Home Blog Page 991

Mudik Lebaran 2023, PT KAI Sediakan 6,9 Juta Tempat Duduk Kereta

0

ETIndonesia- PT Kereta Api Indonesia (Persero) beserta anak perusahaannya yang tergabung dalam KAI Group menyediakan kapasitas tempat duduk kereta api sebanyak 6.936.532 tempat duduk pada Angkutan Lebaran Tahun 2023.

Jumlah tersebut terdiri dari kelas eksekutif 987.380 tempat duduk (14%), kelas bisnis 137.600 tempat duduk (2%), dan kelas ekonomi 5.811.522 (84%).

Adapun rinciannya, dari 6.936.532 tempat duduk tersebut, sebanyak 4.076.488 tempat duduk berasal dari induk perusahaan (KAI) dan 2.860.044 tempat duduk dari anak perusahaan (KAI Commuter dan KAI Bandara). Dari 4.076.488 tempat duduk terdiri dari 3.065.404 KA Jarak Jauh (2.520.056 reguler dan 545.348 tambahan) dan 1.011.084 KA Lokal.

Sedangkan, 2.860.044 tempat duduk anak perusahaan rinciannya adalah 2.701.644 tempat duduk untuk kereta api yang dikelola KAI Commuter dan 158.400 tempat duduk untuk kereta api yang dikelola KAI Bandara.

“Total tempat duduk yang kami sediakan pada Angkutan Lebaran 2023 sebanyak 6,9 juta ini mengalami kenaikan 36% dibandingkan realiasi Angkutan Lebaran 2022 sebanyak 5.097.114 tempat duduk,” ujar Direktur Niaga KAI Hadis Surya Palapa dalam acara Ngopi BUMN di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta pada Kamis (6/4/2023) dalam keterangan tertulisnya.

Pada Angkutan Lebaran 2023 ini, total terdapat 7.458 perjalanan kereta api Jarak Jauh dan Lokal atau rata-rata 339 perjalanan KA per hari, naik 19% dibanding masa Angkutan Lebaran 2022 dimana terdapat 6.175 perjalanan KA atau rata-rata 281 perjalanan KA per hari.

Guna memberikan pengalaman mudik yang nyaman dan menyenangkan, KAI juga telah menghadirkan fasilitas Face Recognition Boarding Gate yaitu proses boarding mempergunakan gate yang teritegrasi dengan pemindaian wajah pelanggan, untuk peningkatkan kecepatan pelayanan dan akurasi pemeriksaan. Sistem akan memvalidasi penumpang meliputi data diri, data tiket,  status vaksin. Saat ini sudah terpasang di Stasiun Bandung, Yogyakarta, Surabaya Gubeng, Malang, Solo Balapan.

“KAI juga menyiagakan petugas frontliner ekstra seperti Customer Service Mobile (CSM) sebanyak 143 orang yang tersebar di 32 Stasiun dan 588 orang petugas kebersihan tambahan baik di stasiun dan atas kereta,” ungkap Hadis.  (PT KAI/asr)

Ilmu Pengetahuan Membuktikan Reinkarnasi Benar Ada?!

0

Fu Yao

Apakah bisa hidup  selamanya? Dapatkah sains membuktikan bahwa jiwa dapat berkomunikasi dengan alam semesta? Dapatkah sains membuktikan adanya reinkarnasi? Orang seperti apa yang memiliki ingatan kehidupan lampau? Penelitian telah menemukan bahwa orang-orang yang mengingat kehidupan masa lalu mereka memiliki kesamaan yang khas…

Lalu apakah reinkarnasi itu benar-benar ada? Jika ada, mana buktinya?

Bukti Tak Langsung, Kesadaran Diri

Yang dimaksud dengan reinkarnasi dalam agama timur, adalah proses setelah kematian seseorang, tubuh fisiknya mengalami kemusnahan, namun kesadarannya akan pergi mencari tubuh fisik baru untuk berproses terlahir kembali. Hal ini juga menjelaskan mengapa banyak orang yang tereinkarnasi kembali akan membawa ingatan dari kehidupan di masa lampaunya.

Bagaimana ilmu pengetahuan menjelaskan ingatan dari kehidupan masa lampau, tetapi sebelumnya saya ingin bertanya satu pertanyaan kepada pemirsa, di saat Anda sedang bersantai pernahkah tiba-tiba muncul suatu pikiran, mengapa Anda selalu mengetahui siapa diri Anda? Karena pertanyaan ini berkaitan erat dengan kisah berikut ini.

Menurut riset biologi, sel pada tubuh manusia memiliki batasan usia, yang usianya pendek, umurnya antara beberapa hari sampai beberapa minggu, yang berusia panjang hanya beberapa tahun usianya. 

Dosen dari Karolinska Institute yakni Jonas Krisstoffer Frisén telah menggunakan metode analisis Penanggalan Karbon-14 bahwa rata-rata usia sel di dalam tubuh orang dewasa adalah sekitar 7 tahun, sedangkan usia manusia jauh melebihi angka itu.

Dengan kata lain, sel di dalam tubuh manusia telah beberapa putaran mengalami pergantian sepanjang usia kita, maka muncullah pertanyaan, jika sel tersebut bukan lagi sel yang semula, lalu apakah Anda masih merupakan diri Anda sendiri? Saya pikir kita semua mengetahui jawaban atas pertanyaan ini, walaupun seiring dengan bergulirnya waktu, baik secara biologis maupun secara psikologis, kita semua terus bertumbuh, pandangan kita terhadap suatu masalah juga akan mengalami perubahan, tapi kita selalu mengetahui siapa diri kita, kesadaran kita tidak akan pernah mengalami perubahan.

Apakah itu berarti tanpa kita sadari ada semacam kekuatan yang misterius, yang membuat kesadaran kita terus menerus eksis berkelanjutan. Selain itu menurut hukum kekekalan energi bahwa energi tidak dapat muncul begitu saja, juga tidak dapat musnah begitu saja, hanya bisa saling ditransformasikan. Maka ketika manusia mati, kemanakah kesadaran kita akan pergi? Apakah dasar ilmu pengetahuan ini dapat secara tak langsung menjelaskan kemungkinan adanya reinkarnasi?

Dosen anestesiologi dan psikologi dari Arizona State University yakni Dr. Stuart Hameroff dengan fisikawan Inggris yang juga peraih hadiah Nobel yakni Sir Roger Penrose bersama-sama mengemukakan Orchestrated objective reduction (Orch OR), yang beranggapan bahwa kesadaran tersimpan di dalam struktur mikrotubulus pada otak. Matinya suatu makhluk hanya semacam kecenderungan kognitif, segala kesadaran yang menguasai makhluk tersebut tidak akan lenyap seiring dengan kematian itu, sebaliknya akan memperoleh “hidup abadi” secara ilmu pengetahuan. Pernyataan ini memicu kontroversi yang sangat besar di kalangan ilmuwan, hampir semua ilmuwan sepaham tentang teori zat tidak dapat dimusnahkan, namun tidak semua orang dapat menerima dugaan bahwa kesadaran juga merupakan semacam zat.

Dalam kanal ilmiah “Through The Wormhole” Hameroff mengatakan, “Misalnya jantung berhenti berdetak, cairan darah berhenti mengalir, mikrotubulus telah kehilangan keadaan kuantumnya.

“Informasi kuantum di dalam mikrotubulus tidak sampai rusak, ia tidak dapat dirusak, ia hanya menyebar berserakan di seluruh alam semesta.”

“Jika seorang pasien tersadar, informasi kuantum ini dapat kembali ke dalam mikrotubulus, maka pasien akan berkata ‘saya telah mengalami kondisi mati suri’.”

“Jika mereka tidak hidup kembali, dan pasien telah mati, maka informasi kuantum seperti itu mungkin akan berupa roh dan berada di luar jasad, kemungkinan eksis tanpa batas.”

Bagaimana manusia menumbuhkan kesadaran? Penrose berpendapat di dalam otak manusia, terdapat banyak elektron yang saling terjerat, karena elektron-elektron ini terus berjatuhan dan terus menjerat, maka barulah timbul kesadaran.

Apakah manusia akan benar-benar musnah total setelah kematian? Dalam ilmu mekanika kuantum terdapat semacam konsepsi yang disebut kondisi superposisi, yakni dimana sebuah kuantum mikroskopis dapat secara bersamaan berada dalam superposisi berbagai kondisi. Artinya, keadaan gerak juga tidak pasti dan multi-pilihan akan runtuh menjadi “keadaan pasti” tertentu hanya setelah “gangguan” terjadi. Penrose percaya bahwa ini sangat konsisten dengan “kesadaran” atau “jiwa” manusia.

Pertama, sebelum aktivitas kesadaran manusia “memastikan” suatu hal juga merupakan semacam “kondisi kacau”. Otak kita melakukan “analisa logika” tertentu untuk bisa menimbulkan kesadaran yang “pasti”. Sedangkan lewat penelitian sarat otak manusia Penrose beranggapan “analisa logika” semacam ini dibangun di atas pondasi “superposisi kuantum”.

“Mikrotubulus” dalam otak manusia dapat terhubung menjadi “sistem kuantum” dalam proses kita berpikir, lalu seketika menumpuk menjadi “kesadaran” kita. Jika dikaitkan dengan “prinsip kekekalan zat” alam semesta, ia menilai kesadaran pada dasarnya tidak akan “musnah”. Karena segala zat dan energi di alam semesta tidak akan timbul atau musnah dengan sendirinya, melainkan terus menerus bertransformasi wujud. Jika metode ini digunakan untuk menjelaskan, maka setelah manusia mati, roh tidak akan musnah, informasi kuantum dalam roh juga tidak akan rusak, dan dapat meninggalkan tubuh, lalu kembali ke alam semesta.

Perlu diketahui sejak lebih dari seabad silam sudah ada ilmuwan membuktikannya dengan cara ditimbang, pada saat manusia mati berat badannya akan berkurang 21 gram, dan zat 21 gram yang hilang ini adalah roh, yang disebut juga kesadaran kita atau ingatan kita. Ilmuwan modern kemudian menaikkan level percobaan ini, dengan cara menimbang secara presisi pada mayat, lalu diamati dengan Penumbuk Hadron Raksasa (Large Hadron Collider atau LHC), hasil pengamatan adalah, memang benar ada zat yang telah melayang pergi, para ilmuwan percaya bahwa itu adalah roh.

Pada saat ini masih cukup banyak ilmuwan yang berpendapat, zat yang membentuk kesadaran manusia, atau materi kuantum roh, akan meninggalkan tuan rumahnya saat tubuh fisik itu mati, lalu kembali memasuki alam semesta yang luas. Dengan kata lain, setelah manusia mati, mungkin akan tetap hidup dengan metode yang lain.

Lalu apakah setelah manusia mati, akan benar-benar terjadi reinkarnasi?

Suatu peristiwa yang terjadi di Chicago AS, telah mengangkat topik ini hingga klimaks. Waktu itu seorang bocah laki-laki yang hanya berusia 5 tahun mengaku pada ayah ibunya bahwa roh dirinya sesungguhnya adalah roh seorang wanita dari abad lalu. Waktu itu dirinya berada di sebuah hotel, lalu suatu kebakaran terjadi tiba-tiba, dirinya tidak sempat menyelamatkan diri, dan mati dalam kebakaran itu, ia masih ingat betul bagaimana rasanya ketika terpanggang bara api itu. 

Pada saat tersadar dari kebakaran tersebut, kesadaran dirinya yang telah mati telah meninggalkan jasadnya lalu terus membubung naik dan akhirnya tiba di rumahnya ini, dan menjadi anak kedua orang tuanya tersebut.

