Home Blog Page 3

Universitas Harvard Dituduh Memiliki Hubungan dekat dengan PKT,  Berikan pelatihan untuk Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang

Dikarenakan memiliki hubungan dekatnya dengan PKT, Universitas Harvard dulunya dianggap sebagai aset penting. Namun, sejak pemerintahan Trump menuduh Harvard telah disusupi oleh PKT, kini justru menjadi beban. Misalnya, Harvard dituduh memberikan pelatihan kesehatan masyarakat kepada pejabat Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang (XPCC) antara tahun 2020 hingga 2024, padahal korps ini merupakan target sanksi AS karena pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Etindonesia. Menurut laporan Reuters, pada  22 Mei, pemerintahan Trump membatalkan kelayakan Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa asing, dengan alasan memfasilitasi antisemitisme dan kerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Namun, keputusan ini saat ini telah dibatalkan oleh seorang hakim federal. Diketahui bahwa pada tahun 2024, mahasiswa asing di Harvard yang berasal dari Tiongkok mencapai 20% dari total.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa hubungan antara Harvard dan PKT sudah berlangsung lama, termasuk kerja sama penelitian dan pendirian pusat-pusat akademik yang berfokus pada studi Tiongkok. Hubungan ini memberikan pengaruh dalam urusan internasional, reputasi global, dan juga dana besar bagi universitas.

Namun, kekhawatiran kalangan politik AS terhadap pengaruh pemerintah PKT di Harvard juga sudah berlangsung cukup lama. Sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik khawatir bahwa PKT memanipulasi Harvard untuk mendapatkan teknologi canggih AS, menghindari peraturan keamanan nasional, serta menekan kritik di dalam negeri terhadap isu ini.

Seorang pejabat Gedung Putih pada 23 Mei mengatakan kepada Reuters bahwa Universitas Harvard “selama ini telah dimanfaatkan oleh Partai Komunis Tiongkok,” dan bahwa universitas tersebut “menutup mata terhadap intimidasi yang dilakukan PKT di dalam kampus.” Pihak Harvard sendiri telah secara terbuka membantah tuduhan dari pemerintahan Trump tersebut.

Laporan juga menegaskan bahwa keberadaan mahasiswa Tiongkok di Harvard, serta hubungan antara universitas dengan Tiongkok, bukan berarti menjadi bukti langsung atas kesalahan. Namun, kompleksitas dan keterkaitan dari hubungan tersebut kurang transparan, sehingga menimbulkan perhatian dan kritik publik.

Laporan itu juga mengutip tuduhan dari Komite Khusus Urusan PKT  di Dewan Perwakilan Rakyat AS yang menyebut bahwa sejak 2020, Harvard telah memberikan pelatihan kesehatan masyarakat kepada pejabat XPCC. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS juga menyatakan bahwa kerja sama Harvard dengan XPCC “setidaknya berlangsung hingga tahun 2024.”

Padahal pada Juli 2020, Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang, sebuah organisasi “semi-militer,” telah dijatuhi sanksi oleh AS karena pelanggaran hak asasi terhadap etnis Uighur dan kelompok Muslim lainnya di Xinjiang. Sementara itu, pemerintah Tiongkok dengan tegas membantah segala tuduhan pelanggaran HAM di wilayah tersebut.

Selain memberikan pelatihan kepada pejabat XPCC, perusahaan pemantau risiko “Strategy Risks” di AS juga pernah mengungkap bahwa pada tahun 2014, taipan properti asal Hong Kong, Ronnie Chan, menyumbangkan dana sebesar 350 juta dolar AS (sekitar 105 miliar dolar Taiwan) kepada Harvard. Hal ini menyebabkan Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard menambahkan nama ayahnya, T.H. Chan, dalam nama resmi sekolah tersebut.

Selain itu, anggota Kongres AS dari kedua partai juga menyuarakan keprihatinan atas kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan Beijing di kampus-kampus Amerika. 

Pada April 2024, seorang mahasiswa Harvard dilaporkan dikeluarkan dari sebuah acara hanya karena menyela pidato Duta Besar PKT untuk AS, Xie Feng — dan tindakan itu dilakukan bukan oleh staf keamanan atau petugas kampus, melainkan oleh mahasiswa pertukaran asal Tiongkok.

Yang lebih menghebohkan lagi, mantan professor Harvard Charles Lieber, yang pada April 2023 dijatuhi hukuman denda dan dua tahun pembebasan bersyarat karena didakwa menyembunyikan keterlibatannya dalam “Program Seribu Talenta” milik pemerintah Tiongkok, justru pada 28 April tahun ini resmi bergabung secara penuh waktu di Kampus Pascasarjana Internasional Tsinghua University di Shenzhen, dan menjabat sebagai Profesor Tamu (Chair Professor). (Hui/asr)

Dikutip dari Central News Agency dari NTDTV.com 

Hubungan Universitas Harvard dengan Partai Komunis Tiongkok Jadi Sorotan, Sejarawan : Barat Harus Belajar dari Pengalaman Ini

Seiring dengan pengumuman pemerintah Amerika Serikat yang membatalkan kelayakan Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa asing, hubungan antara Harvard dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) semakin menjadi sorotan. Para pengamat berpendapat bahwa PKT telah mengubah banyak universitas ternama dunia menjadi basis untuk mencuri hasil riset teknologi dan menyebarkan pengaruh ideologi mereka. Barat diminta untuk mengambil pelajaran dari hal ini.

EtIndonesia. Pada 22 Mei, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, memerintahkan penghentian sertifikasi Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran (SEVP) untuk Universitas Harvard.

Departemen Keamanan Dalam Negeri menuduh bahwa Harvard telah lama bekerja sama dengan PKT dan diduga melakukan pelanggaran.

Misalnya, organisasi paramiliter Tiongkok “Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang” (XPCC), yang terlibat dalam kejahatan genosida terhadap etnis Uighur, tetap mendapatkan pelatihan dari Harvard bahkan setelah dimasukkan ke dalam daftar sanksi Departemen Keuangan AS pada tahun 2020.

Selain itu, Harvard juga bekerja sama dalam proyek yang didanai oleh agen intelijen Iran, serta menjalin hubungan dengan universitas-universitas Tiongkok berlatar belakang militer. Beberapa proyek tersebut didanai oleh Departemen Pertahanan AS dan mencakup penelitian di bidang kedirgantaraan dan optik.

Harvard bahkan bekerja sama dengan individu terkait industri pertahanan Tiongkok dalam riset robotika yang berpotensi digunakan untuk keperluan militer.

“Tiongkok (PKT) ingin belajar teknologi dan ilmu pengetahuan paling maju dari Harvard atau universitas top AS lainnya. Di saat yang sama, mereka ingin menyusup dan memanfaatkan universitas-universitas ini, termasuk dengan cara-cara seperti donasi, agar bisa mengarahkan universitas-universitas tersebut sesuai kepentingan mereka,” kata peneliti di Institut Riset Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, Shen Ming-shih.

Shen juga menilai kerja sama antara PKT dan universitas-universitas terkemuka dunia seperti Harvard bertujuan menjadikan lembaga-lembaga tersebut sebagai basis perang kognitif dan perang teknologi terhadap negara-negara Barat. Salah satu contoh nyata adalah “Program Seribu Talenta” PKT, yang dirancang untuk merekrut ilmuwan top dunia guna mentransfer hasil riset ke Tiongkok dan mendukung propaganda PKT.

“Mereka memanfaatkan pengaruh para profesor ini untuk mempromosikan Tiongkok, menampilkan citra positif negara tersebut. Dengan kata lain, profesor, program seribu talenta, dan universitas-universitas ini menjadi platform utama bagi propaganda luar negeri Tiongkok dan sarana utama bagi upaya ‘front persatuan’ mereka,” ujarnya.

Hubungan antara Harvard dan PKT telah berlangsung lama, mencakup banyak proyek penelitian dan pertukaran, menjadikannya hubungan yang sangat erat. Dalam pendaftaran mahasiswa internasional Harvard tahun 2024, mahasiswa asal Tiongkok mencakup sekitar 20% dari total jumlah mahasiswa.

“Tidak banyak orang yang benar-benar diizinkan oleh PKT untuk belajar di luar negeri. Pemilihan universitas dan bidang studi mereka sebenarnya sudah diatur oleh partai atau organisasi terkait, termasuk siapa profesor pembimbing mereka dan bidang teknologi apa yang harus mereka pelajari,” ujar Shen.

Karena itu, Harvard menerima dana donasi dalam jumlah besar dari pihak-pihak yang berhubungan dengan pemerintah PKT, yang memicu kekhawatiran dari berbagai kalangan di Amerika Serikat.

Sejarawan asal Tiongkok yang bermukim di Australia, Li Yuanhua, berkomentar: “Hubungan Harvard dengan Tiongkok pada dasarnya menunjukkan sejauh mana infiltrasi PKT ke seluruh dunia. Di bidang pendidikan, mereka menyamar dalam bentuk kerja sama dan donasi pribadi yang bermuatan politik, sehingga universitas-universitas ini menjadi basis bagi PKT untuk mencuri hasil riset negara maju, menyebarkan pandangan politiknya, dan memperluas pengaruh ideologinya di luar negeri.”

Pada tahun 2014, taipan properti asal Hong Kong, Ronnie Chan (Chen Qizong), membantu Harvard mendapatkan donasi sebesar 350 juta dolar AS. Ronnie Chan sendiri adalah anggota dari China-United States Exchange Foundation (CUSEF), sebuah organisasi berbasis di Hong Kong yang terdaftar sebagai agen asing oleh pemerintah AS.

“Seluruh dunia Barat harus belajar dari kasus infiltrasi PKT ke Universitas Harvard. Mereka tidak boleh hanya melihat dari sisi ekonomi atau kepentingan universitas semata, tetapi harus menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap bahaya komunisme bagi umat manusia, khususnya terhadap masyarakat bebas dan keamanan nasional negara-negara demokratis,” katana. 

