Tiongkok Gunakan Jalur Sutra Digital Sebagai Alat Pantau Negara OBOR

EpochTimesId – Bagian utama dari inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (One Belt One Road/OBOR) Tiongkok tidak memiliki hubungan dengan jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik. Tujuan Jalur Sutra Digital (Digital Silk Road) adalah membangun jaringan komunikasi antar negara berkembang.

Banyak pihak khawatir bahwa Partai komunis Tiongkok dapat menggunakan fasilitas ini untuk melakukan pengawasan elektronik. CNBC melaporkan bahwa Tiongkok komunis berharap untuk membangun kabel serat optik, jalur kereta internasional, struktur seluler dan koneksi e-commerce di negara-negara peserta OBOR.

Teknologi ini dirancang untuk melengkapi infrastruktur fisik OBOR sambil memperkenalkan standar teknis umum ke negara-negara yang berpartisipasi. Sebagian besar negara peserta adalah negara berkembang yang tidak memiliki fasilitas Internet dasar.

Pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa Jalur Sutra Digital dapat mempromosikan pertukaran informasi antar negara dan membawa keuntungan bersama. Namun, jika pemerintah asing mengizinkan perusahaan teknologi Tiongkok (yang terkait erat dengan pemerintah Tiongkok) untuk memasang sistem komunikasi data yang rumit, mereka akan memiliki dampak geopolitik.

Para peneliti di Asosiasi Hubungan Luar Negeri Amerika merilis laporan pekan lalu mengatakan bahwa kekhawatiran besar yang timbul sekarang adalah, perusahaan Tiongkok akan memasang ‘mekanisme pintu belakang’.

Ini mungkin dapat meningkatkan tindakan intelijen dan propaganda terhadap negara-negara mitra Tiongkok di proyek OBOR.

China Mobile yang merupakan BUMN Tiongkok saat ini sedang membangun kabel serat optik yang menghubungkan Beijing, Myanmar, Nepal dan Kazakhstan. Pada saat yang sama, perusahaan swasta Huawei sudah menandatangani perjanjian untuk membangun sistem kabel yang menghubungkan Pakistan, Djibouti, dan Kenya pada setahun yang lalu. China Telecom juga mempertimbangkan untuk membangun kabel serat optik di Lingkaran Arktik.

Serat optik mampu memuat data pribadi, pemerintah, dan keuangan dalam jumlah besar, tetapi dikendalikan oleh perusahaan telekomunikasi. Oleh karena itu, dalam masalah penegakan keamanan, di sana terdapat wilayah abu-abu untuk pemantauan.

Menurut American Association of Foreign Relations, kabel serat optik dapat digunakan untuk membantu Tiongkok memperoleh informasi. Misalnya, teknisi dapat membengkokkan atau menjepit serat yang memungkinkan data bocor atau memotong enkripsi.

Laporan itu mengatakan, “Tindakan yang diambil oleh pemerintah Tiongkok di masa lalu, seperti pemasangan pintu belakang dalam teknologi enkripsi, menyiratkan kepada kita bahwa Tiongkok bisa saja mengambil tindakan serupa ketika membantu negara lain memasang kabel serat optik.”

Unit Intelijen ‘Economist’ dalam laporan baru-baru ini mengatakan bahwa proyek Jalur Sutra Digital memang dapat memberikan keuntungan bagi negara berkembang yang jadi peserta. Namun, negara peserta juga khawatir jika Tiongkok dapat menggunakan jaringan ini untuk menekan negara mereka, atau melakukan pengawasan elektronik.

Laporan tersebut juga menyampaikan saran kepada negara-negara di sepanjang jalur OBOR agar meningkatkan standar peraturan untuk proyek, mengurangi risiko keuangan dan ketergantungan politik pada Tiongkok.

Di bawah bendera Jalur Sutra Digital, perusahaan Tiongkok seperti Huawei juga terlibat dalam penggelaran teknologi seluler 5G di seluruh dunia. Tetapi masyarakat khawatir bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok itu dapat menggunakan pengaruh mereka untuk mempromosikan standar yang ditentukan oleh Tiongkok.

“Mengenai masalah 5G, bisnis dan geopolitik Tiongkok sangat terintegrasi,” ungkap Elsa Karnia, Pakar Kebijakan Strategis Australia.

PKT memandang standar teknologi yang muncul untuk teknologi baru sebagai peluang emas yang dapat digunakan oleh perusahaan raksasa Tiongkok. Inti masalahnya adalah masyarakat sangat ragu terhadap pembagian data antara perusahaan Tiongkok dan pemerintah Tiongkok.

Elsa Kania mengatakan, perusahaan Tiongkok mungkin dipaksa secara hukum untuk berpartisipasi dan mendukung kinerja intelijen PKT. Ini yang membuat banyak orang khawatir bahwa proyek OBOR akan meningkatkan kemampuan spionase PKT di masa depan dan juga dapat membantu Tiongkok komunis mencapai tujuan tertentu dengan cara paksa.

Pada tahun 2012, para eksekutif intelijen AS menggolongkan produk Huawei dan ZTE sebagai produk yang berisiko mengancam keamanan nasional. Mereka mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok untuk melakukan spionase, mencuri rahasia dagang, dan melakukan serangan cyber. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA