Home Blog Page 1980

Trudeau Didesak untuk Mengangkat Kasus Warga Kanada yang Ditahan dan Hak Asasi Manusia dengan Pemimpin Tiongkok Xi di APEC

0

Dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berangkat ke Vietnam bulan depan untuk pertemuan APEC 2017, dan mengingat kemungkinan dia bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping di sela-sela pertemuan puncak tersebut, beberapa di Kanada mengungkapkan harapan bahwa dia akan mengangkat isu tentang hak asasi manusia dan juga seorang wanita Vancouver yang ditahan di Tiongkok.

“Sun Qian adalah warga negara Kanada dan pergi ke Tiongkok dengan paspor Kanada. Tapi dia telah ditahan secara ilegal di Tiongkok selama lebih dari delapan bulan karena kepercayaannya pada Falun Dafa,” kata Xun Li, ketua Asosiasi Falun Dafa Kanada.

“Kami meminta Perdana Menteri Trudeau berbicara dengan pemimpin Tiongkok tersebut dan meminta Tiongkok untuk membebaskan Sun Qian tanpa syarat, menghentikan penganiayaan Falun Dafa, menghentikan pengambilan organ tubuh yang dipaksakan dari pemeluk Falun Dafa yang mengambil organ mereka untuk dijual demi keuntungan, dan terbunuh dalam proses tersebut, dan menghormati hak asasi manusia,” kata Li dalam sebuah wawancara.

Sun Qian adalah wanita pengusaha Kanada kelahiran Tiongkok yang mendirikan perusahaan Biokimia Leadman Beijing dan masuk dalam daftar Hurun Report dari orang-orang terkaya Tiongkok dari tahun 2012 sampai 2016. Menurut kerabatnya, Sun mulai berlatih Falun Gong untuk memperbaiki diri dan disiplin meditasi. pada tahun 2014, yang membantunya pulih dari kondisi kesehatan kronis.

Falun Dafa, juga disebut Falun Gong, adalah meditasi dan latihan spiritual Tionghoa kuno yang telah dianiaya berat oleh rezim komunis di Tiongkok sejak tahun 1999. Penganut ditahan, disiksa, dibunuh, dan dalam banyak kasus bahkan organ mereka dihilangkan saat masih hidup. untuk memasok sistem pengambilan organ gelap, sistem pengambilan organ yang didukung oleh negara, sebuah industri bernilai miliaran dolar yang menguntungkan pejabat yang terlibat.

Sun ditangkap saat berada di kediamannya di Beijing pada bulan Februari dan ditahan di Beijing First Detention Center, sebuah fasilitas yang terkenal dengan perlakuan brutal terhadap tahanan.

Anggota Konservatif Ted Falk mengatakan bahwa menurutnya Trudeau harus mengangkat isu penahanan Sun Qian saat berada di APEC.

“Sebagai orang Kanada, kami sangat percaya pada kebebasan beragama, kebebasan berekspresi, dan saya pikir perdana menteri kami, saat dia pergi ke luar negeri untuk menghadiri pertemuan seperti itu, perlu menghadapi pejabat Tiongkok mengenai situasi seperti di mana warga kami dipenjara,” Falk mengatakan dalam sebuah wawancara.

“[Penganiayaan terhadap Falun Gong adalah] sesuatu yang sama seperti orang Kanada benar-benar menyesalkan, dan kami berpikir bahwa pemerintah Tiongkok perlu membebaskan tahanan Falun Gong segera dan membiarkan mereka kembali ke rumah mereka.”

Anggota parlemen Liberal Robert Falcon Oulette mengatakan bahwa dia yakin Trudeau akan mengangkat isu hak asasi manusia jika dia bertemu dengan pemimpin Tiongkok.

“Perdana menteri terus mengangkat isu hak asasi manusia kemanapun dia pergi,” kata Oulette. “Orang-orang mengharapkan Kanada untuk mengangkat masalah ini … dan jadi saya menduga dia akan mengemukakan masalah ini lagi.”

Melibatkan Beijing                                                                                                                    

Ketika ditanya oleh seorang wartawan Epoch Times pada sebuah konferensi pers di Edmonton pada tanggal 21 Oktober tentang pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok dan pemaksaan pengambilan organ terhadap penganut Falun Gong, Trudeau menjawab bahwa dia selalu mengangkat isu hak asasi manusia.

“Kanada akan selalu menjadi suara yang kuat untuk hak asasi manusia di dunia. Itulah yang diharapkan orang-orang Kanada, itulah yang diharapkan pemerintah, tapi itu juga yang diharapkan masyarakat global,” katanya.

“Kanada akan terus berbicara tentang hak asasi manusia, seperti yang saya alami setiap ada kesempatan saya duduk bersama dengan kepemimpinan Tiongkok.”

Pada saat yang sama, Trudeau menambahkan, dia mencari “penciptaan peluang ekonomi dan hubungan ekonomi yang lebih dekat yang seringkali mengarah pada perbaikan signifikan dalam kehidupan warga di kedua sisi Pasifik.”

Keterlibatan ini, katanya, “akan memungkinkan kita untuk terus menekan peningkatan situasi hak asasi manusia.”

Kanada saat ini dalam pembicaraan eksplorasi dengan Beijing mengenai kesepakatan perdagangan bebas potensial antara kedua negara.

Menghargai Kesepakatan

David Kilgour, mantan anggota parlemen Kanada dan sekretaris negara untuk Asia Pasifik yang pertama kali menyelidiki dan mengkonfirmasi laporan pengambilan organ paksa di Tiongkok, mewaspadai kesepakatan tersebut dan tidak percaya bahwa hal itu dapat menyebabkan meningkatnya hak asasi manusia di negara komunis tersebut. .

“Masalahnya adalah bahwa … pemerintah Tiongkok tidak menghormati kesepakatan perdagangan, mereka tidak menghormati kesepakatan WTO mereka, mereka tidak menghormati, sejauh yang dapat saya lihat, kesepakatan mereka,” Kilgour mengatakan dalam sebuah wawancara .

“Begitu kesepakatan menjadi tidak menguntungkan mereka, mereka mengabaikan saja. Dan menurut pengalaman saya di Australia dan Selandia Baru dan negara-negara lain sangat banyak dalam bidang itu.”

Sebagai contoh, Kilgour mengutip contoh barang ekspor Tiongkok yang dibuat oleh budak untuk dijual di pasar Amerika Utara. Warga negara Amerika Charles Lee, seorang pengikut Falun Dafa yang diculik oleh pemerintah Tiongkok di Tiongkok pada tahun 2003, menghabiskan tiga tahun di sebuah kamp kerja paksa untuk memproduksi barang-barang seperti sandal Homer Simpson, yang ternyata banyak terjual di seluruh Amerika Serikat setelah dia akhirnya bebas dan kembali ke AS

“Anda tidak bisa berbisnis dengan seseorang yang tidak menghormati manusia atau tidak menghormati peraturan hukum,” kata Kilgour. (ran)

Walaupun Terus Kembangkan Senjata Nuklir, Korea Utara Berang Gara-gara Sanksi Kegiatan Olahraga

0

Epochtimes.id- Korea Utara pada Kamis (26/10/2017) menyatakan kegiatan olahraganya diblokir akibat sanksi yang dipimpin AS. Ini setelah beberapa hari Australia menolak visa untuk pemain sepak bola Korea Utara.

