EtIndonesia. Matthew Corrigan, CEO Trtl Travel, produsen bantal perjalanan ternama, mengatakan bahwa jetlag atau mabuk pascaterbang disebabkan oleh terhambatnya jam biologis tubuh manusia. Jetlag terjadi ketika seseorang yang naik pesawat jarak jauh yang melintasi dua zona waktu atau lebih. Mabuk pascaterbang ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika pesawat terbang ke arah timur dan melintasi beberapa zona waktu, keadaan jetlag bisa lebih parah.
Matthew Corrigan mengatakan : “Penyebab utama jetlag adalah – berkurangnya aktivitas fisik yang membatasi sirkulasi darah, tekanan dan kelembapan udara dalam kabin pesawat yang meningkatkan dehidrasi, kurangnya sinar matahari atau paparan sinar matahari pada waktu yang tidak teratur, dan perbedaan jam makan yang menyebabkan terhambatnya pencernaan alami”.
Corrigan memberikan beberapa tips agar masyarakat terhindar dari jetlag saat berlibur dengan menggunakan pesawat jarak jauh, yakni beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat sebelum dan sesudah terbang :
Sebelum melakukan penerbangan jarak jauh
Matthew Corrigan mengatakan, ada beberapa hal untuk dapat meminimalkan terjadinya jetlag yang perlu dilakukan sebelum terbang. Yaitu lebih berhati-hati untuk memilih jadwal penerbangan dengan waktu kedatangan yang sedapat mungkin sesuai dengan jam biologis tubuh dan zona waktu setempat.
Misalnya, jika Anda terbang dari Inggris ke New York, Anda mungkin lebih lelah dibandingkan rata-rata orang di Amerika Serikat karena Anda kehilangan 6 jam tidur. Jadi memilih jam kedatangan yang tidak terlalu jauh dari waktu tidur Anda bisa menjadi cara yang bagus untuk mengejar ketinggalan tidur dengan tanpa membuang banyak waktu tidur di siang hari.
Matthew Corrigan mengatakan bahwa tidak kalah pentingnya bagi Anda untuk menjaga kandungan air dalam tubuh, mencegah terjadinya dehidrasi, menghindari minuman beralkohol. Rendahnya kelembapan di dalam kabin pesawat dapat membuat Anda mengalami dehidrasi, oleh karena itu sebaiknya minumlah cairan yang cukup terlebih dahulu agar dehidrasi tidak semakin parah.
“Saya juga merekomendasikan untuk membawa masker mata, bantal perjalanan, dan penutup telinga peredam bising, karena ini semua yang akan membantu Anda menciptakan lingkungan tidur yang kondusif, dan membantu Anda mendapatkan istirahat yang baik selama penerbangan,” kata Corrigan.
Dia mengatakan bahwa hasil dari survei terhadap pelanggan yang dilakukan perusahaan baru-baru ini menunjukkan, bahwa ada 3/4 pelaku penerbangan jarak jauh mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan selama penerbangan. Dan 1/4 responden percaya bahwa penerbangan jarak jauh adalah penyebab terbesarnya.
“Jika Anda tidak melakukan persiapan sebelum terbang jarak jauh, otot dan persendian Anda mungkin akan kaku, nyeri saat turun dari pesawat, kondisi yang memperburuk jetlag Anda,” ujarnya.
Setelah melakukan penerbangan jarak jauh
Corrigan menyebutkan bahwa jika jetlag mulai muncul di saat Anda turun dari pesawat, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meringankannya. Misalnya, berjemur adalah cara alami untuk menyesuaikan jam biologis, dia dapat memberitahu tubuh Anda bahwa inilah waktunya untuk meninggalkan rasa kantuk.
Mengonsumsi suplemen melatonin dan tidur malam yang nyenyak juga dapat membantu Anda mendapatkan kembali kebugaran tubuh. Melatonin adalah hormon yang membantu mengatur siklus tidur-bangun (sleep-wake cycle), ia dapat membantu orang menyesuaikan diri dengan zona waktu baru dengan lebih cepat.
Tidur siang juga dapat membantu Anda menyesuaikan diri dengan jetlag, namun tidur siang sebaiknya dilakukan selama 20 hingga 30 menit setiap kalinya. Jangan tidur terlalu lama, terutama pada sore atau malam hari, karena akan mengganggu jam tidur di malam hari.
Corrigan menambahkan, dia juga menganjurkan orang yang mengalami mabuk pascaterbang untuk menghindari olahraga berat, yang dapat melelahkan tubuh sebelum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
“Jangan terlalu banyak makan daging, karena sistem pencernaan Anda belum sepenuhnya kembali normal. Awas, makanan pedas atau berkalori tinggi dapat memperburuk gejala Anda, lho,” ujarnya. (sin/yn)
Sumber: epochtimes