Banyak orang tidak akan percaya pada cerita seperti ini, begitu pula halnya dengan orang tua bocah laki-laki itu, tapi suatu penelusuran yang tidak sengaja telah mendapati bahwa, dulu memang ada seorang wanita yang mati akibat kebakaran, bahkan waktu dan modus kematiannya pun sama persis seperti yang diceritakan si bocah.

Kasus reinkarnasi terlahir kembali dengan membawa ingatan dari kehidupan masa lampau, tak hanya benar-benar eksis, tapi juga sangat banyak. Seiring dengan terus bermunculannya kasus seperti ini tapi tidak dapat dibuktikan, membuat masyarakat semakin merasa bingung terhadap reinkarnasi.

Bukti Langsung: Tanda Lahir

Jika reinkarnasi benar ada, mengapa ada orang yang dapat membawa ingatannya terlahir kembali, sedangkan sebagian besar orang tidak memiliki ingatan itu?

Tidak diragukan ada pula orang yang secara khusus meneliti masalah ini yakni seorang dosen ilmu psikologi dari University of Virginia: Ian Pretyman Stevenson. Ia telah menghabiskan hampir seumur hidupnya untuk meneliti masalah reinkarnasi ini.

Semasa hidupnya ia telah mempublikasikan lebih dari tiga ratus tesis mengenai reinkarnasi, dan menerbitkan 14 buku terkait reinkarnasi, bisa dibilang ia adalah seorang pakar yang paling senior di bidang ini. Di sepanjang karir penelitiannya, ia telah menemukan lebih dari 3.000 kasus reinkarnasi. Saat bertanya tentang penyebab kematian orang-orang tersebut pada kehidupan sebelumnya, secara mengherankan Stevenson menemukan bahwa sekitar 70% orang-orang itu tidak mati secara wajar, mayoritas dari mereka mati karena dibunuh atau kecelakaan, dan sisanya 30% pada dasarnya mati mendadak karena serangan jantung dan lain sebagainya.

Dengan kata lain, orang-orang yang mengingat reinkarnasinya, hampir tidak ada satu pun yang meninggal dengan tenang pada kehidupan sebelumnya. Seperti diceritakan pada edisi lalu, bocah laki-laki 5 tahun yang pada kehidupan sebelumnya mati terbakar, secara kebetulan cocok dengan hasil penelitian Stevenson.

Jadi Stevenson menyimpulkan: mayoritas manusia yang mati secara wajar di dunia, setelah meninggal, dihapus ingatan kehidupan lampaunya dengan semacam mekanisme tertentu, kemudian bereinkarnasi. Sedangkan orang yang mati karena kecelakaan, mekanisme tersebut pun menjadi kacau, yang mengakibatkan mereka masih membawa sebagian ingatan kehidupan sebelumnya pada saat tereinkarnasi.

Selain itu, Stevenson mendapati: dari tanda lahir, cacat lahir, dan segala cacat fisik manusia, dapat juga dilihat gambaran kehidupan masa lampau seseorang. 

Jika kehidupan sebelumnya dibunuh dengan cara ditikam pisau, atau tertembak peluru, atau mati terbakar, bekas luka dan bagian yang terluka, acap kali akan meninggalkan bekas yang jelas pada kehidupan yang akan datang, berupa tanda lahir saat terlahir ke dunia. Seringkali tanda lahir serta cacat bawaan itu, justru merupakan bukti yang paling intuitif dan paling objektif dalam meneliti reinkarnasi.

Ada sebuah kasus: pada sebuah keluarga di AS, sepasang suami istri memiliki dua orang putri, putri yang bernama Wenny, di saat berusia 6 tahun, suatu kecelakaan telah merenggut nyawanya. Kemudian, suami istri itu memiliki anak perempuan lagi, dan pada saat putrinya itu lahir, terdapat sebuah tanda lahir yang sangat jelas di lengan kirinya, bentuk dan posisi tanda lahir itu sama persis seperti bekas luka pada Wenny saat mengalami kecelakaan.

Di Alaska, AS, seseorang bernama Charles Porter, kelahiran 1907, etnis Indian. Pada saat berusia 2 tahun, Poter dapat menceritakan kehidupan lampaunya, ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang suku Indian, tetapi saat sukunya berperang dengan suku lain, ia terbunuh oleh musuh, setiap bercerita sampai disini, ia selalu menunjukkan sebuah tanda lahir yang sangat jelas di bagian bawah rusuk kanannya, panjangnya sekitar satu inci lebih, lebar sekitar setengah inci lebih, berbentuk belah ketupat.

Ia mengatakan inilah bekas luka yang ditusuk dengan tombak oleh musuh dalam pertempuran antar suku, yang melukai organ penting di dalam tubuhnya, sehingga menewaskannya seketika. Maka dari itu, ketika orang lain melihat tanda lahirnya dan bertanya apa yang telah terjadi, ia selalu menceritakan kejadian di kehidupan lampaunya.

Selain hal-hal yang dipelajari lewat ilmu pengetahuan modern Barat ini, di dalam kebudayaan Tionghoa yang bersejarah panjang, sejak dulu telah memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai kehidupan dan reinkarnasi.

Seperti dalam kitab Tripitaka, agama Buddha terdapat satu bagian yang disebut “Garbhāvakrāntinirdeśa”, di dalamnya dikatakan kehidupan dimulai dari terbentuknya sampai pertumbuhan dan hingga kematian, akhirnya sampai dengan proses kelahiran kembali, antara lain sang Buddha mengatakan: “Awal mula kehidupan, dari pertemuan benih ayah dan darah ibu, sampai masuknya wujud Yin (roh, arwah), janin di dalam tubuh ibu akan mengalami perubahan setiap tujuh hari sekali.” Hal ini sesuai dengan observasi ilmu kedokteran modern, dan sesuai dengan perubahan pertumbuhan janin dalam tubuh ibu.

Agama Buddha berpandangan, buah karma menembus tiga masa kehidupan. Tubuh pada kehidupan kali ini merupakan tubuh penerima balasan, yang merasakan karma baik dan karma buruk dari kehidupan sebelumnya. Jadi ciri khas tubuh memiliki elemen dari kehidupan sebelumnya. Menurut kitab Buddha, Sang Buddha mengetahui karma dari setiap warna pada bulu seekor burung merak, dengan kata lain, setiap corak warna pada bulu merak mengandung karma dari kehidupannya sebelumnya. Pun demikian halnya dengan tanda lahir, dan begitu pula halnya reinkarnasi.

Mengingatkan pada perkataan seorang ilmuwan ternama yang bernama Zhu Qingshi: “Ketika para ilmuwan bersusah payah mendaki hingga ke puncak gunung, Maha Guru Buddha telah menantikan sedemikian lama di sana.” (Sud/Whs)

Dokumen Rahasia Departemen Pertahanan AS Beredar di Internet: Pesawat Rusia Hampir Menembak Jatuh Pesawat Mata-mata Inggris

0

CNA/NTD

Menurut sebuah dokumen militer AS yang bocor dan beredar di Internet, sebuah jet tempur Rusia hampir menembak jatuh sebuah pesawat pengintai Inggris di atas Laut Hitam tahun lalu, dan insiden ini bahkan lebih serius daripada yang diungkapkan sebelumnya, yang mungkin melibatkan Amerika Serikat dan sekutu NATO secara langsung dalam perang di Ukraina.

The Washington Post melaporkan bahwa insiden di mana pesawat mata-mata Inggris hampir ditembak jatuh oleh pesawat Rusia terjadi di lepas pantai Krimea pada 29 September tahun lalu. Semenanjung Krimea Ukraina, yang dicaplok oleh Rusia pada tahun 2014, digunakan oleh Moskow sebagai pangkalan Armada Laut Hitam untuk melancarkan serangan di tempat lain di Ukraina.

Dokumen yang bocor mengatakan insiden itu “hampir menembak jatuh British RJ,” sebuah pesawat mata-mata RC-135 yang dijuluki “Rivet Joint,” yang digunakan untuk mengumpulkan transmisi radio dan pesan elektronik lainnya. Dokumen tersebut adalah salah satu dari lusinan dokumen rahasia dari Departemen Pertahanan AS yang memicu penyelidikan oleh Departemen Kehakiman.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengungkapkan masalah tersebut kepada House of Commons pada Oktober, mengatakan bahwa dua jet tempur Sukhoi-27 (SU-27) Rusia mencegat RC-135 di wilayah udara internasional Laut Hitam, dan pesawat Rusia pesawat terbang “sembarangan”. Salah satunya hanya berjarak sekitar 4,5 meter dari pesawat Inggris.

Wallace mengatakan kepada anggota parlemen pada saat itu bahwa salah satu pesawat Rusia “menembakkan rudal” di kejauhan. Akan tetapi, alih-alih menggambarkan insiden itu sebagai “hampir meleset”, Wallace menyalahkan peluncuran tersebut sebagai “kesalahan teknis” saat berbicara dengan pejabat pertahanan senior Rusia tentang masalah ini.

Insiden tersebut menggarisbawahi bagaimana pejabat militer Barat berusaha menjaga keseimbangan dalam membantu Ukraina dan mengumpulkan informasi tentang perang tanpa terlibat langsung dalam konflik dengan Rusia. Pejabat Rusia secara tradisional menggambarkan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai agresor; Amerika Serikat dan sekutunya telah mendukung Ukraina tetapi mengatakan mereka tidak akan berperang melawan Rusia.

Menurut ketentuan NATO, ketika negara anggota mana pun diserang oleh angkatan bersenjata, NATO menganggapnya sebagai serangan terhadap semua negara anggota dan mengambil tindakan bersama.

Pejabat pertahanan AS menolak mengomentari isi dokumen yang bocor. Seorang pejabat di kedutaan Inggris di Amerika Serikat juga menolak berkomentar. Kedutaan Rusia juga tidak menanggapi.

Dokumen yang  bocor itu bertuliskan Staf Gabungan Departemen Pertahanan AS dan berisi rincian penerbangan pengawasan di atas Laut Hitam antara tanggal laporan nyaris celaka dan 26 Februari.

Dokumen tersebut merinci beberapa respon Rusia terhadap pesawat pengintai AS, Inggris, dan Prancis antara Oktober dan akhir Februari tahun ini, termasuk pencegatan pesawat pengintai “keling” Inggris oleh pesawat Rusia yang didampingi oleh dua pesawat tempur Typhoon Inggris pada 30 Desember, yang bahkan terbang dalam jarak 30,5 meter dari pesawat Rusia. Dokumen tersebut ditandai SECRET/NOFORN, yang berarti isinya tidak akan dibagikan kepada warga negara non-Amerika Serikat.

Dalam contoh lain, sebuah pesawat tak berawak MQ-9 AS dicegat pada 22 Februari ketika pesawat Rusia terbang dalam jarak sekitar 100 kaki. Pada 14 Maret, dua Sukhoi-27 Rusia mencegat MQ-9 AS, membuang bahan bakar ke pesawat tak berawak dan akhirnya bertabrakan dengan pesawat itu. Para pejabat AS mengatakan bahwa tabrakan itu mendorong militer AS untuk menjatuhkan pesawat tak berawak itu ke Laut Hitam, sekitar 90 kilometer di lepas pantai Krimea, dengan kendali jarak jauh.

Peta dalam dokumen ini juga menunjukkan batas wilayah di mana pesawat pengintai dapat terbang di Laut Hitam, yang tampaknya dimulai sekitar 12 mil dari pantai Krimea, sesuai dengan hukum internasional. Peta tersebut juga menyertakan garis kedua sekitar 50 mil dari pantai, ditandai SECDEF Directed Standoff, yang merupakan singkatan dari secretary of defence dan mewakili kemungkinan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin mungkin telah memerintahkan pilot AS untuk menjaga jarak yang lebih jauh dari semenanjung Krimea.