Korea Utara yang memiliki senjata nuklir kini dikenai pada sejumlah sanksi PBB atas program senjata ini. Sanksi yang mencakup pembatasan impor peralatan olahraga seperti ski, yacht, sepatu gunung dan bahkan meja biliar.

Namun dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara KCNA, Komite Nasional Olahraga Nasional Korea Utara mengklaim sanksi tersebut mengisolasi Korea Utara dari kompetisi olahraga internasional.

“Karena tekanan Amerika Serikat yang hina dan tanpa henti, pertandingan reguler yang akan dimainkan di Pyongyang menurut kesepakatan dengan beberapa negara telah ditunda lebih dari satu tahun,” kata seorang juru bicara komite.

Juru bicara tersebut mengatakan bahwa Australia “bahkan menolak masuk” ke tim U-19 Korea Utara, mencegah mereka mengambil bagian dalam kualifikasi kejuaraan Konfederasi Sepak Bola Asia pada November.

“Organisasi olahraga internasional harus mempertahankan cita-cita olahraga untuk mempromosikan perdamaian,” tambahnya.

Australia awal bulan ini mengatakan telah melarang atlet Korea Utara memasuki negara tersebut. Apabila mengizinkan mereka masuk akan bertentangan dengan oposisi Canberra yang gigih terhadap program nuklir Pyongyang.

Pernyataan Kamis tersebut muncul saat Korea Selatan menunggu konfirmasi Pyongyang bahwa pihaknya akan ambil bagian dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.

Sepasang pemain skater Korea Utara bulan lalu memenangkan turnamen kualifikasi di Jerman, mengamankan satu dari lima tempat untuk bersaing di Olimpiade Musim Dingin tahun depan.

Korea Utara belum secara resmi berkomentar mengenai keikutsertaannya, anggota Komite Olimpiade Internasional Chang Ung sebelumnya mengisyaratkan bahwa masalah tersebut dapat ditinjau kembali setelah atlet Korea Utara memenuhi syarat.

Sumber : AFP/NewsIndianExpress

Irak Meluncurkan Serangan Final Terhadap ISIS di Dekat Perbatasan Suriah

0

Epochtimes.id- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan pasukan Irak pada Kamis waktu setempat menggelar sebuah serangan untuk merebut kembali wilayah terakhir Irak yang masih berada di tangan ISIS, di daerah perbatasan dengan Suriah.

“Anggota Daesh (ISIS) harus memilih antara kematian dan menyerahkan diri,” katanya dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan serangan di wilayah al-Qaim dan Rawa dilansir dari Reuters.

Angkatan udara Irak menjatuhkan ribuan selebaran di daerah perbatasan yang meminta militan untuk menyerah. Sementara masyarakat didesak untuk menjauh dari posisi mereka.

Kelompok militan tersebut juga menguasai bagian-bagian dari sisi perbatasan Suriah. Namun wilayah yang berada di bawah kendali mereka berkurang saat mereka mundur dalam menghadapi dua kekuatan yang tidak bersahabat – sebuah koalisi yang dipimpin oleh Kurdi dan pasukan pemerintah Suriah dengan tentara asing. Milisi Syi’ah didukung oleh Iran dan Rusia.

Kekhalifahan yang diumumkan oleh ISIS secara efektif runtuh pada Juli, ketika pasukan Irak yang didukung A.S menguasai Mosul, ibukota de facto kelompok di Irak. Ini dilakukan dalam pertempuran yang melelahkan selama sembilan bulan.

Kota militan Suriah yang berada di Raqqa juga akhirnya jatuh ke pasukan pendukung Amerika serikat minggu lalu.

Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, yang mengumumkan kekhalifahan dari Mosul pada pertengahan 2014, merilis rekaman audio pada 28 September yang mengindikasikan bahwa dia masih hidup. Sebelumnya beberapa laporan menyebutkan dia terbunuh. Pimpinanan ini mendesak pengikutnya untuk terus berjuang meski terdesak.

“Beritahu orang-orang di antara anak-anak dan saudara-saudara Anda yang mengambil senjata melawan negara untuk segera menyingkirkannya, dan pergi ke rumah manapun yang berada di atas bendera putih ketika pasukan pembebasan memasuki al-Qaim,” kata selebaran dijatuhkan oleh angkatan udara Irak.

Termasuk unit tentara reguler, pasukan kesukuan Sunni dan yang didukung Iran mengambil bagian dalam serangan terhadap perbatasan Suriah. (asr)

Sumber : The Epochtimes

Amerika Ajak Eropa Tetapkan Hizbullah Sebagai Teroris

0

EpochTimesId – Parlemen Amerika Serikat memutuskan untuk mendukung sanksi baru terhadap Iran dan organisasi teroris Hizbullah yang didukung oleh Lebanon. Dewan Perwakilan Rakyat Amerika itu memutuskan akan menjatuhkan tiga sangsi terkait Hizbullah, Rabu (25/10/2017) waktu setempat.

Rumah perwakilan Amerika itu merancang tigas sangsi utama bagi Hizbullah. Ketiga sanksi itu adalah embargo ekonomi terhadap Iran, menghukum dan menghentikan penjualan senjata kepada pihak yang mendukung Hizbullah, dan mengajak Eropa untuk menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris.

Rumah perwakilan Amerika itu sepakat bahwa Iran dan Hizbullah melanggar Hak Asasi Manusia karena sering menggunakan warga sipil sebagai tameng. Amerika sendiri sudah menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris asing sejak tahun 1997.

Parlemen AS akan segera menyusun undang-undang guna mengesahkan sanksi tersebut. Dalam pengesahan Undang-Undang tersebut juga akan dirinci sanksi-sanksi tambahan bagi Iran.

Awal Oktober 2017 ini, Washington menawarkan hadiah jutaan dolar untuk pejabatnya. Presiden Donald Trump ingin mendapatkan analisa mendalam terkait strateginya untuk menekan pengaruh regional Iran di Timur Tengah.

“Langkah-langkah kritis ini akan memberlakukan sanksi baru untuk memberantas pembiayaan Hizbullah, dan meminta pertanggungjawaban atas tindakan kematian dan penghancurannya,” kata Wakil Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen AS, Ed Royce.

Sanksi baru Amerika untuk Iran dipicu kebijakan baru Presiden Trump terhadap program nuklir Iran. Trump menilai Iran tidak mengikuti kesepakatan dengan sejumlah negara terkait pengembangan nuklir yang tidak mengarah menjadi pembuatan rudal dengan hululedak nuklir.

Trump tidak menyetujui kembali kesepakatan nuklir Iran untuk dikirim kepada kongres. Dia juga mengancam akan membatalkan sepenuhnya kesepakatan nuklir Iran jika tidak ada perbaikan.

