Home Blog Page 658

Dunia Hitam Memangsa “Selebriti” Abby Choi

0

Current Affairs People

Cai Tianfeng (Pin Yin 蔡天鳳. Bahasa Kanton/Hongkong: Abby Choi Tin-fung), seorang “selebriti Hong Kong” dengan asal-usul misterius, datangnya tidak lumrah serta berpulang dengan mengenaskan dan meninggalkan sebuah kasus mutilasi yang menghebohkan. Dia ibaratnya sebuah mimpi, mimpi indah dari seekor burung pipit berubah menjadi burung Hong (phoenix), pada akhirnya ternyata adalah mimpi buruk burung gagak (Dunia Hitam) yang memangsa burung phoenix.

Meskipun polisi Hong Kong dengan cepat membongkar kasus tersebut, dan banyak tersangka yang ditangkap. Namun, kasus ganjil nan tidak normal ini menjadi semakin membingungkan dan penuh keanehan karena seiring dengan jumlah pengungkapan dari berbagai sisi itu memang semakin meningkat, tetapi juga semakin meragukan. Kasus Abby dimutilasi bagaikan sebuah drama ketegangan thriller, yang tidak hanya populer di media berbahasa Tionghoa, bahkan bintang Hollywood pun menaruh perhatian.

Ketika sesuatu keanehan terjadi, pasti ada siluman dibaliknya, keluarga mantan suami Abby, yang bernama Alex Kwong Kong-chi (鄺港智), seperti segerombolan burung “gagak hitam” yang melahapnya. Tetapi meskipun telah menangkap beberapa “gagak” yang membunuhnya, orang-orang masih saja tidak percaya bahwa kasusnya begitu cepat berakhir, dan merasakan masih ada lebih banyak kabut hitam di balik kasus tersebut.

Keluarga Alex mungkin hanya beberapa hantu kecil yang dibiarkan menampakkan diri di depan umum, siluman yang lebih besar dan lebih ganas masih bersembunyi di “sarang penyamun”. Kasus Abby Choi sejak awal hingga akhir adalah siluman ini yang berulah dan menyelimutinya dengan tabir hitam yang pekat.

Kotak Sihir Hitam: Seorang Gadis Miskin Berubah Menjadi “Sosialita terkenal”

Abby Choi ditinggalkan oleh orang tuanya sejak masih kecil dan tinggal bersama kakek neneknya di To Kwa Wan, latar belakangnya tidak sebaik warga pada umumnya. Baru saja menginjak dewasa pada usia 18 tahun, dia sudah hamil sebelum menikah dan kawin dengan Alex, seorang pengangguran.

Ibu Abby bernama Cheung Yin-fa (Mandarin/Pin Yin: 張燕花Zhang Yanhua), umumnya dikenal sebagai “Kakak Kelima”, bercerai setelah melahirkan Abby Choi karena suaminya kecanduan judi. Ayah tiri Abby adalah Choi Co-sang (蔡楚生), yang pernah mengelola restoran efisien, berbisnis dengan grup wisata dari Daratan Tiongkok, dengan harga menu yang cukup murah, dan masih harus memberikan komisi pada para pemandu wisata, jadi ia bukan dari kalangan atas. Setelah ibu Abby menikah lagi, dia melahirkan dua saudara perempuan tiri, dan dua putri kandung ayah tirinya juga bukan “sosialita terkenal”.

Sebelum Abby menikah dengan keluarga Alex Kwong, dia menjalani kehidupan yang sangat miskin, yang sangat berbeda jauh dengan sosok sosialita terkenal yang diberitakan oleh media belakangan ini.

(Kiri) Sosialita Hong Kong Abby Choi, 28, dibunuh. (IG Abby Choi). (Kanan) Pada 24 Februari 2023, penyelidik berada di TKP untuk mengumpulkan bukti. (Big Mak/The Epoch Times)

Apa yang disebut majalah mode Prancis “Fashion L’OFFICIEL” yang mempromosikannya sebagai “ikon gaya (style icon)” sebenarnya adalah produk dari kerja sama hak cipta antara majalah “Fashion” di Daratan Tiongkok dengan grup penerbitan Garou Prancis “L’OFFICIEL”, serta unit yang kompeten adalah China Silk Group, jadi jelasnya ini adalah majalah dalam negeri yang resminya diekspor dengan merek asing namun dipasarkan di dalam negeri, dan hanya diterbitkan di Daratan Tiongkok – Hong Kong – Makau – Taiwan. Tinggi badan Abby Choi hanya 1,55 meter, dengan perawakan tubuh yang kurus kecil, sesungguhnya tidak sesuai menjadi model. 

Seorang gadis miskin tanpa bakat luar biasa atau latar belakang keluarga mentereng, yang berada di lapisan bawah masyarakat, dalam semalam berubah menjadi “sosialita terkenal” yang modis, dan dipenuhi dengan merek tersohor, laiknya mempertontonkan trik sulap yang mengubah status seseorang dalam sekejap. Jelas-jelas ada seseorang yang sengaja mengemasnya untuk memberinya panggung.

Apa yang mengubah Abby Choi dari seorang manusia biasa dalam semalam menjadi “sosialita terkenal nan kaya”? Selain harus mengeluarkan uang untuk membeli “panggung”, juga membutuhkan “trap tangga menuju panggung”, dan hanya dengan menikahi “keluarga kaya yang terpandang” baru dapat menyelesaikan masalah logika ini.

Pada 2016, dengan selebriti Hong Kong Bob Lam Shing Bun sebagai pembawa acara, di malam pernikahan keduanya, Abby dipersunting oleh keluarga kaya dan menikah dengan Chris, putra Tam Chap-kwan, pendiri jaringan restoran Tamjai Yunnan Mixian. Sudah selayaknya dia memulai kehidupan laiknya orang “kaya” sejati, yakni: tinggal di rumah mewah, mengendarai mobil sport, mengenakan perhiasan emas/perak ke tempat-tempat kelas atas, serta sepanggung dengan selebritas politik dan bisnis.

Menjelang bencana itu terjadi, dia sempat memborong seluruh tempat duduk di bioskop saat pemutaran perdana film amal “The Legend of Qiao Feng” yang dibintangi oleh Donnie Yen, dan berfoto bersama Donnie Yen, Direktur Keamanan Hong Kong, Chris Tang Ping-keung dan lainnya di panggung yang sama. Selain itu, dia kerap memposting foto dirinya bersama sejumlah selebritas di media sosial, termasuk istri Aaron Kwok, Moka Fang. Adapun flexing tentang barang-barang mewahnya seperti tas-tas mahal bermerek terkenal, itu adalah kejadian sehari-hari.

Setahun setelah perceraian Abby Choi, keluarga Tam menyelenggarakan pernikahan akbar dan menerima kehadirannya di keluarga tersebut dengan status memiliki dua anak, yang mengherankan adalah pernikahan Abby dengan Chris belum terdaftar dan belum menerima sertifikat dari catatan sipil, aset ekonomi keduanya juga independen dan dikelola secara independen.

Setelah kasus mutilasi terungkap, pernikahan besar-besaran itu seolah menjadi tabir asap dalam pertunjukan sulap yang secara menakjubkan mengubah status seorang manusia biasa menjadi sosialita terkenal.

Sandiwara tabir hitam: “Gadis Bermasalah” tiba-tiba Kaya Mendadak

Seseorang yang mengaku sebagai mantan teman Abby yang bernama “Nyonya Bao” mengaku telah memperoleh otorisasi dari keluarga Tam dan sering diwawancarai oleh media. Namun ” Nyonya Bao” ini bersembunyi sedalam misteri, dan tidak meninggalkan suara atau gambar. Banyak berita dan pengungkapan media berasal dari Nyonya Bao ini, tetapi ketika dia benar-benar dibutuhkan untuk tampil bersaksi, alih-alih tampil ke publik, sebaliknya dia malah menghapus sejumlah foto dan komentar.

Baik “Nyonya Bao” dan ibu Abby, sama-sama mengungkapkan bahwa Abby, Chris dan mantan suaminya Alex Kwong adalah teman sekelas, malah Abby dan Chris belajar di sekolah internasional yang sama ketika dia berusia 10 tahun. Namun, menurut penuturan dari sumber orang dalam, Abby sewaktu menginjak bangku SMP, dia bersekolah di Kowloon Tong School (Seksi Menengah), sedangkan si Alex Kwong bersekolah di SMP Chen Shuqu Memorial Middle School, dua sekolah yang letaknya cukup berjauhan. Abby Choi memiliki reputasi buruk di antara teman-teman sekelasnya, dia memiliki catatan berkelahi dan surat peringatan dari pihak sekolah, dia adalah “gadis bermasalah” yang dihindari semua orang.

Dalam video pernikahan Abby Choi dan Chris yang beredar di Internet, Chris menceritakan bagaimana mereka bertemu dan berkenalan di jalan, sama sekali tidak menyebut pernah sebagai teman sekelas. “Nyonya Bao” dan “kakak kelima” jelas berbohong, dan dengan sengaja merilis berita palsu.

Abby membeli beberapa unit rumah seharga puluhan miliar rupiah, dan untuk satu unit rumah mewah di Bukit Kadoorie seharga 72,3 juta (137 miliar rupiah, kurs per 25/04) di atas-namakan ayah mantan suaminya, Kwong Kau (鄺球), bahkan pembayarannya dilakukan oleh Abby secara tunai sekaligus. Dia memiliki kekayaan bersih pribadi lebih dari HK$100 juta (190 miliar rupiah). Dari mana Abby mendapatkan uangnya? Ada cukup banyak media yang menggoreng dan membawa arah angin, yang menyebutkan bahwa keluarga orang tua Abby Choi sangat kaya, dan hal ini tidak benar.

Apakah itu selama masa hidup atau setelah kematian Abby, orang-orang ini senantiasa bekerja sama untuk mempertahankan dengan mulus citra Abby Choi sebagai “keluarga kaya” dan “selebritis”, yang membuatnya tampak royal dan mewah.

Abby Choi lebih seperti kanopi yang digelar dan ditampilkan oleh keluarga Choi, keluarga Kwong dan keluarga Tam secara bersama-sama, mengenai sosok “gadis bermasalah” di masa lalu bukanlah miliknya, melainkan berupa kisah yang tersembunyi di balik tirai hitam yang tidak boleh diketahui oleh publik.

Pernikahan, pembicaraan dan hubungan yang serba hitam

Hubungan antara keluarga Kwong, Choi dan Tam jauh lebih rumit dari yang dibayangkan kebanyakan orang. Ketika pemakaman Abby Choi, reaksi dari tiga keluarga itu bukannya kesedihan dan kemarahan, malahan seperti telah mengetahui apa yang terjadi dan berpura-pura menunjukkan kepanikan untuk menutupi kebenaran.

Apa tujuan dari kesediaan keluarga Tam, mertua Abby terakhir, merelakan putranya menikahi wanita berstatus kawin dengan dua anak? Pernikahan Abby Choi dengan keluarga Tam menyembunyikan rahasia yang tidak diketahui orang.

Orang tua dari keluarga Tam dapat bergaul akrab dengan orang tua dari keluarga Kwong dan terlihat sering bepergian bersama; kedua suami acap kali berkumpul bersama; pasca perceraian, Abby masih memiliki hubungan dekat dengan keluarga mantan suaminya, tidak hanya membeli rumah mewah seharga lebih dari HKD 70 juta dan diatas namakan ayah mantan suaminya, juga mendaftarkan perusahaan bersama dengan saudara laki-laki mantan suami serta memintanya untuk menjadi sopir pribadi. Setelah Abby dibunuh, Kwong Kau mengaku melakukan percakapan dengan suami Abby saat ini, Chris. Ia berkata, “Jika keluarga Tam mengingkari janji mereka, maka akan berakhir mati bersama.” Sebelumnya, keluarga Kwong telah mengundang tim pengacara ngetop, dan Kwong Kau pernah mengirim pesan ke keluarga Tam, berharap keluarga Tam bisa membantu membayar biaya pengacara, dan kesemuanya ini penuh dengan keanehan.

Media Hong Kong pernah mengungkapkan bahwa mantan suami Abby pernah menggunakan seks untuk menipu uang seorang pria gay. Ada juga desas-desus bahwa mantan dan suami Abby adalah pasangan gay.

Konon, rumah mewah yang dibeli Abby sebenarnya dibeli oleh keluarga Tam yakni mertua Abby dengan harga lebih tinggi dari harga pasar.

Ada orang dalam yang mengungkapkan bahwa ketiga keluarga tersebut sebenarnya berbisnis bank bawah tanah. Alasan mengapa Abby Choi bisa menikah dengan keluarga kaya seperti keluarga Tam tidak hanya untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, tetapi yang paling penting adalah untuk dapat mengemasnya sebagai “selebritis”, demi membantu keluarga Tam melakukan pencucian uang dalam jumlah besar. Tanpa adanya keuntungan yang besar, ketiga keluarga ini tidak mungkin berkumpul secara tidak normal. Dua keluarga Tam dan Choi bahkan tidak mendapatkan akte pernikahan, hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan risiko yang tidak terduga di kemudian hari.

Ketiga keluarga tersebut mungkin merupakan mitra yang memainkan peran berbeda dalam bisnis, pada 2020, keluarga Kwong mendirikan dua perusahaan cangkang di Daratan Tiongkok, tetapi modal yang disetor adalah nol, keluarga Kwong mungkin bertanggung jawab untuk menerima orderan dari Tiongkok, sementara itu keluarga Tam bertanggung jawab atas operasi di Hong Kong. Abby Choi adalah anggota penting dari poros operasi bersama tiga keluarga, sedangkan dalang pendanaan di balik layar masih menjadi misteri.