Pada 19 Mei, Ketua Komite Khusus DPR AS untuk Partai Komunis Tiongkok, John Moolenaar, bersama sejumlah anggota lainnya, mengirim surat terbuka kepada Rektor Harvard, Alan Garber. Mereka menuntut agar Harvard menyerahkan semua catatan dan rincian transaksi yang berkaitan dengan lembaga-lembaga yang memiliki hubungan dengan PKT.

Dalam surat tersebut juga disebutkan berbagai pelanggaran yang dilakukan Harvard, termasuk kerja sama riset transplantasi organ dengan Tiongkok, meskipun semakin banyak bukti menunjukkan adanya kejahatan pengambilan organ secara paksa oleh PKT. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Akan Terjadi Sesuatu Besar di Zhongnanhai? Analis: Titik Lemah Xi Jinping Mulai Terkuak

Situasi politik Partai Komunis Tiongkok (PKT) tengah menunjukkan gejala aneh, dengan beredarnya berbagai rumor dan informasi dari dalam. Baru-baru ini, santer terdengar kabar bahwa pemimpin PKT, Xi Jinping, sedang kehilangan kekuasaan. Sejumlah analis menilai bahwa jaringan loyalis Xi, yang dikenal sebagai “Pasukan Xi” (Xi Jinping faction), kini runtuh secara masif dan sistematis — mengungkap titik lemahnya dan memberikan pukulan telak terhadap Xi sendiri

EtIndonesia. Setelah Kongres Nasional ke-20 PKT, faksi “Pasukan Xi” terdiri dari kelompok Zhejiang, Fujian, Shaanxi, Tsinghua, serta kelompok Sekolah Partai, yang semuanya terdiri dari orang-orang dekat Xi.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang kepercayaan Xi dari kalangan partai, pemerintahan, dan militer jatuh dari jabatan. Termasuk di antaranya adalah mantan Menteri Pertahanan Li Shangfu dan Wei Fenghe, mantan Menteri Luar Negeri Qin Gang, serta Direktur Departemen Politik Komisi Militer Pusat, Miao Hua. Setidaknya belasan pejabat tinggi militer dan industri pertahanan juga telah ditangkap. Selain itu, banyak pejabat dikabarkan menghilang.

Contohnya, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, He Weidong, telah menghilang sejak Maret dan kini beredar kabar bahwa ia telah meninggal dunia. Seperti halnya Qin Gang, otoritas PKT tidak memberikan klarifikasi ataupun bantahan resmi.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Taiwan Shang Bao pada 26 Mei, komentator independen Du Zheng — yang mengaku pernah menjadi bagian dari sistem internal PKT — menulis bahwa meski mengesampingkan dampak negatif kebijakan Xi terhadap hubungan luar negeri dan situasi ekonomi serta sosial domestik, hanya dari sisi pengelolaan internal partai saja, Xi sudah menunjukkan kelemahan fatal yang bisa menggagalkan kekuasaannya.

Menurutnya, sejak naik kekuasaan, Xi melakukan reformasi besar-besaran di tubuh militer dan secara langsung mempromosikan banyak jenderal guna membeli loyalitas. Namun, kini jelas bahwa kebijakan itu gagal total. Hingga 20 Mei, dari 205 anggota Komite Sentral yang dipilih dalam Kongres ke-20, sebanyak 26 orang telah “bermasalah”. Dari 165 anggota alternatif, sudah tujuh orang yang dikonfirmasi “bermasalah”.

Berdasarkan penelusuran, dari 79 jenderal (setingkat jenderal penuh) yang dipromosikan Xi sejak menjabat, 10 telah resmi dipecat atau diselidiki, dan sedikitnya 11 lainnya dikaitkan dengan skandal. Totalnya mencapai 21 orang — hampir 30% — mayoritas merupakan anggota Komite Sentral saat ini.

Du Zheng menulis bahwa para pejabat ini direkomendasikan oleh Chen Xi — orang kepercayaan Xi yang menguasai Departemen Organisasi PKT — atau langsung dipilih Xi sendiri. Di militer, promosi dilakukan lewat rekomendasi Miao Hua, kepala personel militer di bawah kendali Xi.

Ia menyimpulkan bahwa runtuhnya faksi “Pasukan Xi” dalam skala sebesar ini, baik karena korupsi maupun ketidaksetiaan politik, secara langsung menghantam otoritas Xi Jinping. Media resmi PKT pun menyatakan bahwa seluruh anggota Komite Sentral saat ini telah disaring secara pribadi oleh Xi — menjadikan Xi sebagai penanggung jawab utama.

Informasi dari dalam menyebut bahwa Xi Jinping telah kehilangan kekuasaan sejak tahun lalu, dan kendali PKT telah beralih ke tangan Wakil Ketua Komisi Militer Zhang Youxia dan para tetua senior partai. Kini rumor tentang pengunduran diri Xi semakin meluas.

Pada 2 April 2025, PKT mengumumkan bahwa anggota Politbiro dan Menteri Departemen Urusan Persatuan, Shi Taifeng (68), dipindahkan menjadi Menteri Departemen Organisasi PKT. Sebaliknya, Li Ganjie (60), mantan Menteri Departemen Organisasi, diangkat menjadi Menteri Urusan Persatuan. Pergeseran ini dianggap tidak lazim dan mencerminkan pertarungan kekuasaan yang semakin intens di kalangan elit partai.

Shi Taifeng dikenal sebagai orang kepercayaan mantan pemimpin PKT, Hu Jintao. Ia pernah dua kali menemani Hu saat berziarah ke leluhurnya di Jiangsu, menunjukkan hubungan pribadi yang erat. Shi juga adalah teman sekelas mendiang mantan Perdana Menteri Li Keqiang di Fakultas Hukum Universitas Peking.

Menurut Du Zheng, penempatan Shi Taifeng di Departemen Organisasi (yang mengatur penempatan pejabat) menunjukkan bahwa para tetua PKT tengah mengambil alih kembali kendali politik. Hal ini juga menunjukkan tanda-tanda kembalinya kekuatan “kelompok Tuanpai” (faksi Hu Jintao).

Di tengah santernya isu bahwa Xi kehilangan kekuasaan, pada 19 Mei, media resmi PKT seperti People’s Daily dan Xinhua menerbitkan artikel penting yang kembali menegaskan pernyataan Hu Jintao: “Harus mematuhi pengambilan keputusan ilmiah, demokratis, dan berdasarkan hukum.” Hal ini menimbulkan banyak spekulasi.

Komentator independen Cai Shenkun juga mengungkapkan di media sosial pada 6 Mei bahwa akan terjadi perubahan besar dalam Sidang Pleno Keempat PKT. Menghadapi tekanan internasional, ekonomi domestik yang lesu, serta rumor bahwa Xi sedang sakit, para tetua partai dikabarkan tidak bisa lagi menahan diri dan berencana melakukan kudeta terhadap Xi.

Du Zheng mengatakan bahwa sebagai rezim otoriter, pertarungan internal PKT selalu brutal. Dalam konteks tahun 2025, dua momen penting akan menentukan arah politik Tiongkok: Pertemuan Beidaihe dalam dua bulan ke depan dan Sidang Pleno Keempat yang menyusul. Ia yakin akan ada peristiwa besar di Beidaihe.

Ia menyimpulkan, jika kudeta dari para tetua benar-benar terjadi di Beidaihe, maka Sidang Pleno Keempat akan berubah menjadi forum pertanggungjawaban terhadap Xi Jinping. Jika Xi dilengserkan, sistem PKT akan runtuh bersamanya, dan pemerintahan akan bertransisi ke arah demokratis. Maka tidak akan ada lagi isu tentang siapa penerus kekuasaan.

Media luar negeri saat ini ramai membahas kemungkinan Xi mundur dalam Sidang Pleno Keempat dan siapa pemimpin baru serta arah kebijakan selanjutnya.

Mantan pejabat Komisi Disiplin PKT, Wang Youqun, juga menulis dalam Epoch Times pada 24 Mei bahwa “kanker korupsi PKT” tidak bisa lagi disembuhkan dengan cara lama. Jalan masa depan Tiongkok, menurutnya, bergantung pada perubahan pola pikir — yaitu “kembali ke akar budaya leluhur.” Jika pemimpin baru mampu kembali pada budaya tradisional Tiongkok yang berusia 5.000 tahun, maka akan tersedia segala kebijaksanaan, keberanian, dan kekuatan untuk menyelesaikan krisis. (Hui/asr)

Sumber : NTDTV.com

Anak Rusa yang Baru Lahir dan Menggemaskan Ditemukan di Luar Perpustakaan — Dan Foto-fotonya Sungguh Ajaib

EtIndonesia. Pengunjung perpustakaan di Michigan baru-baru ini mendapat kejutan yang sangat manis — seekor anak rusa yang baru lahir meringkuk tepat di luar pintu masuk utama!

Aubrey, seorang anggota staf di perpustakaan di Charlevoix, membagikan momen berharga itu di Reddit bersama dengan beberapa foto yang sangat lucu.

“Jadi ini terjadi kemarin!” tulisnya. “Ketika kami sampai di tempat kerja, ada seekor anak rusa yang baru lahir di trotoar menuju pintu masuk utama kami dan seekor rusa betina berkeliaran di sisi lain tempat parkir kami.”

Sepertinya induk rusa itu sempat meninggalkan bayinya di tempat yang agak berbahaya, jadi staf segera bertindak.

“Kami memasang kerucut dan tanda oranye, dan memastikannya terlindungi dari sinar matahari sepanjang hari,” jelas Aubrey.

Seiring berlalunya waktu, muncul kekhawatiran bahwa induk rusa itu mungkin tidak akan kembali.

Namun, sesaat sebelum matahari terbenam, hati meleleh lagi — induk rusa kembali untuk bersatu kembali dengan anaknya, dan keluarga yang manis itu pergi bersama-sama, dengan selamat dan sehat.

Sebagai puncaknya, klub fotografi lokal di perpustakaan mendengar tentang rusa muda itu dan bergegas datang.