Mengenai zona eksklusi yang dideklarasikan sendiri oleh Rusia di Laut Hitam yang diperluas, Austin mengatakan pada  Maret bahwa AS akan terus terbang “di mana pun hukum internasional mengizinkan”.

Menurut dokumen tersebut, antara 29 September dan 26 Februari, Prancis dan Inggris melakukan penerbangan pengintaian berawak di atas Laut Hitam, sementara AS mengandalkan pesawat tanpa awak, termasuk RQ-4 Global Hawk, RQ-170 Sentinel, dan MQ-9 Reaper. Dokumen tersebut menyatakan bahwa penerbangan semacam itu dilakukan beberapa kali dalam sebulan, dan para pejabat militer AS mengatakan bahwa mereka biasanya menyerahkan rencana publik untuk penerbangan semacam itu.

Pada 29 April 2022, sebuah drone Global Hawk AS diparkir di Naval Air Station (NAS) Sigonella, Sisilia, Catania, Italia. (Vila Fabrizio/Getty Images)

Mark A. Milley, kepala Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan pada bulan lalu bahwa Rusia menjatuhkan MQ-9 pada bulan Maret adalah bagian dari pola perilaku agresif terhadap AS, Inggris, dan negara-negara lain.

Dalam tangkapan layar yang dirilis oleh Komando Eropa Departemen Pertahanan A.S., jet tempur Su-27 Rusia terbang dekat dengan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper Amerika di atas Laut Hitam dekat Krimea, 14 Maret 2023. Semprotkan bahan bakar penerbangan yang oleh pemerintah A.S. . Pada penerbangan terakhirnya, jet Rusia tersebut diduga bertabrakan dengan drone tersebut, merusak baling-balingnya dan memaksanya untuk ditembak jatuh di Laut Hitam. (Komando Eropa Departemen Pertahanan AS melalui Getty Images)

Berbicara pada konferensi pers di Kementerian Pertahanan AS, Milley mengatakan, “Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di depan”. Milley menggambarkan perilaku pilot Rusia sebagai “sangat tidak profesional dan tidak aman”.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS Patrick Ryder mengatakan pada bulan lalu bahwa penting untuk menjaga Laut Hitam dan wilayah udaranya tetap terbuka bagi semua negara.

Ryder mengatakan bahwa Laut Hitam adalah “jalur pelayaran internasional yang penting untuk mendukung banyak sekutu NATO , termasuk Rumania, Bulgaria, dan Turki, dan bukan milik satu negara saja.” (Hui)

Wabah Memasuki Tahap yang Ganas, Dokumen Pengendalian Penyakit Guangzhou Bocor: Penutupan Sekolah Direkomendasikan

Wang Yanqiao – NTD

Wabah yang disebut “influenza A” sedang mencapai puncaknya di Guangdong, dan telah mencapai posisi nomor satu dalam daftar teratas pencarian. Sebuah dokumen dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah dirilis, yang menyarankan sekolah-sekolah untuk meliburkan kelas.

“Baru-baru ini, banyak orang tua di Guangdong memperhatikan bahwa lebih banyak orang di kelas anak-anak mereka yang mengambil cuti karena flu. Beberapa orang tua  melaporkan bahwa kelompok kelas mereka penuh dengan anak-anak yang sakit. Tangkapan layar sekolah  mengingatkan agar orang tua untuk mengawasi kesehatan anak-anak mereka juga telah beredar di kalangan teman-teman. Beberapa sekolah dasar bahkan telah beralih ke kelas online karena banyaknya siswa yang menderita influenza A,” ujar tokoh media Guangdong, Xiao Qiang.

Pada 6 April, topik “Guangdong telah mencapai puncak epidemi influenza A baru” berada di urutan teratas dalam daftar pencarian populer di Weibo. Menurut berita, jumlah pasien influenza di banyak tempat di Guangdong terus meningkat.

Rong Rong, Direktur Departemen Medis Rumah Sakit Rakyat Distrik Nanhai, Foshan, Guangdong berkata : “(Jumlah kunjungan rawat jalan) secara bertahap meningkat di sini akhir-akhir ini. Total kunjungan rawat jalan kami lebih dari 700 orang sebelumnya, dan pada 2 April, jumlahnya lebih dari 1.200 orang .”

Hu Yang, Wakil Kepala Dokter dari Departemen Pengobatan Pernafasan, Rumah Sakit Paru Shanghai berkata :  “Tahun ini, epidemi influenza A menunjukkan tren yang jelas bergerak yaitu secara bertahap berkembang dari utara ke selatan, dimulai pada bulan Februari, ketika kasus influenza A mulai muncul di utara dan secara bertahap meningkat, mencapai puncaknya. Pada bulan Februari, jumlah kasus influenza A mulai meningkat di bagian utara dan secara bertahap mencapai puncaknya. Setelah epidemi influenza A di wilayah ini mencapai titik puncak dan berangsur-angsur stabil, epidemi dimulai lagi di Provinsi Guangdong. Di Guangzhou, Shenzhen dan Foshan, jumlah kasus influenza A mulai meningkat pada awal Maret.”

Li Quanfu, wakil direktur bedah umum di Rumah Sakit Ketiga di Wuhan, Hubei, Tiongkok: “Menurut data surveilans terbaru dari CDC Guangzhou, tingkat aktivitas influenza A di Guangzhou masih meningkat dengan cepat. Dalam seminggu terakhir, jumlah kasus influenza A yang dilaporkan di rumah sakit sentinel di kota ini terus meningkat. 

Pada 4 April, salinan “Daftar Penutupan Sekolah yang Direkomendasikan untuk Wabah Mirip Influenza” yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Distrik Guangzhou Haizhu (Terlampir pada tanggal 3 April 2023) telah diedarkan di Internet, yang menunjukkan bahwa 16 sekolah dasar dan menengah, serta sekolah taman kanak-kanak mengalami wabah sejak tanggal 25 Maret dan beberapa kelas ditutup.

Praktisi media Guangdong Xiaoqiang berkata : “Para ahli mengatakan bahwa anak-anak, orang tua, orang yang sakit kronis, wanita hamil dan orang yang mengalami obesitas lebih mungkin menderita komplikasi serius setelah tertular influenza, dan penting untuk mencari pertolongan medis pada waktu yang tepat jika mereka mengalami demam, status mental yang buruk, denyut jantung yang cepat, dan terutama jika anak tersebut mengalami kejang-kejang dan menggigil. Para ahli juga menilai bahwa tidak ada tren penurunan dalam puncak influenza A.”

Beberapa orang mengatakan bahwa sudah satu atau dua bulan di Changsha dan epidemi masih berlangsung.

Pada 19 Maret, dokter di sejumlah rumah sakit mengatakan bahwa “puncak epidemi influenza A saat ini pada dasarnya telah berlalu. Masyarakat pada umumnya menyatakan kesangsiannya. (Hui)

Pasukan Rusia Tanpa Wagner Group Akan Lebih Cepat Kalah Perang

Military Focus

Komandan Pasukan AD (Angkatan Darat) Ukraina, Oleksandr Syrskyi menyatakan, dalam perang perebutan Bakhmut, tentara bayaran Wagner sedang kehilangan kekuatan. Hanya dalam sehari pada 24 Maret saja, dalam kegagalan serangan di Bakhmut, Lyman, Avdiivka, Marinka, dan Shakhtarsk, sebanyak 1.020 orang pasukan Rusia terbunuh. Ia berkata, ketika pasukan Ukraina membendung serangan musim dingin dari pasukan Rusia, bersamaan dengan itu segera akan melakukan serangan balasan. 

Selama beberapa minggu ini, serangan yang dilakukan tentara bayaran Wagner Group terhadap Bakhmut sudah hampir menguasai kota tersebut, tetapi dengan berjatuhan banyak sekali korban tewas dan terluka, sementara ini serangan sepertinya telah mereda.

Syrskyi mengatakan, di arah Bakhmut Rusia hanya memiliki tentara Wagner, jika Rusia terus mempertahankan kondisi yang sama, akan dengan cepat kehilangan pasukan serbu Wagner. 

Dalam kunjungan memotivasi para serdadu di garis terdepan pada 22 Maret lalu, Zelenskyy memberikan penghargaan bagi para serdadu yang mempertahankan Bakhmut. Ia berterima kasih pada tentara Ukraina yang telah melindungi kota ini, dan juga menyatakan, ini adalah masalah taktik, pemahaman para petinggi militer di Kiev dalam hal mempertahankan Bakhmut adalah sejalan.

Pemimpin tentara bayaran Wagner Group Rusia yakni Yevgeny Viktorovich Prigozhin dalam sebuah rekaman video belum lama ini menyatakan, ia mengetahui rencana serangan balik Ukraina, mereka akan melangsungkannya dalam tiga tahapan. Ia berkata, rencana pasukan Ukraina meliputi menyerang kawasan Belgorod, membagi kawasan Luhansk dan Donetsk menjadi dua bagian, hingga akhirnya membebaskan Semenanjung Crimea.

Prigozhin menyatakan, pasukan Ukraina telah mengumpulkan 200.000 prajuritnya di Donbas, sebanyak 80.000 orang di antaranya berada di dekat Bakhmut. Ia mengatakan, pada musim semi, tanah mulai mengering, dan suhu udara akan naik. Semua kondisi ini akan membuat kendaraan tempur kelas berat dapat melalui medan perang dengan leluasa. Ukraina telah menerima banyak kendaraan tank dan lapis baja dari NATO, juga tank jenis Leopard 2. Mereka akan menuju Belgorod, itulah sebabnya alasan perbatasan antara Belgorod dengan Kharkiv harus diperkuat.

Menurut Prigozhin, pasukan Ukraina akan berusaha menerobos garis perang antara Svatovo-Kreminna, dan memusatkan kekuatan menyerang Bakhmut, tujuannya untuk mematahkan semangat perang pasukan Rusia, serta membuka jalan untuk menyerang maju. 

Sebanyak 80.000 orang pasukan Ukraina akan memutus laju tentara Wagner di sekitar Bakhmut, jika mereka berhasil, maka Ukraina akan membuka zona penyangga sekitar 30 km sampai 40 km, dan akan mengumpulkan kekuatan di sana. Lalu bergerak ke beberapa arah, membagi daerah Luhansk dan Donesk menjadi dua bagian, lalu menyerang Berdyansk, Melitopol, dan Mariupol, sehingga dapat membuka jalan untuk menyerang Crimea, membuat situasi seperti kondisi perbatasan pada 1991 silam.

Sebuah blog militer Rusia menyebutkan, pihak Ukraina tengah menyebarkan berita palsu tentang penyerangannya ke Belgorod, untuk memancing pasukan Rusia agar bergerak ke wilayah perbatasan, untuk memberikan peluang pada pasukan Ukraina dalam melakukan serangan ke kawasan lain di garis depan. Bagian ini sepertinya telah merespon peringatan dari pemimpin Wagner Group Prigozhin mengenai rencana Ukraina yang akan menyerang Belgorod.

Prigozhin beserta tentara bayarannya saat ini masih berperang di Bakhmut, perang yang telah berlangsung selama lebih dari 8 bulan itu sangat berdarah-darah dan teramat panjang. 

Dalam perang brutal itu, walaupun Prigozhin menyatakan telah meraih keberhasilan di Soledar, Popasna, dan Lysychansk, tapi Wagner Group juga telah kehilangan puluhan ribu serdadunya, ditambah lagi sejumlah tentara kriminal yang bergabung dengan Wagner Group harus dibebaskan setelah genap 6 bulan bertugas, dalam perang yang berkelanjutan ini seberapa besar kemampuan perang pasukan Prigozhin yang masih tersisa, menjadi kian sulit diprediksi.

