Analisis : Terdapat 7 Konspirasi Besar di Balik Penerapan Renminbi Digital oleh Pemerintah Tiongkok

oleh Luo Tingting

Pemerintah Tiongkok ingin mempercepat penggunaan renminbi digital yang langsung disambut oleh pemda Kota Changshu, Provinsi Jiangsu dengan penerapan pembayaran gaji pegawai negerinya dalam renminbi digital mulai Mei 2023, dan kota-kota lain juga segera akan mengikuti langkah tersebut. Analisis percaya bahwa di balik penerapan renminbi digital ini terdapat 7 konspirasi besar yang antara lain adalah penjarahan kekayaan terhadap warga sipil Tiongkok, kebebasan pribadi warga sipil Tiongkok akan semakin tunduk terhadap kontrol yang lebih ketat.

Pemerintah Tiongkok mendorong penerapan renminbi digital di banyak tempat

Media “Shanghai Securities Journal” melaporkan pada 22 April bahwa mulai Mei 2023, seluruh jumlah gaji pegawai negeri, pegawai bisnis, dan pegawai unit milik negara di semua tingkatan Kota Changshu akan dibayar dalam renminbi digital.

Sesungguhnya Kota Changshu telah dijadikan proyek percontohan penerapan renminbi degital pada tahun 2022. Saat ini, terdapat lebih dari 7.000 toko pedagang di sana yang menerima renminbi digital (e-RMB), dengan total dari 2 juta kali lebih transaksi ini mencapai jumlah sebesar RMB. 70 juta lebih.

Kota-kota Tiongkok lainnya juga sedang gencar mengikutinya. Pada 10 Maret, Sekolah Seni dan Budaya Jiangsu Yangzhou membayar gaji 23 orang personelnya dengan e-RMB.

Pada Februari 2023, Jinan Publishing Co., Ltd. juga sudah membayar gaji paryawannya dengan renminbi digital.

Pada Juli 2022, pembayaran gaji seluruh pegawai negeri dari 59 institusi tingkat kotamadya, 8 tingkat kabupaten dan unit-unit dibawahnya, serta BUMN di Kota Taicang, Provinsi Jiangsu seluruhnya menggunakan e-RMB.

Pada Maret, 64 orang pejabat di Distrik Xiangcheng, Kota Suzhou yang mendapat subsidi gaji untuk talenta tingkat tinggi di industri utama, juga menerima uang subsidi talenta ini dalam renminbi digital, yang keseluruhannya mencapai total RMB. 235.000,-.

Pada Agustus tahun lalu, lima lembaga administrasi, termasuk Biro Keuangan Ningbo Cixi dan Pusat Layanan Pengembangan Keuangan, membayar sebagian gaji bulan Juli terhadap 557 orang karyawan dengan menggunakan renminbi digital.

Seorang yang bernama (samaran) Yifei dari Provinsi Hunan mengatakan kepada reporter media “Zhongxin Finance” : “Sudah 1 tahun kita menerima pembayaran gaji lewat renminbi digital”.

Analisis : Terdapat 7 konspirasi utama tersembunyi dalam e-RMB

Pemerintah Tiongkok mendorong percepatan penerapan renminbi digital telah menarik perhatian kalangan pakar keuangan. Platform opini keuangan “Database Laoman” memposting analisis di Twitter, yang menyebutkan bahwa pengenalan mata uang renminbi digital menyembunyikan 7 konspirasi besar.

Konspirasi 1. Pemerintah Tiongkok dapat mencetak uang dalam jumlah besar tanpa batas. Mata uang digital pada dasarnya tidak berbiaya. Jika Bank Sentral Tiongkok ingin mencetak uang untuk memperbanyak peredaran uang di pasar, ia dapat mencapainya secara mudah dengan satu klik melalui mata uang digital. Namun, hasilnya itu dapat mempercepat inflasi dan membuat kredibilitas RMB mengalami ujian berat.

Beberapa netizen mengomentari bahwa peluncuran mata uang renminbi digital telah meletakkan dasar adanya pencetakan uang tanpa biaya dalam jumlah besar yang bakal tidak terkendali, yang akan menghantarkan Tiongkok memasuki abad kegelapan hiperinflasi. Venezuela hari ini mungkin adalah hari esok Tiongkok.

Konspirasi 2. Memantau privasi warga sipil Tiongkok. e-RMB bisa menjadi alat baru untuk mengontrol rakyat Tiongkok. Otoritas PKT dapat memantau seluruh kekayaan rakyat Tiongkok, menggunakannya mungkin sampai ludes dengan alasan untuk mewujudkan ideologi komunisme, yaitu menciptakan masyarakat dengan aturan sosial ekonomi yang berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan meniadakan kelas sosial, uang, dan negara.

Konspirasi 3. Kontrol kebebasan seseorang melalui mata uang digital. Pemerintah dalam dengan mudah mengendalikan seseorang melalui “dompet” yang dimilikinya. Jika dompet digital ini dibatasi atau diblokir oleh pemerintah dan uang tunai sudah sangat dibatasi penggunaannya, maka orang bersangkutan tidak akan bisa menggunakan dananya untuk membeli makanan di luar rumah, membayar penginapan, transportasi dan seterusnya, pokoknya sulit untuk “melangkahkan kaki”.