Presiden klub, John Doskoch, mengambil beberapa foto luar biasa dari pengunjung mungil itu, menambahkan sentuhan ajaib pada hari yang sudah tak terlupakan. (yn)

Sumber: sunnyskyz

800 Pejabat Terseret! Bom Waktu yang Siap Meledakkan Kekuasaan Xi Jinping?

EtIndonesia. Dalam perkembangan terbaru yang mengguncang dunia politik Tiongkok, Komisi Disiplin Pusat Partai Komunis Tiongkok (PKT) resmi mengumumkan pemeriksaan terhadap Lan Tianli, Wakil Sekretaris PKT sekaligus Ketua Pemerintah Daerah Otonom Guangxi. Dia diduga terlibat dalam pelanggaran disiplin dan hukum berat. Kasus ini menandai kedua kalinya, sejak Kongres Nasional PKT ke-20, seorang pejabat sekelas pemimpin pemerintahan provinsi yang masih aktif dijerat skandal besar.

Laporan ini tidak hanya mengejutkan publik Tiongkok, tetapi juga mengundang sorotan dunia internasional. Sebab, penangkapan Lan Tianli diprediksi akan menyeret setidaknya 800 pejabat dan pengusaha lain, bahkan dikaitkan dengan nama besar Guo Shengkun—yang dikenal punya hubungan keluarga dengan mantan petinggi PKT, Zeng Qinghong.

Tak hanya itu, slogan yang digaungkan pimpinan Partai Guangxi, “Tak Ada Raja Bermahkota Besi”, telah memicu spekulasi mengenai tajamnya konflik internal di kalangan elite PKT dan kemungkinan adanya ‘pembersihan’ politik besar-besaran di belakang layar.

Pandangan Ahli: Analisis Mendalam Yuan Hongbing

Dalam rangka menggali dinamika di balik kasus ini, jurnalis Kan Zhongguo mewawancarai Profesor Yuan Hongbing, seorang pakar hukum dan pengamat politik Tiongkok yang kini tinggal di Australia. Yuan dikenal sering membongkar intrik di kalangan elite PKT.

Profesor Yuan menegaskan: “Sistem internal PKT saat ini tengah menghadapi krisis terbesar. Meskipun Xi Jinping telah menggencarkan kampanye anti-korupsi selama lebih dari 12 tahun, justru korupsi semakin merajalela. Setiap pejabat besar yang tumbang akan menyeret gelombang pejabat lainnya. Ini adalah pola sistemik yang mengakar.”

Menurut Yuan, Xi Jinping sebenarnya hanya ‘setengah melek’ dalam urusan ideologi, namun sangat licik dalam memperebutkan kekuasaan. Dia menggambarkan Xi sebagai sosok yang buruk dalam mengelola negara, namun, karena aturan ‘seleksi terbalik’ dalam sistem otoriter, justru menempati puncak piramida kekuasaan PKT.

 “Barangkali ini adalah ‘kutukan langit’ bagi rezim tirani,” sindirnya.

Di awal masa kekuasaan, Xi sempat menipu publik lewat slogan anti-korupsi, tapi kenyataannya, itu hanya digunakan untuk menyingkirkan lawan politik—sebuah pembersihan besar-besaran ala Stalin. Tujuan utama Xi bukan sekadar pemberantasan korupsi, melainkan memuluskan jalan menjadi ‘kaisar seumur hidup’, menyelamatkan PKT dari krisis eksistensial, dan membangkitkan komunisme internasional.

Yuan Hongbing mengingatkan: “Ren Zhiqiang, satu-satunya orang yang sangat berani, pernah berkata: ‘Xi Jinping adalah badut telanjang yang ingin menjadi kaisar.’ Ini konsensus langka di kalangan pejabat dan masyarakat.”

Ironisnya, Xi justru menjadi simbol puncak kehendak politik PKT, namun secara moral, kompetensi, dan kapasitas, dia sangat diragukan. 

“Inilah lonceng kematian bagi PKT,” lanjut Yuan. “Setiap kebijakan yang dikendalikan langsung oleh Xi hampir selalu berujung pada kegagalan dan kehancuran.”

Di kalangan birokrasi, Xi bahkan dijuluki “Kaisar Proyek Gagal” (Emperor of Abandoned Projects) karena banyak proyek besar yang mangkrak. Rakyat dan pejabat semakin marah, dan banyak pejabat kini memilih bermalas-malasan, korupsi masif, dan ‘menunggu kehancuran’. Mereka sudah kehilangan harapan terhadap masa depan PKT maupun Xi Jinping.

Krisis Internal PKT: Fenomena Faksi dan Persiapan Runtuhnya Sistem

Menurut Yuan, krisis paling mematikan bagi Xi adalah ketika para pejabat mulai kehilangan kepercayaan, bahkan saling menunjuk sebagai sumber masalah. Retorika tentang “Keemasan Zaman Baru Xi Jinping” dinilai hanya fatamorgana sebelum kehancuran.

Faktanya, para pejabat PKT paling tahu betapa gentingnya krisis yang sedang dihadapi. Ada kemungkinan besar, dalam beberapa tahun ke depan, sistem diktator Xi akan runtuh akibat perlawanan rakyat dan Tiongkok masuk ke era kekacauan serta perebutan kekuasaan. Yuan bahkan mengutip Mao Zedong yang pernah berkata: “Setelah aku tiada, akan ada hujan darah dan angin amis.”

Meski Xi masih bermimpi menjadi kaisar abadi dan menuntut loyalitas mutlak dari para pejabat, mayoritas pejabat PKT mulai mempersiapkan diri dengan mengumpulkan kekayaan dan membangun kekuatan ekonomi-politik pribadi untuk menyelamatkan diri jika sistem runtuh. Inilah salah satu penyebab utama mengapa korupsi semakin merajalela.

Sejak Kongres Nasional PKT ke-20, hampir semua pejabat yang dijerat Komisi Disiplin Pusat, termasuk Lan Tianli, dikenai tuduhan “membangun faksi/geng” —istilah yang kabur namun sarat makna psikologis. Intinya, mereka membentuk jejaring pribadi di luar struktur resmi partai, membangun ‘kerajaan kecil’ sebagai antisipasi jika PKT kolaps.

Laporan Rahasia: “Faksi dan Geng” Jadi Ancaman Eksistensial

Menteri Organisasi PKT, Shi Taifeng, dalam laporannya ke Komite Tetap Politbiro, menegaskan bahaya fenomena “aktivitas non-organisasi membangun faksi/geng di dalam partai”. Laporan ini, yang tersebar ke seluruh struktur partai, menyebut fenomena ini sebagai bentuk pengkhianatan dan korosi sistemik paling berbahaya bagi kelangsungan PKT.

Tiga Ciri Fenomena Faksi/Geng:

  1. Jejaring Hirarkis Pribadi: Loyal hanya pada atasan yang mengangkat mereka, bukan pada partai. Ini mengubah struktur partai menjadi ‘geng pribadi’.
  2. Jaringan Lintas Sektor: Menghubungkan pejabat partai, militer, BUMN, dan pengusaha swasta—membentuk jaringan kekuatan paralel.
  3. Berbasis Wilayah Tradisional: Para pejabat membangun kekuatan lokal di berbagai provinsi untuk bertahan dari kemungkinan kekacauan nasional, seperti di Delta Sungai Yangtze, Timur Laut, Guangxi, Hunan, Henan, Ningxia, Qinghai, dan lainnya.

Salah satu pejabat yang kini tengah diperiksa mengakui, membangun jaringan daerah adalah langkah antisipatif untuk melindungi diri dari kemungkinan amuk massa jika kekuasaan runtuh.

Selain itu, kasus pejabat tinggi militer seperti Miao Hua dan He Weidong yang awalnya sangat dipercaya Xi, kini justru terungkap bersekongkol dengan keluarga Jiang Zemin dan Zeng Qinghong—musuh utama Xi di wilayah Shanghai dan Delta Yangtze. Bahkan di Xinjiang, Korps Produksi dan Konstruksi ikut membangun jaringan dengan pejabat lokal, bersiap menghadapi segala skenario perubahan rezim.

Pepatah lama kembali terbukti: “Bebek di sungai lebih dulu tahu air menghangat.” Artinya, para pejabat PKT selalu lebih cepat merasakan tanda-tanda krisis.

Kampanye Anti-Korupsi, Intelijen, dan Ketakutan Sistemik

Fenomena jatuhnya banyak jenderal sejak 2012—sebagian besar diangkat Xi sendiri—dinilai sebagai bagian dari pilar utama kontrol kekuasaan PKT di era Xi.

Menurut Yuan, seluruh sistem kini dikendalikan oleh jaringan intelijen dan polisi rahasia yang sangat masif:

  • Komisi Disiplin Pusat dan Komisi Pengawasan Negara: Ratusan ribu agen mengawasi jutaan pejabat di berbagai tingkatan.
  • Komisi Disiplin Militer: Mengawasi langsung para jenderal.
  • Sekretariat Pusat (dipimpin Cai Qi): Menggabungkan jabatan sekretaris pemerintah provinsi dan partai, di bawah kendali langsung Sekretariat Pusat. Para sekretaris kini menjadi ‘polisi rahasia’ yang memata-matai pejabat tinggi lain.
  • Kementerian Keamanan Negara (MSS): Tidak hanya bertugas untuk intelijen eksternal, tetapi juga menjadi polisi rahasia internal partai, mengawasi semua level pejabat.
  • Kementerian Keamanan Publik: Ketat mengawasi kelompok masyarakat dan tokoh berpengaruh.
  • Komisi Militer Pusat: Setelah Kongres ke-20, didirikan satuan khusus beranggota 18 ribu orang yang bertugas menangkap dan menahan jenderal yang dicurigai tidak loyal.

Bahkan, setiap sekretaris pejabat tinggi militer kini diawasi langsung oleh kantor Xi Jinping, menjadi ‘polisi rahasia’ untuk atasannya sendiri.

Kesimpulan: “Lonceng Kematian” Bagi Rezim Xi dan PKT?