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh pemerintahan Obama pada tahun 2015, Iran yakin dapat mengembangkan senjata nuklir pada tahun 2026. Tahun itu kesepakatan pembatasan Program Nuklir Iran akan berakhir.

Trump mengatakan sejarah telah menunjukkan bahwa sebuah masalah akan menjadi lebih berbahaya, jika kebijakan yang diambil hanya bersifat menunda penyelesaian masalah. Dia menunjuk masalah nuklir Korea Utara sebagai contoh nyata.

“Kami akan menghadapi tindakan bermusuhan Iran untuk memastikan Iran tidak pernah memiliki senjata nuklir. Saya tidak pada posisi membiarkan Iran memiliki senjata nuklir untuk kemudian mengendalikan dan mengakuisisinya,” ujar Trump, di Gedung Putih, Jumat (13/10/2017) waktu setempat.

Tiga kebijakan utama baru yang diambil oleh Trump adalah tidak menyetujui kembali kesepakatan dengan Kongres terkait Kesepakatan Program Nuklir Iran. Kedua adalah mencoba menegosiasikan kembali bagian dari kesepakatan yang lama sebelum disetujui kembali. Dan yang ketika adalah, Dia juga ingin Amerika dan dunia memberikan sanksi tambahan kepada Garda Revolusi Iran.

Amerika Serikat turut serta menandatangani perjanjian pembatasan nuklir dengan Iran dengan sejumlah negara. Bagi sistem politik Amerika, perjanjian dengan tajuk Iran Nuclear Agreement Review Act of 2015 (INARA) itu harus disetujui kembali oleh presiden dan mengirim sertifikat nya kepada Kongres Amerika, setiap 90 hari sekali.

Langkah-langkah persetujuan kembali atau sertifikasi ulang biasanya didasari oleh kajian tentang apakah sanksi yang diberikan kepada rezim Iran sebanding dengan upaya negara tersebut untuk membatasi pengembangan senjata nuklirnya.

Trump mengatakan setelah melakukan kajian selama berbulan-bulan bahwa sangsi yang diberikan tidak sanggup membatasi Program Nuklir Iran.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, yang secara resmi disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Iran menghentikan sementara program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi dan pemberian bantuan lebih dari dari US$ 100 miliar.

Namun, setelah 10 tahun, pada 2026, Iran diizinkan untuk memasang ribuan sentrifugal canggih. Menurut para ahli, ini akan membuat Iran mampu mengembangkan senjata nuklir hanya dalam waktu enam bulan.

Dia menagaskan bahwa Iran tetap menjadi salah satu negara terkemuka yang menjadi sponsor terorisme. Ini memberi rezim Suriah senjata dan bantuan militer lainnya, menyediakan dana untuk kelompok teror Hizbullah, dan mendukung pejuang radikal lainnya di seluruh wilayah Timur Tengah.

Trump merujuk pada seringnya teriakan ‘death to America’ dan ‘death to Israel’ yang digunakan oleh rezim tersebut. Dia mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Garda Revolusi Iran atas dukungannya terhadap terorisme. Sanksi tersebut secara khusus akan menargetkan individu dan aset Iran, seperti ahli senjata dan cyberactivity yang mendukung terorisme.

“Kami berdoa untuk masa depan di mana orang muda, Amerika dan Iran … dapat tumbuh dalam dunia yang bebas dari kebencian. Sampai saat itu tiba, kita akan melakukan apa yang harus kita lakukan agar Amerika tetap aman,” tutup Trump. (waa)

Operasi Dengan Robot Boros Bagi Penderita Kanker Dubur

0

EpochTimesId – Operasi bedah medis bagi penderita tumor ginjal dan kanker dubur dinilai tidak efisien oleh para dokter. Demikian disampaikan oleh dokter In-Gab Jeong, peneliti dari Universitas Ulsan College of Medicine, Seoul, Korea Selatan kepada Reuters Health.

“Meningkatnya prosedur operasi dengan menggunakan robot yang mahal sebagai pengganti operasi laparoskopi, itu tidak memastikan keuntungan bagi pasien. Ini adalah masalah yang tidak hanya terjadi pada bidang urologi tetapi juga pada keseluruhan bidang bedah,” ujar dokter Jeong, seperti dikutip VOA dari Reuters, Kamis (26/10/2017).

Bahkan, penggunaan robot untuk operasi tersebut cenderung boros dari segi finansial pasien. “Hal ini dapat menyebabkan peningkatan biaya perawatan medis yang sangat besar yang dapat menjadi beban yang signifikan pada sistem layanan kesehatan,” imbuh sang dokter.

Dalam operasi yang dibantu robot, instrumen yang sama yang digunakan dalam operasi laparoskopi dihubungkan ke perangkat robot yang memungkinkan visualisasi 3 dimensi. Menurutnya, hal itu membuat rentang gerak instrumen yang lebih banyak, dan meningkatnya fungsi ergonomi untuk ahli bedah.

Sayangnya, pemasaran dan persaingan antar rumah sakit telah menyebabkan penggunaan operasi dengan bantuan robot meluas untuk berbagai prosedur. Namun, hal itu hingga kini masih tetap kontroversial karena kenaikan biaya dan kurangnya bukti hasil perbaikan dibandingkan dengan pendekatan metode invasif non-robot.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Journal of American Medical Association, Jeong bersama tim-nya menggunakan basis data Amerika Serikat untuk membandingkan hasil dan biaya operasi. Data operasi dengan bantuan robot dibandingkan dengan operasi laparoskopi. Khususnya, untuk operasi ginjal yang ekstensif.

Sekitar 27 persen dari keseluruhan jumlah operasi pada 2015 di lakukan dengan bantuan robotik, melonjak dari 1.5 persen dari pada 2003. Operasi laparoskopi menurun secara paralel selama periode tersebut.

Setelah memperhitungkan berbagai faktor, operasi pembedahan robotik memiliki tingkat komplikasi utama yang sama dengan operasi laparoskopi. Termasuk komplikasi untuk transfusi darah, dan rawat inap di rumah sakit yang cukup lama.

Biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi dengan bantuan robotika rata-rata mencapai 2.678 dolar AS. Biaya tersebut lebih tinggi daripada operasi laparoskopi, terutama karena waktu operasi yang lebih lama dan biaya listrik yang lebih tinggi.

“Perkembangan dan penggunaan platform robot mungkin bisa membantu dalam perawatan pasien. Namun, penelitian ilmiah mengenai efektivitas biaya dan keamanan terkadang tidak dilakukan dengan cukup baik. Sebab, rumah sakit lebih mementingkan pemasaran, preferensi pasien terhadap teknologi terbaru, dan rekomendasi dari rumah sakit lain atau dokter,” kata Jeong.

Dr David Jayne dari Rumah Sakit Universitas St James di Leeds, Inggris bersama rekan-rekannya dari 29 pusat kesehatan di 10 negara melakukan penelitian lanjutan terkait hal tersebut. Mereka meneliti apakah operasi dengan bantuan robot cenderung tidak perlu mengubah menjadi prosedur operasi terbuka, dibandingkan dengan operasi laparoskopi konvensional.

