Current Affairs People
Cai Tianfeng (Pin Yin 蔡天鳳. Bahasa Kanton/Hongkong: Abby Choi Tin-fung), seorang “selebriti Hong Kong” dengan asal-usul misterius, datangnya tidak lumrah serta berpulang dengan mengenaskan dan meninggalkan sebuah kasus mutilasi yang menghebohkan. Dia ibaratnya sebuah mimpi, mimpi indah dari seekor burung pipit berubah menjadi burung Hong (phoenix), pada akhirnya ternyata adalah mimpi buruk burung gagak (Dunia Hitam) yang memangsa burung phoenix.
Meskipun polisi Hong Kong dengan cepat membongkar kasus tersebut, dan banyak tersangka yang ditangkap. Namun, kasus ganjil nan tidak normal ini menjadi semakin membingungkan dan penuh keanehan karena seiring dengan jumlah pengungkapan dari berbagai sisi itu memang semakin meningkat, tetapi juga semakin meragukan. Kasus Abby dimutilasi bagaikan sebuah drama ketegangan thriller, yang tidak hanya populer di media berbahasa Tionghoa, bahkan bintang Hollywood pun menaruh perhatian.
Ketika sesuatu keanehan terjadi, pasti ada siluman dibaliknya, keluarga mantan suami Abby, yang bernama Alex Kwong Kong-chi (鄺港智), seperti segerombolan burung “gagak hitam” yang melahapnya. Tetapi meskipun telah menangkap beberapa “gagak” yang membunuhnya, orang-orang masih saja tidak percaya bahwa kasusnya begitu cepat berakhir, dan merasakan masih ada lebih banyak kabut hitam di balik kasus tersebut.
Keluarga Alex mungkin hanya beberapa hantu kecil yang dibiarkan menampakkan diri di depan umum, siluman yang lebih besar dan lebih ganas masih bersembunyi di “sarang penyamun”. Kasus Abby Choi sejak awal hingga akhir adalah siluman ini yang berulah dan menyelimutinya dengan tabir hitam yang pekat.
Kotak Sihir Hitam: Seorang Gadis Miskin Berubah Menjadi “Sosialita terkenal”
Abby Choi ditinggalkan oleh orang tuanya sejak masih kecil dan tinggal bersama kakek neneknya di To Kwa Wan, latar belakangnya tidak sebaik warga pada umumnya. Baru saja menginjak dewasa pada usia 18 tahun, dia sudah hamil sebelum menikah dan kawin dengan Alex, seorang pengangguran.
Ibu Abby bernama Cheung Yin-fa (Mandarin/Pin Yin: 張燕花Zhang Yanhua), umumnya dikenal sebagai “Kakak Kelima”, bercerai setelah melahirkan Abby Choi karena suaminya kecanduan judi. Ayah tiri Abby adalah Choi Co-sang (蔡楚生), yang pernah mengelola restoran efisien, berbisnis dengan grup wisata dari Daratan Tiongkok, dengan harga menu yang cukup murah, dan masih harus memberikan komisi pada para pemandu wisata, jadi ia bukan dari kalangan atas. Setelah ibu Abby menikah lagi, dia melahirkan dua saudara perempuan tiri, dan dua putri kandung ayah tirinya juga bukan “sosialita terkenal”.
Sebelum Abby menikah dengan keluarga Alex Kwong, dia menjalani kehidupan yang sangat miskin, yang sangat berbeda jauh dengan sosok sosialita terkenal yang diberitakan oleh media belakangan ini.
Apa yang disebut majalah mode Prancis “Fashion L’OFFICIEL” yang mempromosikannya sebagai “ikon gaya (style icon)” sebenarnya adalah produk dari kerja sama hak cipta antara majalah “Fashion” di Daratan Tiongkok dengan grup penerbitan Garou Prancis “L’OFFICIEL”, serta unit yang kompeten adalah China Silk Group, jadi jelasnya ini adalah majalah dalam negeri yang resminya diekspor dengan merek asing namun dipasarkan di dalam negeri, dan hanya diterbitkan di Daratan Tiongkok – Hong Kong – Makau – Taiwan. Tinggi badan Abby Choi hanya 1,55 meter, dengan perawakan tubuh yang kurus kecil, sesungguhnya tidak sesuai menjadi model.