Sejarah menunjukkan, semua rezim diktator yang bertahan lewat jaringan polisi rahasia pada akhirnya tumbang. Metode pembersihan dan pemecatan besar-besaran terhadap pejabat yang dianggap tidak loyal hanya membuat mental birokrasi terguncang dan mempercepat kehancuran fondasi kekuasaan.

Pada akhirnya, para pejabat adalah pilar utama rezim. Ketika kepercayaan mereka ambruk dan mereka lebih sibuk mempersiapkan jalan selamat pribadi, saat itulah kekuasaan PKT benar-benar berada di ambang kehancuran.

Penutup:
Kasus Lan Tianli hanyalah puncak dari gunung es krisis elite PKT. Di balik layar, fenomena “tak ada raja bermahkota besi” menandai terjadinya perubahan besar yang, jika terus berlanjut, dapat mengguncang Tiongkok menuju babak sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya—sebuah babak yang berpotensi penuh kekacauan, pertarungan kekuatan, dan mungkin, berakhirnya era PKT di Tiongkok.

Dunia di Ujung Tanduk! 355 Drone Hujani Ukraina, Trump Ancam Rusia Hancur, Tiongkok Terseret Skandal Perang

EtIndonesia. Ukraina kembali menjadi pusat guncangan geopolitik dunia setelah mengalami serangan drone terbesar sepanjang sejarah konflik, dengan total 355 drone dikerahkan oleh Rusia dalam satu malam pada 25 Mei. Serangan ini memicu gelombang kecaman internasional dan memunculkan reaksi keras dari para pemimpin Barat, terutama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Serangan Udara Massif: Ukraina Dihujani 355 Drone dalam Satu Malam

Pada malam 25 Mei, Rusia melancarkan serangan udara intensif dengan menggunakan ratusan drone ke berbagai wilayah strategis Ukraina. Ini menjadi serangan drone terbesar sejak invasi dimulai pada 2022. Menurut otoritas Ukraina, total 355 drone dan rudal diluncurkan ke berbagai kota besar, menyebabkan kerusakan infrastruktur vital dan menelan korban jiwa serta luka-luka.

Serangan yang berkelanjutan selama dua malam berturut-turut ini menandai babak baru dalam intensitas konflik. Pemerintah Kiev menyatakan bahwa pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh sebagian besar drone, namun masih ada puluhan yang lolos dan menghantam target sipil serta militer.

Trump Menyebut Putin “Gila”, Barat Kompak Cabut Pembatasan Senjata untuk Ukraina

Di tengah situasi genting tersebut, Presiden AS, Donald Trump menampilkan sikap yang jauh lebih keras terhadap Rusia. 

Melalui media sosialnya, Trump secara terbuka menyatakan: “Putin sudah benar-benar gila. Sejak awal saya sudah bilang, ia ingin seluruh Ukraina. Jika itu benar, dan dia nekat melakukannya, Rusia akan runtuh.”

Pernyataan Trump ini mendapat sorotan dari berbagai analis. Zhang Tianliang, seorang pengamat politik internasional, menilai bahwa Trump akhirnya menyadari bahwa Putin hanya mempermainkan pihak Barat, khususnya dirinya sendiri, tanpa niat tulus untuk mengakhiri perang. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio bahkan dianggap lebih tajam dalam mengecam Moskow, mendesak aksi nyata dari Washington dan sekutunya.

Sebagai respons konkret terhadap eskalasi ini, pada 26 Mei, Jerman, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat secara resmi mencabut seluruh batasan jangkauan penggunaan senjata yang dipasok ke Ukraina. Kini, militer Ukraina diperbolehkan menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang target militer di dalam wilayah Rusia, termasuk markas komando dan gudang senjata strategis.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron menambahkan: “Trump sekarang mulai sadar, pemimpin Rusia itu sudah berbohong kepadanya soal perang.” 

Macron juga menuntut agar Barat memberikan tenggat waktu jelas bagi Moskow untuk menerima gencatan senjata, dengan ancaman sanksi lebih keras jika Rusia tetap menolak.

Insiden Viral: Macron dan Istri di Vietnam, serta Upaya “Pemenggalan Kepala” Putin

Sementara itu, lawatan Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte ke Vietnam menjadi sorotan tersendiri. Sebuah video viral menunjukkan Brigitte tiba-tiba menepuk wajah Macron saat turun dari pesawat, membuat momen tersebut ramai dibahas di media sosial. Istana Elysee awalnya membantah ada masalah, namun akhirnya mengakui bahwa insiden itu hanya candaan di antara suami istri.

Di sisi lain, pada 26 Mei, media Taiwan mengutip laporan Channel One Rusia yang menyebut pada 20 Mei lalu, militer Ukraina berusaha melakukan serangan “pemenggalan kepala” terhadap Presiden Putin. Dalam operasi tersebut, sebanyak 46 drone Ukraina diarahkan untuk menyerang rute pesawat kepresidenan saat Putin menuju Kursk. Meski begitu, semua drone berhasil dipatahkan oleh sistem pertahanan Rusia dan Putin dinyatakan selamat.

Pesawat  khusus Presiden Putin, IL96 300PU—yang dijuluki “Kremlin Bow in the Air”—dilengkapi teknologi pertahanan canggih, termasuk perlindungan infra merah, sistem anti-radar, pertahanan 360 derajat, komunikasi satelit terenkripsi, serta kemampuan komando nuklir. Demi keamanan ekstra, biasanya 3-5 pesawat pengiring beroperasi secara terbuka maupun rahasia, sehingga jalur dan identitas pesawat asli sangat sulit dilacak.

Tiongkok Terbongkar Pasok Material Militer ke Rusia, Ukraina Beri Sinyal Keras ke Barat

Di tengah memanasnya situasi, Kepala Intelijen Luar Negeri Ukraina, Yuriy Ivashchenko, mengungkap kepada Ukrinform bahwa Tiongkok secara sistematis memasok mesin industri, bahan kimia khusus, mesiu, suku cadang, dan komponen elektronik ke lebih dari 20 pabrik militer Rusia. Dari 2024 hingga 2025, tercatat sedikitnya lima kerja sama besar antara Beijing dan Moskow, termasuk pengiriman suku cadang dan dokumen pesawat tempur.

Lebih mengejutkan lagi, 80% perangkat elektronik yang digunakan pada drone militer Rusia saat ini berasal dari Tiongkok. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy sebelumnya secara terbuka menuduh Beijing memberikan dukungan militer langsung kepada Moskow, bahkan melibatkan warga negara Tiongkok dalam produksi senjata Rusia. Tuduhan ini segera dibantah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, namun berbagai bukti terus bermunculan.

Motif Ukraina Bongkar Keterlibatan Tiongkok: Menggugah Barat untuk Bertindak

Cheng Chin-mu, Wakil Dekan Departemen Hubungan Internasional Universitas Tamkang, Taiwan, menilai bahwa pengungkapan Ukraina tentang peran Tiongkok di balik mesin perang Rusia bukan tanpa alasan. Menurutnya, tujuan utama Kiev adalah membangunkan Barat—terutama Amerika Serikat—bahwa konflik Ukraina bukan lagi sekadar “Ukraina versus Rusia”, melainkan pertempuran antara Ukraina dan poros Tiongkok-Rusia.

“Zelenskyy secara spesifik memberi pesan ke Trump, bahwa hambatan terbesar bagi perdamaian saat ini justru adalah Beijing, bukan hanya Moskow. Jika AS dan Barat tidak menindak langsung ke akar masalah, perang ini tidak akan pernah usai,” ungkap Cheng kepada Epoch Times.

Cheng menambahkan, bocoran ini dapat menimbulkan dua efek besar:

  • Mempersempit ruang gerak Tiongkok dalam menjalin hubungan strategis dengan Eropa, khususnya di tengah perang dagang dengan AS.
  • Meningkatkan kesadaran global, terutama di Washington, bahwa kunci untuk menekan Rusia bukan sekadar sanksi ekonomi, tetapi juga memutus rantai pasokan militer dari Tiongkok.

Kesimpulan: Perang Ukraina Memasuki Babak Baru, Peran Tiongkok Kian Disorot

Serangan drone masif Rusia ke Ukraina, perubahan sikap Trump, pencabutan pembatasan jangkauan senjata Barat, serta terbongkarnya peran Tiongkok sebagai pemasok utama industri militer Rusia menjadi sinyal bahwa konflik ini memasuki fase baru yang jauh lebih berbahaya dan kompleks. Tarik-menarik kekuatan antara Barat, Rusia, dan Tiongkok kini semakin terang-terangan, menempatkan dunia pada ambang eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Trump Berbalik Kecam Putin: “Sudah Gila” dan Bisa Bikin Rusia Runtuh — dan Sindir Zelenskyy: “Buka Mulut, Buat Masalah”

EtIndonesia. Di tengah berlangsungnya pertukaran tahanan terbesar antara Rusia dan Ukraina sejak perang dimulai, serangan udara besar-besaran juga dilancarkan secara bersamaan oleh Rusia terhadap berbagai kota di Ukraina. Menanggapi hal ini,Presiden AS, Donald Trump pada 25 Mei mengecam keras Presiden Rusia, Vladimir Putin dan menyebutnya telah “benar-benar gila”, bahkan mengisyaratkan bahwa tindakan Putin bisa membuat Rusia hancur.

Namun Trump juga tidak lupa menyindir Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang menurutnya “begitu buka mulut malah bikin masalah.” Dia menegaskan bahwa ini adalah “perangnya Zelenskyy, Putin, dan Biden”, sementara dirinya hanya mencoba memadamkan api akibat ketidakmampuan para pemimpin dunia.

Trump Meledak: Putin Gila, Zelenskyy Tak Membantu

Menurut laporan sejumlah media internasional, pada 25 Mei lalu, Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak invasi dimulai, menewaskan 13 orang dan melukai puluhan lainnya di berbagai kota Ukraina.