Penelitian dilakukan kepada 471 pasien yang menderita kanker dubur.

Kelompok yang menjalani operasi dengan bantuan robotik memerlukan waktu rata-rata 37,5 menit lebih lama dibanding kelompok yang menjalani operasi laparoskopi konvensional. Perangkat robot tersebut bahkan tidak mengurangi kebutuhan untuk mengubah beberapa operasi menjadi prosedur operasi terbuka.

Perangkat robot juga tidak mengurangi tingkat komplikasi, baik selama proseduratau dalam 30 hari setelah prosedur.

Mereka menyimpulkan, biaya perawatan kesehatan jauh lebih tinggi dengan operasi yang dibantu robot dibandingkan dengan operasi laparoskopi konvensional. Robot lebih mahal rata-rata 1.132 dolar AS. (waa)

Ilmuwan India Temukan Fosil Dinosaurus Langka Berusia 157 Juta Tahun di Gurun Gujarat

0

Epochtimes.id– Para ilmuwan di India telah membuat temuan terobosan, yaitu fosil ichthyosaurus di Gujarat, India.

Melansir dari Indiatimes, temuan fosil secara lengkap ini adalah pertama kalinya fdari makhluk yang sudah punah ditemukan di negara ini.

Ichthyosaurus (bahasa Yunani untuk “kadal ikan”) adalah reptil laut yang hidup antara 157 sampai 152 juta tahun yang lalu.

Fosil tersebut ditemukan di dalam batuan yang berasal dari Era Mesozoikum, di gurun Kutch, menjadikannya sebagai monster laut Jurassic pertama yang ditemukan di wilayah tersebut.

Apa Pentingnya Penemuan Ini?

Prof Guntupalli VR Prasad, yang memimpin ekspedisi tersebut, mengatakan spesimen berukuran 5,5 m hampir sempurna, dengan hanya sebagian tengkorak dan tulang ekor yang hilang.

“Ini adalah penemuan yang luar biasa bukan hanya karena ini adalah rekaman ichthyosauria Jurassic pertama dari India, namun juga menyoroti evolusi dan keragaman ichthyosaurus di wilayah Indo-Madagaskar dan konektivitas biologis India dengan benua lain di Jurasik,” Prasad mengatakan kepada BBC

Tim yang terdiri dari ilmuwan dari India dan Jerman, menemukan fosil selatan desa Lodai di Gujarat tahun lalu. (asr)

Sumber : Indiatimes

Jamur Keberuntungan: Jamur Raksasa Setinggi Anak Usia 2 Tahun Muncul di Tiongkok

0

Hampir 120.000 orang telah melakukan perjalanan ke sebuah kota kecil di Tiongkok selatan dalam beberapa hari terakhir untuk menyembah jamur yang sangat besar untuk keberuntungan.

Pengunjung yang antusias melemparkan koin dan mencatat jamur liar yang luar biasa, yang tingginya hampir satu meter dan lebar 40cm.

Jamur, yang telah diidentifikasi dapat dimakan oleh para ahli, ditemukan oleh seorang pria berusia 81 tahun saat berburu jamur di Provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya.

Pria tua itu, bermarga Liu, mengatakan kepada Yunnan.cn bahwa dia melihat jamur yang tertutup putih itu muncul dari tanah pada tanggal 19 Oktober dan terkejut melihat seberapa cepat jamur itu tumbuh dua hari kemudian.

Dia mengatakan kepada tetangganya di desa Luoqiping , Tengchong, tentang jamur  tersebut dan mereka memasang pagar di sekitar jamur sebagai perlindungan.

Penduduk desa kemudian menjuluki jamur sebagai ‘kaki gajah’.

jamur raksasa kaki gajah di tiongkok
Insang dan bentuk tubuh buah mirip dengan jamur tiram, membuat penduduk desa bertanya-tanya tentang jenis jamurnya.

Dengan ukuran tinggi  83,5 sentimeter, batang panjang dan tubuh besar mencapai ketinggian anak berusia dua tahun. Insang dan bentuk tutupnya seperti jamur tiram.

Yang Zhuliang, peneliti di Kunming Institute of Botany, Chinese Academy of Science, mengatakan kepada wartawan bahwa jamur yang sangat besar itu adalah Macrocybe gigantea, keluarga jamur Calocybe, jamur yang tidak beracun yang dapat ditemukan di India dan Pakistan.

Ditandai dengan tubuh berbuah besar dan batangnya yang panjang, Macrocybe gigantea aman dikonsumsi.

Menurut TiongkokNews, jamur tersebut telah menarik rata-rata 30.000 pengunjung per hari sejak ditemukan pada 19 Oktober.

jamur keberunntungan
Selama tiga hari terakhir, ada sekitar 120.000 orang yang mengunjungi jamur tersebut dan beberapa melemparkan uang untuk keselamatan dan keberuntungan.

Otoritas angkutan umum setempat harus memasang papan nama jurusan, terbaca ‘perjalanan jamur Luoqiping’, di jendela kendaraan mereka untuk memberi petunjuk kepada turis ke desa.

Ada juga orang yang melempar koin dan uang ke jamur liar untuk mendapatkan keselamatan dan keberuntungan.

Yao MaoKe, seorang turis mengatakan kepada reporter, “Saya pergi untuk melihat jamur raksasa itu beberapa hari yang lalu. Tempat itu penuh sesak, tapi ada juga yang menjaga ketertiban umum.”

Namun, jamurnya bisa terlihat mulai membusuk beberapa hari setelah ditemukan.

Pemerintah daerah Tengyue mengkonfirmasi kepada TiongkokNews bahwa penduduk desa setuju untuk mencabut jamur tersebut dan menyumbangkannya ke Perlindungan Tanaman Liar dan Hewan Tengchong untuk dijadikan spesimen tanaman yang diawetkan.

Jamur raksasa itu dilepas pada jam tengah malam pada tanggal 25 Oktober oleh penduduk desa dan menyerahkannya ke otoritas. (Dailymail/ran)

47 Orang Tewas Akibat Ledakan di Gudang Petasan yang Memiliki 103 Karyawan

0

Epochtimes.id. Sebanyak 47 orang tewas akibat kebakaran hebat yang dimulai dengan ledakan di gudang pabrik petasan di Kompleks Pergudangan 99 di Jalan Raya Salembarang, Cengklong, Kosambi, Kota Tangerang, Banten, Kamis (26/10/2017).

“Sebanyak 47 orang meninggal. Kami tidak tahu pasti jumlah orang yang masih belum diidentifikasi,” kata Kapolres Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan kepada Kompas TV.

Ledakan ini diketahui terjadi kamis sekitar pukul 09.00 WIB dan pihak pemadam kebakaran tiba sekitar 1 jam lebih kemudian.

Gudang pabrik petasan ini milik PT Panca Buana Cahaya Sukses. Pabrik ini diketahui memiliki sebanyak 103 karyawan.

