Tianxin
Fokus berita kali ini tentang pasar saham Tiongkok berfluktuasi; pakar mengatakan pemegang saham besar melarikan diri; Menteri Pertahanan Israel menyebutkan “Pemimpin Sementara” Hizbullah tampaknya terbunuh; Mantan Perdana Menteri Jepang Taro Aso mengatakan Taiwan adalah “negara” penting; 6 pejabat militer korea utara terbunuh di Ukraina.
Pasar Saham Tiongkok Berfluktuasi, Ahli Menyebut Pemegang Saham Besar Melarikan Diri
Setelah libur panjang, pada Selasa (8/10/2024), Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok mengulangi kebijakan ekonomi terbaru, namun tidak ada langkah stimulus fiskal yang diharapkan sebelumnya. Pada hari itu, A-share mengalami penurunan signifikan; pasar saham Hong Kong dibuka dengan penurunan tajam, mencatat penurunan harian terbesar dalam kurun waktu hampir 16 tahun.
Para ekonom menunjukkan bahwa langkah-langkah penyelamatan pasar oleh Partai Komunis Tiongkok hanyalah untuk kepentingan penampilan saat liburan. Meskipun terjadi lonjakan, masalah deflasi yang parah menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.
Dengan demikian, kenaikan yang jarang terjadi ini menjadi “gelombang pelarian” bagi banyak orang, atau sebagai cara bagi Partai Komunis untuk menyelamatkan para pemegang saham besar.
Pada Selasa, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional mengadakan konferensi pers, menyatakan keyakinan terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi, namun tidak ada langkah stimulus baru yang diharapkan pasar. Dari reaksi pasar, konferensi pers yang sangat dinantikan ini tampaknya mengecewakan.
Pasar saham Tiongkok dibuka kembali pada Selasa, dengan indeks Shanghai dan Shenzhen awalnya melonjak lebih dari 10%, tetapi tidak ada berita positif dari Partai Komunis mempengaruhi minat investor untuk membeli lebih tinggi, sehingga penutupan indeks Shanghai hanya naik 4,6% dan Shenzhen naik 8,9%. Sementara itu, pasar saham Hong Kong mengalami penurunan besar 9,4%, mencatat performa terburuk dalam sehari sejak krisis keuangan global 2008.
Kekhawatiran menyebar hingga ke pasar saham Amerika Serikat. Menurut laporan Reuters, saham perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS dibuka dengan penurunan pada Selasa. Sertifikat penyimpanan Amerika (ADR) dari Alibaba turun sekitar 8% dalam perdagangan pra-pasar. Saham produsen mobil listrik NIO turun 8,4%, perusahaan game Bilibili turun 12,4%, dan raksasa pencari Baidu turun 7,1%.
Sejumlah analis pasar percaya bahwa penurunan tajam di pasar Hong Kong pada pagi hari disebabkan oleh beberapa investor yang mengambil keuntungan, serta konferensi pers yang tidak mengungkapkan kebijakan “terobosan” yang diharapkan sebelumnya.
Chairman of Caijin Culture Hsieh, Chin-Ho percaya bahwa pada akhirnya pasar yang dibanjiri uang tetap harus menghadapi ujian fundamental.
Menurut statistik dari Yicai dan Jiemian, lebih dari 100 perusahaan terdaftar mengumumkan pemotongan saham dalam dua minggu terakhir meskipun terjadi lonjakan di pasar saham. Beberapa pemegang saham eksekutif juga “berkelompok” menjual semua saham mereka, termasuk di dalamnya perusahaan-perusahaan milik negara dan BUMN.
Tanggapan dari pengamat politik dan ekonomi, Wu Jialong adalah bahwa Partai Komunis membangkitkan pasar hanya untuk memberi kesempatan kepada para pemegang saham besar untuk menjual. Menurutnya, mereka memanfaatkan lonjakan ini untuk segera menjual dan memulihkan kerugian.
“Dengan kondisi pasar yang baik, kenapa tidak menjual? Terlebih, mereka tidak yakin ekonomi akan membaik,” ujarnya.
Fan Jiazhong dari National Taiwan University, menyatakan bahwa semua orang mengetahu ini adalah “gelombang pelarian” yang tidak akan bertahan lama, hanya sekadar pemulihan sementara. Dengan lonjakan 25% di pasar saham daratan dan 35% di Hong Kong, tentu banyak orang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual saham mereka, karena semua orang memperkirakan penurunan akan segera terjadi.
Analis dari BNP Paribas dan Bloomberg Economics memperkirakan bahwa “Indeks Deflasi PDB” Tiongkok kemungkinan akan melanjutkan tren penurunan selama lima kuartal berturut-turut hingga 2025, yang akan menciptakan catatan deflasi terlama di Tiongkok sejak data tercatat pada tahun 1993.