Cahaya kelam mengabaikan ketidaknormalan polisi Hong Kong

Kepolisian Hong Kong pernah dijuluki sebagai “korps terbaik di Asia”, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini kualitas polisi Hong Kong menurun, ada kecenderungan menjadi bagian dari Departemen Keamanan Publik di daratan. Dalam kasus multilasi mayat Abby ini, perilaku polisi Hong Kong juga sangat tidak normal, dan menunjukkan dua ekstremitas.

Setelah kejadian tersebut, polisi Hong Kong berinisiatif untuk mendeteksi dan menangkap orang yang dicurigai dengan sangat cepat, serta bekerja sama lintas selat dalam menangkap Lam Shun dan Irene Pun Hau-yin juga sangat efisien. Untuk menemukan tubuh dan anggota badan Abby, polisi Hong Kong mengobrak-abrik ribuan ton sampah, dan juga mengirim “hantu air” menyelam ke dasar sungai untuk mencari. Namun hal-hal tersebut hanya berputar-putar di permukaan kasus saja, tidak berani menyentuh dan berpura-pura bisu tuli dalam melacak sumber uang milik dalang hitam di balik layar yang relatif mudah. 

Mantan suami Abby Choi, Alex Kwong Kong-chi dicari pada 2015 karena mengabaikan uang jaminan atas tuduhan penipuan, tetapi anehnya selama pencarian itu ia dapat bepergian dengan bebas bolak-balik antara Tiongkok dan Hong Kong selama delapan tahun terakhir. Dia bahkan berani secara mencolok menghadiri pemutaran perdana film amal yang didanai oleh Abby, berada di panggung yang sama dengan Sekretaris Keamanan Hong Kong Chris Tang Ping-keung dan Komisaris Polisi Hong Kong Raymond Siu Chak-yee.

Ayah Alex yakni Kwong Kau, adalah seorang sersan polisi di Kepolisian Hong Kong bertahun-tahun yang lalu, tetapi ia mengundurkan diri dari kepolisian karena dicurigai terlibat dalam kasus pemerkosaan, kasus kriminal yang begitu buruk tidak dituntut, dan pada akhirnya malah seperti dipetieskan. Sebelum pembunuhan Abby, pihak kepolisian tidak pernah menangkap buronan Alex Kwong, hal ini membuat orang ragu apakah pihak kepolisian terlibat dalam perlindungan gangster.

Uang Haram, Sarang Penyamun dan Siluman Tua Sulit Terdeteksi

Sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu, sebuah laporan dari Bank Sentral RRT secara terbuka telah mengungkapkan bahwa Hong Kong dan Makau adalah daerah transit utama bagi pejabat korup dari Daratan Tiongkok untuk mencuci uang dan melarikan diri. Dalam 3 tahun terakhir, devisa sejumlah 2 triliun dolar AS (29.872 triliun rupiah) dari daratan Tiongkok telah raib, diantaranya apakah juga terlibat dalam pencucian uang? Masyarakat selalu meyakini bahwa di balik kasus Abby Choi terlibat suatu kelompok pencucian uang besar dari Tiongkok dan Hong Kong. Keluarga Choi, keluarga Kwong dan keluarga Tam kemungkinan besar merupakan suatu bagian dari sindikat tersebut, mereka tengah mencuci uang untuk “pejabat dan oligarki” dari daratan. Abby Choi, seorang “sosialita beken” yang menjadi kedok bagi kelompok pencucian uang, sangat mungkin menjadi korban dari konflik kepentingan antara berbagai pihak pencuci uang tersebut.

Ada berbagai cara dalam pencucian uang, restoran, toko barang mewah, tempat perjudian dan hiburan, transaksi real estat dan lain-lain, semuanya ini sangat mudah menjadi tempat pencucian uang.

Tamjai Yunnan Mixian milik keluarga Tam telah diakuisisi oleh Marugame Seimen Jepang, tapi realitanya telah diakuisisi oleh perusahaan Tiongkok, Marugame Seimen hanyalah papan nama untuk mendukung fasad, faktanya pemegang saham utama sebenarnya adalah Ji Qi, pendiri Hotel Huazhu, yang memegang 63% saham. Ji Qi juga merupakan tokoh penting di bidang permodalan di Tiongkok. Setelah keluarga Tam menjual sahamnya, konon mereka mengubah bisnisnya menjadi bank lokal independen.

Lam Shun, tersangka yang terlibat dalam kasus tersebut, adalah mantan asisten artis Hong Kong Ronald Cheng Chung-kei. Lam Shun mengklaim bahwa “Direktur medali emas” Hong Kong Paco Wong Pak Ko adalah “mentornya”, dan Paco Wong adalah mantan direktur utama Yeah Yeah Group (sebelum 2022 bernama: Sun Entertainment Culture Limited) di Hong Kong. Bos besar Sun Entertainment Culture Limited adalah Alvin Chau Cheok-wa (Pin yin: Zhou Zhuohua), dijuluki “Hua si Pencuci Beras”, yang telah dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh RRT. Alvin didakwa dengan 289 tuduhan dengan tuduhan utama: pencucian uang. Alvin adalah “sarung tangan putih (boneka; seseorang atau organisasi yang secara diam-diam dikendalikan oleh orang lain)” dari Zeng Qinghong, tokoh faksi Jiang Zemin.

Irene, tersangka ketujuh yang ditangkap, adalah pacar Alex Kwong. Setelah kejadian itu, dia dicurigai mengenalkan penanggung jawab perusahaan kapal pesiar kepada Kwong dalam upaya untuk membantu Kwong melarikan diri. Ayah Irene, Pan Luanbin, adalah gangster “Raja Pistol Ganda” di Hong Kong tempo dulu, dan dia juga mencuci uang untuk orang lain.

Seperti kata pepatah, semua gagak (gangster) di dunia adalah hitam, Alex Kwong dibelit kasus masih dapat melakukan perjalanan antara Tiongkok dan Hong Kong tanpa hambatan ; Abby Choi dapat memiliki begitu banyak uang untuk membeli properti, memberi sponsor, serta membeli barang mewah super mahal; Abby Choi dapat mengatur media menggerakkan trend demi mendukung pengemasannya, selebritas politik dan bisnis memberinya ruang platform, serta di balik hal-hal ini ada “orang besar” yang bekerja di belakang layar dan menskenario. Sumber yang layak dipercaya menyebutkan bahwa banyak media telah menerima perintah dari atasan untuk tidak menggali lebih jauh dalam melaporkan kasus Abby Choi.

Kemungkinan pencucian uang telah menyentuh kepentingan mendasar dari banyak tokoh besar. Tidak masalah jika hanya menangkap beberapa keroco saja, tetapi sarang penyamun tidak boleh diekspos, apalagi dedengkot siluman tua lebih-lebih tak boleh menampakkan diri. Ada alasan untuk percaya bahwa kasus Abby Choi melibatkan terlalu banyak kalangan dunia hitam, dan jika sarang penyamun tidak dibasmi, maka kebenaran dari kasus yang diselimuti kegelapan itu sulit untuk menemukan momentum habis gelap terbitlah terang. (lin)

Banyak WN Tiongkok Nekat Melarikan Diri ke AS Karena Hidup di Dalam Negeri Semakin Sulit

0

 oleh Chen Yue

Belakangan ini semakin banyak penduduk Tiongkok yang ingin melarikan diri dari Tiongkok, terutama setelah merebaknya epidemi COVID-19. Sebagian dari mereka berharap bisa masuk ke Amerika Serikat dengan menempuh jalan setapak melintasi Amerika Selatan menuju perbatasan antara Meksiko dengan AS. Apa alasan yang mendorong mereka tidak segan-segan melewati gunung, hutan dan sungai yang berbahaya demi mencari kehidupan baru di Amerika Serikat ? Mari kita ikuti laporan berikut.

Baru-baru ini, satu kelompok yang terdiri dari ratusan orang warga negara Tiongkok melakukan perjalanan melintasi Amerika Latin dengan berjalan kaki menuju perbatasan antara Meksiko dengan Texas, AS. Mereka berbaris di sepanjang pagar, menunggu giliran untuk diperiksa oleh agen Patroli Perbatasan AS.

Perjalanan yang berat dan panjang ini telah membuat semuanya kelelahan, namun senyuman lega dan harapan yang menghiasi wajah mereka.

Salah seorang warga Tiongkok mengatakan : “Saya merasa lega dan bisa bernafas lebih nyaman, ini jarang terjadi. Orang-orang di sini, polisi di sini, semuanya sangat ramah dan bersahabat. Inilah Amerika yang ada dalam pikiran saya”.

“Saya berangkat dari Provinsi Hubei menuju Hong Kong, lalu terbang dari Hong Kong ke Thailand, setelah itu terbang dari Thailand ke Turki, lalu terbang ke Ekuador, kemudian ke Amerika Serikat melalui Amerika Selatan”.

Sebagian besar dari mereka masuk dari Ekuador, melintasi jalan setapak di hutan antara Kolombia dengan Panama yang akhirnya mencapai perbatasan Meksiko – AS. Meskipun mereka telah melewati segala macam kesulitan dan bahaya, bahkan menghadapi ujian hidup dan mati, mereka tetap tidak menyerah, malahan semakin banyak orang yang bergabung.

Pengacara yang mewakili imigrasi ilegal warga negara Tiongkok mengatakan : “Demi menempuh kehidupan yang lebih baik. Pemerintah komunis Tiongkok menerapkan kebijakan pencegahan epidemi yang ekstrem, semuanya disegel, termasuk rumah, bisnis, dan seluruh negara. Orang tidak bisa dipaksa tinggal dalam rumah untuk terus menatap tembok sepanjang hari. Mereka harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan. KPR dan KPM harus dibayar, perut perlu diisi, karena kesempatan itu tidak ada di Tiongkok”.

Menurut analisis pakar, PKT menerapkan blokade selama epidemi, sedangkan untuk memperoleh visa Amerika Serikat sangat sulit, sehingga warga sipil Tiongkok terpaksa mengambil risiko masuk AS melalui jalur setapak, pokoknya bisa melarikan diri secepat mungkin.

Eric Finch, Direktur Strategi Imigrasi “Boundless Immigration” yang berbasis di Kota Seattle mengatakan : “Epidemi di Tiongkok paling serius, meskipun pembatasan di sebagian besar dunia telah dicabut, tetapi pembatasan terhadap perjalanan keluar dan masuk Tiongkok masih diberlakukan.”

Sebagian dari warga negara Tiongkok yang ingin masuk AS ini juga beragama Kristen, mereka mengatakan bahwa mereka datang ke Amerika Serikat untuk menghindari penganiayaan kebebasan berkeyakinan oleh rezim Beijing.

Eric Finch mengatakan : “Tentunya kita semua ingin hidup di dunia yang sempurna. Anda tahu, mengenali mereka sebagai pengungsi dan imigran, lalu melakukannya dengan cara yang aman dan tertib untuk memfasilitasi perjalanan mereka ke Amerika Serikat.”

Menurut data yang ada pada Kementerian Kehakiman AS, bahwa tingkat keberhasilan dari pencari suaka dari Tiongkok di pengadilan imigrasi AS mencapai 58%.

Menurut statistik Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, bahwa dalam enam bulan sejak bulan Oktober 2022, WN Tiongkok yang ditangkap di perbatasan AS – Meksiko telah mencapai rekor tertingginya yakni 6.500 orang. (sin)

Lagi Ngetrend Anti-Perang di Internet Tiongkok : Pokoknya Tidak Saya Maupun Putra Putri Ikut Berperang !

0

oleh Xue Fei

Meskipun Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus mengintimidasi Taiwan dan berulang kali melakukan latihan militer di sekitar pulau, baru-baru ini banyak netizen Tiongkok memposting uneg-uneg mereka mengenai jika berperang dengan Taiwan. Banyak netizen berpendapat : “Jika negara ingin berperang, Mereka pasti akan menolak untuk ikut, bahkan tidak akan membiarkan putra putri mereka ikut berperang”. Sebaliknya, mereka berharap pemerintah dapat mengirim para pejabat PKT yang umumnya kaya, para pegawai negeri yang masuk kelompok kepentingan ini ke medan perang.

Baru-baru ini, seorang netizen daratan Tiongkok memposting pesan yang berbunyi : “Jika terjadi perang, saya tidak akan ikut, dan saya juga tidak akan membiarkan putra putri saya ikut. Saya adalah warga sipil kalangan bawah, yang di masa damai tidak ada satu pun pihak yang mengingat kita, tetapi pada saat kesulitan justru teringat. Katanya ketika negara dalam kesulitan, semua orang harus ikut bertanggung jawab. Tetapi ketika ada pembagian kesejahteraan dan mendapatkan perlakuan yang nikmat dari negara, mengapa tidak mengingat kita, tidak memperlakukan yang sama ? Biarlah orang lain yang ikut jika mereka mau. Pokoknya, saya tidak dan tidak akan membiarkan anak-anak saya ikut berperang !”

Postingan netizen ini dengan cepat menjadi populer, di-posting ulang dan disukai di banyak portal daratan, dan mendapat simpati dari banyak netizen.

Ada netizen yang mengomentari : “Saya juga tidak mau ikut, warga kalangan bawah tidak berkewajiban untuk berjuang ‘mati-matian’ demi pemodal !”

“Saya tidak bakal ikut, tolong digantikan saja oleh putra putri dari para kader pimpinan negara, mereka itu yang gen merahnya lebih unggul !”

“Putra putri dan istri pejabat tinggi semuanya kabur ke Amerika Serikat, mengapa saya yang harus mempertaruhkan nyawa”.

Ada netizen yang komentarnya menggelitik : Untuk potong ayam saja saya tidak berani, bagaimana harus membunuh orang (musuh) ? Selain itu, saya masih terbebani berat oleh kewajiban membayar angsuran KPM dan KPR, dan belum pernah menikmati pembagian kesejahteraan dari negara. Untuk itu, saya menghimbau agar diadakan decoupling antara modal dengan kepentingan.