Seorang gadis miskin tanpa bakat luar biasa atau latar belakang keluarga mentereng, yang berada di lapisan bawah masyarakat, dalam semalam berubah menjadi “sosialita terkenal” yang modis, dan dipenuhi dengan merek tersohor, laiknya mempertontonkan trik sulap yang mengubah status seseorang dalam sekejap. Jelas-jelas ada seseorang yang sengaja mengemasnya untuk memberinya panggung.
Apa yang mengubah Abby Choi dari seorang manusia biasa dalam semalam menjadi “sosialita terkenal nan kaya”? Selain harus mengeluarkan uang untuk membeli “panggung”, juga membutuhkan “trap tangga menuju panggung”, dan hanya dengan menikahi “keluarga kaya yang terpandang” baru dapat menyelesaikan masalah logika ini.
Pada 2016, dengan selebriti Hong Kong Bob Lam Shing Bun sebagai pembawa acara, di malam pernikahan keduanya, Abby dipersunting oleh keluarga kaya dan menikah dengan Chris, putra Tam Chap-kwan, pendiri jaringan restoran Tamjai Yunnan Mixian. Sudah selayaknya dia memulai kehidupan laiknya orang “kaya” sejati, yakni: tinggal di rumah mewah, mengendarai mobil sport, mengenakan perhiasan emas/perak ke tempat-tempat kelas atas, serta sepanggung dengan selebritas politik dan bisnis.
Menjelang bencana itu terjadi, dia sempat memborong seluruh tempat duduk di bioskop saat pemutaran perdana film amal “The Legend of Qiao Feng” yang dibintangi oleh Donnie Yen, dan berfoto bersama Donnie Yen, Direktur Keamanan Hong Kong, Chris Tang Ping-keung dan lainnya di panggung yang sama. Selain itu, dia kerap memposting foto dirinya bersama sejumlah selebritas di media sosial, termasuk istri Aaron Kwok, Moka Fang. Adapun flexing tentang barang-barang mewahnya seperti tas-tas mahal bermerek terkenal, itu adalah kejadian sehari-hari.
Setahun setelah perceraian Abby Choi, keluarga Tam menyelenggarakan pernikahan akbar dan menerima kehadirannya di keluarga tersebut dengan status memiliki dua anak, yang mengherankan adalah pernikahan Abby dengan Chris belum terdaftar dan belum menerima sertifikat dari catatan sipil, aset ekonomi keduanya juga independen dan dikelola secara independen.
Setelah kasus mutilasi terungkap, pernikahan besar-besaran itu seolah menjadi tabir asap dalam pertunjukan sulap yang secara menakjubkan mengubah status seorang manusia biasa menjadi sosialita terkenal.
Sandiwara tabir hitam: “Gadis Bermasalah” tiba-tiba Kaya Mendadak
Seseorang yang mengaku sebagai mantan teman Abby yang bernama “Nyonya Bao” mengaku telah memperoleh otorisasi dari keluarga Tam dan sering diwawancarai oleh media. Namun ” Nyonya Bao” ini bersembunyi sedalam misteri, dan tidak meninggalkan suara atau gambar. Banyak berita dan pengungkapan media berasal dari Nyonya Bao ini, tetapi ketika dia benar-benar dibutuhkan untuk tampil bersaksi, alih-alih tampil ke publik, sebaliknya dia malah menghapus sejumlah foto dan komentar.
Baik “Nyonya Bao” dan ibu Abby, sama-sama mengungkapkan bahwa Abby, Chris dan mantan suaminya Alex Kwong adalah teman sekelas, malah Abby dan Chris belajar di sekolah internasional yang sama ketika dia berusia 10 tahun. Namun, menurut penuturan dari sumber orang dalam, Abby sewaktu menginjak bangku SMP, dia bersekolah di Kowloon Tong School (Seksi Menengah), sedangkan si Alex Kwong bersekolah di SMP Chen Shuqu Memorial Middle School, dua sekolah yang letaknya cukup berjauhan. Abby Choi memiliki reputasi buruk di antara teman-teman sekelasnya, dia memiliki catatan berkelahi dan surat peringatan dari pihak sekolah, dia adalah “gadis bermasalah” yang dihindari semua orang.