Mengenai lonjakan besar di pasar saham Tiongkok dalam waktu singkat, Fan Jiazong mengatakan ini adalah langkah kebijakan yang standar. Tujuannya dimaksudkan menangani pasar saham dan real estate dengan langkah-langkah penyelamatan. Dia menegaskan bahwa penurunan ekonomi Tiongkok adalah masalah struktural yang tidak bisa diperbaiki hanya dengan beberapa langkah penyelamatan.
Mengapa kebijakan ini dikeluarkan pada saat ini? Dia menjelaskan dikarenakan tanggal 1 Oktober adalah hari berdirinya Partai Komunis, dan penurunan tajam di pasar saham saat itu akan sangat memalukan, sehingga mereka harus menjaga wajah partai.
Menteri Pertahanan Israel: “Pemimpin Sementara” Hizbullah Terbunuh
Sejak Jumat lalu (4 Oktober), pemimpin potensial baru Hizbullah, Hashem Safieddine, menghilang, yang menjadi sorotan skala luas. Pada Selasa (8 Oktober), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan bahwa Safieddine tampaknya terbunuh.
Pada 27 September, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel, dan Safieddine sdianggap sebagai calon penggantinya.
Menteri Pertahanan Gallant menyatakan bahwa Safieddine kemungkinan terbunuh dalam serangan Israel terhadap Beirut minggu lalu. Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Gallant menyatakan saat mengunjungi Markas Komando Utara Angkatan Bersenjata Israel: “Hizbullah sekarang adalah organisasi yang tidak memiliki pemimpin; Nasrallah telah dibunuh, dan penggantinya kemungkinan juga telah dibunuh. Ini akan berdampak besar pada semua yang terjadi. (Hizbullah) tidak ada yang membuat keputusan, tidak ada yang melakukan tindakan.”
“Seluruh kawasan Timur Tengah sedang mengamati tindakan yang kita ambil,” tambah Gallant,
“Ketika asap perang di Lebanon menghilang, Iran akan menyadari bahwa mereka telah kehilangan aset paling berharga, yaitu Hizbullah.”
Israel meluncurkan serangan besar-besaran di pinggiran selatan Beirut pada Kamis (3/10/2024) malam dengan media AS Axios mengutip tiga pejabat Israel bahwa target serangan adalah sebuah tempat perlindungan bawah tanah tempat Safieddine ketika ia berada.
Setelah itu, media seperti Reuters dan CNN mengutip sumber dari pihak keamanan Lebanon yang mengatakan bahwa Hizbullah telah kehilangan kontak dengan Safieddine sejak Jumat lalu.
Dalam beberapa minggu terakhir, Israel melancarkan serangan udara intensif terhadap Hizbullah, mengakibatkan kerugian besar pada struktur komando Hizbullah, dan banyak komandan telah terbunuh. Setelah Nasrallah terbunuh, Safieddine bersama dengan wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengelola organisasi tersebut dan diharapkan secara resmi menggantikan Nasrallah, meskipun pengumuman resmi belum dilakukan.
Safieddine adalah sepupu Nasrallah. Departemen Luar Negeri AS telah mengklasifikasikan dia sebagai teroris sejak 2017.
Wakil pemimpin Hizbullah, Qassem, dalam pernyataannya di televisi pada Selasa menyatakan bahwa organisasi tersebut akan memilih pemimpin baru dan akan mengumumkan setelah pemilihan selesai.
Mantan Perdana Menteri Jepang Taro Aso: Taiwan adalah Negara Penting
Kantor Berita Jepang Kyodo melaporkan bahwa pada Selasa (8 Oktober), mantan Perdana Menteri Jepang dan penasihat senior Partai Liberal Demokrat, Taro Aso, saat menghadiri acara perayaan Hari Nasional Taiwan di Tokyo, menyatakan bahwa Taiwan adalah “negara” penting bagi Jepang, yang menjadi perhatian.
Bloomberg melaporkan bahwa pernyataan Aso mengenai Taiwan sebagai “negara” telah melanggar kebijakan pemerintah Jepang yang selama ini menghindari penyebutan Taiwan sebagai negara berdaulat.
Aso pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang dari 2008 hingga 2009. Pada Januari tahun ini, ia juga menyatakan bahwa jika terjadi masalah di Taiwan (perang atau keadaan darurat), hal itu akan berhubungan dengan keberlangsungan Jepang.
Pada Agustus tahun lalu, saat mengunjungi Taiwan dan menghadiri sebuah forum, Aso menekankan pentingnya pencegahan perang di Selat Taiwan melalui pencegahan yang memadai dan kesiapan mental untuk berperang. Ia mengatakan bahwa yang paling penting adalah memastikan bahwa lawan memahami dengan jelas bahwa ada “niat yang tegas untuk menggunakan kekuatan demi menjaga stabilitas dan keamanan Selat Taiwan.”