Di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump menulis: “Saya dulu punya hubungan baik dengan Putin, tetapi sekarang tampaknya ada sesuatu yang tidak beres dengannya. Dia sudah gila! Dia membunuh banyak orang tanpa alasan—dan saya tidak hanya bicara tentang tentara. Rudal dan drone menyerang kota-kota di Ukraina tanpa alasan apa pun.”

Trump mengatakan dirinya sangat terkejut dengan eskalasi terbaru ini. 

“Saya selalu bilang bahwa dia (Putin) menginginkan seluruh Ukraina, bukan hanya sebagian. Mungkin ternyata saya benar. Tapi kalau dia benar-benar mencobanya, itu bisa menghancurkan Rusia sendiri!” katanya.

Sindiran untuk Zelenskyy dan Kritikan terhadap Pemerintahan Biden

Trump juga melontarkan kritik terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. 

“Cara Zelenskyy berbicara sama sekali tidak menguntungkan bagi negaranya. Dia begitu buka mulut, langsung buat masalah. Saya tidak suka itu. Dia sebaiknya diam saja,” tulis Trump.

Trump kemudian menegaskan bahwa jika dirinya yang menjadi Presiden saat ini, perang Rusia-Ukraina tidak akan pernah terjadi. 

“Ini adalah perang antara Zelenskyy, Putin, dan Biden—bukan perang Trump. Saya hanya berusaha memadamkan api besar yang disebabkan oleh ketidakmampuan dan kebencian ekstrem,” ujarnya.

Zelenskyy Kritik Diamnya AS

Di sisi lain, Presiden Zelenskyy menyampaikan kekecewaannya atas sikap diam Amerika Serikat setelah Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina. 

Dalam unggahan Telegram pada 25 Mei, dia menulis: “Setiap kali Rusia melakukan serangan teror seperti ini, itu seharusnya menjadi alasan yang sah bagi AS untuk menjatuhkan sanksi baru. Rusia sedang mengulur perang ini dan membunuh orang setiap hari.”

Zelenskyy menambahkan: “Orang-orang mungkin bisa berlibur ke tempat lain, tetapi perang ini terus berlangsung, baik akhir pekan maupun hari biasa. Diamnya Amerika dan negara-negara lain di dunia hanya akan menambah semangat Putin.”

Trump Pertimbangkan Tambahan Sanksi untuk Moskow

Trump juga mengatakan bahwa dirinya tidak puas dengan apa yang dilakukan Putin, dan mengindikasikan kemungkinan memperberat sanksi terhadap Rusia.

Saat dalam perjalanan pulang ke Washington menggunakan Air Force One dari New Jersey, Trump kepada awak media mengatakan: “Saya benar-benar tidak mengerti apa yang sedang Putin lakukan. Dia sedang membunuh banyak orang, dan saya sama sekali tidak menyetujui itu.”

Di tengah berlangsungnya negosiasi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, Trump mengatakan: “Kita sedang berbicara tentang perdamaian, tetapi pada saat yang sama, Putin justru menembakkan rudal ke Kiev dan kota-kota lain.”

Saat ditanya apakah dia mempertimbangkan sanksi tambahan, Trump menjawab: “Tentu. Dia sedang membunuh banyak orang.”

Jerman dan Uni Eropa Bereaksi Keras terhadap Serangan Drone Terbesar Rusia

Menanggapi serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Rusia, termasuk peluncuran hampir 300 drone tempur, Pemerintah Jerman pada 26 Mei mengatakan bahwa sekutu Kiev harus memberikan tanggapan tegas.

Dalam wawancara dengan saluran televisi ARD, Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul mengatakan: “Kami tidak bisa menerima ini begitu saja.” 

Dia juga menegaskan bahwa tindakan Putin merupakan bentuk penghinaan terhadap hak asasi manusia dan merupakan pelecehan terhadap Donald Trump, yang selama ini berusaha membawa Putin ke meja perundingan.

Sebelumnya, Uni Eropa pada 20 Mei telah resmi meluncurkan putaran ke-17 sanksi terhadap Rusia, yang kali ini menargetkan kapal-kapal tanker minyak dari armada bayangan milik Rusia.

Wadephul menyatakan bahwa sanksi baru ini “akan membawa dampak serius terhadap ekonomi Rusia”, khususnya di sektor energi dan industri lainnya. 

“Rusia akan masuk dalam kesulitan keuangan besar karena sanksi ini,” ujarnya.(jhn/yn)

Gedung Capitol AS Kibarkan Bendera Dua Kali pada 13 Mei untuk Menghormati Master Li Hongzhi

 Pada 13 Mei 2025, diperingati sebagai Hari Falun Dafa Sedunia ke-26 sekaligus peringatan 33 tahun penyebaran Falun Dafa ke seluruh dunia. Gedung Capitol Amerika Serikat yang terletak di Washington, D.C., dua kali mengibarkan bendera AS sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri Falun Dafa, Li Hongzhi, serta untuk merayakan Hari Falun Dafa Sedunia.

EtIndonesia. Pada Hari Falun Dafa Sedunia, 13 Mei, bendera Amerika Serikat secara khusus dikibarkan dua kali di Gedung Capitol untuk menghormati pendiri Falun Gong, Li Hongzhi. Gedung Capitol adalah kantor Kongres Amerika Serikat. 

Pengibaran bendera ini dilakukan atas permintaan Senator  dari Delaware, Chris Coons, dan Anggota DPR AS  dari Delaware, Sarah McBride. Kedua bendera yang telah dikibarkan di atas Gedung Capitol ini kemudian diberikan sebagai bentuk kehormatan kepada Li Hongzhi.

Dalam sertifikat pemberian bendera tersebut tertulis:

“Dengan ini disertifikasi bahwa bendera ini dikibarkan di atas Gedung Capitol Amerika Serikat pada tanggal 13 Mei 2025. Atas permintaan Senator Amerika Serikat Christopher A. Coons, bendera ini dikibarkan untuk menghormati pendiri Falun Dafa, Li Hongzhi. Tahun ini merupakan peringatan 33 tahun penyebaran Falun Dafa oleh Li Hongzhi di Tiongkok. Ratusan juta orang di seluruh dunia merayakan hari ini, yakni Hari Falun Dafa Sedunia.”

“Bendera ini dikibarkan di atas Gedung Capitol Amerika Serikat pada Hari Falun Dafa Sedunia atas permintaan Anggota Kongres Sarah McBride, untuk menghormati pendiri Falun Dafa, Li Hongzhi.”

Chris Coons, seorang Senator AS dari Partai Demokrat dari Delaware, menghadiahkan kepada maste Li Hongzhi sebuah bendera Amerika yang dikibarkan di Gedung Kongres AS pada tanggal 13 Mei, dan mengeluarkan sebuah sertifikat.
Sarah McBride, anggota Kongres dari Delaware, menghadiahkan kepada master Li Hongzhi sebuah bendera Amerika yang dikibarkan di Gedung Kongres AS pada tanggal 13 Mei, dan memberikan sebuah sertifikat.

Falun Dafa, juga dikenal sebagai Falun Gong, adalah sebuah metode kultivasi jiwa dan Raga yang berlandaskan prinsip “Sejati, Baik, Sabar”. Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Li Hongzhi di Tiongkok pada 13 Mei 1992, dalam kurun waktu 33 tahun, Falun Dafa telah menyebar ke lebih dari 110 negara dan wilayah di seluruh dunia. 

Praktik ini telah membawa manfaat bagi ratusan juta orang dari berbagai latar belakang etnis, profesi, dan usia, serta memperoleh penghargaan dan rasa hormat luas dari masyarakat dunia. (Hui)

Laporan disusun oleh reporter New Tang Dynasty Television, Yi Jing dan Chi Xiao.

Irwan Wirahadikusuma: Profesional Perhotelan dengan Kompetensi Global dan Kearifan Lokal 

0

Irwan Wirahadikusuma adalah sosok yang tak asing dalam industri perhotelan Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, ia telah membuktikan dedikasinya melalui berbagai pencapaian gemilang. Lahir di Bandung pada 15 April 1983, Irwan tumbuh dalam keluarga Sunda yang kental dengan nilai-nilai budaya lokal. Namun, minatnya terhadap dunia perhotelan justru terpupuk berkat kecintaannya pada bahasa dan interaksi sosial. 

Fondasi Bahasa dan Passion di Dunia Hospitality

Ketertarikan Irwan pada industri perhotelan berawal dari kemampuannya menguasai bahasa asing. Saat SMA, ia memilih jurusan bahasa, berbeda dengan teman-temannya yang lebih condong ke IPA atau IPS. Ia fokus mempelajari bahasa Inggris, Jerman, dan sastra Indonesia. Kemampuan multibahasa ini menjadi modal berharga baginya, karena ia meyakini bahwa komunikasi adalah kunci utama dalam dunia hospitality. 

Setelah lulus SMA pada 2001, Irwan sempat berkuliah di Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan jurusan Sastra Jepang. Namun, ia menyadari bahwa passion-nya tidak terletak di sana. Akhirnya, ia memutuskan untuk pindah ke Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) dan mengambil program Diploma IV Manajemen Kepariwisataan. Keputusan ini menjadi titik awal karier gemilangnya di industri perhotelan. 

Perjalanan Karier: Dari Guest Service Agent Hingga Hotel Manager

Irwan memulai karier profesionalnya pada 2006 sebagai Guest Service Agent di Concorde Hotel Kuala Lumpur, Malaysia. Pengalaman internasional ini memberinya wawasan luas tentang pelayanan tamu global. Setelah setahun di Malaysia, ia kembali ke Indonesia dan bekerja di Shangri-La Surabaya sebelum akhirnya bergabung dengan grup Accor di Novotel Bandung. 

Di Accor, karier Irwan berkembang pesat. Ia mengawali sebagai Guest Service Agent, lalu naik jabatan menjadi Supervisor Front Office, dan kemudian Assistant Front Office Manager di Ibis Bandung Trans Studio—hotel Ibis terbesar di Asia Tenggara dengan 600+ kamar. Prestasinya sebagai “Loyalty Champion” dan kontribusinya dalam meraih penghargaan seperti “Accor Indonesia Best Hotel of The Year 2016” membuktikan dedikasinya. 