Saat terjadi kebakaran kondisi gerbang terkunci dan sejumlah karyawan ikut terjebak. Namun demikian, diantaranya berhasil selamat setelah warga membobol tembok gudang.

Api baru berhasil dipadamkan sekitar 4 jam kemudia setelah belasan mobil damkar tiba ke lokasi.

Petugas menemukan para korban dalam kondisi dan tak bisa dikenali. Sumber lainnya menyebutkan korban tewas ditemukan dalam kondisi menumpuk. (asr)

Bank-Bank Mulai Melacak Perusahaan-perusahaan ‘Front Company’ Korea Utara

0

Oleh Joshua Philipp

Rezim komunis Korea Utara menggunakan jaringan global front companies untuk melakukan belanja dan bisnis demi menghindari sanksi PBB. Saat ini bank-bank internasional sedang berusaha untuk mengidentifikasi dan memutuskan hubungan dengan perusahaan-perusahaan ini.

Sebagaimana diketahui, Front Company adalah semacam anak perusahaan yang digunakan untuk melindungi perusahaan lain dari tanggung jawab atau pengawasan. Front Company juga dapat digunakan untuk melindungi perusahaan induk serta digunakan untuk menyembunyikan aktivitas ilegal.

Dewan Keamanan PBB baru-baru ini mengeluarkan dua putaran sanksi terhadap Korea Utara, atas perintah pemerintah Trump. Tiongkok yang merupakan pendukung utama Korea Utara, telah sepakat untuk memberlakukan sanksi ini.

Pada akhir September, Tiongkok memberi waktu kepada perusahaan Korea Utara selama 120 hari untuk menutup usaha mereka. Bank sentral Tiongkok mengatakan kepada bank lain di Tiongkok untuk mengikuti sanksi PBB. Sanksi berupa menolak layanan  serta mengurangi pinjaman kepada pelanggan dari korut.

Bank global mengikuti tren yang sama ini, dan menurut sebuah laporan 13 Oktober dikeluarkan oleh Daniel Bethencourt dari ACAMS moneylaundering.com, sebuah publikasi perdagangan untuk petugas kepatuhan bank menyatakan, bank-bank telah “meningkatkan usaha mereka untuk menemukan front companies terkait dengan program senjata nuklir Korea Utara.”

Melacak front company Korea Utara adalah bisnis yang rumit. Laporan tersebut mencatat bahwa perusahaan-perusahaan itu menggunakan “serangkaian skema demi menghindari sanksi yang terus berlanjut,” dan Korea Utara telah “mengembangkan” kemampuan ini meskipun ada embargo internasional.

Untuk mempertahankan bisnis global, Korea Utara menggunakan perantara perusahaan, melibatkan bank, dan metode lainnya.

Laporan tersebut mengatakan bahwa Korea Utara menggunakan beberapa front company untuk “melipatgandakan sebagai pengirim uang” dan menggunakan “orang-orang untuk membuka banyak rekening bank dengan nama keluarga.”

Menurut Keith Furst, pendiri Data Derivatives, sebuah perusahaan konsultan yang berfokus pada kejahatan finansial, sangat terkenal di dunia industri tentang Korea Utara menggunakan “front company yang rumit” untuk menghindari sanksi.

Metodenya memanfaatkan keuntungan dari penyimpangan dalam hukum internasional untuk mendaftarkan perusahaan. Termasuk membuka rekening bank, yang menyulitkan pihak bank untuk mengetahui di belakang front company ini.

Terkadang jaringan-jaringan ini bersumber dari jaringansatu perusahaan yang memiliki perusahaan lain, terkadang transaksi dilakukan melalui negara-negara perantara yang menolak berbagi data, dan beberapa trik yang lebih rumit lagi juga digunakan.

Furst mencatat untuk perusahaan, “ada dorongan global untuk mendapatkan kepemilikan yang lebih transparan.” Saat ini, katanya, sulit bahkan di Amerika Serikat untuk menentukan siapa yang berada di belakang perusahaan tersebut.

Dulu, Furst mengatakan, sanksi sering ditegakkan dengan daftar nama, dan jika seorang pengedar narkoba, misalnya, ada dalam daftar, semua perusahaan yang dimiliki oleh orang itu juga berada di sana.

Aturan ini sedikit diperbarui di tahun 2008, yang membuatnya menjadi jika seseorang yang diberi sanksi memiliki 50 persen perusahaan, perusahaan itu akan masuk dalam daftar.

Dikarenakan kompleksitas bagaimana penentuan kepemilikan perusahaan, bagaimanapun masih meninggalkan banyak celah. Furst mencatat ketika seseorang bisa memiliki 25 persen kepemilikan di sebuah perusahaan, meminta sekretaris membuka rekening, atau bahkan mendaftarkan perusahaan sebagai miliknya.

Celah ini menyulitkan bank untuk mematuhi sanksi. Namun bagi bank, kepatuhan terhadap sanksi seringkali menjadi prioritas utama dalam daftar prioritas. Furst mengatakan, “Menegakkan itu sulit bagi bank atau rata-rata negara.”

Menurut laporan dari ACAMS moneylaundering.com, bagaimanapun, bank saat ini mencoba untuk memetakan jaringan kompleks font company Korea Utara.

Mengutip keterangan Jende Huang, anggota kelompok intelijen kejahatan keuangan Wells Fargo, yang menyatakan pada ACAMS AML & Financial Crime Conference baru-baru ini di Las Vegas bahwa mereka telah mulai menganalisis sekelompok 12 perusahaan front Companies Korea Utara yang diidentifikasi oleh pejabat PBB.

Menurut Huang, sekitar 11 persen dari 1.500 entitas yang transaksinya dipetakan oleh Wells Fargo dari tahun 2013 sampai 2016 kemungkinan telah memindahkan dana dari Korea Utara. Metode yang digunakan oleh front company tidak akan terdeteksi oleh pemantauan transaksi konvensional, menurut Huang.

Seorang petugas kepatuhan yang tidak disebutkan namanya untuk pemberi pinjaman besar Eropa mengatakan kepada ACAMS bahwa banknya telah melakukan penyelidikan sendiri dan menemukan bahwa perusahaan-perusahaan Korea Utara sering memiliki ciri-ciri yang sama.

Front Company Korea Utara, kata perwira tersebut, sering memegang rekening bank Tiongkok, tidak memiliki rekam jejak di publik, dan akan sering mencantumkan alamat mereka di salah satu dari dua provinsi Tiongkok di dekat Korea Utara.

“Perantara ini cenderung membeli suku cadang yang sangat spesial dari produsen senjata di negara-negara Eropa seperti Republik Ceko dan kadang-kadang membeli logam mentah dan barang-barang lainnya dari Eropa juga,” bunyi laporan tersebut.

Laporan Ini mencatat satu kasus di mana perusahaan Korea Utara menggunakan perantara untuk “membeli bagian-bagian yang sangat khusus dari produsen senjata di negara-negara Eropa seperti Republik Ceko.” Korea Utara juga membeli logam mentah dan barang-barang lainnya dari Eropa.