Prigozhin dan Istana Kremlin, khususnya dengan Menhan Sergei Shoigu selama ini berselisih paham. Prigozhin terus meminta Istana Kremlin agar menyediakan amunisi, menambah bala bantuan, dan dukungan lebih lanjut. Pada awal Maret lalu, pasokan amunisi bagi Prigozhin dan pasukannya di Bakhmut telah dihentikan Kemenhan Rusia sebelum sempat diterimanya, sehingga mematahkan kemajuan aksi militer pasukan Wagner Group.

Prigozhin mengeluhkan, pasukannya mengalami kerugian yang amat besar di Bakhmut dan tidak mendapatkan tambahan amunisi serta serdadu, mau tidak mau harus mengatur ulang dan memperkecil skala serangan. Dalam kontrak perekrutan terbuka Wagner terungkap, kelompok tersebut sedang mencari orang-orang yang mau bekerja di Afrika selama 9 hingga 14 bulan, dengan tugas melindungi kawasan pertambangan, dan memberikan layanan keamanan bagi pemerintah.

Berbagai tanda-tanda menunjukkan, Prigozhin sepertinya sedang mengalihkan titik berat dari Ukraina beralih ke Afrika, tapi ia sendiri menyangkal pernyataan tersebut. Ia menyatakan selama dibutuhkan Putin, ia akan terus mengabdi, di saat yang sama secara kontradiksi menggambarkan masa depan yang suram bagi pasukan Rusia dalam perang Ukraina ini, yang sepertinya sedang mencari keseimbangan diri. 

Di satu sisi menunjukkan posisi pentingnya dalam perang ini, di sisi lain memperingatkan pihak militer Rusia, dengan kehilangan Wagner Group, keunggulan di medan perang mungkin akan terdorong ke pihak Ukraina.

Walaupun masyarakat tidak mendapat sedikitpun kesan baik terhadap Wagner group yang penuh cela itu, dalam makna apapun mereka bukanlah kekuatan kebenaran. Tetapi dalam pertikaian sengit Prigozhin dengan militer Rusia, beberapa pernyataannya sepertinya cukup lugas, dan ujung tombaknya diarahkan ke Istana Kremlin.

Prigozhin telah menyangkal pernyataan mengenai Istana Kremlin yang berperang dengan NATO dalam Perang Ukraina, dan meragukan apakah Ukraina benar-benar ada “oknum NAZI” seperti yang dikatakan Istana Kremlin. Ia menyatakan, Rusia sepenuhnya berperang dengan Ukraina, mereka mungkin telah dilengkapi persenjataan dari NATO dan dibantu oleh sejumlah tentara bayaran yang bersedia membela Ukraina, tapi mereka bukanlah pasukan NATO. 

Menurut Prigozhin, pejabat Rusia seharusnya mengetahui bahwa NATO akan memberikan bantuan militer bagi Ukraina, jika dikatakan saat Moskow memutuskan akan melakukan “operasi militer khusus” ini tidak pernah mempertimbangkan NATO akan memberikan bantuan bagi Ukraina, maka itu adalah lelucon. Terhadap tujuan “de-Nazifikasi” Ukraina Prigozhin masih meragukannya, ia tidak bisa memastikan apakah Ukraina ada kaum “NAZI”, ia sepertinya tidak ingin seperti orang bodoh yang dipermainkan oleh kebohongan semacam ini.

Prigozhin berpendapat, hanya setelah pasukan Ukraina dihancurkan, Rusia baru dapat mewujudkan yang disebut “demiliterisasi” Ukraina, ia mengatakan upaya ini sedang dilakukan, tapi tidak tahu apakah dapat berhasil atau tidak. Ia menghimbau pihak militer Rusia agar tidak meremehkan pasukan Ukraina, sekaligus juga membantah pernyataan Istana Kremlin bahwa sejak perang dimulai Rusia harus melawan ancaman NATO di Ukraina, pandangan ini secara langsung telah menyangkal alasan Presiden Putin yang mengatakan bahwa inilah tujuan terbesar invasi kali ini.

Setelah petinggi militer Rusia berhasil memutus pasokan sumber prajurit dan amunisi bagi Wagner, Prigozhin tengah berniat mengurangi aktivitas pasukan Wagner di Ukraina. Petinggi militer Rusia tidak berencana akan melepaskan Prigozhin begitu saja, dan mengatakan bahwa dalam perang di Soledar dan Bakhmut, Prigozhin baru bisa meraih sedikit kemajuan yang terbatas setelah kehilangan begitu banyak pasukan yang terdiri dari para kriminal Rusia. Setelah Wagner tidak mampu menguasai Bakhmut, Putin sepertinya telah memutuskan untuk mencampakkan Prigozhin. Kemenhan Rusia melarang Prigozhin mempromosikan jasanya di Bakhmut di semua media massa milik negara, sekaligus mengikis dan menggantikan fungsi Wagner Group dalam perang di Bakhmut. Saat memutus pasokan amunisi dan pembatasan serdadu, sekaligus juga memutus komunikasi tim Wagner dengan para petinggi militer dan Istana Kremlin.

Juru bicara Badan Intelijen Militer Ukraina (GUR) yakni Vadym Skibitsky pada 23 Maret lalu menyatakan, yang menjadi pemenang dalam konflik internal ini mungkin adalah Kemenhan dan Komando Staf Umum. Prigozhin tidak hanya mengalami masalah perekrutan, ia juga dalam kondisi belum bisa menepati janjinya yakni “merebut Bakhmut sebelum September”, namun telah mengkritik tentara reguler Rusia tidak berdaya. Tetapi masalah utamanya adalah, dengan situasi di Bakhmut, apakah tentara bayaran Wagner Group dapat terus bertahan? Prigozhin telah secara terbuka mengakui dirinya tengah diperas habis.

Pihak militer Rusia sepertinya telah sangat berhasil menekan pamor Prigozhin di hadapan Putin, dan kemungkinan akan menggesernya keluar dari medan perang Ukraina, namun tanpa Wagner Group di ajang perang Ukraina, maka pihak pasukan Rusia akan semakin berada di bawah angin. 

Pihak Ukraina dapat langsung mengerahkan puluhan ribu pasukan yang sebelumnya dihadang oleh Wagner Group, dan memberikan serangan yang lebih berat terhadap pasukan Rusia yang telah kehilangan tentara Wagner yang selama ini menjadi tameng hidup bagi Rusia. (Sud/Whs)

Drama Canggung Mulai Dipentaskan, Putin Tak Sudi Menjadi “Adik Kecil” Xi Jinping

Yang Wei

PKT berusaha memainkan peran sebagai “kakak”, yang membawa “adik kecil” Rusia untuk menantang AS dan negara Barat; akan tetapi Putin tidak sudi menjadi “adik kecil”. 

Selama ini PKT (Partai Komunis Tiongkok) dan Rusia saling memanfaatkan satu sama lain, tapi kini keduanya tengah sama-sama mengalami kesulitan, malahan ngotot berniat memanfaatkan pihak lain, dan mereka melanjutkan saling bermain drama yang memojokkan satu sama lain.

Putin Sengaja Meninggikan Posisinya

Rusia terjebak dalam Perang Ukraina dan sulit melepaskan diri, sepertinya lebih membutuhkan bantuan PKT, Istana Kremlin sebulan lebih awal telah mengumumkan berita rencana kunjungan Xi Jinping. 

Pemimpin PKT tentu saja sangat ingin menjadi “kakak”, dulu PKT pernah menyebut Rusia sebagai “kakak tertua”, Beijing juga mengakui kemerdekaan Mongolia Luar yang didukung oleh Uni Soviet, RRT berdiam saja setelah wilayah kedaulatannya yang luas di Vladivostok dan sekitarnya dicaplok oleh Uni Soviet, bahkan mewakili Uni Soviet sebagai proxinya berperang di Perang Korea, setelah itu masih mengalami pemerasan nuklir oleh Uni Soviet. 

Kini, PKT akhirnya juga mendapatkan kesempatan untuk menjadi “kakak tertua”; akan tetapi Putin malah sengaja hendak meninggikan posisinya sendiri.

Upacara penyambutan Putin seperti biasanya, sederhana dan singkat, Xi Jinping harus berjalan melalui lorong aula yang panjang, agar bisa tiba di samping Putin untuk berfoto bersama. Putin sengaja menciptakan suasana seperti itu, tidak seperti pertemuan dua kepala negara yang sederajat, lebih terasa seakan Putin memanggil, dan Xi Jinping sepertinya memperlihatkan ekspresi kurang senang, tetapi hanya bisa bersabar karena tidak berdaya.

Pada 20 Maret, saat Xi Jinping bertatap muka empat mata dengan Putin, keduanya saling menyebut “teman lama yang akrab”; akan tetapi pada 21 Maret, saat Xi Jinping masuk ke Istana Kremlin, Putin tidak menyambutnya di depan pintu. 

Pada aula berbentuk persegi panjang tempat upacara penyambutan itu berlangsung, Putin dan kawan-kawan menunggu di ujung sebelah dalam, sementara Xi Jinping memasuki ruangan dari ujung yang lain. Jarak antara keduanya diperkirakan sekitar 100 meter, jika penglihatan kurang baik, mungkin tidak bisa melihat jelas satu sama lain.

Tempat keduanya berjabat tangan dan foto bersama diperkirakan berjarak sekitar 20-30 meter dari Putin, namun berjarak sekitar 50-60 meter dari Xi Jinping. Putin sengaja memperlambat langkahnya, menunggu Xi Jinping berjalan ke arahnya melalui aula yang panjang itu, Xi Jinping berjalan melewati sederetan pejabat RRT dan Rusia berbaris rapi serta para wartawan media massa, kelihatannya seperti seorang utusan negara asing sedang datang menghadap.

Putin mengatur upacara yang begitu tidak sederajat seperti itu, seharusnya karena Putin hendak meninggikan posisinya sendiri, di saat yang sama menekan posisi Xi Jinping. Setelah keduanya bertemu, ternyata hanya diakhiri dengan musik dan foto bersama, keseluruhan upacara tidak megah, yang meninggalkan kesan paling dalam adalah saat Xi Jinping berjalan melalui aula yang panjang untuk berjabat tangan dengan Putin.

Menurut kebiasaan Beijing, di saat pemimpin negara asing datang berkunjung, pemimpin RRT akan mendampingi tamu negara melakukan inspeksi pengawal kehormatan Beijing, di saat cuaca baik acara akan dilakukan di depan Balai Agung Rakyat Beijing, di saat cuaca kurang baik akan dilakukan di dalam aula Balai Agung Rakyat. Setelah Xi Jinping tiba di bandara Moskow, Rusia hanya mengutus wakil perdana menterinya untuk melakukan penyambutan, dilakukan pengaturan inspeksi berskala kecil di bandara, tapi hanya didampingi oleh wakil perdana menteri.

Pada 21 Maret pagi hari, Xi Jinping datang ke Kantor PM Rusia untuk berdialog, PM Rusia Mikhail Mishustin menyambutnya di pintu gerbang; pada sore hari Xi Jinping datang ke Istana Kremlin untuk berdialog dengan Putin, tapi Putin tidak menyambutnya di depan pintu. Dibandingkan dengan 2019, penyambutan yang diatur oleh Kremlin masih kurang lebih sama, pemimpin PKT sempat kesulitan hendak menunjukkan sosoknya sebagai “kakak”.

Pada September 2022 lalu, pertemuan keduanya di Asia Tengah terkesan agak canggung, waktu itu Putin sangat mendesak meminta pertolongan, sementara Xi Jinping sengaja menghindar, media massa RRT memberitakannya secara low profile. Kali ini pengaturan oleh Istana Kremlin, memperlihatkan seolah-olah Moskow tidak mengharapkan bantuan apapun dari pemimpin PKT.

