand Canyon yang luas memungkinkan gaya hidup semi-nomaden. Cara hidup semacam ini terintegrasi dengan alam dan tidak menimbulkan kerusakan pada alam.

Begitu pula dengan orang Tionghoa yang selama ribuan tahun telah hidup terutama dari pertanian, menjunjung cara hidup berintegrasi dengan alam dan hidup selaras dengan alam sebelum Partai Komunis berkuasa.

Bukankah cara hidup orang Hualapai dan orang Tionghoa tradisional lebih sesuai dengan kemanusiaan dan lebih dekat dengan Tuhan? Itulah sebabnya mengapa orang Tionghoa di zaman kuno merindukan untuk hidup menyepi di alam sunyi. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penghancuran lingkungan alam juga merupakan awal keterasingan umat manusia. Kehidupan yang sederhana, hati yang bersih dan sedikit keinginan kemungkinan merupakan alam kehidupan yang lebih tinggi.

Orang-orang Hualapai tradisional setiap hari bangun pagi sebelum matahari terbit dan mulai berdoa kepada Sang Pencipta dan semua makhluk, seorang pemandu memberitahukan para wisatawan: ”Di dalam doa, kami memohon pengampunan, memohon langit menurunkan hujan untuk mengairi semua makhluk. Juga memberitahu segala makhluk bahwa kami datang kemari dengan hati yang penuh takwa.”

Kata-kata dalam doa ini, memberitahukan cara hidup yang baik setiap harinya, bagaimana menjadi orang yang baik, berbagi makanan dan berbaik hati kepada orang lain. “Bagi kami, yang penting adalah menjadi orang baik, menempuh jalan yang benar, berpikir dengan bijaksana dan baik hati. Pada saat yang sama bersikap baik terhadap bumi, maka bumi akan membalas kebaikanmu.”

Suatu bangsa yang penuh dengan iman yang benar kepada Tuhan pasti diberkati oleh Tuhan.

Tidaklah sulit untuk dipahami mengapa orang Hualapai yang berjumlah hanya beberapa ribu orang telah dapat melewati peperangan, penyakit, penggusuran dengan selamat selama beberapa ratus tahun, dan bersyukur sampai sekarang mereka masih eksis. (PUR/WHS/asr)

Lembaga Think Tank Liberal di Tiongkok Bagai Duri Dalam Daging

0

Staf di sebuah lembaga think tank Tiongkok baru-baru ini dihalangi masuk kantor mereka dalam upaya yang jelas untuk membungkam mereka.

Unirule Institute of Economics langka di antara lembaga think tank di Tiongkok: Ia adalah independen dari Beijing dan telah kritis terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah pusat. Mayoritas lembaga think tank dijalankan oleh negara atau berafiliasi dengan otoritas lokal.

Bulan lalu, Unirule menerbitkan laporan tentang perusahaan milik negara. Kesimpulannya adalah bahwa meskipun mendapat dukungan keuangan dari pemerintah pusat, banyak yang terus beroperasi pada kerugian, menurut Voice of America.

Didirikan pada tahun 1993 oleh ekonom liberal Mao Yushi, Unirule telah mengetahui dirinya di garis bidik dari pemerintah Tiongkok sebelumnya.

Pada tahun 2005, seorang anggota staf menerbitkan sebuah artikel yang mendukung privatisasi lebih lanjut dari perusahaan milik negara. Lembaga think tank tersebut kemudian kehilangan izin operasi yang telah disetujui pemerintah.

Pada Januari 2017, kantor sensor internet Beijing menutup situs web Unirule dengan alasan tidak pernah mendapatkan lisensi. Akun-akun media sosial para anggota staf utama di WeChat dan Weibo juga telah dihapus.

Pada bulan Mei, institut tersebut dilarang mengadakan seminar selama acara forum di Beijing tentang proyek investasi luar negeri One Belt,One Road dari Tiongkok menurut laporan oleh South China Morning Post (SCMP). Para anggota staf tiba di kantor mereka dan menemukan bahwa pintu depan terkunci dan tombol lift ke lantai mereka dinonaktifkan.