Ada juga netizen yang menyarankan : Pakar dan profesor yang “lebih banyak ide” yang ikut berperang. Ada juga yang menyarakan agar para selebritas internet, para pamong praja, pejabat PKT yang korup, warga sipil yang kaya, yang sudah diasuransi jiwanya yang dikirim ke medan perang.

Lebih banyak komentar mengarah ke : “Siapa yang banyak memperoleh manfaat dari negara, dia yang harus berpartisipasi aktif dalam perang”. “Siapa yang bersedia menerima bagian dari kesulitan jika tidak pernah menerima bagian dari kesenangan ?”

Ada juga netizen yang menulis komentarnya dengan mengambil contoh Inggris dan Amerika Serikat : “Misalnya, bangsawan di Inggris yang baik status mau pun moralitasnya lebih tinggi daripada warga sipil. Slogan para bangsawan adalah : ‘Kehormatan di atas segalanya’. Dalam Perang mereka terus bergerak maju tidak takut mati. Oleh karena itu tingkat kematian dan luka perwira bangsawan Inggris lebih tinggi daripada tentara biasa.”

“Lihat saja putra Presiden Amerika Serikat juga menjadi teladan. Presiden Roosevelt memiliki 4 orang putra. Meskipun putranya ada yang menentang pembunuhan dan ada yang gagal memenuhi pemeriksaan medis, tetapi mereka semua secara sadar melamar untuk ikut berjuang di garis depan perang dan semua benar-benar berada di medan pertempuran. Mereka menggunakan tindakan untuk memperoleh pangkat dan kehormatan militer. Bahkan Elliott Roosevelt. putra kedua Presiden Roosevelt yang menerbangkan lebih dari 300 misi tempurnya, dan 2 kali mengalami cedera, akhirnya memperoleh penghargaan dari militer AS berupa Distinguished Flying Cross”.

“Dari sini terlihat bahwa para pemimpin negara asing telah memainkan peran yang patut dicontoh. Mereka tidak hanya bergabung dengan tentara selama perang berkobar, tetapi juga pergi ke garis depan, menyerbu dalam pertempuran, dan bertempur dengan musuh dengan taruhan nyawa”, komentar yang ditulis oleh netizen yang berbeda.

Singkatnya, sangat sedikit para netizen yang menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam perang ! Menanggapi fenomena ini, sebuah artikel self-media Tiongkok coba membedelnya dengan menyebutkan bahwa ada beberapa alasan yang mendukung munculnya fenomena ini.

Pertama. Akibat para petugas pengelola dari dinas pertanian di pedesaan, para pamong praja, bahkan polisi lalu lintas dan pakar yang bertindak sewenang-wenang sehingga meninggalkan kesan negatif di benak masyarakat. Para petugas pengelola dari dinas pertanian di pedesaan baru-baru ini paling tidak telah menyakiti 60% warga negara Tiongkok, atau bahkan lebih. Padahal total populasi Tiongkok menurut otoritas adalah 1,4 miliar, dengan proporsi petani yang 41%. Jadi hampir 500 juta jiwa orang tinggal di daerah pedesaan, dan lebih dari 600 juta ton biji-bijian diproduksi setiap tahunnya.

Kedua. Kesenjangan antara kaya dan miskin semakin melebar. Padahal awalnya sudah ada kesepakatan yaitu mereka yang kaya terlebih dahulu wajib bertindak sebagai motor penggerak bagi rakyat agar bisa mencapai kemakmuran (ucapan Teng Xiaoping). Tetapi setelah bertahun-tahun berlalu, mereka selain tidak memenuhi kewajibannya, malahan menjadi kapitalis jahat yang memeras rakyat. Terlebih lagi, apa yang disebut media arus utama resmi PKT justru menutup mata terhadap hal ini, sebaliknya, mereka sering melontarkan janji-janji bual yang membuat orang merasa jijik.

Ketiga. Sejumlah orang kaya mengalihkan harta kekayaannya ke luar negeri, mereka selain mengkhianati niat aslinya juga hanya memikirkan kepentingannya sendiri, tidak mau berkontribusi kepada masyarakat, sehingga membuat benci banyak orang.

Keempat. Penyalahgunaan kekuasaan publik. Setelah PKT merebut kekuasaan, pejabat pemerintah menggunakan kekuasaan di tangan mereka untuk menguntungkan kroni mereka, mengakibatkan pengucilan dan penindasan bakat. Misalnya: Zhou Dashao, Li Xianling, “Beijí nianyu”, Sekretaris Li dari Henan, dan lain-lain. 

Nyatanya, sikap di atas itu sudah pernah muncul bertahun-tahun yang lalu saat sebuah jaringan portal terkenal Tiongkok melakukan survei mengenai “Berapa banyak simpanan uang yang ingin Anda sumbangkan ke ibu pertiwi jika meletus perang (dengan AS) ?” Tanpa diduga, jawaban para responden berikut ini malahan mendukung Amerika Serikat.

Beberapa netizen mengaku bersedia menyumbang dana buat Amerika Serikat. Ada yang bersedia menjadi petunjuk jalan bagi militer AS. “Saya bersedia menjadi informan bagi tentara AS”, tulisnya. Beberapa netizen mengungkapkan kerinduan mereka terhadap Amerika Serikat.

Ada pula netizen yang berkomentar : Kami ini bukan payung, yang dibawa keluar saat hari hujan, tetapi dilemparkan ke sudut saat hari cerah. Saat berperang, biarkan orang-orang yang berstatus khusus itu yang diperintahkan ke garis depan pertempuran untuk menyerbu musuh. Biarkan para pegawai negeri yang membayar biayanya ! (sin)

Kemegahan Senjata dan Baju Zirah Sang Ksatria

0

MICHELLE PLASTRIK

Jauh sebelum franchise film “Night at the Museum”, The Metropolitan Museum of Art membuat film “ksatria di museum” Hollywood yang dinamis berjudul “A Visit to the Armor Galleries”. Film tersebut dirilis pada tahun 1924 sebagai bagian dari program untuk membuat koleksi senjata dan baju zirah spektakuler mereka menjadi hidup untuk pendidikan publik. 

Adegan yang mempesona termasuk baju zirah abad pertengahan yang meninggalkan “pelindung kotak kaca”nya untuk menjawab keingintahuan pengunjung, seorang kesatria berbaju zirah lengkap di atas kuda berlari kencang melalui Central Park dengan Kastil Belvedere di latar belakang, dan para kurator mengenakan pakaiannya sendiri mulai dari helm hingga sabaton, untuk sebuah pertarungan pedang dan joust (kontes olahraga abad pertengahan di mana dua lawan menunggang kuda bertarung dengan tombak). Ada catatan tentang aktor Hollywood, Douglas Fairbanks Sr., yang terkenal dengan film bisu petualang, terkesan dengan film tersebut.

Koleksi Ronald Lauder

Pencinta materi petualang saat ini adalah pengusaha, kolektor, dan dermawan Ronald Lauder. Koleksi seni pribadi Ronald yang luas dan beragam dianggap sebagai salah satu yang terbesar di dunia, menceritakan dalam sebuah wawancara dengan Artnet News, bahwa dia telah terpesona oleh departemen persenjataan and baju zirah di museum The Met sejak dia masih remaja.

“Saya akan menghabiskan waktu berjam-jam di [museum] Met, membayangkan kisah para ksatria, raja, dan pangeran. Belakangan, saya menyadari bahwa senjata dan baju zirah memiliki keindahan tersendiri, yang mewakili patung terbaik abad ke-15 dan ke-16.”

Sejak itu Ronald telah mengumpulkan koleksi senjata dan baju zirahnya yang luar biasa, dan telah menjanjikan 91 koleksinya kepada museum The Met. Beberapa diantaranya pernah dipajang dalam pameran “Koleksi Ronald S. Lauder”, di Neue Galerie New York, yang ditutup pada 20 Maret 2023 lalu.

Arms and Armor Department at the Metropolitan Museum of Art, New York City. (Diego Grandi/Shutterstock)

Untuk menghormati peringatan 20 tahun museum yang ia dirikan (terletak di bekas rumah besar Vanderbilt di Upper East Side), Ronald memamerkan 500 karya dari koleksinya. Pameran tersebut mencakup benda-benda beragam seperti mahakarya patung Yunani dan Romawi, lukisan tanah emas Italia abad ke-13 dan ke-14, benda-benda untuk Kunstkammer (kabinet keingintahuan), karya seni Austria dan Jerman modern, serta memorabilia dari film favoritnya, “ Casablanca”.

Ronald terkenal dengan manifesto pengumpulannya bahwa ada tiga kategori seni: dari yang mengesankan hingga yang menakjubkan. Dia hanya mengumpulkan dari kategori yang terakhir. Pameran ini memang dipenuhi dengan superlatif dan tablo yang memesona, seperti pajangan senjata dan baju zirah yang dikuratori di ruang berpanel kayu di lantai dua museum. 

Perisai bersejarah digantung seperti lukisan di dinding, segala macam senjata dan helm bersinar dalam pengelompokan yang dinamis secara visual, dan baju zirah penuh hiasan berdiri menarik perhatian.

Keintiman ruangan memberikan kesempatan untuk melihat dengan cermat dan kurasi kreatifnya membantu penonton menghargai bagaimana pembuat baju zirah ini tidak hanya pengrajin yang bagus, tetapi juga seniman yang inovatif. Satu yang menjadi sorotan adalah 1550 Field Armor, kemungkinan dibuat untuk Heinrich V, Duke of Brunswick-Wolfenbüttel, dan dibuat dengan indah. Baju zirah lapangan yang dibuat untuk penggunaan fungsional dan, dalam hal ini, juga memiliki kualitas estetika yang tinggi.

‘Ksatria Terakhir’

Pameran ini membangkitkan ingatan pada pameran tahun 2019–2020 di The Met, “The Last Knight: The Art, Armor, and Ambition of Maximilian I” (Ksatria Terakhir: Seni, Baju Besi, dan Ambisi Maximilian I), di mana Ronald Lauder adalah pemberi pinjaman koleksinya. Seperti yang dijelaskan The Met dalam  ikhtisar  pameran itu, baju zirah Eropa pada abad ke15 dan ke-16 sangat penting, memainkan peran dalam ambisi politik, strategi, dan cita-cita kesatria.

Pameran Met menyatukan senjata dan baju zirah dari istana Kaisar  Maximilian I  (1459–1519) bersama lukisan, patung,  permadani, dan manuskrip.

Peluang untuk melihat contoh fisik baju zirah di samping karya seni yang menampilkan benda-benda ini dapat sangat meningkatkan pengalaman menonton selanjutnya. Sorotan mencolok dari pameran “The Last Knight” adalah lukisan yang merupakan bagian dari koleksi permanen The Met yang berjudul “Saint Maurice”, karya pelukis maestro era Renaisans Jerman, Lucas Cranach the Elder dan bengkelnya. Saint Maurice adalah seorang komandan legiun Romawi, yang berasal dari Afrika Utara dan menjadi martir pada tahun 280 M atau 300 M. Pada abad ke-13 di Jerman, ia mulai digambarkan dalam karya seni sebagai orang kulit hitam.

Dalam lukisan Lucas Cranach, santo Kristen awal digambarkan secara anakronistik mengenakan baju zirah lapangan awal abad ke-16. The Met mencatat bahwa “shading dan artikulasi bentuk baju zirah ditangani secara sensitif” oleh sang seniman. Baju zirah dalam karya seni tersebut, pada kenyataannya, dianggap didasarkan pada yang dikenakan oleh cucu Kaisar Maximilian I, Charles V, ketika ia dimahkotai pada tahun 1520. Pedang yang dipegang Saint Maurice mungkin merupakan pedang seremonial yang dipersembahkan oleh paus kepada Maximilian. Lukisan ini adalah contoh yang menggetarkan hati tentang bagaimana senjata dan baju zirah dapat memainkan peran strategis dalam mengomunikasikan simbolisme sebuah karya seni.

Museum dan kolektor sering membeli senjata dan baju besi dari para dealer swasta. Salah satu kolektor tersebut adalah pemilik galeri Inggris, Peter Finer, yang baru-baru ini memamerkan “The Winter Show” tahunan ke-69, sebuah pameran seni, barang antik, dan desain terkemuka yang diadakan setiap  Januari di New York City. 

Di pameran tersebut, ada baju zirah lapangan “Maximilian” panjang tiga perempat bergalur awal yang luar biasa. Galeri tersebut mencatat bahwa perlindungan kuat Kaisar Maximilian terhadap pembuat senjata memengaruhi desain dan produksi mereka sedemikian rupa sehingga “namanya identik dengan baju besi bergalur di awal abad ke-16” dan berkontribusi pada periode ini sebagai puncak kebangkitan ksatria yang ideal.

Gagasan tentang keberanian ideal ini berlanjut hingga hari ini dengan kolektor seperti Ronald Lauder memajang dan me- nyumbangkan karya seni bersejarah. Seperti yang dikatakan Ronald dalam sebuah wawancara, “Mendukung museum dan institusi budaya telah menjadi fokus utama saya. Saya menganggap diri saya sebagai penjaga sementara dari karya-karya dalam koleksi saya, yang pada akhirnya menjadi milik publik.” (jen)

Michelle Plastrik adalah penasihat seni yang tinggal di New York City. Dia menulis tentang berbagai topik, termasuk sejarah seni, pasar seni, museum, pameran seni, dan pameran khusus

“Little House on the Prairie” Rumah dan Keluarga Belajar dari Keluarga Ingalls

0

Menjembatani kesenjangan dan mengembalikan tradisi Iman, rumah, dan komunitas yang tak lekang oleh waktu

JEFF MINICK

Pada Maret 1974, “Little House on the Prairie” ditayangkan perdana di televisi jaringan. Berdasarkan buku anak-anak karya Laura Ingalls Wilder, serial dramatis ini ditayangkan selama sembilan tahun, meraih empat Emmy dan 16 nominasi, dan tetap menjadi salah satu acara paling sukses dalam sejarah pertelevisian. Terlepas dari usianya, “Little House” tetap populer di kalangan penonton hingga saat ini.