Perhitungan Kremlin

Kunjungan Xi Jinping ke Moskow, seharusnya adalah hal yang dinantikan oleh Kremlin. Pada 18 Maret, Putin sengaja menampakkan diri di Mariupol, Ukraina, sebenarnya berniat hendak menyeret Xi Jinping ke dalam kubangan itu, dan yang terbaik adalah membuat PKT ikut terjun ke dalam Perang Rusia-Ukraina, setidaknya harus membuat kunjungan pemimpin PKT itu menjadi dukungan bagi perang Rusia-Ukraina. 

Kremlin sangat berharap RRT dapat sesegera mungkin memberikan senjata dan amunisi dalam skala besar, terutama bisa menyamai seperti bantuan AS dan NATO kepada Ukraina. Begitu fakta PKT memberikan bantuan senjata terungkap, pasti akan memicu reaksi keras dari AS dan NATO, maka Beijing pun akan berhasil disandera Rusia pada kereta perang Rusia.

Seharusnya yang paling diinginkan Moskow adalah konfrontasi antara PKT dengan AS semakin memburuk bahkan terjadi konflik, juga sangat ingin melihat hubungan PKT dengan Eropa semakin memburuk, dan melihat RRT resmi menjadi musuh bersama NATO, dengan demikian maka tekanan terhadap Rusia akan mereda. 

Jika Beijing bisa mengobarkan perang di Selat Taiwan, maka AS sepertinya tidak akan memperhatikan Ukraina lagi. Kremlin sangat memahami, PKT sebenarnya berharap perang Rusia-Ukraina terus berlanjut, agar Rusia dapat terus menahan AS dan Eropa, sekaligus menjadikan Rusia sebagai kartu as, untuk bermain konfrontasi dan kompromi dengan Barat. Moskow tahu Beijing sekarang juga sangat membutuhkan Rusia, Kremlin tidak ingin dijadikan kartu as oleh PKT, sebaliknya justru ingin menjadikan PKT sebagai kartu asnya.

Kremlin juga telah melihat kesulitan yang dialami Beijing, juga mengetahui kekhawatiran PKT, dan pemimpin PKT saat ini tidak mampu melawan AS, juga harus menghindari konfrontasi dengan Eropa. Oleh sebab itu, Moskow pun sangat sulit berharap RRT akan memberikan bantuan militer secara terbuka bagi Rusia, pada kondisi tertentu bahkan harus bekerjasama dengan PKT yang memainkan peran sebagai penengah, tapi Kremlin tidak ingin menerima PKT sebagai penengah.

Pasukan Rusia sedang melancarkan serangan ke Ukraina, sekarang belum waktunya mengadakan gencatan senjata; jika beberapa bulan kemudian Ukraina benar-benar balik menyerang, pada saat pasukan Rusia sudah tidak mampu membendung serangan, baru ada kemungkinan gencatan senjata. 

Walaupun di saat Kremlin sudah siap berdamai, Moskow bisa langsung bernegosiasi dengan Barat, campur tangan PKT sama sekali tidak dibutuhkan. Kremlin lebih memahami model diplomasi dan komunikasi dengan Barat dibandingkan PKT, dan sama sekali tidak perlu mengandalkan Beijing, terlebih lagi tidak bersedia diperintah oleh PKT, apalagi menjadi kartu as bagi PKT untuk berkompromi serta bernegosiasi dengan AS.

Saat ini, Kremlin memang membutuhkan PKT, oleh sebab itu Rusia perlu memainkan suatu permainan dengan pemimpin Beijing, yakni menyambut “diplomatik negara besar” dan “diplomatik kepala negara” yang selalu digunakan pemimpin PKT untuk mengangkat pamornya, bekerjasama dengan sikap PKT, serta memperlihatkan sikap bersama-sama menghadapi AS dan Barat. PKT sedang memberikan bantuan senjata secara diam-diam lewat Iran, dan Belarusia. Jika PKT tidak berani terang-terangan, dan hanya bisa memberikan sejumlah suku cadang, Rusia mau tidak mau harus menerimanya, lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Moskow berharap bantuan itu bersifat cuma-cuma, atau berharap Beijing bisa membeli sumber energi dan bahan baku dari Rusia dengan harga setinggi mungkin, sekaligus membantu Rusia menghindar dari sanksi Barat. Ini sepertinya yang menjadi topik inti dialog Putin dan Xi Jinping pada 20 Maret lalu, yang dipublikasikan hanya kata-kata indah untuk mengelabui publik. Kedua belah pihak pasti akan tawar menawar, Xi Jinping mungkin ingin menjadi “kakak tertua”, tapi Putin juga tidak ingin menjadi “adik kecil”.

Yang dilakukan PKT Hanya Bisa Menggertak

Jumlah pertemuan dan dialog antara Xi Jinping dan Putin sudah cukup banyak, tapi bidang kerjasama keduanya pada dasarnya tidak banyak berubah.

Pada 21 Maret lalu, setelah PKT dan Rusia berdialog dalam lingkup luas, Beijing menyebut akan “memperluas kejasama perdagangan konvensional di bidang energi, sumber daya, dan produk elektronik; juga memperluas kerjasama di bidang teknologi informasi, ekonomi digital, pertanian, dan layanan perdagangan; memperlancar distribusi dan transportasi logistik; menciptakan kondisi yang memudahkan kunjungan pejabat kedua negara”. Putin hanya mengemukakan “mendorong perkembangan baru ekonomi perdagangan, investasi, energi, dirgantara, distribusi logistik lintas perbatasan kedua negara, lewat kerjasama yang konkrit”.

Sepertinya kerjasama PKT-Rusia yang disebut-sebut oleh kedua pihak sulit untuk meraih terobosan yang berarti, kurang akan inovasi. Kantor berita Xinhua News menjabarkan dokumen kerjasama yang ditandatangani kedua negara meliputi “pertanian, kehutanan, riset dasar, pengawasan pasar, dan media massa”, tidak ada yang istimewa.

Konferensi pers Kemenlu RRT pada 21 Maret lalu telah mengungkap lebih banyak kebenaran. Ada wartawan Rusia bertanya, sebelumnya RRT memutuskan memulihkan berbagai jenis visa bagi warga asing. 

Saat ini, WN Rusia sangat membutuhkan visa RRT, menurut media massa Rusia, karena orang yang mengajukan visa sangat banyak, mereka harus menunggu satu sampai dua bulan untuk memperoleh visa.

 Apakah RRT akan berinisiatif mempercepat proses permohonan visa bagi warga Rusia? Juru bicara Wang Wenbin menyebutkan, sedang “diupayakan untuk memberikan layanan visa yang berkualitas bagi warga Rusia”; “waktu proses visa RRT saat ini sudah jauh lebih pendek dibandingkan sebelumnya”.

Dari sini bisa dilihat, selama penerapan kebijakan “Nol Covid” dan setelah pelonggaran kebijakan “Nol Covid”, interaksi normal antara RRT dengan Rusia selama ini belum kembali normal, hal ini membuat hubungan kerjasama strategis kedua negara menampakkan wujud aslinya.

Dikabarkan, kasus tragis 9 orang WN Tiongkok yang dibunuh di Afrika belum lama ini, pelakunya kemungkinan adalah anggota militer Wagner Group Rusia. Selain itu, pada masalah Afghanistan sepertinya RRT dan Rusia masih berseteru, hingga saat ini Rusia tidak mengakui rezim Taliban yang didukung oleh Beijing. PKT juga sedang berupaya untuk merebut sejumlah kawasan Asia Tengah yang telah didikte oleh Rusia. Jadi yang disebut “tak ada batas atas” dalam hubungan PKT dengan Rusia sebenarnya hanya semacam aksi pengelabuan politik saja.

Xinhua News memberitakan, pada 21 Maret lalu Xi Jinping dan Putin menghadiri konferensi pers, dan lebih lanjut menyebutkan “hubungan kedua negara jauh melampaui kategori bilateral, dan teramat penting bagi nasib dan masa depan dunia serta umat manusia”.

Propaganda PKT terhadap kerjasama RRT-Rusia seharusnya ditujukan bagi rakyat Tiongkok sendiri, tapi sebenarnya bukan hal penting kunjungan Xi Jinping tersebut, gertakan PKT terutama ditujukan bagi AS. Akan tetapi, PKT mengemukakan cara RRT dan Rusia ambil bagian dalam “pemerintahan global”, hanya sebatas “mempererat kerjasama dalam kerangka internasional seperti Shanghai Cooperation Organisation (SCO), mekanisme kerjasama negara BRICS, serta G20” saja.

Pengaruh dari mekanisme SCO dan BRICS sangat terbatas, tidak banyak berfungsi terhadap negara makmur Barat. Sedangkan G20 sendiri lebih didominasi oleh negara Barat, RRT dan Rusia tak begitu banyak berperan. Pada KTT G20 Bali November 2022 lalu, pemimpin RRT tidak melakukan apapun, Putin bahkan tidak ikut hadir. Dialog hampa antara RRT dengan Rusia, belum bisa memperlihatkan pengaruh yang besar.

PKT Sadar Setali Tiga Uang

Dalam konferensi pers Kemenlu RRT pada 21 Maret lalu, ada wartawan bertanya: apakah Beijing bersikap netral pada masalah Ukraina? Padahal RRT menyatakan bertindak “adil” dalam masalah Ukraina, mengapa hingga kini RRT belum berdialog dengan Presiden Ukraina Zelenskyy?

Pertanyaan ini telah menohok titik lemah PKT, Wang Wenbin hanya menjawab “telah berkomunikasi dengan kedua pihak”.

Ada lagi wartawan langsung bertanya: apakah Beijing bersedia mendorong dialog damai Rusia-Ukraina bersama AS?

Wang Wenbin masih saja menjawab secara samar, “Pihak RRT hendak sejalan dengan masyarakat internasional, untuk terus berperan yang sifatnya membangun menyelesaikan krisis Ukraina secara politik”. Lalu ia secara berlebihan menambahkan, “Kami usulkan kalian juga bertanya pada pihak AS apakah bersedia mendorong dialog damai”.

Jawaban Wang Wenbin lagi-lagi kurang meyakinkan. Pada 18 Maret lalu, surat kabar People’s Daily menerbitkan artikel berjudul “Mengapa Pemimpin RRT Pergi Ke Rusia?”. Artikel menyebutkan, “Kunci menyelesaikan krisis Ukraina tidak di tangan RRT, melainkan ada di tangan AS dan Barat”.

PKT sangat sadar tidak mampu melakukan apapun, juga sama sekali tidak berencana melakukan apa-apa, hanya sekedar mencari perhatian saja. 

Pada 21 Maret lalu Xinhua News lebih awal menerbitkan sepenggal konten pernyataan bersama RRT-Rusia terkait masalah Ukraina. Dalam pernyataan itu pihak Rusia tidak menyebutkan akan menerima Beijing sebagai penengah, hanya menyebutkan “hanya menilai sikap netral objektif dari pihak RRT dalam masalah Ukraina”; “menyambut baik kesediaan RRT memerankan fungsi aktif untuk menyelesaikan krisis Ukraina melalui jalur politik dan diplomatik”. Xinhua News juga belum menyatakan bahwa Beijing bersedia menjadi penengah, hanya mengulang “pernyataan sikap” terhadap krisis Ukraina.

Pada 20 Maret lalu, koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih yakni John Kirby berkata, “(Kesepakatan) gencatan senjata apapun yang tidak membuat Rusia menarik pasukannya dari Ukraina, akan dianggap mengakui invasi ilegal Rusia”; AS akan “menolak” seruan gencatan senjata apapun yang diserukan dari pertemuan Xi Jinping dan Putin; “setidaknya harus menelepon dan berdialog dengan Presiden Zelenskyy, dan memahami pandangan Ukraina.” 