Pada 2017, Irwan dipromosikan sebagai Front Office Manager di Mercure Bandung Setiabudi, kemudian Room Division Manager di Mercure Bandung City Centre. Di sini, ia berhasil meningkatkan Reputation Performance Score (RPS) menjadi 87.20/85.10 dan membawa hotel tersebut masuk dalam 15 besar kompetisi sarapan terbaik Accor untuk wilayah Malaysia, Indonesia, dan Singapura. 

Tantangan dan Prestasi di Mercure Karawang dan Surabaya

Pada 2018, Irwan menghadapi tantangan baru sebagai Executive Assistant Manager di Mercure Karawang. Daerah industri ini membutuhkan strategi bisnis yang unik. Di bawah kepemimpinannya, hotel ini berhasil mencatatkan peningkatan signifikan: 

– Occupancy rate +4.3% vs target, 

– RevPar +IDR 42.294 vs budget, 

– Guest Satisfaction Score 93 (+2 vs target), 

– Employee Engagement Score 91 (+2 vs target). 

Kinerja gemilang ini membawanya terpilih untuk mengikuti Hotel Manager Development Program (HMDP)—program prestisius yang hanya diikuti oleh 50 manajer terbaik dari Asia Tenggara, Jepang, dan Korea. Kelulusannya dari HMDP mengantarkannya ke puncak karier sebagai Hotel Manager di Mercure Surabaya Grand Mirama, salah satu hotel Mercure terbesar dengan 260 kamar dan fasilitas lengkap. 

Dinamika Industri dan Falsafah Kepemimpinan 

Bagi Irwan, industri perhotelan adalah dunia yang dinamis. Setiap hari menghadirkan tantangan baru, mulai dari mengelola tamu dengan beragam karakter hingga menjaga stabilitas bisnis di tengah persaingan ketat. Prinsip yang ia pegang teguh adalah nilai-nilai Accor: menghargai rekan kerja, percaya pada tim, dan terus berinovasi. 

Ia juga menekankan pentingnya adaptasi. Misalnya, strategi bisnis di Karawang yang berbasis industri berbeda dengan Surabaya yang metropolitan. “Kunci sukses di perhotelan adalah fleksibilitas, networking, dan profesionalitas,” ujarnya. 

Mercure Surabaya Grand Mirama: Keunggulan dan Keunikan 

Sebagai Hotel Manager, Irwan bangga dengan keunggulan Mercure Surabaya Grand Mirama. Hotel ini tidak hanya menawarkan 260 kamar, tetapi juga fasilitas lengkap seperti: 

– 12 meeting room dan 1 grand ballroom (kapasitas 1.000 orang), 

– Berbagai outlet F&B: restoran China, Jepang, coffee shop, dan lounge, 

– Kolam renang, spa, gym, serta aktivitas mingguan untuk keluarga. 

Kombinasi fasilitas bisnis dan keluarga ini membuat hotel ini unik dan menjadi pilihan utama tamu di Surabaya. 

Pesan untuk Generasi Muda 

Perjalanan Irwan membuktikan bahwa passion, konsistensi, dan kesiapan belajar adalah kunci sukses di industri perhotelan. Pesannya untuk generasi muda yang ingin berkarier di dunia hospitality: 

“Hotel itu dinamis. Jika kalian suka tantangan dan belajar hal baru, ini adalah tempat yang tepat. Jangan pernah berhenti mengembangkan diri dan jadilah pembelajar seumur hidup.” 

Dari Bandung ke Kuala Lumpur, dari Karawang hingga Surabaya, Irwan Wirahadikusuma terus menorehkan prestasi sambil menikmati setiap dinamika yang ada. Ia adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, siapa pun bisa mencapai puncak karier di industri perhotelan.

Kampus di Tiongkok Memulangkan Mahasiswa Asing, Akhir dari Era Perlakuan Istimewa?

0

Baru-baru ini, sejumlah universitas ternama di Tiongkok melancarkan “gelombang pemulangan” mahasiswa asing, yang memicu perhatian luas. Para pakar menilai bahwa seiring dengan melemahnya ekonomi, pengetatan anggaran, dan perubahan iklim politik, era “perlakuan istimewa melebihi warga negara” bagi mahasiswa asing di Tiongkok mungkin akan segera berakhir.

EtIndonesia. Menurut informasi yang beredar di internet, Universitas Zhejiang telah memulangkan 96 mahasiswa asal Afrika dan mencabut berbagai subsidi besar yang mereka terima, serta menghentikan semua perlakuan khusus.

Universitas Wuhan mengikuti langkah serupa dengan memulangkan 92 mahasiswa dari 10 negara. Sementara itu, Universitas Sichuan bahkan memulangkan 300 mahasiswa sekaligus, termasuk 213 mahasiswa pascasarjana yang sudah belajar selama 8 tahun tetapi belum juga lulus.

Sebagian besar mahasiswa yang dipulangkan tersebut dinilai tidak memenuhi standar akademik atau melanggar peraturan universitas.

Beberapa di antara mereka bahkan tidak pernah hadir di kelas, atau setidaknya gagal di separuh mata kuliah; ada yang belum bisa melewati ujian bahasa dasar, tidak bisa berbicara maupun belajar bahasa Mandarin; juga ada yang melakukan plagiarisme, pemalsuan, dan melanggar aturan asrama.

Direktur Eksekutif Asosiasi Inspirasi Taiwan (TIA), Lai Rongwei, mengatakan bahwa gelombang pemulangan mahasiswa asing ini berkaitan erat dengan situasi politik dan ekonomi saat ini di Tiongkok.


“Ini sejalan dengan arah politik dan sosial Tiongkok saat ini, yang sedang dipenuhi dengan semangat nasionalisme. Pihak universitas, menurut saya, berusaha menebak arah kebijakan pemerintah pusat. Para pemangku kepentingan, baik sekretaris partai universitas maupun rektor yang menangani administrasi, semuanya memiliki ambisi karier politik yang ingin mereka capai,” katanya. 

Anggaran pendidikan Kementerian Pendidikan Tiongkok tahun 2025 menunjukkan bahwa dana untuk program studi mahasiswa asing hanya sebesar RMB.695 juta , turun hampir RMB.1 miliar dibanding tahun sebelumnya.

Lima tahun lalu, anggaran untuk program ini bahkan pernah mencapai lebih dari RMB. 3,6 miliar .

Sejarawan asal Tiongkok yang kini tinggal di Australia, Li Yuanhua, menjelaskan bahwa karena ekonomi Tiongkok sedang lesu dalam beberapa tahun terakhir, pemotongan anggaran besar-besaran menyebabkan negara tidak mampu lagi membiayai subsidi besar untuk mahasiswa asing.


“Universitas-universitas tidak lagi menerima dana sebanyak dulu dari negara, jadi mereka harus mengambil tindakan seperti ini. Dengan menghapus nama-nama mahasiswa dari daftar, dana tersebut bisa dialihkan untuk keperluan lain,” ujarnya. 

Selama beberapa tahun terakhir, jumlah mahasiswa asing dari Eropa dan Amerika di Tiongkok juga menurun drastis. Misalnya, jumlah mahasiswa asal Amerika Serikat telah turun dari puncaknya sekitar 25.000 orang menjadi hanya sekitar 700 orang.

Bahkan mahasiswa Jepang yang dahulu sangat tertarik dengan budaya Tiongkok, kini hanya tersisa sekitar 700 orang di Tiongkok. Sebaliknya, jumlah mahasiswa asal Afrika justru terus meningkat.

Li Yuanhua menilai bahwa mahasiswa dari negara-negara seperti Eropa, Amerika, Jepang, dan Korea Selatan dulu datang ke Tiongkok karena tertarik pada peradaban Tiongkok dan ingin menjadi jembatan dalam hubungan ekonomi antara negara maju dan Tiongkok.

 “Sekarang, banyak orang melihat kehancuran ekonomi Tiongkok yang terjadi secara drastis, dan juga bahwa Tiongkok tidak mematuhi aturan internasional serta sedang dikenai sanksi dari berbagai negara. Ini menyebabkan jumlah mahasiswa dari negara maju menurun secara drastis,” katanya. 

“Sedangkan mahasiswa asal Afrika, selain dari kalangan elite yang ingin mencari status sosial, banyak juga yang berasal dari keluarga kurang mampu. Bagi mereka, belajar di Tiongkok seperti menjadi ladang penghasilan. Beberapa di antaranya justru menggunakan uang subsidi untuk berwisata dan tidak serius belajar,” ujarnya. 

Selama ini, perlakuan “super istimewa” yang diterima mahasiswa dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin di kampus-kampus Tiongkok kerap menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Subsidi studi mereka tidak hanya mencakup beasiswa, tetapi juga menjamin kebutuhan hidup tanpa kekhawatiran.

Di internet, ada mahasiswa asal Afrika yang mengaku telah mengunjungi 17 negara dengan dana beasiswa dari Tiongkok, dan menyebut belajar di Tiongkok sebagai pengalaman yang sangat menyenangkan.

Ada pula mahasiswa berkulit hitam yang memamerkan foto makanan mewah di media sosial, sambil menulis bahwa “uang yang diberikan tidak habis-habis untuk dibelanjakan”.

Li Yuanhua menyatakan bahwa sistem pendidikan mahasiswa asing di Tiongkok telah melampaui ranah pendidikan biasa dan sarat dengan muatan politik.

 “Di masa pertumbuhan pesat ekonominya, Partai Komunis Tiongkok menggunakan dana ini sebagai biaya khusus untuk ‘front persatuan’ global. Banyak mahasiswa asing sejatinya merupakan alat untuk menyuap pejabat negara asal mereka, atau untuk menarik dukungan negara-negara tersebut. Kini, karena kehabisan dana, mereka mulai mengetatkan pengeluaran dan menggunakan media untuk menyampaikan berbagai narasi. Padahal praktik-praktik ini sudah keterlaluan sejak lama,” katanya. 