Sebagian besar daya tarik itu pasti berkaitan dengan akting bagus Michael Landon sebagai Pa Ingalls dan Karen Grassle sebagai Ma, dan dengan Melissa Gilbert, Melissa Sue Anderson, dan Rachel Lindsay Greenbush berperan sebagai putri-putri mereka, Laura, Mary, dan Carrie. Didasarkan pada novel, alur cerita dan dialognya solid, dan sinematografi serta musiknya menarik.

Banyak penonton pasti tertarik juga dengan kebajikan yang digambarkan dalam kisah-kisah ini. Mereka mengalami nostalgia masa lalu yang tidak pernah mereka jalani, masa ketika hidup lebih sederhana, atau setidaknya lebih mendasar, dan jalinan moralitas yang sama mengalir melalui jalinan  budaya.  Mereka tidak perlu ingin kembali ke usia itu, komunikasi yang lambat, tetapi berharap hidup mereka mirip dengan kehidupan Charles dan Caroline Ingalls, ketiga putri mereka, dan beberapa karakter lain di acara ini.

Kisah dimulai

Mengikuti pilot film berdurasi penuh, episode satu dari serial “Little House” menemukan keluarga Ingalls yang baru tiba di tepi Plum Creek dan siap membongkar gerobak tertutup mereka. Charles mendapatkan pekerjaan di pabrik di kota terdekat Walnut Grove dengan imbalan kayu untuk membangun rumah. Karena tidak memiliki bajak dan benih, dia mengambil pekerjaan lain juga dengan Tuan O’Neil yang keras kepala. Setelah tulang rusuknya patah saat piknik keluarga, Charles tidak dapat bekerja, dan O’Neil datang untuk mengambil dua lembu yang dijanjikan Charles jika dia gagal menyelesaikan pekerjaannya. Beberapa warga kota datang membantu Charles, menyelesaikan pekerjaannya, dan keluarga Ingalls sekarang dapat bebas menanam tanaman mereka.

Dalam satu episode itu adalah contoh dari semua hadiah — keluarga yang erat, komunitas yang mendukung — yang begitu dirindukan banyak orang pada hari ini. Tapi mungkinkah kita bisa belajar dari “Little House” bagaimana menciptakan hal-hal itu dan mewujudkan keinginan kita?

Mari kita naik kereta tertutup kita sendiri, melakukan perjalanan ke masa lalu, dan mencari tahu.

Keluarga

Ketika Charles menyadari bahwa dengan bekerja begitu banyak dia mengabaikan keluarganya dan menjadi kesal dengan anak-anak, dia mengajak Caroline dan gadis-gadis itu piknik. Ketika dia jatuh dari pohon dan tulang rusuknya patah, Caroline menggantikannya membajak ladang sementara gadis-gadis, yang sudah melakukan pekerjaan rumah dan menjaga Carrie kecil, mengerjakan tugas memasak dan rumah tangga.

Inilah  sebuah  keluarga  yang  bekerja bersama,  menyediakan  hiburan  untuk mereka sendiri—mendengar biola Pa, membaca Alkitab, dan mendongeng, serta bergabung saat keadaan menjadi sulit. Dalam satu episode, Charles pada satu titik mengatakan dia seharusnya tidak pernah mengambil Caroline dari keluarganya di Minnesota.

 “Keluarga saya adalah tempat Anda berada,” kata Caroline, menggemakan Ruth dari tulisan suci: “Ke mana Anda pergi, saya akan pergi, dan di mana Anda tinggal, saya akan tinggal.”

Saat  ini,  penekanan  pada  keluarga itu telah hilang. Jajak pendapat Pew Research Center baru-baru ini menunjukkan bahwa sementara sejumlah besar orang tua memprioritaskan pendidikan dan kepuasan karier anak-anak mereka, hanya sekitar 20 persen yang mengajar- kan kepada anak-anak mereka bahwa pernikahan dan keluarga itu penting dalam kehidupan.

Menonton episode ini, kita mungkin bertanya pada diri sendiri: Seberapa pentingkah keluarga dalam hidup saya sendiri?

Jika kita tidak memiliki keluarga di bawah atap kita, maka kita dapat bertanya: Adakah cara agar saya dapat memperbaiki hubungan saya dengan anggota keluarga saya, atau membangun kembali hubungan dengan kerabat yang telah meninggal?

Rumah

Berbaring di tempat tidur di loteng yang dibangun untuk mereka oleh ayah mereka, Laura berkata, “Saya pikir rumah adalah kata yang paling menyenangkan.” Laura benar. Kata rumah memiliki keajaiban di dalamnya, seperti halnya rumah itu sendiri. Bagi banyak dari kita, rumah adalah kotak kenangan, kumpuan harta karun, yang masing-masing mengingatkan kita tentang siapa diri kita dan di mana kita pernah berada. Ada rumah boneka yang dimainkan oleh putri kita ketika mereka di taman kanak-kanak, rak buku yang dibangun oleh ayah kita, meja yang diberikan oleh pasangan kita ketika kita pertama kali menikah.

Di kisah Ingalls tinggal di gubuk tanah, dan di episode pertama, mereka tinggal untuk sementara waktu di sebuah rumah yang digali di sisi bukit. Kedua tempat itu adalah rumah bagi mereka karena mereka membuatnya begitu, dan hal yang sama berlaku untuk kita. Apakah alamat kita adalah apartemen di Chicago atau rumah mewah di Newport, Rhode Island, tempat tinggal kita adalah rumah jika kita mengisinya dengan cinta, benda berharga, dan kenangan.

Teman dan komunitas

Ketika Pa Ingalls dengan tulang rusuknya yang patah terhuyung-huyung bekerja untuk Tuan O’Neil untuk menyelesaikan kontraknya dan mendapatkan kembali lembunya, dia segera ambruk mengangkat karung gandum yang berat. Meskipun dia baru di kota ini, orang- orang menghormatinya sebagai pekerja keras dan jujur, dan beberapa dari mereka segera maju dan menyelesaikan pekerjaan untuknya. Di akhir episode, narator kita, Laura memberi tahu, “Pa berkata dia senang kami datang untuk tinggal di tepi Plum Creek karena di sini dia memanen tanaman yang dia tidak tahu siapa yang tanam: panen teman.”

Bahwa komunitas seperti itu lebih mudah dicapai pada zaman itu, daripada sekarang adalah suatu hal yang sulit. Orang-orang menggosok siku berbelanja di toko yang sama, menghibur diri me- reka sendiri di pesta dansa, menghadiri gereja yang sama, dan saling membantu, jika tidak ada alasan lain selain itu adalah hal yang harus dilakukan untuk tetangga.

Tugas kita lebih sulit. Cara-cara modern kita—mobil, televisi dan komputer, pekerjaan dan jadwal sibuk, dan banyak lagi—menempatkan kita jauh dari kota-kota kecil dan desa-desa pada  1880- an, atau bahkan dari lingkungan di kota-kota besar pada waktu itu. Kita jarang mengenal satu sama lain seperti mereka. Di lingkungan saya sendiri, misalnya meskipun hampir setiap  rumah  memiliki teras depan, kebanyakan orang tetap tinggal di dalam atau duduk di geladak yang menghadap ke halaman belakang mereka. Ketika saya berada di beranda, saya selalu melambaikan tangan kepada orang yang lewat dengan mobil mereka, tetapi saya tidak tahu nama mereka atau apa pun tentang mereka.

Terserah kita

Jika kita menginginkan hal-hal yang kita lihat di “Little House on the Prairie”— keluarga yang erat, rumah yang di ubah menjadi rumah, tetangga dan teman yang kita kenal dan percayai—kita harus bekerja untuk mereka. Jika kita ingin memperkuat keluarga kita, kita mungkin harus berhenti berprestasi di kantor (yang biasanya kita harus menghabiskan waktu bekerja) dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangan dan anak-anak kita. Jika Caroline Ingalls dapat menyapu lantai tanah dari sebuah rumah tanah, mengeluarkan beberapa barang berharga yang dibawa dari Minnesota, dan menyebut tempat itu sebagai rumah, kita pasti dapat membuat rumah kita sendiri layak dengan nama yang sama. Dan meskipun membuat  atau  menemukan  komunitas itu sulit, ada banyak cara untuk memulai: bergabung dengan gereja atau organisasi lokal, mempelajari nama juru tulis yang menelepon belanjaan kita, dan memperlakukan mereka yang kita temui sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Kita memiliki kemewahan yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh nenek moyang baru-baru ini:  kendaraan  dengan pengatur suhu yang dapat melintasi kota dalam hitungan jam daripada hari, perawatan kesehatan yang mencegah begitu banyak penyakit dan kematian pada usia itu, kemampuan untuk memegang perangkat di telapak tangan, tangan kita dan berkomunikasi dengan dunia.

Tetapi mereka memiliki beberapa hal yang kurang dimiliki di budaya kita. Dengan mengadopsi sikap mereka yang dapat melakukan dan mandiri, kita dapat, jika kita mau, memperkuat hal-hal penting dari keluarga, rumah, dan masyarakat di masa lalu.(awp)

Analis Para Pakar Tentang Percakapan Telepon Xi Jinping dengan Zelensky

Setelah panggilan telepon antara Presiden Ukraina Zelenski dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, sebuah perintah personalia dikeluarkan untuk menunjuk duta besar baru untuk Tiongkok, dan Partai Komunis Tiongkok segera menunjuk mantan duta besar untuk Rusia, Li Hui, sebagai perwakilan khusus untuk urusan Eurasia.

Namun, dokumen-dokumen yang dirilis setelah panggilan telepon tersebut tidak menyebutkan satu kata pun tentang “Rusia” atau “perang”, menunjukkan bahwa aliansi antara Beijing dan Moskow tetap kuat. Ukraina, di sisi lain, terus menekankan kembalinya wilayahnya ke status 1991.

Masih diragukan apakah dialog ini akan benar-benar memfasilitasi pembicaraan damai

oleh Huang Yimei/Luo Ya/Chen Jianming

Sejak perang antara Rusia dan Ukraina dimulai pada  Februari tahun lalu, Beijing telah mencoba untuk menggambarkan dirinya sebagai pembawa damai dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Setelah bertemu dengan Putin pada 21 Maret tahun ini, Xi Jinping menekankan perlunya menyelesaikan krisis Ukraina “melalui perundingan damai”.

Lebih dari sebulan kemudian, Xi berbicara dengan Presiden Ukraina Zelensky untuk pertama kalinya setelah kontroversi mengenai kesalahan yang dilakukan oleh Duta Besar Tiongkok untuk Prancis, Lu Shaye. Mengapa Xi Jinping memilih waktu ini untuk berbicara dengan Zelensky?

“Lebih dari 400 hari setelah meletusnya perang Rusia-Ukraina, Xi Jinping enggan berbicara dengan Zelensky, meskipun ada desakan dari Zelensky dan Barat, dan dengan adanya panggilan telepon ini, jelas bahwa Xi Jinping harus memperbaiki niat sebenarnya dari Partai Komunis Tiongkok dan kerusakan yang telah dilakukannya pada hubungan Tiongkok-Eropa, seperti yang dibocorkan dalam sebuah wawancara dengan duta besar untuk Perancis, Lu Shaye,” ujar Dr. Cheng Chin-Mo, Dekan Departemen Diplomasi dan Hubungan Internasional dari Universitas Tamkang, Taiwan.

Zelensky mengatakan secara terbuka di media sosial pada  26 April bahwa percakapan telepon antara kedua belah pihak berlangsung lama dan penuh makna.

CNN melaporkan bahwa komandan militer senior AS di Eropa mengatakan kepada komite kongres bahwa Ukraina berada dalam posisi yang baik untuk melawan Rusia dalam perang. AS sudah bekerja sama dengan tentara Ukraina untuk menghadapi kemungkinan serangan mendadak.

“Percakapan Xi Jinping dengan Zelensky mengungkapkan bahwa Rusia sudah berada pada posisi yang cukup lemah di medan perang. Pasukan elit Rusia sudah sangat terkuras di medan perang di Ukraina. Bantuan militer Barat dalam bentuk tank tempur, pesawat tempur, dan pesawat tempur terlatih mulai berdatangan, dan cuaca pun mulai menghangat serta daratan tidak berlumpur. Dengan cuaca yang menghangat dan daratan yang tidak terlalu berlumpur untuk tank dan pasukan besar lainnya, serangan balasan musim semi Ukraina yang telah lama dipersiapkan akan segera dimulai,” tambah Cheng Chin-Mo.

Chen Yonglin, seorang mantan diplomat di Konsulat Tiongkok di Sydney, mengatakan bahwa media Barat telah mempertanyakan kurangnya kontak Xi Jinping dengan Ukraina sejak kunjungannya ke Rusia. Insiden Lu Shaye tidak hanya menyinggung perasaan Uni Soviet yang sebelumnya merdeka, tetapi juga menimbulkan keraguan tentang niat sebenarnya dari Partai Komunis Tiongkok dalam mencoba menengahi perang antara Rusia dan Ukraina.

 “Hanya dengan melakukan panggilan telepon dia dapat terus berpura-pura menjadi mediator damai. Inilah yang awalnya dia pikirkan. Mengenai insiden Lu Shaye, bahkan lebih penting baginya untuk melakukan panggilan telepon ini,” kata Chen Yonglin.

Beberapa opini publik percaya bahwa Lu Shaye, duta besar Tiongkok untuk Prancis, membuat skandal, termasuk “bekas Uni Soviet tidak memiliki status negara berdaulat” dan “kedaulatan Krimea bergantung pada cara memandang masalah ini” dan komentar lainnya adalah terinspirasi oleh pejabat tinggi, bukan yang disebut “pendapat pribadi”.