Pada bulan Oktober, Unirule akhirnya dipaksa untuk mengosongkan kantornya, yang menempatkan mereka di alamat mereka saat ini di lingkungan perumahan di Beijing.

Namun pada 10 Juli, pemilik properti kantor mereka saat ini mengelas dua gerbang keamanan di pintu masuk kantor Unirule, menjebak mereka yang bekerja di dalam, menurut direktur Unirule, Sheng Hong, yang menceritakan peristiwa tersebut di Weibo, sebuah platform yang mirip dengan Twitter, dan situs web think tank. Postingan Weibo-nya segera dihapus oleh sensor internet.

Unirule Institute of Economics lembaga think tank cina tiongkok
Staf unirule terjebak di dalam kantor mereka setelah pemilik properti mengunci gerbang keamanan di depan pintu masuk. (Screenshot via Radio Free Asia)

Staf tersebut terperangkap di dalam selama lebih dari satu jam. Agen-agen yang mewakili pemiliknya hanya membuka pintu setelah staf Unirule menelepon polisi, menurut SCMP.

“Pihak berwenang tidak ingin [untuk mentolerir] suara yang berbeda, tetapi mereka tidak ingin secara kasar menghentikan kami, karena itu akan membuatnya terlihat terlalu mengerikan,” kata Sheng kepada SCMP.

Keesokan harinya, para anggota staf pergi bekerja dan menemukan bahwa gerbang keamanan digembok dan mereka dicegah masuk kantor mereka.

Sengketa properti dimulai pada awal Maret ketika pemilik bangunan memberi pesan Unirule untuk mengosongkan, dengan alasan bahwa ia menggunakan properti perumahan untuk penggunaan komersial, menurut sebuah posting di situs web Unirule.

Namun Unirule mengatakan sewa mereka, yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan berakhir pada tahun 2020, jelas menyatakan bahwa flat tersebut dapat digunakan sebagai kantor. Postingan web mencakup gambar yang diambil dari leasing yang mengonfirmasi rincian tersebut.

Pemilik bangunan mengancam akan menghentikan aliran listrik dan air jika mereka tidak patuh.

Sheng menambahkan bahwa ia berencana untuk mengadukan sengketa properti tersebut ke pengadilan dan telah mengajukan gugatan di pengadilan Beijing.

“Pihak berwenang telah lama melihat Unirule sebagai duri dalam dagingnya,” kata Zhang Lifan, seorang sejarawan independen, dalam wawancara dengan Radio Free Asia. “Setelah menghilangkan ‘Yanhuang Chunqiu,’ target mereka berubah menjadi Unirule.”

“Yanhuang Chunqiu” adalah publikasi bulanan yang sering membahas pokok-pokok bahasan politik yang sensitif, dengan kecenderungan yang lebih reformis. Pada 2013, situs webnya ditutup oleh pihak berwenang setelah menerbitkan editorial yang mendesak rezim Tiongkok untuk lebih melindungi hak-hak konstitusional rakyat.

Pada bulan Juli 2016, majalah tersebut berhenti mencetak setelah staf editorialnya direshuffle (dirombak) setelah Akademi Kesenian Nasional Tiongkok, sebuah lembaga negara, mengambil alih operasi-operasi tersebut. (ran)

ErabaruNews

Pelanggar Hak Asasi Manusia Terkenal di Tiongkok Dihukum 15 Tahun Penjara

0

Seorang mantan tokoh politik yang berkuasa di Tiongkok utara yang menguasai seluruh aparat keamanan provinsi telah dijatuhi hukuman penjara sekitar dua tahun setelah ia ditempatkan dalam penyelidikan.