Beberapa universitas menyatakan bahwa dana yang dihemat dari pemulangan mahasiswa yang “hanya menghabiskan waktu” akan dialokasikan untuk mendukung proyek pendidikan di daerah pedesaan barat Tiongkok.

Namun, menurut Lai Rongwei, bahkan di masa pertumbuhan ekonomi tinggi sekalipun, Partai Komunis Tiongkok belum pernah berhasil mengatasi ketimpangan pendidikan antara kota dan desa. Oleh karena itu, janji “mendukung pendidikan di pedesaan barat” hanyalah slogan kosong, dan tidak menutup kemungkinan bahwa dana tersebut justru akan disalahgunakan oleh para pejabat. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

SMARTFREN RUN 2025 Ajak 5000 Pelari dengan Total hadiah 200 Juta Untuk Pemenang

0

Melalui Smartfren run 2025, XLSMART berharap bisa berperan serta untuk mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup sehat dan menikmati olahraga sambil berkompetisi dengan sehat. Lima (5) pemenang dari tiga (3) kategori akan berkompetisi untuk memperebutkan total hadiah senilai Rp 200 Juta

Jakarta, 21 Mei 2025. PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) melalui brand Smartfren kembali menyelenggarakan kompetisi lari “SMARTFREN RUN 2025“ Menyediakan total hadiah Rp 200 juta dan hadiah tambahan 100 Juta untuk pemenang spesial, kompetisi ini akan diikuti oleh 5000 pelari yang berasal dari berbagai kota dan daerah di seluruh Indonesia. Kompetisi ini akan berlangsung pada 8 Juni 2025 di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Smartfren Run 2025 menjadi langkah nyata XLSMART untuk lebih dekat dengan masyarakat sekaligus mendukung tujuan perusahaan dalam menghubungkan setiap warga masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik. Hal ini juga selaras dengan semangat baru “Bersama, Melaju Tanpa Batas,” mengajak peserta dari berbagai kalangan untuk berlari dengan riang gembira, menumbuhkan semangat kebersamaan, dan bergerak maju tanpa batas untuk masa depan yang lebih sehat dan positif

Direktur & Chief Commercial Officer XLSMART, David Arcelus Oses mengatakan, “Smartfren Run 2025 merupakan event lari tahun kedua yang kami adakan. Kami melihat antusiasme baik dari para pelari maupun masyarakat yang sangat tinggi terhadap kompetisi ini, karena itu tahun ini kami menambah jumlah peserta sebanyak 5000 orang lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 3000 orang. Ini menjadi pembuktian bahwa masyarakat kita sudah sadar mengenai pentingnya pola hidup yang sehat, ditambah pula saat ini lari menjadi salah satu gaya hidup masyarakat. Tentunya kami juga berharap kompetisi ini bisa terus menginspirasi masyarakat di Indonesia secara lebih luas untuk menerapkan gaya hidup sehat serta memupuk semangat sportivitas yang positif di antara sesama peserta.“

Selain itu, ajang ini juga menjadi salah satu bentuk engagement Smartfren dengan pelanggan dan masyarakat pada umumnya serta mewujudkan komitmen kami untuk terus hadir lebih dekat melalui kegiatan yang bermakna dan relevan dalam kehidupan sehari-hari, ujar David.

Smartfren Run 2025 akan dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2025 di Plaza Timur GBK Jakarta. Kompetisi lari ini akan dibagi menjadi tiga kategori mulai dari Half Marathon dengan jarak 21,097km sebegai kategori tertinggi, 10K dan 5,5K, dengan rute perlombaan mulai dari titik di Plaza Timur GBK, melalui Pintu 7, memasuki area HBKB/CFD, Semanggi, Senopati, Pati Unus, Sisingamangraja dan kembali ke Jl. Sudirman untuk kemudian masuk ke pintu 7 dan finis di titik semula. Seluruh rute lomba mendapat sertifikat dan tercatat resmi pada PB PASI karena telah dikalibrasi secara profesional.

David menambahkan, “Kami juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para mitra/partner kami dalam yang mendukung penuh penyelenggaraan dan kesuksesan kompetisi bergengsi ini yaitu PASI dan berbagai pihak lainnya, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Selamat berlomba kepada semua peserta, semoga semuanya menikmati kebersamaan ini dengan kami.”

Peserta terdiri dari atlet nasional, komunitas lari, calon pelanggan, masyarakat umum, sponsor, kolega, hingga tamu VIP. Peserta berdatangan dari berbagai wilayah di Indonesia, tercatat pula sejumlah WNA bergabung memeriahkan lomba ini. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antara Smartfren dengan komunitas dan publik secara luas.

Pendaftaran peserta sudah dibuka pada 25 April 2025 dan karena antusiasme yang tinggi segera ditutup pada 6 Mei lalu sejalan dengan habisnya kuota HM, setelah terlebih dahulu kuota 10K dan 5K Sold out.

Adapun biaya pendaftaran lomba adalah sebagai berikut:
Half Marathon (21K) – Biaya pendaftaran Rp 399.000
10 KM – Biaya pendaftaran Rp 299.000
5,5 KM – Biaya pendaftaran Rp 199.000

Pengambilan racepack bisa dilakukan mulai tanggal 5 – 7 Juni di kantor XLSMART Sabang. Informasi lebih lanjut mengenai Smartfren Run 2025 bisa didapatkan melalui instagram @smartfrenrun

Tentang XLSMART
PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (“XLSMART” atau “IDX: EXCL”) adalah perusahaan telekomunikasi terpadu terbaru di Indonesia yang terbentuk dari penggabungan PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom. Mengusung semangat “innovation with heart”, XLSMART hadir memimpin era digital Indonesia dengan menghadirkan konektivitas yang inklusif, andal, dan siap menghadapi masa depan bagi lebih dari 94,5 juta pelanggan di seluruh Indonesia.

Dengan warisan keunggulan teknologi dan pelayanan pelanggan dari dua perusahaan besar, XLSMART menggabungkan keahlian XL Axiata dalam layanan seluler dan tetap sebagai bagian dari Axiata Group, serta inovasi Smartfren dalam layanan 4G, VoLTE, dan eSIM sebagai bagian dari Grup Sinar Mas.

Dengan tagline “Bersama, Melaju Tanpa Batas”, XLSMART berkomitmen untuk mendorong inklusi digital, mempercepat kemajuan nasional, dan menciptakan nilai jangka panjang bagi Indonesia.

Sering Mengantuk Setelah Makan? Ini Cara agar Tetap Segar Seusai Makan

EtIndonesia. Menurut prinsip Ayurveda (ilmu kesehatan tradisional India), makanan yang kaya rasa, hangat, dan lembap sangat baik untuk orang dengan tipe tubuh “Vata”, yaitu mereka yang cenderung memiliki sistem saraf yang lebih sensitif.

Makanan seperti sup panas, hidangan rebus, dan bubur hangat sangat menenangkan, terutama di musim dingin. Jenis makanan ini memberikan nutrisi dalam yang dibutuhkan oleh orang-orang dengan sensitivitas tinggi. Karena itu, disarankan untuk banyak mengonsumsi sayuran matang saat musim dingin, dan salad segar saat musim panas.

Mengapa Mengantuk Setelah Makan?

Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dapat meningkatkan kadar serotonin di otak, yaitu zat neurotransmitter yang membantu sistem saraf menjadi lebih tenang dan rileks. Namun, makanan yang tinggi protein justru bisa menghambat produksi serotonin dan membuat Anda merasa lebih terjaga dan waspada.

Penelitian menunjukkan bahwa setelah makan siang tinggi protein, seseorang cenderung merasa lebih segar. Sebaliknya, jika makan siang tinggi karbohidrat, rasa kantuk lebih mudah muncul (Jacobs, 1998).

Camilan Sehat Antara Waktu Makan

Untuk menjaga energi tetap stabil sepanjang hari, pilihlah camilan sehat di antara waktu makan, seperti:

·        Buah segar

·        Sayuran

·        Yogurt tanpa lemak

·        Kacang-kacangan

·        Biji-bijian

Contoh camilan lezat dan sehat untuk memuaskan keinginan makan manis: potong apel dan pisang (atau buah favorit lainnya), tambahkan satu sendok makan sirup berry alami tanpa gula atau selai buah, lalu taburkan kelapa parut di atasnya.

Sebaiknya hindari menyimpan camilan olahan manis di rumah agar tidak tergoda, dan lebih baik menyediakan makanan sehat alami sebagai alternatif.

Contoh Pola Makan Sehat untuk Orang dengan Sensitivitas Tinggi

Setiap individu memiliki kebutuhan unik. Yang terpenting adalah mengikuti pola makan yang membuat tubuh dan pikiran Anda merasa tenang, untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh. 

Berikut beberapa contoh menu harian yang cocok untuk individu dengan sistem saraf sensitif:

Sarapan yang Disarankan

1. Bubur gandum, dedak gandum, atau bekatul – ketiganya memiliki indeks glikemik rendah. Bisa dikombinasikan dengan yogurt tanpa lemak, susu, atau susu kedelai. Taburi kayu manis dan gunakan stevia sebagai pemanis alami untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

2. Roti gandum dari biji-bijian yang sudah tumbuh (sprouted grain bread) – bisa dipadukan dengan mentega tanpa garam, selai tanpa gula, kecap rendah garam, atau keju rendah lemak.

3. Telur goreng menggunakan minyak zaitun semprot (spray) di wajan anti lengket.

Makan Siang yang Disarankan

1. Porsi besar sayuran kukus atau tumis ringan dan/atau salad segar, dikombinasikan dengan sumber protein sehat seperti tuna, salmon, sarden, daging kalkun tanpa lemak, atau ayam. Sajikan bersama roti gandum dari biji-bijian tumbuh. Tambahkan minyak zaitun, kecap rendah garam, atau yogurt tanpa lemak, lalu taburi dengan biji wijen, biji bunga matahari, atau kacang-kacangan.