Bagi Chen Yonglin, “Apa yang diungkapkan Lu Shaye adalah niat sebenarnya di internal Partai Komunis Tiongkok sebagai aliansi dengan Uni Soviet. Ini adalah niat sebenarnya. Adapun pembicaraan damai, mereka hanya berpura-pura, tapi saya tidak ingin Rusia untuk terlalu lemah, karena bagaimanapun juga Rusia masih memiliki senjata nuklir. Oleh karena itu, pijakan Rusia akan menguntungkan serangan PKT terhadap Taiwan di masa depan. Pertimbangan ini adalah ide jangka panjang.”

Zelensky mengklaim bahwa selama percakapan selama sejam, kedua  pihak mengeksplorasi cara-cara bekerja sama untuk mencapai “perdamaian yang adil dan berkelanjutan” untuk Ukraina. Zelensky bersikeras bahwa solusi apa pun dengan Rusia harus didasarkan pada pemulihan perbatasan Ukraina seperti pada tahun 1991.

“Zelensky bersikeras bahwa inti dari negosiasi ini adalah untuk mengembalikan garis perbatasan tahun 1991, dan Zelensky menekankan bahwa Ukraina menginginkan perdamaian jangka panjang, bukan gencatan senjata sementara,” kata Cheng Chin-Mo.

Para ahli mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok hanyalah pembawa perdamaian palsu dengan agenda tersembunyi, dan Barat dapat melihat hal ini dengan sangat jelas. Gilbert Rozman, seorang ahli Rusia dan Tiongkok di Universitas Princeton, percaya bahwa waktu panggilan Xi terkait dengan pidato Lu Shaye. Meskipun tidak mungkin membuat terobosan besar dalam menyelesaikan perang di Ukraina, namun hal ini akan mengurangi dampak dari pernyataan Lu Shaye di Eropa. (Hui)

Ping-Pong untuk Parkinson

0

Studi Jepang menunjukkan olahraga yang menyenangkan dan relatif murah ini mungkin merupakan terapi yang efektif bagi mereka yang menghadapi penyakit Parkinson

JENNIFER MARGULIS & JOE WANG

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif kedua yang paling umum, setelah Alzheimer. Gangguan otak ini biasanya datang secara perlahan. Mereka yang menderita mungkin merasakan tangannya gemetar misalnya, atau merasa ucapan mereka tidak jelas atau merasa sedikit lebih lambat dari biasanya.

Ini adalah penyakit progresif, yang berarti seiring berjalannya waktu, gejalanya akan memburuk.

Diperkirakan 500.000 orang di Amerika Serikat menderita Parkinson, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Namun, banyak ahli percaya bahwa angka tersebut jauh lebih tinggi, karena orang yang mengidapnya dapat tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun. Di seluruh dunia, Parkinson diperkirakan memengaruhi 10 juta orang.

Meskipun kebanyakan orang menganggap Parkinson sebagai kelainan otak yang menyerang orang lansia — dan diketahui bahwa insiden penyakit Parkinson meningkat seiring bertambahnya usia — namun sekitar 4 persen orang dengan penyakit ini didiagnosis sebelum mereka berusia 50 tahun.

Seperti gangguan otak tertentu lainnya, kaum pria jauh lebih mungkin menderita Parkinson daripada wanita. Ini adalah penyakit yang mahal. Menurut Yayasan Parkinson, biaya gabungan dari penyakit ini—termasuk pengobatan, kehilangan pendapatan, dan pembayaran jaminan sosial—adalah sekitar $52 miliar per tahun, hanya di Amerika Serikat.

Penyakit ini dianggap tidak dapat disembuhkan, dan obat untuk mengobati gejalanya menelan biaya rata-rata $2.500 (sekitar Rp 37,3 juta) per tahun. Pembedahan dapat menghabiskan $ 100.000 (Rp 1,5 miliar) per orang, menurut Yayasan Parkinson.

Jalan Maju Tanpa Obat atau Pembedahan? Mengingat betapa mahalnya — dan berpotensi menghancurkan — gejala Parkinson, maka menemukan pilihan pengobatan yang terjangkau dan efektif, serta cara nonfarmasi untuk mengelola penyakit ini, harus menjadi prioritas.

Dua tahun lalu, para peneliti dari Jepang menerbitkan sebuah studi yang menarik, “Tenis meja (ping pong) untuk pasien dengan penyakit Parkinson: Studi percontohan pros- pektif satu pusat.” Para peneliti ini mulai dengan mengajukan pertanyaan yang tidak biasa: Bisakah ping-pong, juga dikenal sebagai tenis meja, bermanfaat bagi penderita Parkinson?

Siapa pun yang belum pernah bermain olahraga raket mungkin menganggap pertanyaan ini agak tidak masuk akal, kita semua tahu bahwa tetap aktif dan bugar di kemudian hari membantu meningkatkan kognisi, semangat, suasana hati, dan bahkan usia. Penelitian terus-menerus menegaskan bahwa olahraga adalah tindakan penting—mungkin tindakan paling penting—yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Dan siapa pun yang telah memainkan olahraga raket (antara lain bulu tangkis, pickleball, ping-pong, racquetball, squash, dan tenis) sudah mengetahui seberapa banyak permainan ini dapat membantu meningkatkan koordinasi tangan-mata, keseimbangan, tonus otot, dan mobilitas umum.

Yang pertama dari jenisnya, studi percontohan Jepang tentang ping-pong untuk Parkinson dilakukan selama enam bulan. Para peneliti merancangnya untuk memeriksa apakah program latihan ping-pong, yang disesuaikan untuk orang lansia yang menderita gejala motorik parkinsonian, dapat memperbaiki gejala motorik, masalah otak, dan gejala kejiwaan.

Dua belas orang dewasa dengan penyakit Parkinson direkrut untuk penelitian ini. Mereka berpartisipasi dalam sesi latihan enam jam seminggu sekali. Mereka dievaluasi pada awal studi, kemudian dievaluasi lagi pada tiga bulan, dan sekali lagi pada enam bulan.

Mengapa Ping-Pong?

Ping-pong adalah olahraga populer di Asia. Berasal dari Inggris Victoria, di mana ia dimainkan di kalangan kelas atas sebagai permainan ruang tamu setelah  makan  malam. Ia diperkenalkan sebagai olahraga Olimpiade pada tahun 1988.

Bermain ping-pong membutuhkan gerakan, merespon bola serta lawan, dan koordi- nasi. Ini juga merupakan olahraga yang sangat nyaman untuk dimainkan di dalam ruangan dengan ruang terbatas.

Selain itu, menurut para peneliti, ini adalah aktivitas yang menyenangkan karena memiliki komponen kompetitif, “aktivitas yang dapat dinikmati pasien sebagai permainan dengan memperebutkan poin”.

Gerakkan Bola Besar (Bumi) dengan Bola Kecil (Ping-Pong)

Ketika Joe Wang dibesarkan di Tiongkok, anak-anak miskin tidak mampu membeli peralatan olahraga yang mahal. Sebaliknya, semua orang bermain ping-pong di atas meja beton menggunakan raket kayu. Ping-pong sangat populer di tahun 70-an dan 80-an, dianggap sebagai olahraga nasional de facto Tiongkok.

Pada tahun 1994, film blockbuster “Forest Gump” menampilkan karakter eponim yang memainkan ping-pong tingkat tinggi. Keahliannya memikat penonton di seluruh dunia. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa film tersebut (yang meraup lebih dari $679 juta di seluruh dunia) benar-benar menggambarkan peristiwa sejarah yang sebenarnya: diplomasi ping-pong antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok.

Semuanya dimulai pada tahun 1971, selama Kejuaraan Tenis Meja Dunia ke-31 di Nagoya, Jepang, ketika seorang pemain ping- pong Amerika bernama Glenn Cowan ketinggalan bus timnya, dan harus menumpang bus tim dari komunis Tiongkok. Atlet dari dua negara yang bermusuhan itu tidak saling menyerang, namun sebaliknya, mereka berbicara dan tertawa serta berjabat tangan.

Studi Ping-Pong Jepang

Program senam pingpong berlangsung dari November 2018 hingga Mei 2019. Para peserta yang semuanya menggunakan tangan kanan melakukan sesi senam selama enam jam seminggu sekali selama enam bulan. Mereka tidak dilarang aktif secara fisik dengan cara lain jika mereka mau.

Mahasiswa dari Departemen Ilmu Olahraga dan Kesehatan di Universitas Fukuoka Jepang menginstruksikan para peserta. Mereka memimpin 30 menit peregangan dan kemudian meminta mereka melakukan permainan gaya reli dan gaya permainan. Termasuk dalam latihan pemanasan adalah latihan pernapasan, peregangan leher, tekukan lutut, fleksi pergelangan kaki, dan latihan lainnya.

Setelah periode bermain pagi, peserta studi menikmati istirahat makan siang. Setelah makan siang, mereka bermain  ping-pong lagi, dan di akhir sesi, mereka menghabiskan 10 menit lagi untuk meregangkan tubuh dan menilai sendiri seberapa lelah yang mereka rasakan dan betapa menyenangkannya mereka.

Staf medis yang ada memantau para peserta dengan cermat, sehingga mereka dapat membantu para peserta jika mereka kehilangan keseimbangan saat bermain.

Bagaimana Ini Membantu?

Para peneliti hanya dapat mengumpulkan data sembilan dari 12 peserta asli: dua pria dan tujuh wanita yang rata-rata berusia 72 tahun dan menderita Parkinson selama sekitar tujuh setengah tahun. Semuanya mampu berjalan tanpa bantuan tongkat atau alat lain, meski beberapa pasien sebelumnya pernah mengalami jatuh.

Selama enam bulan penelitian berlangsung, satu peserta melaporkan sakit punggung, dan satu lagi jatuh. Tetapi tidak ada yang menderita efek yang bertahan lama dari ini dan tidak ada peserta yang membutuhkan pengobatan tambahan.

Pada saat yang sama, bermain pingpong “secara signifikan meningkatkan” beberapa aspek mobilitas pasien Parkinson.

“Karena mengayunkan raket berulang kali ke seluruh tubuh  membutuhkan  manipulasi otot aksial,” para peneliti menyimpulkan, “mungkin program latihan ini dapat membantu memperbaiki gejala aksial. Selain itu, suara ritmis bola yang mengenai meja dapat memberikan isyarat pendengaran bagi peserta untuk bergerak. Selain itu, gambar visual dari bola ping-pong oranye atau putih yang datang dari meja hijau dapat memberikan isyarat visual yang menarik bagi peserta untuk bergerak.”

Studi ini juga menemukan bahwa bermain ping-pong meningkatkan pengalaman motorik hidup sehari-hari para peserta, pada tiga bulan dan enam bulan.

Para ilmuwan dengan antusias mencatat bahwa rehabilitasi menggunakan ping-pong kemungkinan memiliki efek positif yang relatif cepat bagi orang yang menderita Parkinson. Beberapa aspek permainan, termasuk sifat kompetitifnya, kemudahan untuk mempelajarinya, sosialisasi yang berasal dari aktif dalam olahraga dengan orang lain, dan kesenangan bermain pingpong, juga dicatat.

Kami tahu dari penelitian lain bahwa olahraga membantu orang-orang dari segala usia dan kemampuan untuk merasa lebih positif dan bersemangat, seperti halnya terlibat dalam aktivitas baru. Selain itu, penelitian telah lama mengaitkan gerakan dengan umur panjang. Jadi masuk akal jika pingpong dapat membantu orang yang menderita gangguan otak degeneratif.

Sekarang keluarkan raket. Saatnya bermain ping-pong. (jen)

Jennifer Margulis, Ph.D., adalah seorang jurnalis pemenang penghargaan dan penulis buku “Your Baby, Your Way: Taking Charge of Your Pregnancy, Childbirth, and Parenting Decisions for a Happier, Healthier Family”. Penerima beasiswa Fulbright dan ibu dari empat anak, dia telah bekerja pada kampanye kelangsungan hidup anak di Afrika Barat, mengadvokasi untuk mengakhiri perbudakan anak di Pakistan pada jam tayang utama di Prancis, dan mengajar literatur pasca-kolonial kepada siswa nontradisional di dalam kota Atlanta. Pelajari lebih lanjut tentang dia di JenniferMargulis.net

Joe Wang, Ph.D., seorang ahli biologi molekuler dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di industri vaksin. Dia sekarang adalah presiden Jaringan Televisi NTD (Kanada), dan seorang kolumnis untuk The Epoch Times.

Korban Terakhir Terbaliknya Speedboat Evelyn Calisca di Perairan Riau Ditemukan, Total 12 Orang Tewas

0

ETIndonesia- Korban terakhir tenggelamnya Speedboat SB Evelyn Calisca 01 di Perairan Indragiri Hilir, Riau, berhasil ditemukan oleh Tim SAR Gabungan pada Sabtu (29/4/2023). Jadi, total sebanyak 12 jiwa korban tewas.

“Pada pukul 07.53 WIB, Tim SAR Gabungan menemukan Korban berjenis kelamin perempuan diduga atas Nama Charmel Zhalma Allaya umur 17 tahun,”  ujar Kepala Kantor SAR Pekanbaru I Nyoman Sidakarya dalam keterangannya. 

Ia menambahkan, korban dipastikan adalah penumpang dari  SB Evelyn Calisca 01 setelah dilakukan identifikasi oleh petugas. 

“Setelah diidentifikasi oleh Pihak kepolisian Kabupaten Indragir Hilir bahwasannya Korban memang yang kita Cari yaitu 1 Orang Korban Kapal SB Evelyn Calisca 01 yang terbalik,” imbuhnya. 