Dalam video pernikahan Abby Choi dan Chris yang beredar di Internet, Chris menceritakan bagaimana mereka bertemu dan berkenalan di jalan, sama sekali tidak menyebut pernah sebagai teman sekelas. “Nyonya Bao” dan “kakak kelima” jelas berbohong, dan dengan sengaja merilis berita palsu.
Abby membeli beberapa unit rumah seharga puluhan miliar rupiah, dan untuk satu unit rumah mewah di Bukit Kadoorie seharga 72,3 juta (137 miliar rupiah, kurs per 25/04) di atas-namakan ayah mantan suaminya, Kwong Kau (鄺球), bahkan pembayarannya dilakukan oleh Abby secara tunai sekaligus. Dia memiliki kekayaan bersih pribadi lebih dari HK$100 juta (190 miliar rupiah). Dari mana Abby mendapatkan uangnya? Ada cukup banyak media yang menggoreng dan membawa arah angin, yang menyebutkan bahwa keluarga orang tua Abby Choi sangat kaya, dan hal ini tidak benar.
Apakah itu selama masa hidup atau setelah kematian Abby, orang-orang ini senantiasa bekerja sama untuk mempertahankan dengan mulus citra Abby Choi sebagai “keluarga kaya” dan “selebritis”, yang membuatnya tampak royal dan mewah.
Abby Choi lebih seperti kanopi yang digelar dan ditampilkan oleh keluarga Choi, keluarga Kwong dan keluarga Tam secara bersama-sama, mengenai sosok “gadis bermasalah” di masa lalu bukanlah miliknya, melainkan berupa kisah yang tersembunyi di balik tirai hitam yang tidak boleh diketahui oleh publik.
Pernikahan, pembicaraan dan hubungan yang serba hitam
Hubungan antara keluarga Kwong, Choi dan Tam jauh lebih rumit dari yang dibayangkan kebanyakan orang. Ketika pemakaman Abby Choi, reaksi dari tiga keluarga itu bukannya kesedihan dan kemarahan, malahan seperti telah mengetahui apa yang terjadi dan berpura-pura menunjukkan kepanikan untuk menutupi kebenaran.
Apa tujuan dari kesediaan keluarga Tam, mertua Abby terakhir, merelakan putranya menikahi wanita berstatus kawin dengan dua anak? Pernikahan Abby Choi dengan keluarga Tam menyembunyikan rahasia yang tidak diketahui orang.
Orang tua dari keluarga Tam dapat bergaul akrab dengan orang tua dari keluarga Kwong dan terlihat sering bepergian bersama; kedua suami acap kali berkumpul bersama; pasca perceraian, Abby masih memiliki hubungan dekat dengan keluarga mantan suaminya, tidak hanya membeli rumah mewah seharga lebih dari HKD 70 juta dan diatas namakan ayah mantan suaminya, juga mendaftarkan perusahaan bersama dengan saudara laki-laki mantan suami serta memintanya untuk menjadi sopir pribadi. Setelah Abby dibunuh, Kwong Kau mengaku melakukan percakapan dengan suami Abby saat ini, Chris. Ia berkata, “Jika keluarga Tam mengingkari janji mereka, maka akan berakhir mati bersama.” Sebelumnya, keluarga Kwong telah mengundang tim pengacara ngetop, dan Kwong Kau pernah mengirim pesan ke keluarga Tam, berharap keluarga Tam bisa membantu membayar biaya pengacara, dan kesemuanya ini penuh dengan keanehan.
Media Hong Kong pernah mengungkapkan bahwa mantan suami Abby pernah menggunakan seks untuk menipu uang seorang pria gay. Ada juga desas-desus bahwa mantan dan suami Abby adalah pasangan gay.
Konon, rumah mewah yang dibeli Abby sebenarnya dibeli oleh keluarga Tam yakni mertua Abby dengan harga lebih tinggi dari harga pasar.