Laporan tersebut mengatakan, “Melihat transaksi yang terkait dengan Korea Utara dapat menjadi sulit karena mereka cenderung meniru pembiayaan perdagangan konvensional atau pemindahan transfer lebih dari $ 10.000, namun seringkali dalam jumlah kecil untuk menghindari kecurigaan.” (asr)

Sumber : The Epochtimes

Dua Pilihan Tiongkok: Krisis atau Stagnasi

0

Oleh Daniel Lacalle, Kepala Ekonom, Tressis Gestión

Mengapa negara tidak bisa deleverage

Pertumbuhan PDB kuartal ketiga Tiongkok sebesar 6,8 persen dicurigai sesuai dengan mandat pemerintah dan sebagian besar analis memperkirakan. Kecuali saat pertumbuhan tidak menjadi perhatian, kejenuhan utang dan pengurangan pengembalian model perencanaan pusat.

Total utang Tiongkok telah melampaui 300 persen pada 2017. Jumlah uang beredar terus meningkat mendekati tingkat dua digit, atau 9,2 persen, dibandingkan tahun lalu di bulan Agustus.

Tiongkok telah menambahkan lebih banyak utang dalam sembilan bulan pertama tahun 2017 daripada gabungan antara Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa.

Sementara sisa utang pemerintah pusat dan daerah tetap stabil sekitar 60 persen dari PDB, kenaikan utang sektor swasta menjadi perhatian utama. Sebagian besar perusahaan yang dikutip terbesar (60 persen dari indeks saham Hong Kong Hang Seng, di mana banyak perusahaan perdagangan Tiongkok) telah menerbitkan hasilnya dengan pengembalian yang jauh di bawah biaya modal mereka. Menurut Financial Times, perusahaan zombie telah melonjak karena pertumbuhan gagal mengejar kenaikan utang dan bunga.

Selain itu, dalam situasi yang mencerminkan jumlah pembelian internasional yang sembrono dan berfoya-foya dari konglomerat Eropa pada awal tahun 2000-an, hasil investasi modal asing dengan harga sangat tinggi telah menghasilkan reaksi balasan bagi perusahaan multinasional Tiongkok. Pasukan perusahaan zombie pemerintah pusat (yang tidak dapat menutupi biaya bunga dengan laba operasi) mencakup 2.041 perusahaan besar dengan aset senilai sekitar $ 450 miliar.

ekonomi tiongkok
Utang pemerintah Tiongkok. (Institute of International Finance)

Utang itu sendiri tidak menjadi masalah, jika digunakan untuk investasi produktif. Namun sekilas Indeks Hang Seng menunjukkan return yang bukan main atas aset investasi 1,33.

Bahkan jika kita melihat apa yang secara optimis disebut “ekonomi baru,” perusahaan Tiongkok memiliki kombinasi fundamental lemah dan alokasi modal yang serupa. “Ekonomi baru”, yang didorong oleh sektor produktivitas tinggi, sangat bergantung pada pasar modal yang kuat untuk membiayai pertumbuhan melalui obligasi dan ekuitas. Rasio pinjaman bermasalah rendah sangat mengejutkan sebesar 1,67 persen mungkin terlalu rendah, dan Fitch, misalnya, memperkirakan bahwa angka sebenarnya adalah 10 kali lebih besar dari angka resminya. Pasar saham yang lemah dan efek menular dari meningkatnya kredit bermasalah memukul ‘dinosaurus’ yang lemah dan usang dari ekonomi lama serta sektor yang baru lahir dan berkembang. Kami melihatnya di Taiwan, Jepang, dan Uni Eropa.

Tidak ada deleveraging

Dapatkah Anda membayangkan apa yang akan terjadi pada hasil yang sangat rendah ini jika pertumbuhan PDB dikurangi menjadi 4 persen yang lebih berkelanjutan? Keruntuhan ekonomi yang lengkap. Inilah salah satu alasan mengapa, meskipun ada pesan publik yang menunjukkan hal yang sebaliknya, bahwa pemerintah tidak dapat dan tidak akan membuat pengurangan hutang menjadi prioritas.

“Tiongkok membutuhkan 6,5 unit modal untuk menciptakan satu unit pertumbuhan produk domestik bruto, dua kali lipat rasio satu dekade yang lalu,” tulis Financial Times, mengutip sebuah laporan dari bank investasi UBS.

Setelah bertahun-tahun memperluas hutang hipotek, bahkan rumah tangga Tiongkok yang bertanggung jawab secara fiskal memiliki terlalu banyak utang. Hutang rumah tangga terhadap PDB telah dikalikan empat dalam 10 tahun terakhir. Tiongkok, yang dulu didukung oleh tabungan rumah tangga yang kuat, sedang dalam pesta utang. Pada tahun 2020, rumah tangga akan memiliki rasio pembayaran hipotek yang sama terhadap pendapatan disposable daripada tingkat puncak di Amerika Serikat sebelum krisis keuangan.

Inilah alasan kedua mengapa Tiongkok tidak dapat menempatkan deleveraging, atau pengurangan utang, sebagai prioritas. Perekonomian Tiongkok tidak mampu mengatasi krisis sosial jika harga rumah moderat, apalagi jatuh begitu gelembung perumahan meledak. Tiongkok tidak memiliki sistem kesejahteraan untuk memberi bantal jika domino kebangkrutan terjadi di sektor rumah tangga.

Faktor-faktor ini membuat khayalan deleveraging Tiongkok tidak mungkin terjadi. Paling banter, kita akan melihat peningkatan rakasa utang publik ketika sektor swasta tidak dapat melakukan lebih banyak utang. Namun, sementara utang publik rendah di permukaan, menambah kewajiban bank-bank BUMN dengan mudah menggandakan angka utang resmi terhadap PDB.

Tiongkok memiliki beberapa pilihan namun semuanya buruk. Sebagian besar utang ada dalam mata uang lokal dengan bank lokal, sehingga pemerintah bisa mendevaluasi mata uang secara drastis untuk menghapus utangnya. Tapi melakukan hal itu akan melukai pertumbuhan ekonomi, mengirimkan inflasi ke tingkat yang tidak dapat diterima secara sosial.

Dan itu akan menjadi skenario jinak. Tiongkok dapat bertahan di akhir lingkaran setan dari alokasi modal yang buruk, utang yang tinggi, meningkatnya ketidakseimbangan melalui stagnasi, sehingga menghindari keruntuhan sosial dengan meningkatkan utang publik secara besar-besaran. Tapi hanya itu yang bisa dilakukan. Krisis keuangan raksasa akan memulai kembali sistem tersebut dan menciptakan lingkungan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, namun pada saat yang sama menimbulkan tantangan sosial yang signifikan. Untuk menghindari hal ini, Tiongkok harus menerima stagnasi dengan tingkat utang tinggi seperti Eropa, Brasil atau Jepang mengakhiri siklus utang mereka. Tidak ada solusi ajaib yang akan mengatasi ketidakseimbangan ini sementara pada saat bersamaan terus memberikan angka pertumbuhan PDB yang mengalahkan dunia. (ran)

Daniel Lacalle adalah kepala ekonom di hedge fund Tressis dan penulis “Escape from the Central Bank Trap” (diterbitkan oleh BEP).