Laporan Basarnas menyebutkan, korban ditemukan Dalam kondisi meninggal dunia di tepi sungai Perairan Guntung dalam keadaan telungkup. Korban ditemukan kurang lebih  jarak 1 Nm dari lokasi kejadian, selanjutnya Korban dievakuasi dan akan diserahkan kepada pihak keluarga.

Atas ditemukannya korban yang hilang, data penumpang SB Evelyn Calisca 01 berjumlah 76 orang dengan rincian sebanyak  64 Orang selamat dan 12 orang meninggal dunia.

Sebelumnya, Tim SAR Gabungan kembali melakukan pencarian 1 Orang yang dinyatakan hilang akibat terbaliknya Kapal SB Evelyn Calisca 01 di Perairan Sungai Guntung, Indragiri Hilir, Riau.  Pencarian dilakukan di sekitar Lokasi Kejadian dengan Luas Area sejauh 80 Nm. 

Adapun Unsur yang terlibat dalam operasi SAR dari Pos SAR Tembilahan, Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti, Polres Inhil, Polairud Inhil, TNI AL, TIM DVI Polda Riau, Bea dan Cukai Tembilahan, Bea dan Cukai Pekanbaru, Polsek Kateman, BPBD INHIL, Koramil Kateman, KPLP Tanjung Uban, Babinsa Sungai Guntung, Koramil Kateman, KSOP Sungai Guntung, Bakamla dan masyarakat dari Sungai Guntung. 

“Dengan ditemukannya korban maka Operasi SAR kita tutup dengan ucapan terima kasih,” ujar Koordinator Pos Tembilahan Rio Putra. (Basarnas/asr)

Biarkan Anak Anda Menjadi Anak-Anak

0

Anak-anak yang kurang melakukan aktivitas fisik lebih rentan terhadap infeksi pernapasan

JENNIFER MARGULIS

Dengan kata lain, semakin aktif anak, semakin kecil kemungkinannya untuk sakit. Pengamatan ini didasarkan pada penelitian klinis yang dilakukan oleh tim ilmuwan Polandia.

Studi mereka, “Asosiasi aktivitas fisik yang rendah dengan frekuensi infeksi saluran pernapasan yang lebih tinggi di antara anak-anak prasekolah,” diterbitkan dalam jurnal peer- review Pediatric Research pada Januari 2023.

Semakin Aktif, Semakin Baik

Para peneliti Polandia merancang studi tersebut untuk memeriksa dua kelompok anak- anak, semuanya berusia antara empat dan tujuh tahun.

Total seratus empat anak terdaftar dalam penelitian ini. Usia rata-rata mereka adalah 5,3 tahun.

Para ilmuwan memisahkan anak-anak menjadi dua kelompok berbeda: satu adalah kelompok aktivitas fisik rendah (terdiri dari 47 anak yang melakukan rata-rata 5.668 langkah per hari) dan satu kelompok aktivitas fisik yang lebih tinggi ( 47 anak, yang melakukan rata- rata 9.368 langkah per hari).

Kemudian mereka mengukur jumlah hari yang dihabiskan anak-anak menderita sakit akibat penyakit pernapasan bagian atas.

Mereka mengikuti anak-anak selama total 60 hari, mengandalkan laporan orang tua (pada dasarnya versi Polandia dari the Wisconsin Upper Respiratory System Survey untuk anak-anak.)

Untuk mengukur aktivitas fisik anak-anak secara akurat, dalam penelitian ini anak-anak memakai monitor kebugaran yang melacak langkah kaki harian mereka, tingkat intensitas aktivitas fisik, dan berapa lama mereka tidur. Mereka memakai perangkat ini 24 jam sehari selama 40 hari.

Para ilmuwan menemukan bahwa semakin anak-anak aktif secara fisik (berdasarkan jumlah langkah yang mereka ambil pada hari-hari sehat), semakin kecil kemungkinan mereka sakit dengan gejala infeksi saluran pernapasan atas.

Lebih khusus lagi, anak-anak yang melakukan ekstra 1.000 langkah sehari mengalami pengurangan 4,1 hari dalam jumlah hari mereka menderita pilek.

Selain itu, anak-anak yang menghabiskan tiga jam atau lebih per minggu untuk berolahraga memiliki infeksi saluran pernapasan atas yang lebih sedikit daripada anak-anak yang tidak berolahraga secara teratur.

Penelitian ini bersifat observasional. Pertama, para peneliti menetapkan parameter — ini termasuk aktivitas fisik yang lebih tinggi versus lebih rendah, keterlibatan dalam olahraga, dan paparan racun lingkungan seperti merokok dan alergen. Kemudian mereka menentukan hasil yang mereka cari, yaitu jumlah hari yang dihabiskan anak-anak untuk sakit. Dengan mengingat informasi ini, mereka dapat mendeteksi sinyal.

Artinya, mereka mengamati korelasi yang pasti antara peningkatan aktivitas fisik dan penurunan jumlah hari yang dihabiskan anak untuk sakit.

Tetapi karena ini adalah studi observasional, tidak segera jelas mengapa anak-anak yang lebih aktif melaporkan jumlah hari sakit lebih sedikit.

Tidak Ada Hubungan antara Paparan Asap, Tidur, dan Infeksi Saluran Pernafasan

Menariknya, penelitian ini tidak menemukan hubungan antara paparan bulu hewan peliharaan atau asap rokok dan peningkatan atau penurunan jumlah hari sakit.

Tampaknya juga tidak ada korelasi antara berapa lama tidur seorang anak, berapa banyak saudara kandung yang mereka miliki, jenis kelamin mereka, atau apakah mereka telah divaksinasi, dan berapa hari mereka sakit infeksi saluran pernapasan.

Pada saat yang sama, anak-anak yang mengikuti program olahraga memang menunjukkan sedikit penurunan jumlah hari sakit.

Imunitas Lebih Efektif Meningkatkan Kualitas Hidup Anak

“Pada pasien anak-anak hingga usia 5 tahun, morbiditas dan mortalitas akibat ISR [infeksi saluran pernapasan] terus terjadi dalam jumlah besar,” tulis para peneliti dalam diskusi mereka.

Infeksi pernapasan ini termasuk rhinovirus (yang menyebabkan flu biasa), RSV, influenza dan penyakit mirip influenza, serta virus corona musiman.

“Selain itu, 45 persen anak prasekolah yang sering mengalami pilek akan cenderung menderita infeksi pernapasan di kemudian hari di saat usia sekolah,” tulis para ilmuwan. “Infeksi pernapasan berulang, yang didefinisikan dengan delapan atau lebih infeksi per tahun, secara signifikan merusak QoL [kualitas hidup] anak-anak prasekolah dan dapat menyebabkan asma di masa mendatang. Kami menunjukkan bahwa jumlah langkah yang lebih tinggi per hari pada anak prasekolah menghasilkan kekebalan yang lebih efektif, tercermin dalam lebih sedikitnya jumlah hari anak-anak yang menunjukkan gejala infeksi.”

Jadi, seperti yang didiskusikan para ilmuwan, praktik gaya hidup yang membantu anak- anak kecil tetap bebas dari infeksi pernapasan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka baik sekarang maupun di masa depan.

Lebih khusus lagi, menurut penelitian ini, salah satu praktik gaya hidup yang sangat penting untuk anak kecil adalah bergerak. Dengan kata lain, lebih banyak aktivitas fisik dapat meningkatkan kehidupan anak.

Semakin aktif seorang anak prasekolah, semakin sehat masa kecilnya.

Studi ini cocok dengan ratusan penelitian lain yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik penting untuk kesehatan mental dan fisik.

Misalnya, penelitian lain yang diterbitkan baru-baru ini menunjukkan bahwa olahraga lebih efektif daripada obat-obatan untuk mengobati penyakit kesehatan mental pada orang dewasa.

Pesan untuk orang tua dan pendidik tampak jelas: Jauhkan anak-anak dari layar gawai dan ajaklah mereka keluar. Anak prasekolah perlu berlari, melompat, bermain, dan menggerakkan tubuh mereka agar tetap sehat.

‘Kita Membutuhkan Revolusi’

Collin Lynn adalah dokter keluarga yang tinggal di Redding, California. Seorang ayah dari dua anak, Lynn tidak terlibat dalam studi Polandia tetapi dia meninjaunya dengan hati-hati. “Apakah kita, sebagai komunitas medis, benar- benar ‘membutuhkan’ data semacam ini sebelum diterima?” kata Lynn.

“Mengapa saya membutuhkan jurnal ilmiah untuk meyakinkan bahwa saya perlu berolahraga agar sehat?” Lynn melanjutkan, dan nadanya terdengar frustrasi. “Bagi saya, ini masalah berpikir dengan akal sehat.”

Pada saat yang sama, Lynn menunjukkan, penelitian ini — bersama dengan ratusan lain- nya — mempertanyakan banyak protokol COVID-19 yang dengan cepat diberlakukan oleh pejabat kesehatan masyarakat tanpa adanya data ilmiah dan akal sehat.

Rekomendasi untuk menjaga anak-anak agar tetap di rumah, misalnya, yang mempersulit mereka untuk berolahraga dan kemungkinan besar mereka akan menghabiskan hari- hari mereka di depan layar gawai, kebanyakan bermain video game, didasarkan pada rasa takut, bukan data atau logika ilmiah.

Faktanya, latihan dan aktivitas fisik harian anak-anak menurun setidaknya 20 persen selama social distancing diamanatkan oleh pemerintah, menurut meta-analisis yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics pada Juli 2023.

“Di era COVID ini, kami mengunci diri di rumah,” kata Lynn. “Dan itu terus berlanjut. Kami secara permanen masuk ke rapat Zoom kami, dengan keyakinan palsu bahwa kami ‘akan tetap terjaga kesehatannya’ di balik masker. Mungkin sebelum kita tersesat selamanya dalam opini permanen, kita memang membutuhkan beberapa data keras untuk mengingatkan kita bahwa sebenarnya lebih sehat untuk keluar dan berolahraga.

Lynn berharap komunitas ilmiah dan lembaga medis mulai memperhatikan penelitian tersebut.

“Saya berharap artikel ini adalah awal dari revolusi ilmiah yang akan membantu kita semua, secara global, menjadi lebih aktif secara fisik,” katanya. “Begitulah cara kita hidup di dunia yang lebih sehat.”

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times. Epoch Health menyambut diskusi profesional dan debat ramah. Untuk mengirimkan opini, harap ikuti panduan ini dan kirimkan melalui formulir kami di sini.

Jennifer Margulis, Ph.D., adalah seorang jurnalis pemenang penghargaan dan penulis buku “Your Baby, Your Way: Taking Charge of Your Pregnancy, Childbirth, and Parenting Decisions for a Happier, Healthier Family.” Penerima beasiswa Fulbright dan ibu dari empat anak, dia telah bekerja pada kampanye kelangsungan hidup anak di Afrika Barat, mengadvokasi untuk mengakhiri perbudakan anak di Pakistan pada jam tayang utama di Prancis, dan mengajar literatur pasca-kolonial kepada siswa nontradisional di dalam kota. Atlanta. Pelajari lebih lanjut tentangnya di JenniferMargulis.net.

Penjelajah Temukan Gua di Spanyol dengan Lebih dari 100 Ukiran Prasejarah yang Menggambarkan Kehidupan Zaman Tembaga

0

LOUISE CHAMBERS

Gua Spanyol yang hilang selama 80 tahun telah ditemukan kembali dengan lebih dari 100 ukiran prasejarah unik di dinding interiornya. Delapan panel gua berisi seni ukiran tangan luar biasa yang memberikan wawasan lebih jauh tentang kehidupan prasejarah di Spanyol.

Gua tersebut, yang dikenal sebagai Cova de la Vila dalam bahasa Catalan, ditemukan kembali di Desa Febró di Baix Camp, Tarragona, selama ekspedisi topografi oleh kelompok speleolog, Barranc de la Cova del Corral, pada 13 Mei 2021. Gua tersebut awalnya digali pada 1940-an oleh peneliti Salvador Vilaseca, yang timnya kemudian kehilangan lokasinya.

Penemuan kembali gua dan ukirannya diumumkan secara terbuka pada 17 Maret 2023, oleh pejabat termasuk Walikota Febró, Lurdes Malgrat, dan IPHES (Institut Paleoekologi Manusia dan Evolusi Sosial Catalan).

Speleolog Julio Serrano, yang juga menghadiri pengumuman tersebut, adalah orang pertama yang memasuki sistem gua bawah tanah melalui lubang kecil, yang membawa rombongan ke ruang- an oval seluas lebih dari 90 meter persegi itu. “Ketika saya melihat ukirannya, saya merasakan emosi yang luar biasa yang akan saya bawa selama sisa hidup saya,” kata Serrano dalam siaran pers IPHES.

Serrano menemukan Sala dels Gravats, ruangan oval yang dipenuhi karya seni, dihiasi ukiran prasejarah dari Zaman Chalcolithic hingga Perunggu yang disusun dalam panel, sepanjang delapan meter, yang menggambarkan kehidupan pertanian dan pastoral di wilayah tersebut. Seni itu dalam kondisi luar biasa, dan Serrano tahu bahwa panel-panel itu sudah tua meski tidak mengerti bagaimana menafsirkan skemanya.

Panel, terdiri dari lima garis horizontal, menggambarkan sosok ukiran yang berbeda dalam gaya homogen dan diperkirakan dibuat dengan perkakas batu, kayu, atau langsung dengan jari manusia. Manusia, hewan, serta Matahari dan bintang menjadi objek lukisan di panel-panel itu.

Peneliti IPHES, Dr. Ramon Viñas dan Dr. Josep Vallverdú mengunjungi Cova de la Vila untuk mengesahkan keaslian ukiran tersebut sebelum memberi tahu Departemen Kebudayaan. Ukiran tersebut mewakili salah satu rangkaian seni pasca-Paleolitik terpenting di busur Mediterania dan salah satu dari sedikit representasi seni skematik bawah tanah di area ini.