Pada hari yang sama, Menlu AS Blinken juga berkata bahwa Beijing sedang memberikan “perlindungan diplomatik” bagi invasi Rusia terhadap Ukraina, “cukup pihak Rusia saja sudah bisa menghentikan perang itu hari ini juga”.

Kartu as Rusia yang dilontarkan PKT sedang menimbulkan efek yang sebaliknya. Kirby juga menyatakan, antara Xi Jinping dan Biden masih ada kemungkinan berdialog, tapi hanya pada “saat yang paling tepat”. 

Dialog Biden dan Xi sepertinya telah ditunda hingga batas waktu tak terhingga. Kemudian Biden menandatangani resolusi memberikan wewenang untuk mendekripsi intelijen terkait sumber COVID, Gedung Putih lagi-lagi secara resmi mengeluarkan sebuah kartu as bagi PKT.

PKT dan Rusia berencana saling menjadikan kartu as satu sama lain, untuk unjuk gigi pada AS dan Barat, akan tetapi kerjasama Putin dan Xi Jinping dalam memainkan drama ini tidak begitu baik, keduanya terlalu ingin mencapai tujuannya masing-masing. 

PKT ingin menjadi “kakak tertua”, dengan sendirinya berharap Rusia akan dilemahkan, tapi harus terus mendukung Rusia agar dapat terus berperang, agar tidak bisa kalah secepat itu. Moskow berharap pada Beijing, juga menyadari bahwa PKT juga membutuhkan Rusia, oleh sebab itu tidak ingin menjadi “adik kecil”.

Kesepahaman PKT dan Rusia sangat terbatas, pondasi kerjasama kedua negara sangat terbatas, setelah sebuah pertemuan dengan misi pertunjukan politik itu, walaupun kesulitan masing-masing pihak tidak ada penyelesaian, sandiwara “kakak tertua” dan “adik kecil” kedua negara ini masih akan terus berlanjut. (Sud/whs)

Victor Mooney dan Aleta Goodwin Tergugah oleh Keyakinan Sejati-Baik-Sabar Setelah Membaca Artikel Master Li Hongzhi

0

ole Terri Wu, Shi Ping

Seorang Kristen Amerika berusia 82 tahun yang membaca artikel Master Li Hongzhi berjudul “Mengapa Ada Umat Manusia” mengatakan bahwa artikel tersebut merupakan “Pemikiran yang berasal dari masa lampau”, dan penulisnya adalah seorang yang “sangat, sangat toleran”, “Beliau tidak memaksa orang lain untuk mengikutinya”, keyakinan beliau itulah yang membuat dirinya tergugah. Seorang wanita beragama Kristen setelah membaca artikel yang sama mengatakan bahwa Master Li mengajarkan kepada orang-orang prinsip “Sejati, Baik, Sabar”, yang merupakan pemikiran “mulia”, ia percaya bahwa Master Li memiliki sekutu alami di antara orang Kristen di seluruh dunia.

Pensiunan Pemilik Bisnis : Berasal dari Sejarah Tertua

Victor Mooney, seorang pensiunan pemilik bisnis berusia 82 tahun dapat merasakan bahwa “Mengapa Ada Umat Manusia” mengungkapkan hal-hal yang terjadi di masa lampau, “Menceritakan kembali kejadian di ribuan tahun, mungkin jutaan tahun yang lalu”, bahkan jauh lebih tua daripada sejarah agama Kristen, Yudaisme dan peradaban Tiongkok yang 5.000 tahun. 

“Saya pikir ide-ide Master Li berasal dari ide-ide yang sangat tua, lebih tua daripada apa yang Anda dan saya anggap sebagai sejarah Tiongkok”, kata Mooney dalam sebuah wawancara dengan Epoch Times beberapa waktu lalu, “Bahkan lebih tua dari siapa pun di planet ini.”

Victor Mooney mengatakan bahwa hal lain dalam artikel yang secara khusus menyentuh hatinya adalah bahwa Master Li dengan sangat brilliant mengekspresikan ide-ide beliau yang penuh dengan keyakinan tetapi tidak memaksa orang. 

“Cara Master Li berbicara dan menyampaikan pesan — saya tidak merasa bahwa beliau sedang berkhotbah — dengan mudah bisa kita lihat bahwa beliau sangat yakin memiliki pemikiran yang benar. Ketika seseorang berbicara kepada Anda, tentunya Anda dapat merasakan apakah seseorang ini sedang menjual sesuatu, atau dia sedang mengungkapkan pikirannya sendiri”.

“Beliau sangat, sangat toleran, beliau tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kehendak beliau.”

Mooney mengatakan : “Beliau sama sekali tidak mencoba untuk mengubah siapa pun, kecuali hanya mencerahkan kita dengan ide dan keyakinan beliau”, “Tapi hati saya jelas tergugah oleh keyakinan beliau”.

Victor Mooney, yang sekarang tinggal di Ohio, belajar arsitektur di perguruan tinggi dan bekerja sebagai tukang roti, penjual, dan memulai bisnisnya sendiri. Dia mengatakan bahwa masa depan anak dan cucunya cukup menjanjikan karena mereka sangat terpelajar.

Ketika Mooney untuk pertama kalinya membaca artikel Master Li, dia menulis dalam tanggapannya : “Saya merasa bahwa pendidikan apa pun, terutama pendidikan terhadap anak-anak harus mengikuti prinsip-prinsip ini.”

Mooney juga mengatakan bahwa prinsip moral dalam artikel tersebut sangat mirip dengan iman Kristennya, dan dia mendambakan suatu hari nanti dapat bertatap muka dengan Master Li untuk secara langsung mendengarkan ajaran beliau.

Mahasiswa jurusan seni : Mengapa PKT menganiaya kebajikan mulia “Sejati, Baik, Sabar” ?

Aleta Goodwin, seorang wanita beragama Kristen asal Negara Bagian Utah yang pernah bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran hutan, konselor di sekolah Aborigin, yang saat ini sedang belajar seni dekoratif di perguruan tinggi, sangat setuju dengan prinsip moral dalam artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” meskipun ia adalah seorang umat Kristen.

“Saya telah berulang kali membaca artikel ini, saya menemukan bahwa siapa pun yang memiliki dasar moral dan mengerti kode etik akan menyetujui sebagian besar kontennya”, kata Goodwin. “Artikel ini sangat bagus, Anda tidak perlu beralih agama”, “Kami orang-orang Kristen berusaha untuk menjadi orang yang jujur, orang yang penuh kasih, orang yang melayani orang lain, orang yang mentolerir orang lain. Jadi saya pikir Master Li memiliki sekutu alami di antara orang Kristen di seluruh dunia.”

Kesan terdalam yang diperoleh Aleta Goodwin dari ertikel itu adalah mengenai prinsip “Sejati, Baik, Sabar” yang diajarkan oleh Master Li Hongzhi.

“Prinsip ‘Sejati, Baik, Sabar’ adalah pesan yang sangat berbeda dan sangat indah ! Mengapa orang-orang di Tiongkok yang mempraktikkan hal ini justru dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok ?” tanya Goodwin.

Goodwin, sebagai seorang Kristen, sangat setuju dengan prinsip moral dalam artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”. (Foto disediakan oleh Aleta Goodwin)

Falun Gong atau Falun Dafa diperkenalkan oleh Master Li Hongzhi dari Tiongkok pada tahun 1992, dan praktisinya mencapai 100 juta dalam waktu tujuh tahun. Selama 23 tahun terakhir, jutaan praktisi Falun Gong telah ditangkap secara ilegal oleh PKT dan dimasukkan ke penjara hitam seperti kamp kerja paksa, rumah sakit jiwa, atau pusat rehabilitasi narkoba.

“Jika saya berada di Tiongkok, saya mungkin juga dianiaya seperti mereka”. Dia mengatakan : “Master Li mengajarkan serangkaian latihan dengan gerakan lembut dan metode meditasi, serta menerapkan gagasan yang sesuai dengan karakteristik alam semesta yang ‘Sejati, Baik, Sabar’. Hati saya sungguh tergugah olehnya, dan saya berpikir : ‘Betapa mulianya kebajikan ini !’ ”

Goodwin sangat setuju dengan kalimat yang tertulis dalam artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”, yang berbunyi : Di tengah penderitaan, manusia masih dapat mempertahankan kebaikan, masih tahu cara bersyukur, menjadi seorang yang baik, inilah cara untuk meningkatkan diri sendiri.

Dari kalimat tersebut, dia menyadari bahwa kebaikan dan kebajikan tidak pernah sia-sia, karena kita sebenarnya sedang dalam proses peningkatan walau menderita. Jadi inilah pesan dalam artikel tersebut : Kita dapat memutuskan kehidupan seperti apa yang kita ​​inginkan, semua ini pada akhirnya akan berujung pada ganjaran —perbuatan baik diganjar dengan kebiakan, dan perbuatan jahat akan mendapat ganjaran jahat”.

Goodwin memperoleh manfaat sehingga harapannya terbuka lebih lebar setelah membaca artikel ini.

“Master Li berkata bahwa tujuan hidup adalah untuk memperoleh penyelamatan. Beliau telah menunjukkan tentang bagaimana dunia akan berubah dari tempat pembuangan sampah alam semesta menjadi tempat kemuliaan dan kemegahan,” ujarnya. (sin)

Tiongkok Berusaha Melengserkan Dolar untuk Mendominasi Pasar Energi Dunia

0

Mengapa rencana Beijing untuk menggulingkan dolar bisa sukses atau gagal

Kevin Stocklin

Rencana lama Tiongkok dan Rusia untuk menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia telah mengalami serangkaian keberhasilan yang menarik perhatian baru-baru ini. Pasalnya, Tiongkok secara metodis membangun sistem moneter saingan yang dijuluki “Bretton Woods III.”

Inisiatif mata uang ini adalah komponen keuangan dari strategi  Beijing untuk mendapatkan pengaruh atas pasokan energi global dan mengatasi kelemahan utamanya sebagai negara yang miskin energi – sebuah strategi yang tampaknya berhasil.

“Mengingat meningkatnya persenjataan dolar untuk tujuan keamanan nasional, dan meningkatnya persaingan geopolitik antara Barat dan kekuatan revisionis seperti Tiongkok, Rusia, Iran, dan Korea Utara, beberapa pihak berpendapat bahwa de-dollarisasi akan semakin cepat,” tulis ekonom Nouriel Roubini dalam artikel opini di Financial Times, yang berjudul  “A Bipolar Currency Regime Will Replace the Dollar’s Exorbitant Privilege” atau “Rezim Mata Uang Bipolar Akan Menggantikan Keistimewaan Dolar yang Terlalu Tinggi.”

Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), Bretton Woods III adalah “tatanan moneter baru yang berpusat pada mata uang berbasis komoditas.” Sistem ini memiliki jaringan perjanjian antara Tiongkok dan negara-negara pengekspor komoditas untuk berdagang dalam yuan Tiongkok atau mata uang lain selain dolar AS.

Tetapi, menggulingkan dolar sebagai mata uang cadangan dunia merupakan keuntungan sampingan bagi tujuan Tiongkok untuk membangun akses jangka panjang yang dapat diandalkan ke pasokan energi yang sangat dibutuhkannya. 

Negara-negara yang sejauh ini menyetujui menerima yuan Tiongkok sebagai pembayaran untuk minyak adalah Rusia, Iran, dan Venezuela. Bersama-sama, ketiga eksportir minyak ini mewakili 40 persen dari cadangan minyak dunia yang diketahui; semuanya saat ini diembargo oleh Amerika Serikat.

Sementara itu, Tiongkok dan Brazil telah mencapai kesepakatan untuk meninggalkan dolar AS dalam transaksi perdagangan dan memilih mata uang masing-masing.