ErabaruNews

Apoteker Penyebar Wabah Lolos Dari Dakwaan Pembunuhan

0

EpochTimesId – Seorang mantan Apoteker di Massachusetts, Glenn Chin, dinyatakan bersalah karena melakukan pemerasan dan penipuan terkait kasus penyebaran wabah meningitis pada 2012 silam. Namun, sang Apoteker Pengawas dibebaskan dari dakwaan pembunuhan.

Kasus wabah meningitis itu sendiri menewaskan 76 orang dan mengakibatkan ratusan orang lainnya terjangkit meningitis di seluruh Amerika Serikat.

Glenn Chin adalah mantan supervisor apoteker di New England Compounding Center (NECC) yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Di tempat tersebut steroid yang tercemar menyebabkan wabah menyebarluas. Juri Federal Boston menyatakan Chin bersalah pada kasus tersebut.

Juri menyatakan, pria 49 tahun itu bersalah atas tuduhan pemerasan dan tuduhan penipuan via email. Namun Juri menyatakan bahwa jaksa tidak dapat membuktikan terdakwa melakukan pembunuhan tingkat dua.

Jaksa sebelumnya juga mendakwa pelaku dengan pasal pembunuhan karena kematian 25 orang yang disuntik dengan steroid.

Putusan tersebut menyusul putusan juri pada sidang kasus terpisah pada bulan Maret 2017. Pengadilan memutus Barry Cadden, pendiri dan mantan presiden NECC, bersalah karena melakukan pemerasan dan tuduhan penipuan.

Cadden juga dibebaskan dari dakwaan pembunuhan. Pria 50 itu hanya dihukum sembilan tahun penjara.

Jaksa mengatakan bahwa 778 orang di seluruh AS sakit setelah disuntik dengan steroid yang terkontaminasi. Sebab, steroid diproduksi pada tempat yang tidak steril di NECC, Framingham, Massachusetts. NECC sudah mengajukan pailit pada tahun 2012. (waa)

Pengadilan Turki Bebaskan Delapan Aktivis Yang Dijerat Kasus Terorisme

0

EpochTimesId – Pengadilan Turki memerintahkan pembebasan dari rumah tahanan dengan jaminan bagi delapan aktivis hak asasi manusia, Rabu (25/10/2017). Diantara para aktivis ada nama direktur cabang lokal Amnesty International, Idil Eser.

Aktivis lain yang dibebaskan diantaranya Peter Steudtner, seorang warga negara Jerman, dan Ali Gharavi, WN Swedia. Steudtner dan Gharavi diputuskan tidak harus tinggal di Turki sebelum tanggal pengadilan berikutnya pada 22 November 2017.

Walau dibebaskan, mereka tetap harus menghadapi persidangan kasus dugaan terlibat terorisme. Kasus tersebut menjerat para aktivis, yang berjumlah 11 orang. Mereka terancam hukuman 15 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Kasus ini telah menimbulkan ketegangan antara Turki dengan Eropa. Bahkan, mereka khawatir Turki dibawah kepemimpinan Presiden Tayyip Erdogan menjadi negara otoriter.

“Ini adalah perkembangan yang menyenangkan bahwa teman-teman kita dilepaskan. Tapi kasus ini seharusnya tidak pernah ada. Kita membutuhkan sebuah negara hukum dan kita membutuhkan dukungan dari warga kita,” kata salah satu pengacara mereka, Erdal Dogan.

Hampir semua aktivis ditahan pada bulan Juli 2017 setelah berpartisipasi dalam sebuah lokakarya tentang keamanan digital. Lokakarya diadakan di sebuah pulau di lepas pantai Istanbul.

Jaksa menjerat mereka dengan sejumlah tuduhan, termasuk membantu Partai Pekerja Kurdistan dan jaringan ulama yang mencari suaka dan bermukim di Amerika Serikat, Fethullah Gulen. Partai Pekerja dan Gulen dituduh menjadi dalang percobaan kudeta yang gagal tahun lalu.

Eser sebelumnya mengatakan kepada pengadilan bahwa dia telah ditangkap karena melakukan pekerjaannya.

“Saya tidak mengerti bagaimana saya bisa dikaitkan dengan tiga organisasi teroris yang berbeda hanya karena menghadiri sebuah lokakarya. Saya tidak menyesal. Saya baru saja melakukan pekerjaan saya sebagai pembela hak asasi manusia,” Tegas sang Aktivis.

Terdakwa lainnya, Ozlem Dalkiran, anggota dewan dari komunitas Perpanjangan Tangan Orang Turki (the Turkish arm of the Citizens), sebuah kelompok hak asasi Eropa, mengatakan kepada pengadilan, “Saya tidak tahu mengapa kami ada di sini.”

Jaksa penuntut mengaitkan Amnesty dengan gerakan aksi mogok makan yang dipenjara. Jaksa juga menuduh beberapa terdakwa melakukan kontak komunikasi dengan orang-orang yang telah mendownload aplikasi pesan terenkripsi. Aplikasi itu digunakan oleh para pelaku kudeta.

Pihak Turki dibawah tangan besi Erdogan telah memenjarakan lebih dari 50.000 orang. Mereka hingga kini masih menunggu sidang atas nama tindakan keras. Tindakan keras diambil Erdogan menyusul kudeta militer yang gagal. Erdogan mengatakan pembersihan di masyarakat diperlukan untuk menjaga stabilitas di sebuah negara kunci NATO yang berbatasan dengan Iran, Irak dan Suriah.

Negara-Negara Eropa kini khawatir Erdogan menggunakan Polisi dan Penyelidik untuk membungkam oposisi serta merongrong peradilan. Kasus ini telah memperburuk hubungan Turki dengan Uni Eropa.

Tidak lama setelah operasi penangkapan, Jerman mengatakan sedang meninjau proposal Turki untuk membeli persenjataan dari Jerman. Seorang menteri kabinet di Berlin membandingkan perilaku Ankara dengan bekas Komunis Jerman Timur.

Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan bahwa usaha 12 tahun Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa harus dihentikan. Meskipun Ankara mengatakan bahwa pihaknya tetap bertekad untuk terus melanjutkan proses aksesinya. (waa)

Hubungan Karma Seorang Petani

0

Seorang pria Taiwan baru-baru ini berbicara tentang sebuah pengalaman yang membuat dia khawatir. Itu adalah penglihatan tetangganya tentang karma di dimensi lain. Dia menceritakan ceritanya sekarang untuk membantu orang lain memahami kebutuhan untuk menjadi baik, dan tidak hanya untuk orang lain, tapi juga untuk semua makhluk hidup.