“Komposisi panel di Sala dels Gravats ini benar-benar tidak biasa, dan menunjukkan kepada kita pandangan dunia dari orang-orang di wilayah tersebut selama proses neolitisasi,” kata Viñas. 

“Ini bukan komposisi acak tapi justru sebaliknya; itu jelas menanggapi makna simbolis.

Menurut rekan direktur proyek Antonio Rodríguez Hidalgo, penggalian lebih lanjut di situs tersebut akan memulihkan bahan arkeologi yang sesuai dengan era yang sama dan akan memungkinkan tim peneliti untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang momen di mana ukiran itu dibuat, dan bahkan bisa menentukan tanggal pembuatan mereka.

Tim IPHES terus mengabari publik tentang kemajuan mereka di Twitter dan Instagram.

Untuk saat ini, pelestarian ukiran menjadi perhatian utama karena permukaan dinding gua lunak, lembab, dan rentan terhadap perubahan atmosfer, termasuk kekeringan saat ini. Untuk memastikan kelestarian fisiknya, gua tersebut ditutup oleh Departemen Kebudayaan, Ajuntament de la Febró, dan IPHES. Mereka juga memasang serangkaian probe untuk memantau atmosfer, yang akan diperiksa selama perjalanan lebih lanjut ke lokasi. 

Gua tersebut dinobatkan  sebagai aset budaya untuk kepentingan nasional dan karena tidak ada akses masuk bagi pengunjung umum, Departemen Kebudayaan bekerja untuk mendigitalkan ukiran untuk digunakan oleh para peneliti serta untuk dinikmati publik menggunakan fotogrametri dan pemindaian laser.

Contoh lain dari skema seni gua prasejarah di wilayah ini termasuk Cova de la Vallmajor di l’Albinyana, Baix Penedès, lukisan gua di La Pileta dan Nerja, Málaga, Murcielaguina di Córdoba, dan gua “skema-abstrak” di Los Enebralejos di Segovia. (eko)

Pejabat Hunan Sembunyikan Hasil Korupsi Dalam Dinding, Pendataan Baru Kelar 5 Jam Pakai 5 Mesin Hitung Uang

0

 oleh Luo Tingting

Untuk menyembunyikan hasil korupsi, pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) terbiasa dengan menyembunyikan uang tunai dalam jumlah besar. Baru-baru ini, penggeledahan di rumah seorang pejabat korup Provinsi Hunan terungkap. Pejabat korup tersebut menyembunyikan uang tunainya dalam dinding rumahnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menampung hasil kejahatannya. Petugas yang didatangkan ke lokasi membutuhkan waktu 5 jam untuk menghitung uang tunai dalam jumlah besar dengan menggunakan 5 unit mesin penghitung uang.

Pada 27 April, Fu Guoping, mantan Wakil Direktur Komite Tetap Kongres Rakyat Kota Xiangtan, Provinsi Hunan, diadili. Penuntut menuduhnya menerima penyuapan yang besarnya setara dengan RMB. 7,498.000,-, Hari itu, pengadilan belum membacakan vonis hukuman yang akan dijatuhkan.

Fu Guoping diselidiki pada Juli 2022. Pada awal tahun ini, TV Satelit Hunan menyiarkan film dokumenter berisikan peringatan terhadap koruptor, yang mengungkap beberapa detail rumah Fu Guoping yang telah digeledah pihak berwenang.

Fu Guoping secara khusus membangun sebuah rumah di kampung halamannya di pedesaan untuk menyimpan uang hasil suapan. Penyelidik membongkar sebidang dinding yang dicat ulang di loteng rumah tersebut dan menemukan berkotak-kotak uang tunai yang ditumpuk di dalamnya.

Staf bank menggunakan 5 mesin penghitung uang kertas untuk menghitung uang tunai selama 5 jam terus menerus dengan nilai total mencapai RMB. 12 juta lebih.

Tidak jarang pejabat korup PKT menyembunyikan uang tunai dalam jumlah besar di dalam rumahnya. Pada 17 Desember 2016, “Harian Guilin” mengungkapkan bahwa pihak berwenang menemukan di rumah seorang pejabat korup di Kota Guilin, Guangxi uang tunai lebih dari RMB. 14 juta. Staf bank menggunakan 6 unit mesin penghitung uang untuk mendata sampai salah satu mesinnya terbakar karena digunakan terus-menerus.

Menurut pengungkapan resmi, mesin penghitung uang terbakar gara-gara dioperasikan terus menerus di rumah pejabat PKT yang korup ketika membongkar hasil korupsi mereka yang disembunyikan di rumah mereka bukanlah hal aneh. Pada April 2014, Wei Pengyuan, mantan Wakil Direktur Departemen Batu Bara Administrasi Energi Nasional yang telah dipecat. Uang tunai yang disembunyikan dalam rumahnya berjumlah RMB. 210 juta,dengan berat mencapai 1,15 ton. Selama proses penghitungan itu, 4 dari 16 unit mesin penghitung uang terbakar.

Yang paling sensasional adalah ketika membongkar hasil korupsi Xu Caihou, mantan Wakil Ketua Komisi Militer Tiongkok yang diselidiki pada Maret 2014. Ketika para penyelidik membuka ruang bawah tanah rumahnya seluas 2.000 meter persegi, mereka terkejut menemukan uang tunai menumpuk di mana-mana, termasuk uang kertas dolar, euro, dan renminbi. Lantaran bakal tidak habis dihitung dalam waktu yang ditentukan, hasil kejahatannya itu terpaksa dibawa ke tempat yang ditentukan pihak berwenang dengan mengikat, menimbang dan memberikan segel lalu diangkut dengan kendaraan.

Selain uang tunai, segala jenis emas, perak, dan perhiasan ditumpuk seperti gunung. Barang hadiah itu ada yang satuannya berberat sampai satu atau dua kuintal. Dan ada juga batu giok Hetian yang ternama, serta berbagai perkakas antik, kaligrafi dan lukisan dari zaman Dinasti Tang, Song, Yuan, dan Ming, berbagai produk kayu keras berharga dan batu giok langka. Para penyelidik sampai menggunakan belasan truk militer untuk mengangkut semua itu. (sin)

Analisis : Terdapat 7 Konspirasi Besar di Balik Penerapan Renminbi Digital oleh Pemerintah Tiongkok

0

oleh Luo Tingting

Pemerintah Tiongkok ingin mempercepat penggunaan renminbi digital yang langsung disambut oleh pemda Kota Changshu, Provinsi Jiangsu dengan penerapan pembayaran gaji pegawai negerinya dalam renminbi digital mulai Mei 2023, dan kota-kota lain juga segera akan mengikuti langkah tersebut. Analisis percaya bahwa di balik penerapan renminbi digital ini terdapat 7 konspirasi besar yang antara lain adalah penjarahan kekayaan terhadap warga sipil Tiongkok, kebebasan pribadi warga sipil Tiongkok akan semakin tunduk terhadap kontrol yang lebih ketat.

Pemerintah Tiongkok mendorong penerapan renminbi digital di banyak tempat

Media “Shanghai Securities Journal” melaporkan pada 22 April bahwa mulai Mei 2023, seluruh jumlah gaji pegawai negeri, pegawai bisnis, dan pegawai unit milik negara di semua tingkatan Kota Changshu akan dibayar dalam renminbi digital.

Sesungguhnya Kota Changshu telah dijadikan proyek percontohan penerapan renminbi degital pada tahun 2022. Saat ini, terdapat lebih dari 7.000 toko pedagang di sana yang menerima renminbi digital (e-RMB), dengan total dari 2 juta kali lebih transaksi ini mencapai jumlah sebesar RMB. 70 juta lebih.

Kota-kota Tiongkok lainnya juga sedang gencar mengikutinya. Pada 10 Maret, Sekolah Seni dan Budaya Jiangsu Yangzhou membayar gaji 23 orang personelnya dengan e-RMB.

Pada Februari 2023, Jinan Publishing Co., Ltd. juga sudah membayar gaji paryawannya dengan renminbi digital.

Pada Juli 2022, pembayaran gaji seluruh pegawai negeri dari 59 institusi tingkat kotamadya, 8 tingkat kabupaten dan unit-unit dibawahnya, serta BUMN di Kota Taicang, Provinsi Jiangsu seluruhnya menggunakan e-RMB.

Pada Maret, 64 orang pejabat di Distrik Xiangcheng, Kota Suzhou yang mendapat subsidi gaji untuk talenta tingkat tinggi di industri utama, juga menerima uang subsidi talenta ini dalam renminbi digital, yang keseluruhannya mencapai total RMB. 235.000,-.

Pada Agustus tahun lalu, lima lembaga administrasi, termasuk Biro Keuangan Ningbo Cixi dan Pusat Layanan Pengembangan Keuangan, membayar sebagian gaji bulan Juli terhadap 557 orang karyawan dengan menggunakan renminbi digital.

Seorang yang bernama (samaran) Yifei dari Provinsi Hunan mengatakan kepada reporter media “Zhongxin Finance” : “Sudah 1 tahun kita menerima pembayaran gaji lewat renminbi digital”.

Analisis : Terdapat 7 konspirasi utama tersembunyi dalam e-RMB

Pemerintah Tiongkok mendorong percepatan penerapan renminbi digital telah menarik perhatian kalangan pakar keuangan. Platform opini keuangan “Database Laoman” memposting analisis di Twitter, yang menyebutkan bahwa pengenalan mata uang renminbi digital menyembunyikan 7 konspirasi besar.

Konspirasi 1. Pemerintah Tiongkok dapat mencetak uang dalam jumlah besar tanpa batas. Mata uang digital pada dasarnya tidak berbiaya. Jika Bank Sentral Tiongkok ingin mencetak uang untuk memperbanyak peredaran uang di pasar, ia dapat mencapainya secara mudah dengan satu klik melalui mata uang digital. Namun, hasilnya itu dapat mempercepat inflasi dan membuat kredibilitas RMB mengalami ujian berat.

Beberapa netizen mengomentari bahwa peluncuran mata uang renminbi digital telah meletakkan dasar adanya pencetakan uang tanpa biaya dalam jumlah besar yang bakal tidak terkendali, yang akan menghantarkan Tiongkok memasuki abad kegelapan hiperinflasi. Venezuela hari ini mungkin adalah hari esok Tiongkok.

Konspirasi 2. Memantau privasi warga sipil Tiongkok. e-RMB bisa menjadi alat baru untuk mengontrol rakyat Tiongkok. Otoritas PKT dapat memantau seluruh kekayaan rakyat Tiongkok, menggunakannya mungkin sampai ludes dengan alasan untuk mewujudkan ideologi komunisme, yaitu menciptakan masyarakat dengan aturan sosial ekonomi yang berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan meniadakan kelas sosial, uang, dan negara.

Konspirasi 3. Kontrol kebebasan seseorang melalui mata uang digital. Pemerintah dalam dengan mudah mengendalikan seseorang melalui “dompet” yang dimilikinya. Jika dompet digital ini dibatasi atau diblokir oleh pemerintah dan uang tunai sudah sangat dibatasi penggunaannya, maka orang bersangkutan tidak akan bisa menggunakan dananya untuk membeli makanan di luar rumah, membayar penginapan, transportasi dan seterusnya, pokoknya sulit untuk “melangkahkan kaki”.

Konspirasi 4. Perampasan kekayaan perusahaan dan atau pribadi seenaknya. Pemerintah dapat bekerja sama dengan bank sentral untuk secara langsung membersihkan dompet digital perusahaan swasta dan atau individu, sehingga lebih mudah untuk merampas, mengambil alih kekayaan, sehingga individu akan benar-benar kehilangan kemampuan untuk menentang pemerintah.

Konspirasi 5. Kontrol arus keluar modal. Akan lebih mudah bagi pemerintah Tiongkok untuk memblokir dan melacak dana melalui mata uang digital. Pengendalian terhadap pergerakan bebas aliran modal lewat pengendalian devisa adalah garis hidup matinya rezim Beijing. Begitu modal dibiarkan bergerak dengan bebas atau bahkan mengalir keluar dalam jumlah besar, maka tidak hanya ekonomi Tiongkok yang  runtuh, tetapi kekuatan politik rezim mungkin saja sulit dapat dipertahankan.

Konspirasi 6. pemerintah Tiongkok mempromosikan internasionalisasi mata uang renminbi, dengan tujuan untuk melawan status dolar AS sebagai mata uang dunia. Tapi sayangnya kredibilitas RMB masih rendah, sulit untuk berhasil.

Konspirasi 7. Untuk menerapkan ekonomi terencana, dan mempertahankan kekuasaan rezim PKT setelah decoupling atay memisahkan diri dengan dunia. Fitur terpenting dari ekonomi terencana adalah mengontrol pembelian bahan dan pengendalian terhadap kebebasan penggunaan uang. Renminbi digital dapat dipahami sebagai lembar tiket di era digital. Namun, begitu otoritas memberlakukan beberapa batasan pada renminbi digital, tidak peduli berapa banyak uang yang Anda miliki dalam dompet digital Anda, Anda tidak akan dapat membelanjakannya.

Wen Zhao : Renminbi digital seperti orang tak bersenjata menghadapi “harimau yang keluar dari kurungan”

Wen Zhao, seorang komentator urusan terkini dalam self-media “Wen Zhao Official” menjelaskan bahwa renminbi digital seperti “harimau keluar dari kurungan”. PKT diibaratkan harimau, dan Anda adalah dagingnya. Kapan Anda mau dicaplok itu urusan dia (harimau). Sedangkan Anda tidak bersenjata dan tanpa perlindungan, apa yang dapat Anda perbuat ?