Zhang Yue, mantan sekretaris partai Komisi Urusan Politik dan Hukum (PLAC) di Provinsi Hebei Tiongkok utara, dijatuhi hukuman 15 tahun dengan denda 5 juta yuan ($749,940) oleh Pengadilan Menengah Kota Changzhou di Provinsi Jiangsu. , menurut situs web Komisi Pusat Inspeksi Disiplin (CCDI), pengawas anti korupsi internal Partai Komunis Tiongkok, pada 12 Juli.

Pengadilan menemukan bahwa dari tahun 2008 hingga 2016, ketika menjabat sebagai kepala kepolisian provinsi Hebei sebelum menjadi kepala PLAC provinsi, Zhang membantu individu-individu yang tidak disebutkan namanya untuk mendapatkan keuntungan dalam pengembangan real estat, proyek konstruksi, dan kasus-kasus hukum. Dia juga membantu orang lain mendapatkan promosi pekerjaan. Sebagai imbalan atas bantuannya, Zhang mengantongi uang suap sebesar 156.9 juta yuan (sekitar $25.5 juta).

Menurut laporan CCDI, Zhang mengakui tuduhan tersebut di pengadilan dan mengatakan dia tidak akan mengajukan banding.

Pada bulan April 2016, CCDI mengumumkan bahwa Zhang ditempatkan dalam penyelidikan karena “pelanggaran serius disiplin Partai.” Pada saat itu, pengawas anti korupsi tidak menyebutkan kesalahannya.

Zhang dikeluarkan dari Partai dan jabatan resminya pada Juli 2016, setelah penyelidikan internal CCDI menemukan bahwa Zhang menyalahgunakan posisinya, menerima suap dan hadiah, berdagang uang untuk seks, dan menghabiskan dana publik untuk pesta mewah.

Pengadilan Tiongkok telah gagal mengidentifikasi kejahatannya yang paling serius: melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Organisasi Dunia nirlaba yang berbasis di AS untuk Menyelidiki Penganiayaan terhadap Falun Gong, World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG), telah mengumpulkan bukti bahwa Zhang bertanggung jawab atas penganiayaan setidaknya 10 praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual kuno dengan latihan meditasi dan ajaran moral yang tinggi. Praktek ini sangat populer pada 1990-an, dengan perkiraan resmi 70 juta hingga 100 juta pengikut pada tahun 1999.

Pemimpin Partai Jiang Zemin, yang meyakini popularitas latihan tersebut akan mengancam kekuasaannya, telah memerintahkan penganiayaan skala nasional pada 20 Juli 1999. Sejak itu, kantor pers resmi untuk Falun Gong, Pusat Informasi Falun Dafa, memperkirakan bahwa jutaan penganut telah menjadi korban pemenjaraan, penyiksaan, pencucian otak, kerja paksa, dan pelanggaran lainnya.

Sebelum memulai masa jabatan politiknya di Hebei pada tahun 2008, Zhang adalah kepala biro “anti pemujaan” negara tersebut, yang juga dikenal sebagai “Kantor 610”, dari November 2003 hingga Desember 2007. Kantor 610 adalah pasukan polisi rahasia yang didirikan di luar hukum oleh Jiang untuk secara khusus melakukan penganiayaan terhadap Falun Gong, sering dengan melacak dan menculik praktisinya untuk ditahan.

Zhang, misalnya, mengerahkan penculikan Li Zhiqin, seorang warga dari Kota Xingtai di Hebei, yang meninggal dalam tahanan polisi pada September 2007, menurut WOIPFG. (ran)a

ErabaruNews

Tiongkok Gunakan Jalur Sutra Digital Sebagai Alat Pantau Negara OBOR

0

EpochTimesId – Bagian utama dari inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (One Belt One Road/OBOR) Tiongkok tidak memiliki hubungan dengan jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik. Tujuan Jalur Sutra Digital (Digital Silk Road) adalah membangun jaringan komunikasi antar negara berkembang.

Banyak pihak khawatir bahwa Partai komunis Tiongkok dapat menggunakan fasilitas ini untuk melakukan pengawasan elektronik. CNBC melaporkan bahwa Tiongkok komunis berharap untuk membangun kabel serat optik, jalur kereta internasional, struktur seluler dan koneksi e-commerce di negara-negara peserta OBOR.