Pernyataan tersebut memicu ketidakpuasan dari PKT. Kementerian Luar Negeri PKT menyatakan melalui seorang juru bicara anonim bahwa “beberapa politikus Jepang” bersikeras “mengunjungi Taiwan dan mengeluarkan pernyataan besar.” Pihak PKT “menyampaikan protes keras kepada Jepang dan mengutuk pernyataan tersebut.”
Pada 5 Juli 2021, saat menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Aso juga menyatakan dalam sebuah pertemuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Partai Liberal Demokrat mengenai situasi di Selat Taiwan bahwa jika terjadi masalah besar, Jepang mungkin juga menjadi target berikutnya. Oleh karena itu, sangat wajar jika dikatakan bahwa ini berkaitan dengan “situasi krisis eksistensial,” dan Jepang serta Amerika Serikat harus bekerja sama untuk mempertahankan Taiwan.
6 Pejabat Militer Korea Utara Tewas di Ukraina, Korea Selatan Mengungkapkan: Mungkin Akan Mengirim Lebih Banyak
Media Ukraina melaporkan bahwa beberapa pejabat militer Korea Utara tewas di wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina timur. Pejabat Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara mungkin akan mengirim lebih banyak pasukan reguler untuk membantu Rusia.
Surat kabar Ukraina, Kyiv Post, mengutip sumber intelijen akhir pekan lalu, melaporkan bahwa pada 3 Oktober, enam pejabat militer Korea Utara tewas akibat serangan rudal Ukraina di dekat Donetsk, wilayah yang diduduki Rusia.
Sumber tersebut menyebutkan bahwa serangan rudal tersebut menyebabkan lebih dari 20 tentara tewas, termasuk enam pejabat militer Korea Utara yang hadir untuk mengamati latihan militer Rusia, dan tiga tentara Korea Utara lainnya juga terluka.
Media sosial Rusia melaporkan bahwa sebelum serangan rudal terjadi, pihak Rusia sedang menunjukkan kepada perwakilan Korea Utara latihan operasi serangan dan pertahanan.
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-hyun, pada 8 Oktober memberitahukan kepada anggota parlemen Korea Selatan bahwa laporan tersebut “sangat mungkin” benar. Ia juga menyatakan bahwa Korea Utara diperkirakan akan mengirim lebih banyak pasukan reguler untuk membantu Rusia dalam konflik tersebut, dikarenakan Rusia dan Korea Utara telah menandatangani perjanjian bilateral yang mirip dengan aliansi militer.
Setahun lalu, pihak Ukraina juga melaporkan bahwa Korea Utara telah mengirim pasukan teknik ke wilayah yang diduduki Ukraina untuk melakukan pekerjaan konstruksi. Pada Juni tahun ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian “Kemitraan Strategis Komprehensif” di Pyongyang. Media Korea Selatan juga mengutip sumber anonim pemerintah Korea Selatan yang menyatakan bahwa Korea Utara akan mengirim pasukan teknik ke Ukraina.
Selama ini, banyak pakar berpendapat bahwa tentara Rusia telah menggunakan rudal Korea Utara di Ukraina, meskipun Moskow maupun Pyongyang membantahnya. Pejabat Korea Selatan menyatakan bahwa Pyongyang telah mengirimkan ribuan kontainer senjata ke Rusia.
Para analis memperingatkan bahwa Korea Utara baru-baru ini memperkuat pengujian dan produksi artileri serta rudal jelajah, yang mungkin dipersiapkan untuk dikirim ke Rusia. Di bawah sanksi PBB, Korea Utara tidak diperbolehkan menguji teknologi balistik apapun. Namun, Rusia menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB pada Maret, yang secara efektif mengakhiri pengawasan PBB terhadap pelanggaran tersebut.
Menurut laporan dari Central News Agency Taiwan, Korea Utara diperkirakan akan secara resmi membatalkan perjanjian penting yang ditandatangani dengan Korea Selatan pada 1991, sebagai bagian dari upaya Kim Jong-un untuk mendefinisikan Korea Selatan sebagai negara musuh. Korea Selatan adalah salah satu sekutu keamanan Amerika Serikat.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, baru-baru ini menyatakan pada Hari Pembangunan Angkatan Bersenjata Korea bahwa Korea Selatan, sekutunya serta Amerika Serikat akan memberikan “tanggapan tegas dan mendalam” jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, dan akan mengakhiri rezim Korea Utara. Kim Jong-un langsung mengancam bahwa jika Korea Selatan menginvasi Korea Utara, ia tidak akan ragu untuk menggunakan senjata nuklir. (Hui)