Wen Zhao mengatakan bahwa renminbi digital dapat mendorong Tiongkok ke situasi hiperinflasi. Begitu mata uang menjadi tali yang dipakai untuk mengikat orang, maka orang tidak akan menyimpan uang, tetapi orang akan langsung mengubah kelebihan dananya menjadi barang, hal mana akan mendorong pembelian panik dan tentunya kenaikan harga.

Menurut analisis Wen Zhao, pejabat PKT yang korupsi umumnya menyimpan hasil kejahatannya yang berjumlah besar dalam bentuk uang tunai, lalu mencari cara untuk membelanjakan uang itu. Ada juga individu yang menyimpan uang tunai dalam jumlah besar dengan tujuan untuk menggelapan pajak atau menghindari pajak. Begitu dana-dana yang disembunyikan ini mengalir masuk ke pasar, itu akan ikut mendorong terjadinya hiperinflasi. “Bagi warga sipil Tiongkok itu kan sama saja dengan penjarahan, bukankah uang (tunai) yang berada di tangan sudah tidak bernilai lagi ?!?” katanya.

Selain itu, renminbi digital dapat sangat memperkuat kendali pemerintah terhadap individu, karena semua lintasan dana dan konsumsi apa pun yang terekor di dompet digital seseorang berada di bawah kendali pemerintah. Wen Zhao mengatakan : “Jika pemerintah memberi Anda kode merah, membekukan e-wallet Anda, atau memberi batasan uang cuma RMB. 100,- untuk digunakan dalam 1 hari misalnya, sedangkan toko sudah tidak menerima uang tunai, maka Anda tidak akan dapat membeli sesuatu atau membelanjakannya meskipun Anda kaya”.

“Jika pemerintah mengatakan bahwa lokasi ini akan ditutup, lalu memblokir dompet digital  semua warga yang tinggal di lokasi termaksud, bagaimana warga bisa lari ? Bagaimana membeli tiket pesawat, tiket kereta api untuk menyewa mobil ? Tidak berdaya karena tidak punya uang, bukan ?”, kata Wen Zhao memberi contoh.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NTDTV, bahwa pemerintah Tiongkok memberlakukan renminbi digital dengan risiko yang sangat besar. Dompet e-RMB sangat mudah untuk disalin dan dirusak, itu dapat mengakibatkan banjirnya mata uang palsu. Jika peretas berhasil menerobos sistem enkripsi renminbi digital, maka semua catatan mengenai transaksi keuangan, seperti transfer, dan pembayaran dan lainnya dapat dihapus. Hal itu dapat menyebabkan seluruh masyarakat Tiongkok jatuh ke dalam situasi kacau. (sin)

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol Lantunkan Lagu American Pie di Resepsi Gedung Putih dan Biden Menghadiahkan Gitar yang Berharga Untuknya

0

 Dai Furuo

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyanyikan lagu pop Amerika yang terkenal di akhir jamuan makan malam kenegaraan di Gedung Putih pada  Rabu (26/4/2023) malam. Ia menyanyikan lagu balada tahun 1970-an “American Pie” di depan para tamu undangan dan mengutip bait demi bait lirik lagu dari penyair terkenal asal Irlandia.

The Hill melaporkan bahwa pada Rabu malam, di Ruang Timur Gedung Putih yang dihias dengan bunga sakura, Biden, Yoon Seok-yeol, dan para tamu disuguhi pertunjukan musikal oleh bintang-bintang Broadway, Norm Lewis, Lea Salonga, dan Jessica Vosk, termasuk penampilan ulang lagu “American Pie” dari Don McClean.

Presiden Biden kemudian meminta Yoon Seok-yeol untuk menyanyikan lagu tersebut, karena ia mengatakan bahwa itu adalah salah satu lagu favoritnya saat masih menjadi mahasiswa.

Yoon Seok-yeol mengambil mikrofon dan bernyanyi, yang mengguncang para hadirin. Biden bergabung dengan para hadirin untuk tersenyum dan bersorak untuk Presiden Korea Selatan dan memberikan tepuk tangan meriah di akhir lagu.

“Saya tidak menyangka Anda bisa bernyanyi dengan sangat baik,” kata Biden setelah lagu Yoon selesai.

Biden kemudian memberi presiden Korea Selatan sebuah gitar yang ditandatangani oleh komposer berusia 77 tahun McClain. McClain merilis lagu tersebut pada tahun 1971.

Yoon Seok-yeol  juga memberikan penghormatan kepada Biden dengan sebuah puisi dari penulis dan penyair Irlandia, Seamus Heaney (Peraih Nobel Sastra). Karena nenek moyang Biden berasal dari Irlandia.

Yoon Seok-yeol  berkata, “Bapak Presiden, izinkan saya mengutip salah satu penyair Irlandia Anda, Seamus Heaney, yang menulis: ‘Perilaku yang terpuji adalah jalan menuju kekuasaan.

“Ada pepatah lama,” lanjutnya, “Bapak Presiden, dan ini juga berasal dari Irlandia, yang berbunyi seperti ini: ‘Teman yang baik itu seperti semanggi berdaun empat. Sulit untuk menemukannya, tetapi Anda beruntung jika memilikinya.”

Ucapan Presiden Korea Selatan disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan dari Biden dan para tamunya.

Ia melanjutkan pidatonya kepada Biden: “Hari ini akan dikenang sebagai hari bersejarah ketika aliansi Korea Selatan-AS, seperti semanggi berdaun empat, memperluas akar barunya ke kejayaan 70 tahun terakhir.

Makan malam Gedung Putih yang bertabur para bintang film juga termasuk penampilan tamu dari Angelina Jolie, pasangan bintang TV desain rumah Chip Gaines dan Joanna Gaines, dan juara ski Olimpiade Chloe Kim, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer.

Para pemimpin Amerika Serikat dan Korea Selatan mengadakan pembicaraan di Gedung Putih pada  Rabu 26 April tentang masalah-masalah termasuk Korea Utara, chip, perdagangan dan perang di Ukraina.

Yoon Seok-yeol  menjelaskan bahwa AS dan Korea Selatan bersepakat untuk berdialog tentang teknologi baru generasi mendatang dalam chip, baterai, dan bidang lain untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan. 

Ketika ditanya pada konferensi pers bersama pada Rabu sore apakah langkah-langkah untuk membatasi investasi di Tiongkok telah menempatkan sekutu AS dalam posisi yang sulit, Biden menjawab bahwa AS dan Korea Selatan akan mendapatkan keuntungan dari rantai pasokan yang lebih fleksibel.

Para pemimpin AS dan Korea Selatan juga mengeluarkan Deklarasi Washington. Ini adalah perjanjian penting yang dimaksudkan untuk mencegah agresi Korea Utara dan mencakup komitmen baru oleh AS untuk mengerahkan kapal selam nuklir AS di Korea Selatan, yang mana akan menjadi  pertama kalinya dilakukan sejak awal 1980-an. (Hui)

Antisipasi Dampak Musim Kemarau, BPBD Jakarta Mitigasi Kelangkaan Air Bersih

0

ETIndonesia- Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, sudah memasuki periode awal musim kemarau. Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi, dengan berbagai cara dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam menyikapi perubahan musim ini. Salah satunya dengan meningkatkan kewaspadaan, khususnya dalam penggunaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. 

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) DKI Jakarta, BUMD, serta instansi terkait seperti PAM Jaya, Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Bina Marga, serta Satpol PP, untuk mengantisipasi dampak musim kemarau dan memastikan ketersediaan air bersih bagi warga Jakarta.

“Kami mengimbau kepada seluruh warga Jakarta untuk mulai menghemat penggunaan air yang sesuai dengan kebutuhan. Cek berkala kondisi instalasi pipa di rumah apabila mengalami kebocoran, dan lakukan pengaturan untuk kegiatan penyiraman tanaman atau pembersihan agar tetap bisa menghemat air,” ujar Isnawa di Jakarta, Jumat (28/04) dikutip dari siaran PPID DKI Jakarta. 

Lebih lanjut, Isnawa mengatakan, pihaknya memastikan sarana dan prasarana pendukung untuk pasokan air bersih siap digunakan saat dibutuhkan. Terdapat sejumlah fasilitas operasional yang telah disiagakan, yaitu 67 unit mobil tangki, 46 unit tandon air, 9 unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) stasioner, dan 7 unit IPA stasioner, sebagai antisipasi kelangkaan air bersih di wilayah Jakarta. Adapun rincian sumber daya yang telah disiapkan sebagai berikut:

    1. Tangki mobil PAM Jaya sebanyak 55 unit berkapasitas 4.000 liter dan Dinas SDA sebanyak 12 unit berkapasitas 4.000 liter. Apabila kebutuhan meningkat, dapat dioperasikan sebanyak 226 unit mobil pompa Dinas Gulkarmat dan 1 unit mobil Dinas Bina Marga;

    2. Tandon air PAM Jaya sebanyak 36 unit berkapasitas 311 m3 dan Dinas SDA sebanyak 10 unit berkapasitas 77 m3 yang seluruhnya berlokasi di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan;

    3. IPA Stasioner PAM Jaya sebanyak 7 unit dan Dinas SDA sebanyak 2 unit yang berada di 6 lokasi wilayah;

    4. IPA Mobile PAM Jaya sebanyak 2 unit dan Dinas SDA sebanyak 5 unit yang seluruhnya berkapasitas 0,5 lps dan 2,0 lps; serta

    5. Stasiun pengisian air bersih yang berada di 8 lokasi dan reservoir komunal yang disiapkan di 8 lokasi oleh PAM Jaya.

Selain itu, Isnawa juga mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh selama musim kemarau dan mengurangi intensitas aktivitas luar ruangan pada siang hari, khususnya pada rentang waktu pukul 11.00-15.00. (PPID/asr)

Seorang Pria Berhasil Mengabadikan Kura-kura yang Menunggangi Seekor Buaya 

0

Epoch Inspired

Seorang blogger perjalanan di Tampa menyaksikan pemandangan ganjil dan sangat konyol – namun sangat lucu – tentang keakraban dengan reptil yang menurutnya hanya bisa terjadi di Florida, Amerika Serikat. 

Karena buaya tersebar luas di seluruh Negara Bagian Sunshine ini, tak heran jika penduduk setempat pernah melihat kura-kura melenggang di punggung bersisik salah satu reptil untuk “menumpang”, seperti yang disaksikan oleh Jef Henninger pada pertengahan April lalu.

Henninger, 44 tahun, yang gemar mengunggah fotografi lanskapnya secara online, melihat tingkah lucu kura-kura itu dan segera mengabadikan momen langka itu dengan ponselnya.

Tergelitik oleh adegan lucu tersebut, ia pun mengunggahnya ke Facebook dan membagikan pasangan reptil yang berani tersebut secara online, dengan judul analogi yang lucu, “Anda tahu bahwa Anda sedang berada di #florida ketika Anda melihat seekor kura-kura menunggangi buaya di sekitar kolam seperti seekor kuda.”

Unggahan yang tidak biasa ini mengundang reaksi yang beragam dari para netizen-dari Florida maupun di luar Florida. Beberapa mengomentari pemandangan itu.

“Pejalan kaki dari Florida,” tulis Carolyn Ferraro di bagian komentar di bawah postingan tersebut.

Ikut bersenang-senang, Trish Schmitt berkomentar, “OMG, sangat berharga!! Harus mencintai Florida.”

Beberapa pengguna Facebook bertanya tentang nasib kura-kura tersebut, mengingat tempat bertenggernya yang genting. Kura-kura memang termasuk salah satu spesies mangsa yang sering diburu buaya.

Karena penasaran, Henninger memutuskan untuk memeriksa pasangan reptil tersebut pada hari itu.

“Saya tidak tahu berapa lama kura-kura itu seperti itu. Saya meninggalkan daerah itu dan kembali dalam satu jam,” katanya kepada The Epoch Times. “Buaya itu berada di dekat batang kayu dan kura-kura itu telah melompat dan sekarang berada di batang kayu tepat di dekat buaya.”

Karena sekitar 1,3 juta buaya di Florida ditemukan di seluruh 67 kabupaten di negara bagian tersebut, menurut Komisi Konservasi Ikan dan Margasatwa Florida, reptil besar itu sering menimbulkan gangguan bagi penduduk setempat.

“Buaya” telah dilaporkan memarkir diri mereka di jalan masuk rumah penduduk di bawah kendaraan mereka dan bahkan kadang-kadang menangkap hewan peliharaan mereka di sepanjang saluran air perumahan.

Jadi, melihat kura-kura menemukan jalan ke punggung buaya, dan bahkan menumpang di punggungnya, di sepanjang jalurnya yang berliku-liku mungkin bukan hal yang terlalu jauh dari imajinasi, di Negara Bagian Sunshine ini.

“Ini sangat jarang terjadi, namun kura-kura terkadang memanjat buaya seperti halnya mereka memanjat batang kayu atau apa pun untuk berjemur,” kata Henninger. 

“Saya belum pernah mendengar seekor kura-kura menaiki buaya dan kemudian berenang di sekitarnya,” ujarnya. 

Seorang pengguna Facebook membuktikan hal tersebut – ini hanya sehari di Florida – dengan mengunggah foto yang sama tentang perjumpaannya dengan kura-kura penunggang buaya.

Memberikan Caption tentang yang dia ketahui, “Yep!!” Tracy Lasita membagikan foto yang diambil dari Busch Gardens beberapa minggu  lalu.

Pengguna Facebook Tracy Lasita memotret foto kura-kura yang sedang menunggangi buaya yang diambil di Busch Gardens April. (Courtesy of Tracy Lasita)

Sementara itu, tidak hanya warga Florida yang mengapresiasi unggahan Henninger. Fotonya menjadi viral dan mendapatkan sorotan global.

“Foto ini telah muncul di berbagai publikasi berita di seluruh dunia dan ini sungguh menakjubkan,” katanya. 

“Kebanyakan orang sepertinya menganggapnya lucu,” jelasnya. (asr)