Apa yang disebut Roubini sebagai “senjata dolar” mengacu pada kebiasaan Amerika Serikat menggunakan otoritas keuangannya untuk menghukum musuh-musuhnya, baru-baru ini mengeluarkan bank-bank Rusia dari sistem penyelesaian devisa yang dikenal sebagai Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa politisasi Amerika terhadap sistem dolar global memaksa lebih banyak negara untuk mencari alternatif, dan Tiongkok tampaknya dengan senang hati menurutinya.

Baru-baru ini, dan mungkin mengkhawatirkan bagi Amerika Serikat, Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, telah menyatakan kesediaannya untuk mempertimbangkan penggunaan yuan untuk ekspor minyak juga. Tiongkok melakukan kudeta strategis pada  10 Maret ketika menjadi perantara diplomasi antara Arab Saudi dan Iran-tanpa keterlibatan Amerika Serikat.

Sebagian besar alasan dominasi dolar secara global adalah hasil dari “petrodolar,” hasil dari protokol yang sejak tahun 1970-an mendominasi perdagangan Arab Saudi dan negara-negara penghasil minyak lainnya dalam bentuk dolar. Meskipun minyak, gas, dan bentuk-bentuk energi lainnya merupakan mayoritas pasar komoditas dunia, sebagian besar komoditas lainnya, termasuk mineral dan barang-barang pertanian, juga dihargai dan diperdagangkan dalam dolar.

Hal ini memaksa negara-negara di seluruh dunia untuk memegang dolar agar dapat berdagang di pasar-pasar ini, dan permintaan dolar AS dan sekuritas Treasury ini telah mengurangi biaya pinjaman untuk Amerika Serikat bahkan ketika pengeluaran dan defisit pemerintah mencapai level tertinggi.

Mengapa Rencana Tiongkok Mungkin Gagal?

Banyak analis keuangan bersikeras bahwa posisi dominan dolar tidak dapat digoyahkan untuk tahun-tahun mendatang. Meskipun dominasi ekonomi Amerika menurun dari setengah produk domestik bruto (PDB) dunia pada tahun 1945 menjadi sekitar seperempatnya saat ini, dan meskipun Tiongkok telah berhasil menjalin kesepakatan perdagangan dalam mata uang yuan dengan para eksportir komoditas utama, peran dolar dalam keuangan global masih sangat penting.

“Ada awal yang sangat besar bagi dolar dalam dimensi apa pun,” termasuk valuta asing, faktur perdagangan, dan pasar utang dan ekuitas,” kata ekonom David Beckworth, seorang peneliti di George Mason University, kepada The Epoch Times. 

“Setiap proposal untuk mata uang alternatif yang akan bersaing dengan dolar harus ditingkatkan dalam ukuran sedemikian rupa sehingga tampaknya tidak mungkin dilakukan.”

Pangsa dolar di pasar utang global tak hanya dominan, tetapi juga meningkat.

Agar Tiongkok dapat menjadi mata uang cadangan, “Tiongkok harus benar-benar membuka pasar modalnya sehingga uang dapat mengalir melintasi perbatasan ke dan dari Tiongkok tanpa batasan apa pun… dan itu adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh rezim otoriter yang sedang berkuasa,” ujar Beckworth.

Saat ini, sekitar setengah dari perdagangan dunia dan sekitar 60 persen dari semua cadangan devisa bank sentral didenominasikan dalam dolar AS. Euro, pesaing terdekat dolar, berada di urutan kedua, yaitu 20 persen dari cadangan devisa bank sentral. Porsi cadangan yang disimpan dalam yuan adalah 3 persen.

Di beberapa sektor, peran dolar terus menyusut. Porsi cadangan devisa global telah turun menjadi 59 persen pada tahun 2022 dari lebih dari 70 persen pada tahun 2000. Namun, untuk menggantikan dolar, beberapa analis mengatakan bahwa sebuah mata uang harus memiliki atribut yang hanya dimiliki oleh Amerika Serikat.

Maka, pertanyaan kunci bagi mereka yang akan menerima yuan Tiongkok dalam perdagangan adalah: Apa yang mereka lakukan dengan mata uang tersebut? Daya tarik dolar bukan hanya karena diterima secara luas, tetapi juga karena banyaknya peluang investasi.

Amerika Serikat adalah salah satu negara dengan perekonomian paling terbuka di dunia, dan pilihan investasi untuk dolar berkisar dari giro hingga obligasi, saham, dan real estate. Sebaliknya, Tiongkok adalah ekonomi yang relatif tertutup dengan kontrol mata uang dan pilihan investasi yang terbatas. Pasar ekuitas AS mencakup sekitar sepertiga dari seluruh saham global; pasar saham Tiongkok hanya mencakup kurang dari 8%.

Selain itu, dolar ditampilkan di sekitar 90 persen dari semua transaksi valuta asing. Bahkan setelah mendapatkan dorongan dari embargo Rusia/dolar, yuan hanya ditampilkan dalam 7 persen perdagangan mata uang asing, di belakang euro, poundsterling Inggris, dan yen Jepang.

Kekurangan utama lainnya dari yuan adalah bahwa yuan tidak memiliki sejarah stabilitas. Bahkan dengan sejarah Amerika yang lebih baru dalam hal pemborosan pengeluaran dan manipulasi suku bunga, dolar telah membangun reputasi selama berabad-abad sebagai mata uang yang kredibel dan dapat diandalkan. Di dalam Tiongkok, ada risiko “pelarian modal”  terus-menerus, karena orang-orang kaya berusaha – di tengah kontrol mata uang yuan – untuk memindahkan tabungan mereka ke luar negeri ke tempat yang lebih aman seperti Amerika Serikat.

Selain itu, Tiongkok harus menjalankan defisit perdagangan yang terus-menerus untuk memasok cukupnya yuan ke luar negeri untuk transaksi global, yang berlawanan dengan strategi pertumbuhan yang dipimpin oleh ekspor Tiongkok saat ini, kata Beckworth.

Kesepakatan perdagangan Tiongkok bersifat bilateral, sementara dolar digunakan secara umum di antara semua negara di dunia, apakah Amerika Serikat adalah bagian dari transaksi atau tidak, menurut ekonom terkemuka Milton Ezrati, yang merupakan kontributor Epoch Times.

“Yuan masih jauh dari mata uang cadangan internasional seperti dolar,” kata Ezrati dalam sebuah wawancara dengan NTD, outlet media saudara The Epoch Times. “Mungkin melukai Washington bahwa Tiongkok telah menggantikan dolar dalam hubungan dengan Brasil atau Arab Saudi, atau banyak negara yang telah bergabung dengan inisiatif “Belt and Road”, sebuah rencana pembangunan infrastruktur global yang diluncurkan oleh Tiongkok di seluruh negara berkembang pada tahun 2013.

“Saya yakin hal ini membuat mereka jengkel. Washington menyukai kekuasaan,” katanya, “dan ini adalah sedikit erosi dalam kekuasaan itu. Namun saya rasa ini bukanlah tantangan bagi dolar sebagai mata uang cadangan dunia.”

Mengapa Rencana Tiongkok Bisa Berhasil

Roubini berpendapat bahwa Tiongkok mungkin akan berhasil.

“Fleksibilitas nilai tukar yang lengkap dan mobilitas modal internasional tidak diperlukan agar sebuah negara dapat mencapai status mata uang cadangan,” katanya. “Lagipula, di era standar nilai tukar emas, dolar sangat dominan meskipun ada nilai tukar tetap dan kontrol modal yang meluas.”

“Sementara Tiongkok mungkin memiliki kontrol modal, AS memiliki versinya sendiri yang dapat mengurangi daya tarik aset-aset dolar. … Ini termasuk sanksi keuangan terhadap para pesaingnya,” kata Roubini. Dalam beberapa kasus, seperti saat perang Rusia-Ukraina, Amerika Serikat telah membekukan atau menyita aset dolar yang dipegang oleh orang asing.

Sementara dolar hanya didukung oleh janji pemerintah AS untuk membayar, kesepakatan perdagangan berbasis yuan Tiongkok menawarkan sesuatu yang bernilai nyata. Pada tanggal 9 Desember, pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, menyatakan kepada Arab Saudi dan para pemimpin Dewan Kerjasama Teluk (GCC) lainnya yang berkumpul di Riyadh, “sebuah paradigma baru dari kerjasama energi di semua dimensi.”

” Tiongkok akan terus mengimpor minyak mentah dalam jumlah besar dalam jangka panjang dari negara-negara GCC, dan membeli lebih banyak LNG. Kami akan memperkuat kerja sama kami di sektor hulu, layanan teknik, serta storage, transportasi, dan kilang minyak dan gas.”

“Platform Shanghai Petroleum and Natural Gas Exchange akan sepenuhnya digunakan untuk penyelesaian RMB [renminbi] dalam perdagangan minyak dan gas.” (Untuk membedakan, renminbi adalah nama resmi mata uang; yuan adalah satuan dari renminbi, tetapi merupakan nama mata uang yang digunakan dalam konteks internasional).

Singkatnya, Tiongkok akan menyediakan teknologi, modal, dan layanan teknik untuk membangun infrastruktur, fasilitas penyulingan, pembangkit nuklir, ekstraksi minyak, dan lain-lain, dengan imbalan pasokan minyak dalam mata uang yuan.

Sebagai upaya untuk mendukung yuan, Tiongkok juga telah meningkatkan pembelian emas secara tajam. Ada juga diskusi mengenai penggabungan mata uang beberapa negara ke dalam mata uang tunggal yang didukung oleh komoditas.

Bagaimana Kesuksesan Tiongkok Dapat Merugikan AS

Akan menjadi “bencana besar” jika dolar kehilangan posisinya sebagai mata uang cadangan global, kata mantan Asisten Menteri Keuangan AS Monica Crowley kepada Fox News.

“Jika Arab Saudi memutuskan untuk bergabung dengan musuh-musuh Amerika… dan mulai memperdagangkan minyak dalam mata uang yang berbeda, hal ini akan merusak seluruh sistem ekonomi global.” Hilangnya status cadangan devisa dolar akan “berarti inflasi yang melanda, jauh lebih buruk daripada apa pun yang pernah kita alami.”

Dalam sebuah laporan berjudul “War and Commodity Encumbrance,” ekonom Zoltan Pozsar menulis bahwa ” Tiongkok mulai mendominasi OPEC+,” atau OPEC ditambah Rusia dan 10 negara non-anggota lainnya.

“AS telah memberikan sanksi kepada setengah dari OPEC dengan 40 persen cadangan minyak dunia dan kehilangan mereka ke Tiongkok,” tulisnya, “sementara Tiongkok merayu setengah OPEC lainnya dengan tawaran yang sulit ditolak.” Ia memperingatkan bahwa negara-negara lain bisa saja tersingkir dari pasokan energi yang semakin banyak diberikan kepada Tiongkok.

Hasilnya, menurutnya, bisa jadi Tiongkok muncul sebagai pialang kekuatan sentral untuk energi global. Ia mencontohkan keputusan perusahaan kimia Jerman, BASF, untuk mengalihkan operasi kimianya dari Jerman ke Tiongkok, di mana perusahaan ini dapat mengakses energi dan bahan baku dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Ditambah lagi dengan fakta bahwa Tiongkok telah mendominasi pasar mineral global, misalnya dengan menguasai saham di tambang kobalt di Republik Demokratik Kongo, dan juga hampir memonopoli penyulingan mineral. Ketika Barat mencoba beralih dari bahan bakar fosil, yang berlimpah di Amerika Serikat, ke energi berbasis mineral seperti angin dan matahari, ketergantungannya pada Tiongkok hanya akan meningkat. (asr)

Pakar : Perlu Kehati-hatian Dalam Menghadapi AI yang Dapat Meningkatkan USD. 7 Triliun PDB Global

oleh Lawrence Wilson 

Analis dari Goldman Sachs Research (GSR) memperkirakan bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) akan meningkatkan PDB global sebesar USD. 7 triliun. Tetapi beberapa ahli dan pengembang menyerukan kehati-hatian dalam penelitian dan pengembangan AI.