2. Sup kacang sayuran, sayuran matang atau salad, dan roti dari biji-bijian tumbuh.

Makan Malam yang Disarankan

1. Porsi besar sayuran kukus atau tumis ringan dan/atau salad segar, disajikan dengan biji-bijian utuh, ikan, ayam, atau kalkun tanpa lemak.

2. Hidangan casserole (panggang dalam loyang), sup kacang sayur, atau masakan sehat favorit Anda lainnya, dipadukan dengan sayuran matang atau salad serta roti gandum.

Tips Memasak dan Gaya Hidup

·     Kukus sayuran selama 2–3 menit saja agar tetap renyah dan tidak kehilangan nutrisi seperti vitamin dan enzim.

·     Jika ingin menumis, gunakan minyak zaitun atau semprotan minyak zaitun dan wajan anti lengket.

·     Pilih sayuran organik berwarna cerah dari toko makanan sehat jika memungkinkan.

·     Saat makan hidangan tinggi kalori, makan setengah porsi saja dan kunyah perlahan untuk menikmati rasa setiap suapan.

Pilih Ikan yang Aman dan Bergizi

Jika Anda menyukai ikan, utamakan ikan yang kaya omega-3 dan rendah kandungan merkuri seperti salmon dan sarden. Namun, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA, 2003), wanita usia subur sebaiknya menghindari ikan hiu, ikan todak, dan makarel raja karena kandungan merkurinya yang tinggi.

Waktu Makan Buah yang Tepat

Hindari langsung makan buah setelah makan besar karena dapat mengganggu pencernaan. Sebaiknya konsumsi buah di antara dua waktu makan atau dua jam setelah makan besar.

Kesimpulan

Seperti disebutkan sebelumnya, tidak ada satu pola makan yang cocok untuk semua orang. Kuncinya adalah mengenali makanan yang membuat Anda merasa tenang dan nyaman, bukan yang membuat Anda tegang atau lelah. Anda bisa mencari buku resep alami dan sehat di perpustakaan atau toko buku, dan terus bereksperimen dengan apa yang paling sesuai untuk tubuh Anda.

Ingatlah, tujuan dari makan bukan hanya untuk kenyang, tapi juga untuk menyehatkan tubuh dan menenangkan jiwa.(jhn/yn)

Foto Kapal Perang Korea Utara Terbalik Terungkap, Kim Jong-un Murka dan Menangkap 3 Penanggung Jawab

Sebuah kapal perang milik Korea Utara mengalami kecelakaan terbalik saat peluncuran baru-baru ini, yang membuat pemimpin negara tersebut, Kim Jong-un, sangat dipermalukan. Saat ini, pihak berwenang telah menangkap tiga pejabat galangan kapal yang dianggap bertanggung jawab atas insiden tersebut.

EtIndonesia. Media rezim Korea Utara pada  Minggu (25 Mei) melaporkan bahwa Kepala Insinyur Galangan Kapal Chongjin Kang Jong-chol, Kepala Pabrik Pembuatan Lambung Kapal Han Kyong-hak, serta Wakil Kepala Administrasi Galangan Kapal Kim Yong-hak, telah ditahan.

Gambar satelit terbaru yang diambil pada  Sabtu menunjukkan kapal perang yang terbalik masih tertutup terpal tahan air berwarna biru. Bagian belakang kapal terlihat menjulur ke pelabuhan, dan beberapa kapal kecil terlihat berlabuh di sekitar Galangan Kapal Chongjin.

Kim Jong-un yang semula ingin memamerkan kekuatan militernya, menjadi sangat murka setelah menyaksikan langsung kapal tersebut terbalik saat diluncurkan. Ia menyalahkan insiden itu pada “kurangnya pengalaman dalam komando dan kelalaian operasional”, menyebutnya sebagai “tindakan kriminal yang tidak dapat ditoleransi” dan sebuah “masalah politik yang menyangkut otoritas negara.” Ia memerintahkan agar kapal tersebut diperbaiki sebelum sidang pleno Komite Sentral Partai Buruh pada Juni.

Militer Korea Selatan menyatakan bahwa berdasarkan ukuran dan skala kapal, kapal perang baru itu kemungkinan serupa dengan kapal perusak kelas 5.000 ton “Choe Hyon” yang diperkenalkan Korea Utara bulan lalu. 

Menurut pihak Korea Utara, “Choe Hyon” dipersenjatai dengan “senjata terkuat” dan dirancang untuk memperluas jangkauan operasi militer serta kemampuan serangan nuklir negara tersebut.

Militer Korea Selatan juga menambahkan bahwa badan intelijen AS dan Korea Selatan memperkirakan insiden terjadi akibat gagalnya metode peluncuran samping, yang menyebabkan kapal miring saat masuk ke air. (Hui)

Laporan oleh wartawan NTDTV: Yan Feng dan Zhang Ruiqi

Peramal dalam Mimpi: Eksperimen 10 Hari antara Ilmuwan dan Christopher Robinson


EtIndonesia. Dr. Gary E. Schwartz, mantan profesor psikiatri dan psikologi di Universitas Yale, kini menjabat sebagai profesor di bidang psikologi, kedokteran, neurologi, psikiatri, dan bedah di Universitas Arizona. Dalam sebuah perjalanan bersama istrinya melewati Jalan Tol Roosevelt, dia mengalami sebuah kejadian yang tak bisa dijelaskan secara ilmiah. Sebelum kejadian, dia mendengar suara misterius berbisik: “Kenakan sabuk pengaman.” Dia dan istrinya langsung menuruti, dan tak lama kemudian, mereka ditabrak dari belakang oleh sebuah kendaraan.

Pengalaman tersebut menjadi titik balik yang mengubah arah hidup dr. Schwartz, mendorongnya mendalami dunia penelitian tentang kemampuan intuisi dan fenomena “psikis”. Dari sinilah perjalanannya sebagai seorang parapsikolog dimulai.

Pertemuan dengan Christopher Robinson: Sang Peramal Mimpi

Dalam perjalanan penelitiannya, dr. Schwartz bertemu dengan Christopher Robinson, seorang pria yang mengklaim mampu melihat masa depan melalui mimpi. Kemampuan ini membuat Schwartz tertarik untuk menguji validitasnya secara ilmiah. Dia pun memutuskan melakukan eksperimen terstruktur selama sepuluh hari penuh untuk membuktikan apakah kemampuan Robinson sungguh nyata atau sekadar ilusi.

Eksperimen 10 Hari: Mimpi sebagai Jendela Masa Depan

Selama eksperimen, setiap hari mereka akan mengunjungi satu lokasi yang dipilih secara acak dan rahasia, dirancang agar tidak ada satu pun dari mereka yang mengetahui sebelumnya ke mana mereka akan pergi.

Tugas Robinson adalah bermimpi malam sebelumnya dan mencoba memprediksi lokasi keesokan harinya berdasarkan simbol, perasaan, atau gambaran yang muncul dalam mimpinya.

Pada salah satu malam, Robinson bermimpi memegang dua koran Inggris — The Sun dan The Mirror — yang dia gulung seperti teleskop sambil menatap langit. Dalam mimpi itu juga muncul peralatan ilmiah, layar monitor, dan sebuah gunung.

Keesokan harinya, mereka tiba di Observatorium Nasional Kitt Peak, pusat pengamatan astronomi yang sangat cocok dengan deskripsi mimpi Robinson.

Reaksi Ilmuwan: Antara Terpukau dan Tertantang

Dr. Schwartz mengatakan: “Sebagai ilmuwan, satu-satunya kesimpulan yang dapat saya tarik adalah bahwa kemampuan Robinson sungguh nyata. Ini bukan kebetulan, apalagi tipuan. Informasi yang dia berikan bukan samar-samar, justru semakin spesifik dan rinci dari hari ke hari, jauh melampaui apa yang bisa dijelaskan oleh keberuntungan semata.”

Namun, dia juga menegaskan bahwa eksperimen ini, meski sukses, bukan bukti konklusif, melainkan pijakan awal untuk mendorong penelitian lebih lanjut. 

Dia mengatakan: “Begitu kita mengakui bahwa kemampuan ini ada, pertanyaan selanjutnya adalah: Dari mana datangnya informasi ini?”

Schwartz tidak mengklaim bahwa dia tahu jawabannya, namun dia menyadari bahwa tingkat kompleksitas informasi yang ditangkap melalui mimpi hanya dapat dimaknai jika pikiran manusia mampu terhubung dengan bentuk kecerdasan yang lebih tinggi.

Mengapa Christopher Robinson? Etika dan Tujuan di Balik Kemampuan

Mengapa justru Robinson yang menjadi “penerima pesan”? Schwartz memiliki teorinya. Dia percaya bahwa sikap dan tanggung jawab pribadi Robinson sangat berperan penting. Robinson tidak menggunakan kemampuannya untuk keuntungan pribadi, Dia tidak ingin menyalahgunakannya, dan hanya ingin menggunakannya untuk tujuan yang positif dan bermanfaat.

Yang mengesankan, eksperimen ini dilakukan sepenuhnya atas inisiatif Robinson sendiri, bahkan dia membiayai perjalanannya ke Arizona dengan uang pribadinya demi mengikuti uji coba tersebut.

Selama bertahun-tahun, Robinson menjadi sasaran keraguan dan ejekan, namun dia tetap tegar dan konsisten. Baginya, bukan pengakuan atau sensasi yang penting, tapi menyuarakan kebenaran bahwa “mereka” — sumber informasi itu — mungkin berasal dari kecerdasan yang jauh lebih tinggi dari manusia.

Kesimpulan

Eksperimen antara dr. Gary E. Schwartz dan Christopher Robinson membuka kembali diskusi ilmiah tentang intuisi, mimpi, dan kemungkinan adanya “koneksi nonfisik” antara manusia dan alam semesta. Meski belum bisa dijelaskan sepenuhnya oleh sains modern, pengalaman ini menyuguhkan bukti empiris awal bahwa dunia mimpi mungkin lebih dari sekadar refleksi bawah sadar — ia mungkin jendela menuju realitas yang belum kita pahami. (jhnyn)