Konspirasi 4. Perampasan kekayaan perusahaan dan atau pribadi seenaknya. Pemerintah dapat bekerja sama dengan bank sentral untuk secara langsung membersihkan dompet digital perusahaan swasta dan atau individu, sehingga lebih mudah untuk merampas, mengambil alih kekayaan, sehingga individu akan benar-benar kehilangan kemampuan untuk menentang pemerintah.

Konspirasi 5. Kontrol arus keluar modal. Akan lebih mudah bagi pemerintah Tiongkok untuk memblokir dan melacak dana melalui mata uang digital. Pengendalian terhadap pergerakan bebas aliran modal lewat pengendalian devisa adalah garis hidup matinya rezim Beijing. Begitu modal dibiarkan bergerak dengan bebas atau bahkan mengalir keluar dalam jumlah besar, maka tidak hanya ekonomi Tiongkok yang  runtuh, tetapi kekuatan politik rezim mungkin saja sulit dapat dipertahankan.

Konspirasi 6. pemerintah Tiongkok mempromosikan internasionalisasi mata uang renminbi, dengan tujuan untuk melawan status dolar AS sebagai mata uang dunia. Tapi sayangnya kredibilitas RMB masih rendah, sulit untuk berhasil.

Konspirasi 7. Untuk menerapkan ekonomi terencana, dan mempertahankan kekuasaan rezim PKT setelah decoupling atay memisahkan diri dengan dunia. Fitur terpenting dari ekonomi terencana adalah mengontrol pembelian bahan dan pengendalian terhadap kebebasan penggunaan uang. Renminbi digital dapat dipahami sebagai lembar tiket di era digital. Namun, begitu otoritas memberlakukan beberapa batasan pada renminbi digital, tidak peduli berapa banyak uang yang Anda miliki dalam dompet digital Anda, Anda tidak akan dapat membelanjakannya.

Wen Zhao : Renminbi digital seperti orang tak bersenjata menghadapi “harimau yang keluar dari kurungan”

Wen Zhao, seorang komentator urusan terkini dalam self-media “Wen Zhao Official” menjelaskan bahwa renminbi digital seperti “harimau keluar dari kurungan”. PKT diibaratkan harimau, dan Anda adalah dagingnya. Kapan Anda mau dicaplok itu urusan dia (harimau). Sedangkan Anda tidak bersenjata dan tanpa perlindungan, apa yang dapat Anda perbuat ?

Wen Zhao mengatakan bahwa renminbi digital dapat mendorong Tiongkok ke situasi hiperinflasi. Begitu mata uang menjadi tali yang dipakai untuk mengikat orang, maka orang tidak akan menyimpan uang, tetapi orang akan langsung mengubah kelebihan dananya menjadi barang, hal mana akan mendorong pembelian panik dan tentunya kenaikan harga.

Menurut analisis Wen Zhao, pejabat PKT yang korupsi umumnya menyimpan hasil kejahatannya yang berjumlah besar dalam bentuk uang tunai, lalu mencari cara untuk membelanjakan uang itu. Ada juga individu yang menyimpan uang tunai dalam jumlah besar dengan tujuan untuk menggelapan pajak atau menghindari pajak. Begitu dana-dana yang disembunyikan ini mengalir masuk ke pasar, itu akan ikut mendorong terjadinya hiperinflasi. “Bagi warga sipil Tiongkok itu kan sama saja dengan penjarahan, bukankah uang (tunai) yang berada di tangan sudah tidak bernilai lagi ?!?” katanya.

Selain itu, renminbi digital dapat sangat memperkuat kendali pemerintah terhadap individu, karena semua lintasan dana dan konsumsi apa pun yang terekor di dompet digital seseorang berada di bawah kendali pemerintah. Wen Zhao mengatakan : “Jika pemerintah memberi Anda kode merah, membekukan e-wallet Anda, atau memberi batasan uang cuma RMB. 100,- untuk digunakan dalam 1 hari misalnya, sedangkan toko sudah tidak menerima uang tunai, maka Anda tidak akan dapat membeli sesuatu atau membelanjakannya meskipun Anda kaya”.

“Jika pemerintah mengatakan bahwa lokasi ini akan ditutup, lalu memblokir dompet digital  semua warga yang tinggal di lokasi termaksud, bagaimana warga bisa lari ? Bagaimana membeli tiket pesawat, tiket kereta api untuk menyewa mobil ? Tidak berdaya karena tidak punya uang, bukan ?”, kata Wen Zhao memberi contoh.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NTDTV, bahwa pemerintah Tiongkok memberlakukan renminbi digital dengan risiko yang sangat besar. Dompet e-RMB sangat mudah untuk disalin dan dirusak, itu dapat mengakibatkan banjirnya mata uang palsu. Jika peretas berhasil menerobos sistem enkripsi renminbi digital, maka semua catatan mengenai transaksi keuangan, seperti transfer, dan pembayaran dan lainnya dapat dihapus. Hal itu dapat menyebabkan seluruh masyarakat Tiongkok jatuh ke dalam situasi kacau. (sin)