Ada orang dalam yang mengungkapkan bahwa ketiga keluarga tersebut sebenarnya berbisnis bank bawah tanah. Alasan mengapa Abby Choi bisa menikah dengan keluarga kaya seperti keluarga Tam tidak hanya untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, tetapi yang paling penting adalah untuk dapat mengemasnya sebagai “selebritis”, demi membantu keluarga Tam melakukan pencucian uang dalam jumlah besar. Tanpa adanya keuntungan yang besar, ketiga keluarga ini tidak mungkin berkumpul secara tidak normal. Dua keluarga Tam dan Choi bahkan tidak mendapatkan akte pernikahan, hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan risiko yang tidak terduga di kemudian hari.
Ketiga keluarga tersebut mungkin merupakan mitra yang memainkan peran berbeda dalam bisnis, pada 2020, keluarga Kwong mendirikan dua perusahaan cangkang di Daratan Tiongkok, tetapi modal yang disetor adalah nol, keluarga Kwong mungkin bertanggung jawab untuk menerima orderan dari Tiongkok, sementara itu keluarga Tam bertanggung jawab atas operasi di Hong Kong. Abby Choi adalah anggota penting dari poros operasi bersama tiga keluarga, sedangkan dalang pendanaan di balik layar masih menjadi misteri.
Cahaya kelam mengabaikan ketidaknormalan polisi Hong Kong
Kepolisian Hong Kong pernah dijuluki sebagai “korps terbaik di Asia”, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini kualitas polisi Hong Kong menurun, ada kecenderungan menjadi bagian dari Departemen Keamanan Publik di daratan. Dalam kasus multilasi mayat Abby ini, perilaku polisi Hong Kong juga sangat tidak normal, dan menunjukkan dua ekstremitas.
Setelah kejadian tersebut, polisi Hong Kong berinisiatif untuk mendeteksi dan menangkap orang yang dicurigai dengan sangat cepat, serta bekerja sama lintas selat dalam menangkap Lam Shun dan Irene Pun Hau-yin juga sangat efisien. Untuk menemukan tubuh dan anggota badan Abby, polisi Hong Kong mengobrak-abrik ribuan ton sampah, dan juga mengirim “hantu air” menyelam ke dasar sungai untuk mencari. Namun hal-hal tersebut hanya berputar-putar di permukaan kasus saja, tidak berani menyentuh dan berpura-pura bisu tuli dalam melacak sumber uang milik dalang hitam di balik layar yang relatif mudah.
Mantan suami Abby Choi, Alex Kwong Kong-chi dicari pada 2015 karena mengabaikan uang jaminan atas tuduhan penipuan, tetapi anehnya selama pencarian itu ia dapat bepergian dengan bebas bolak-balik antara Tiongkok dan Hong Kong selama delapan tahun terakhir. Dia bahkan berani secara mencolok menghadiri pemutaran perdana film amal yang didanai oleh Abby, berada di panggung yang sama dengan Sekretaris Keamanan Hong Kong Chris Tang Ping-keung dan Komisaris Polisi Hong Kong Raymond Siu Chak-yee.
Ayah Alex yakni Kwong Kau, adalah seorang sersan polisi di Kepolisian Hong Kong bertahun-tahun yang lalu, tetapi ia mengundurkan diri dari kepolisian karena dicurigai terlibat dalam kasus pemerkosaan, kasus kriminal yang begitu buruk tidak dituntut, dan pada akhirnya malah seperti dipetieskan. Sebelum pembunuhan Abby, pihak kepolisian tidak pernah menangkap buronan Alex Kwong, hal ini membuat orang ragu apakah pihak kepolisian terlibat dalam perlindungan gangster.
Uang Haram, Sarang Penyamun dan Siluman Tua Sulit Terdeteksi
Sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu, sebuah laporan dari Bank Sentral RRT secara terbuka telah mengungkapkan bahwa Hong Kong dan Makau adalah daerah transit utama bagi pejabat korup dari Daratan Tiongkok untuk mencuci uang dan melarikan diri. Dalam 3 tahun terakhir, devisa sejumlah 2 triliun dolar AS (29.872 triliun rupiah) dari daratan Tiongkok telah raib, diantaranya apakah juga terlibat dalam pencucian uang? Masyarakat selalu meyakini bahwa di balik kasus Abby Choi terlibat suatu kelompok pencucian uang besar dari Tiongkok dan Hong Kong. Keluarga Choi, keluarga Kwong dan keluarga Tam kemungkinan besar merupakan suatu bagian dari sindikat tersebut, mereka tengah mencuci uang untuk “pejabat dan oligarki” dari daratan. Abby Choi, seorang “sosialita beken” yang menjadi kedok bagi kelompok pencucian uang, sangat mungkin menjadi korban dari konflik kepentingan antara berbagai pihak pencuci uang tersebut.