Teknologi ini dirancang untuk melengkapi infrastruktur fisik OBOR sambil memperkenalkan standar teknis umum ke negara-negara yang berpartisipasi. Sebagian besar negara peserta adalah negara berkembang yang tidak memiliki fasilitas Internet dasar.

Pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa Jalur Sutra Digital dapat mempromosikan pertukaran informasi antar negara dan membawa keuntungan bersama. Namun, jika pemerintah asing mengizinkan perusahaan teknologi Tiongkok (yang terkait erat dengan pemerintah Tiongkok) untuk memasang sistem komunikasi data yang rumit, mereka akan memiliki dampak geopolitik.

Para peneliti di Asosiasi Hubungan Luar Negeri Amerika merilis laporan pekan lalu mengatakan bahwa kekhawatiran besar yang timbul sekarang adalah, perusahaan Tiongkok akan memasang ‘mekanisme pintu belakang’.

Ini mungkin dapat meningkatkan tindakan intelijen dan propaganda terhadap negara-negara mitra Tiongkok di proyek OBOR.

China Mobile yang merupakan BUMN Tiongkok saat ini sedang membangun kabel serat optik yang menghubungkan Beijing, Myanmar, Nepal dan Kazakhstan. Pada saat yang sama, perusahaan swasta Huawei sudah menandatangani perjanjian untuk membangun sistem kabel yang menghubungkan Pakistan, Djibouti, dan Kenya pada setahun yang lalu. China Telecom juga mempertimbangkan untuk membangun kabel serat optik di Lingkaran Arktik.

Serat optik mampu memuat data pribadi, pemerintah, dan keuangan dalam jumlah besar, tetapi dikendalikan oleh perusahaan telekomunikasi. Oleh karena itu, dalam masalah penegakan keamanan, di sana terdapat wilayah abu-abu untuk pemantauan.

Menurut American Association of Foreign Relations, kabel serat optik dapat digunakan untuk membantu Tiongkok memperoleh informasi. Misalnya, teknisi dapat membengkokkan atau menjepit serat yang memungkinkan data bocor atau memotong enkripsi.

Laporan itu mengatakan, “Tindakan yang diambil oleh pemerintah Tiongkok di masa lalu, seperti pemasangan pintu belakang dalam teknologi enkripsi, menyiratkan kepada kita bahwa Tiongkok bisa saja mengambil tindakan serupa ketika membantu negara lain memasang kabel serat optik.”

Unit Intelijen ‘Economist’ dalam laporan baru-baru ini mengatakan bahwa proyek Jalur Sutra Digital memang dapat memberikan keuntungan bagi negara berkembang yang jadi peserta. Namun, negara peserta juga khawatir jika Tiongkok dapat menggunakan jaringan ini untuk menekan negara mereka, atau melakukan pengawasan elektronik.

Laporan tersebut juga menyampaikan saran kepada negara-negara di sepanjang jalur OBOR agar meningkatkan standar peraturan untuk proyek, mengurangi risiko keuangan dan ketergantungan politik pada Tiongkok.

Di bawah bendera Jalur Sutra Digital, perusahaan Tiongkok seperti Huawei juga terlibat dalam penggelaran teknologi seluler 5G di seluruh dunia. Tetapi masyarakat khawatir bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok itu dapat menggunakan pengaruh mereka untuk mempromosikan standar yang ditentukan oleh Tiongkok.

“Mengenai masalah 5G, bisnis dan geopolitik Tiongkok sangat terintegrasi,” ungkap Elsa Karnia, Pakar Kebijakan Strategis Australia.

PKT memandang standar teknologi yang muncul untuk teknologi baru sebagai peluang emas yang dapat digunakan oleh perusahaan raksasa Tiongkok. Inti masalahnya adalah masyarakat sangat ragu terhadap pembagian data antara perusahaan Tiongkok dan pemerintah Tiongkok.