Tetangga Chan adalah seorang petani tua. Ia biasa mengeringkan tanamannya di halaman sebelum menyimpannya. Saat mereka berbaring di sana di bawah sinar matahari, bebek dan ayam dari lingkungan sekitar akan datang untuk memakannya. Hal itu membuat si petani tua marah melihat kerja kerasnya dihancurkan oleh hewan yang tidak diinginkan. Dalam kemarahannya, dia mengusir mereka dengan tongkat. Namun, mereka akan muncul kembali begitu dia membelakanginya.

Dia begitu marah sehingga dia menggunakan jaring ikan besar untuk menjebak mereka, dan setiap kali dia menangkapnya, dia akan melampiaskan amarahnya dengan mematahkan salah satu kakinya dengan tangannya. Semua binatang itu lumpuh akibatnya. Melihat dia menggunakan cara brutal untuk menyakiti hewan, tetangga menyuruhnya untuk berhenti. Namun, orang tua itu tidak mendengarkan, dan tetap bertahan bersikeras.

Beberapa tahun kemudian, petani tua itu kehilangan kemampuannya untuk berjalan. Kakinya membengkak dan mulai membusuk. Rasa sakit yang tak tertahankan membuatnya berteriak dan berteriak tak terkendali, siang dan malam. Penyakitnya terus berlanjut meski mencoba setiap obat dan penyembuhan yang bisa dipikirkannya. Dia menderita selama enam tahun sebelum meninggal.

Banyak tetangga ingat bahwa orang tua itu sering berteriak dan merentangkan tangan dan menggerak-gerakkannya seolah-olah dia sedang mengusir hewan dalam beberapa bulan terakhir sebelum kematiannya. Ketika ditanya mengapa dia melakukannya, dia mengatakan karena dia “melihat” sekawanan bebek dan ayam dengan kaki patah yang mematuk kakinya sendiri, yang merobek kulit dan dagingnya dan menyebabkan dia sangat sakit, jadi dia harus mengusir mereka. Usaha sia-sia ini tidak membawanya kemana-mana, dan akhirnya dia meninggal dalam kesengsaraan. (ran)

ErabaruNews

Hujan Air Mata Selimuti Upacara Kremasi Raja Thailand Bhumibol Adulyadej

0

Epochtimes.id- Kerumunan orang banyak berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir kepada mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej. Upacara dipenuhi dengan warga yang berkemah di sepanjang rute prosesi pemakaman seorang raja yang dianggap sebagai setengah dewa oleh rakyat Thailand.

Upacara selama lima hari yang dimulai pada hari Rabu, telah memakan waktu persiapan selama hampir setahun. Dana yang digelontorkan tak tanggung-tanggung sebesar 3 miliar baht atau Rp 1,2 triliun.

Sebagai cara untuk menjamin menghadiri prosesi pemakaman tepat warga sudah hadir beberapa hari sebelumnya. Prosesi ini dihadiri sekitar 250.000 orang. Demi menghindari hujan, pelayat mendirikan tenda di kawasan kota tua Bangkok itu

Hotel di kawasan ini juga sudah dipesan berminggu-minggu sebelumnya. Pemerintah Thailand menetapkan pada 26 Oktober bertepatan hari pemakaman sebagai hari libur nasional.

Berumur 88 tahun ketika dia meninggal, raja dipandang oleh banyak orang sebagai sosok penjaga stabilitas Thailand saat negara itu bergejolak. Saat hiruk pikuk politik di Thailand, junta militer meraih kekuasaan di negara itu.

Warga mengantri saat menghadiri upacara Royal Cremation dari Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di dekat Grand Palace di Bangkok, Thailand, 25 Oktober 2017. (REUTERS / Kerek Wongsa)

Lokasi kremasi mendiang sang raja dibangun di paviliun yang berlapiskan emas di lapangan Istana Raja.

Meskipun pemakaman tersebut belum dimulai, banyak rakyat yang meneteskan air mata atas wafatnya raja mereka.

Dengan membungkuk di bawah tenda darurat yang terbuat dari kain, Chalermporn Paebutr, seorang wanita berusia 72 tahun dari Thailand utara, menggambarkan ungkapannya selamat tinggal pada seorang raja yang sangat dicintai.

“Saya bepergian ke sini dua hari yang lalu sehingga saya bisa menjadi yang pertama mendapatkan tempat yang bagus,” katanya kepada Reuters.

“Kita hanya harus berani menahan hujan selama beberapa hari. Ini sangat berharga jika kita bisa berada di dekatnya untuk terakhir kalinya. ”

Sekitar 1.000 orang telah berkemah saat hujan tiba. Beberapa orang hanya mengenakan jas hujan plastik mereka sebagai perlindungan.

Thailand telah dilanda banjir sejak 10 Oktober 2017. Sembilan orang tewas serta 77 provinsi di negara tersebut terkena dampaknya.

“Banjir tidak akan mempengaruhi upacara kremasi dengan cara apapun,” kata Menteri Dalam Negeri Anupong Paochinda kepada wartawan.

Raja Maha Vajiralongkorn, putra tunggal sang raja, memimpin upacara kremasi tersebut. (asr)

Sumber : The Epochtimes

Belanda Waspadai Beralihnya Serangan Teror ISIS dari Timur Tengah menuju Eropa

0

EpochTimesId – Pejabat kontra terorisme Belanda mengaku mulai mewaspadai meningkatnya serangan teror dari milisi ISIS yang kabur dari Timur Tengah. Mereka mendapat laporan intelijen bahwa ada konsensus luas kalau ISIS masih memiliki jaringan yang cukup di Eropa, terutama dalam waktu dekat.

“Kami punya pendapat yang sama. Kekalahan militer, kehancuran kekhalifahan mereka di Irak dan Suriah, bukan berarti bahwa organisasi teroris ISIS telah dikalahkan,” kata Koordinator Kontraterorisme Nasional Belanda, Dick Schoof, seperti dikutip dari VOA, Kamis (26/10/2017).

Schoof menambahkan bahwa kekhawatiran utamanya adalah bahwa hilangnya wilayah di Irak dan Suriah belum memiliki dampak besar pada kemampuan organisasi terror itu.

ISIS masih memiliki aset untuk berkomunikasi dengan sel-sel rahasia mereka di Eropa. Demikian juga dengan para calon anggota yang sedang dalam proses perekrutan.

Kelompok teroris yang membesar karena gabungan kelompok-kelompok kecil dalam beberapa tahun terakhir itu juga dilaporkan menjalin kerjasama dan peningkatan hubungan dengan sindikat kejahatan internasional yang terorganisir. Kondisi itu dinilai sangat mengkhawatirkan karena bertambahnya dukungan ekonomi bagi para teroris.

Schoof melanjutkan, bebasnya Raqqa dari tangan ISIS tidak membuat pejabat anti-teror negara-negara Eropa bisa bernapas lega. Mereka bahkan saling memperingatkan bahwa unit komunikasi dan perencanaan kelompok teror tersebut tetap sangat aktif.

Jatuhnya Ibu Kota ISIS di Suriah awal bulan ini telah diklaim sebagai pukulan telak terhadap kelompok tersebut. Presiden AS Donald Trump bahkan menyebutnya sebagai sebuah terobosan penting. (waa)