Ada berbagai cara dalam pencucian uang, restoran, toko barang mewah, tempat perjudian dan hiburan, transaksi real estat dan lain-lain, semuanya ini sangat mudah menjadi tempat pencucian uang.
Tamjai Yunnan Mixian milik keluarga Tam telah diakuisisi oleh Marugame Seimen Jepang, tapi realitanya telah diakuisisi oleh perusahaan Tiongkok, Marugame Seimen hanyalah papan nama untuk mendukung fasad, faktanya pemegang saham utama sebenarnya adalah Ji Qi, pendiri Hotel Huazhu, yang memegang 63% saham. Ji Qi juga merupakan tokoh penting di bidang permodalan di Tiongkok. Setelah keluarga Tam menjual sahamnya, konon mereka mengubah bisnisnya menjadi bank lokal independen.
Lam Shun, tersangka yang terlibat dalam kasus tersebut, adalah mantan asisten artis Hong Kong Ronald Cheng Chung-kei. Lam Shun mengklaim bahwa “Direktur medali emas” Hong Kong Paco Wong Pak Ko adalah “mentornya”, dan Paco Wong adalah mantan direktur utama Yeah Yeah Group (sebelum 2022 bernama: Sun Entertainment Culture Limited) di Hong Kong. Bos besar Sun Entertainment Culture Limited adalah Alvin Chau Cheok-wa (Pin yin: Zhou Zhuohua), dijuluki “Hua si Pencuci Beras”, yang telah dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh RRT. Alvin didakwa dengan 289 tuduhan dengan tuduhan utama: pencucian uang. Alvin adalah “sarung tangan putih (boneka; seseorang atau organisasi yang secara diam-diam dikendalikan oleh orang lain)” dari Zeng Qinghong, tokoh faksi Jiang Zemin.
Irene, tersangka ketujuh yang ditangkap, adalah pacar Alex Kwong. Setelah kejadian itu, dia dicurigai mengenalkan penanggung jawab perusahaan kapal pesiar kepada Kwong dalam upaya untuk membantu Kwong melarikan diri. Ayah Irene, Pan Luanbin, adalah gangster “Raja Pistol Ganda” di Hong Kong tempo dulu, dan dia juga mencuci uang untuk orang lain.
Seperti kata pepatah, semua gagak (gangster) di dunia adalah hitam, Alex Kwong dibelit kasus masih dapat melakukan perjalanan antara Tiongkok dan Hong Kong tanpa hambatan ; Abby Choi dapat memiliki begitu banyak uang untuk membeli properti, memberi sponsor, serta membeli barang mewah super mahal; Abby Choi dapat mengatur media menggerakkan trend demi mendukung pengemasannya, selebritas politik dan bisnis memberinya ruang platform, serta di balik hal-hal ini ada “orang besar” yang bekerja di belakang layar dan menskenario. Sumber yang layak dipercaya menyebutkan bahwa banyak media telah menerima perintah dari atasan untuk tidak menggali lebih jauh dalam melaporkan kasus Abby Choi.
Kemungkinan pencucian uang telah menyentuh kepentingan mendasar dari banyak tokoh besar. Tidak masalah jika hanya menangkap beberapa keroco saja, tetapi sarang penyamun tidak boleh diekspos, apalagi dedengkot siluman tua lebih-lebih tak boleh menampakkan diri. Ada alasan untuk percaya bahwa kasus Abby Choi melibatkan terlalu banyak kalangan dunia hitam, dan jika sarang penyamun tidak dibasmi, maka kebenaran dari kasus yang diselimuti kegelapan itu sulit untuk menemukan momentum habis gelap terbitlah terang. (lin)