Elsa Kania mengatakan, perusahaan Tiongkok mungkin dipaksa secara hukum untuk berpartisipasi dan mendukung kinerja intelijen PKT. Ini yang membuat banyak orang khawatir bahwa proyek OBOR akan meningkatkan kemampuan spionase PKT di masa depan dan juga dapat membantu Tiongkok komunis mencapai tujuan tertentu dengan cara paksa.

Pada tahun 2012, para eksekutif intelijen AS menggolongkan produk Huawei dan ZTE sebagai produk yang berisiko mengancam keamanan nasional. Mereka mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok untuk melakukan spionase, mencuri rahasia dagang, dan melakukan serangan cyber. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Amerika Desak ‘Perhitungan’ Terhadap Pelanggaran Perdagangan Tiongkok di Pertemuan WTO

0

GENEVA — Amerika Serikat berjanji melakukan “perhitungan” atas kebijakan-kebijakan perdagangan Tiongkok yang tidak adil dan mendesak Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk memperbarui aturannya agar dapat menghukum Tiongkok secara tepat, duta besar AS Dennis Shea mengatakan pada pertemuan WTO pada 11 Juli.

Washington telah menaikkan taruhan dalam sengketa perdagangannya dengan Beijing, mengancam 10 persen tarif untuk $200 miliar barang-barang Tiongkok. Sebagai tanggapan, Beijing menuduh Amerika Serikat dalam pernyataan gertakan pada 11 Juli dan mengatakan akan mengadukan ke WTO.

“Mengingat peran Tiongkok yang sangat besar dan berkembang dalam perdagangan internasional, dan kerugian serius yang ditimbulkan oleh Tiongkok, pendekatan merkantilis pada perdagangan dan investasi menjadi dasar gugatan untuk mitra-mitra dagang Tiongkok, perhitungan ini tidak bisa lagi ditunda,” kata Shea pada Tinjauan WTO dua tahunan tentang kebijakan-kebijakan perdagangan Tiongkok.

Tetapi Shea juga mengatakan bahwa WTO mungkin tidak memiliki “alat yang diperlukan untuk memperbaiki situasi ini,” dan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan metode “di luar WTO” untuk mengekang pelanggaran-pelanggaran perdagangan Tiongkok.

Di bawah Presiden Donald Trump, Amerika Serikat telah menuntut agar sistem perselisihan WTO diubah untuk menghentikan Amerika Serikat dari mendapatkan apa yang dia anggap sebagai “kesepakatan tidak adil.” Trump juga telah membuat ancaman terselubung untuk meninggalkan WTO.

Shea menyatakan keprihatinan bahwa peran rezim Tiongkok dalam ekonomi telah meningkat. Perusahaan-perusahaan asing yang melakukan bisnis di Tiongkok atau bersaing dengan pesaing-pesaing Tiongkok menghadapi kendala yang lebih dalam dan lebih luas, katanya, menambahkan bahwa Beijing memberikan “subsidi besar-besaran, mendistorsi menyesatkan pasar” dan “mengubah lapangan permainan menjadi bias … dengan berbagai cara.”

Dia menambahkan bahwa sistem perselisihan WTO terfokus pada kebijakan-kebijakan tertentu dengan cara terbatas, dan tidak dapat menangani situasi yang lebih luas di mana kebijakan-kebijakan yang diarahkan negara menang di atas kekuatan pasar.

“Solusi terbaik adalah agar Tiongkok akhirnya mengambil inisiatif untuk secara penuh dan efektif menganut kebijakan-kebijakan yang berorientasi pasar terbuka,” katanya.

Anggota WTO lainnya seperti Jepang, Kanada, Uni Eropa, dan Swiss menyiarkan kekhawatiran tentang keamanan siber (cybersecurity) Tiongkok, kapasitas berlebih, dan peran negara tersebut di dalam perekonomiannya. (ran)

ErabaruNews