Emad Mostaque, kepala eksekutif perusahaan teknologi mengatakan kepada peserta “Goldman Sachs 2023 Disruptive Technology Symposium” di London : “Kami menemukan cara untuk meningkatkan skala manusia.”

Dia mengacu pada kemajuan luar biasa di bidang kecerdasan buatan generatif yang dapat memperbesar produktivitas manusia. Hal yang paling menonjol adalah aplikasi chatbot kecerdasan buatan ChatGPT4, yang dapat secara instan menghasilkan laporan yang hampir sempurna dan jawaban akurat atas permintaan dan pertanyaan, bahkan cukup baik untuk mengelabui penguji pada saat ujian masuk perguruan tinggi.

Sementara beberapa orang pakar, termasuk Emad Mostaque khawatir bahwa pembelajaran robot AI yang tidak terkendali dapat menimbulkan konsekuensi berupa antisosial, tetapi yang lain memperkirakan bahwa teknologi baru ini berpotensi untuk meningkatkan produktivitas global secara besar-besaran.

Alat kecerdasan buatan generatif yang muncul ini dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) global sebesar 7%, senilai hampir USD. 7 triliun, dan meningkatkan produktivitas pekerja sebesar 1,5% dalam satu dekade terakhir, demikian menurut GSR.

Namun, karena sejumlah besar pekerjaan yang ada akan tergantikan oleh otomatisasi robot, upah pekerja akan dikurangi, dan kemungkinan kerugian lainnya, sehingga muncul juga ketidakpercayaan terhadap AI, dan bahkan banyak pakar yang menyerukan agar pengembangannya dihentikan.

Potensi Ekonomi

Menurut peneliti, bahwa bagi pekerja berpengetahuan, perbaikan dalam proses dan efisiensi dapat membuat produktivitas mereka meningkat secara dramatis.

Kash Rangan, seorang analis perangkat lunak Goldman Sachs Research, menulis dalam sebuah laporan penelitian : “AI Generatif dapat membantu dunia bisnis untuk menyederhanakan alur pekerjaan, mengotomatiskan banyak tugas-tugas rutin, dan mendorong penciptaan aplikasi bisnis generasi baru. Selain itu, AI generatif juga dapat mempercepat proses mulai dari menemukan obat baru hingga membuat kode perangkat lunak”.

Penulis laporan juga membayangkan bahwa kecerdasan buatan akan dapat membawa nilai khusus bagi industri penjualan, terutama untuk perusahaan berjenis Software-As-A-Service. Melalui kemampuannya untuk menghasilkan riset pasar yang hampir instan, serta membuat salinan proposal penjualan yang hampir tidak dapat dibedakan dengan apa yang ditulis sendiri oleh manusia, aplikasi AI dapat membuat tim penjualan secara eksponensial lebih efektif dalam meningkatkan penjualan, penjualan silang, dan mengembangkan akun baru.

Menurut data GSD, bahwa peningkatan produktivitas ini dapat mendorong pasar untuk produk AI generatif hingga mencapai sekitar USD. 150 miliar. Naik 22% dibandingkan dengan ukuran industri software global saat ini.

Beresiko Kehilangan Kendali atas Peradaban Manusia ? Pakar Menyerukan Kehati-hatian

Namun di saat yang sama, tidak semua orang berantusias terhadap potensi AI untuk memperbaiki kondisi manusia.

Emad Mostaque, pendiri dan CEO Stability AI, bersama Elon Musk, Steve Wozniak, salah seorang pendiri Apple, dan lebih dari 17.000 orang, termasuk insinyur dari Meta dan Google, menandatangani surat terbuka yang meminta perusahaan AI untuk segera menangguhkan pengembangannya paling tidak selama 6 bulan, sehingga mereka dapat menilai risiko yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi.

Dalam surat yang diterbitkan pada 29 Maret disebutkan : “Penelitian ekstensif menunjukkan bahwa laboratorium AI teratas juga mengakui bahwa sistem AI dengan tingkat kecerdasan yang mampu bersaing dengan manusia dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi masyarakat dan kemanusiaan.”

Surat itu bertanya : “Haruskah kita mengembangkan otak non-manusia ? Yang mana jumlah mereka mungkin pada akhirnya dapat melampaui kecerdasan kita, mengakali kita, mengalahkan dan menggantikan kita, dan haruskah kita mengambil risiko kehilangan kendali atas peradaban kita ?” 

“Keputusan seperti ini tidak boleh didelegasikan kepada pemimpin perusahaan teknologi yang tidak dipilih. Kita hanya boleh melanjutkan pengembangannya hanya ketika kita yakin bahwa efek dari sistem AI yang kuat adalah positif dan risikonya dapat dikendalikan”.

Dalam simposium tersebut Emad Mostaque memperingatkan bahwa hal ini dapat memicu volatilitas pasar yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

“Kerusakan yang ditimbulkannya bisa lebih besar daripada pandemi”, katanya kepada hadirin. Yang dirujuk oleh Emad Mostaque adalah AI selain berpotensi menggantikan penulis dokumen, tetapi juga penulis kode program komputer.

“5 tahun kemudian tidak akan ada lagi programmer,” ujarnya.

Emad Mostaque juga meramalkan bahwa mesin AI serupa akan menggantikan seniman manusia, guru, dan bahkan dokter.

“Saya tidak yakin apakah ada di antara kita yang mampu menangani kecepatan (penggantian) ini. Anda tahu, terus terang saya katakan bahwa ini mengerikan,” ujarnya.

Masa Depan Lapangan Kerja

Analis di Goldman Sachs Research mengungkapkan pandangan yang relatif optimis tentang situasi ketenagakerjaan di masa depan. Mereka berpendapat bahwa pekerjaan baru akan selalu muncul untuk menggantikan pekerjaan lama yang tidak lagi harus dilakukan oleh manusia.

Ekonom Goldman Sachs Joseph Briggs dan Devesh Kodnani menulis : “Meskipun ada sejumlah besar ketidakpastian tentang potensi AI generatif, konten yang dihasilkan tidak dapat dibedakan dari apa yang dibuat manusia itu sendiri, dan kemampuannya untuk mendobrak hambatan komunikasi antara manusia dengan mesin mencerminkan bahwa ini adalah kemajuan besar yang dapat memiliki implikasi sangat besar terhadap ekonomi makro”.

Mereka bahkan memperkirakan bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh 300 juta pekerja penuh waktu. Tetapi pada saat yang sama, mereka bersikeras pada pendirian bahwa hilangnya lapangan kerja tidak berarti menganggur.

Mereka menulis : “Meskipun dampak AI pada pasar tenaga kerja cenderung besar, tetapi sebagian besar pekerjaan dan industri hanya akan terotomatisasi sebagian saja. Sehingga pasar tenaga kerja lebih mungkin dilengkapi oleh AI daripada digantikan olehnya”.

Dengan mengutip hasil studi yang dilakukan oleh ekonom Davis Autor, Joseph Briggs dan Devesh Kodnani menyebutkan, bahwa 60% pekerja yang dilakukan saat ini adalah pekerjaan yang tidak ada pada tahun 1940. Jadi, Briggs dan Kodnani menyimpulkan bahwa 85% pertumbuhan pekerjaan dari tahun 1940 hingga sekarang didorong oleh teknologi yang sama sekali baru.

Namun, penelitian Davis Autor juga menemukan bahwa selama empat dekade terakhir, otomatisasi telah menyebabkan penurunan status ekonomi para pekerja.

Autor menulis : “Dalam ekosistem teknologi di mana produktivitas terus meningkat dan ekonomi menghasilkan pekerjaan yang berlimpah … kami menemukan bahwa di pasar tenaga kerja ini distribusi hasilnya sangat tidak merata, dan cenderung condong ke pihak atas sehingga sebagian besar pihak bawah, yakni para pekerjanya hanya mencicipi ‘potongan kecil dari hasil panen besar’ ”

Masalahnya, menurut Davis Autor, adalah bahwa meskipun pekerjaan berkembang pesat karena otomatisasi, tetapi upah tidak tumbuh dengan kecepatan yang sama, hal mana memicu skeptisisme banyak orang tentang kemajuan AI.

Autor menulis : “Di mana inovasi gagal menghadirkan peluang, hal itu akan menciptakan ketakutan yang nyata terhadap masa depan, keraguan tentang apakah kemajuan teknologi baru akan membuat negara lebih kaya, juga meragukan apakah kemajuan teknologi akan mengancam mata pencaharian banyak orang ?”

Davis Autor juga menyebutkan : “Ketakutan ini harus dibayar dengan harga tinggi, seperti disintegrasi politik dan regional, ketidakpercayaan pada institusi, dan ketidakpercayaan terhadap inovasi teknologi itu sendiri.” (sin)

Bos WHO : Tiongkok Menyembunyikan Informasi Penting Tentang Asal-usul Virus COVID-19

Wang Yanqiao – NTD

Situasi pandemi di Tiongkok menjadi rumit, dan banyak rumah sakit kembali penuh. Epidemi baru ini telah dilaporkan oleh pemerintah Tiongkok yang disebabkan oleh pemerintah telah menutupi data penting tentang asal-usul virus tersebut, menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.

 Dr. Ou Junwen, wakil direktur Rumah Sakit Clifford Guangdong berkata :  “Virus influenza A yang lazim kali ini memiliki tingkat infeksi yang relatif cepat, dan virus influenza A rentan terhadap mutasi dan memiliki patogenisitas yang relatif kuat.”

“Saya pergi ke Rumah Sakit Rakyat ke-8 di Dongguan, rumah sakit anak-anak. Saya baru saja pergi ke klinik demam untuk mendaftar, tetapi tidak ada nomor yang tersedia di pagi hari, semuanya penuh dan mengatakan bahwa nomor tersebut hanya akan tersedia di sore hari. Nomornya penuh dan mengatakan bahwa nomornya akan tersedia di sore hari,” kata warga Guangdong.

Menurut CDC Guangdong, musim flu masih berada di puncaknya. Baru-baru ini, beberapa sekolah dan taman kanak-kanak di Guangdong telah ditutup karena apa yang disebut influenza A.

Staf Apotek Jisheng di Jalan Xiang Hua di Zhuhai: “Sebagian besar apotek di sekitarnya kehabisan stok, mungkin selama 1 atau 2 minggu.”

Baru-baru ini, jumlah kunjungan rawat jalan demam ke rumah sakit di seluruh Guangdong terus meningkat, dan banyak rumah sakit dan apotek offline di Guangdong mengalami kekurangan oseltamivir, atau bahkan kehabisan obat. Harga kapsul oseltamivir fosfat (nama dagang: Tamiflu, 75mg * 10 kapsul / kotak) di beberapa apotek online telah melonjak menjadi RMB 326. Ada juga kasus dugaan kolusi antara pihak dalam dan luar rumah sakit untuk menjual obat tersebut.

Praktisi Media di Hebei berkata : “Banyak pasien mengatakan bahwa banyak obat yang pernah ditanyakan kepada rumah sakit di dalam apotek tidak pernah ada. Jika Anda bertanya kepada apotek yang ditunjuk di luar, tidak pernah ada kekurangan. Bagaimana bisa selalu menjadi kebetulan seperti itu?

Seorang dokter memperingatkan bahwa anak perempuan seorang temannya yang berusia tujuh tahun telah mengonsumsi oseltamivir dan menderita psikosis.

Hu, Wakil Kepala Dokter Departemen Pengobatan Pernapasan di Rumah Sakit Paru-paru Shanghai, mengatakan, “Oseltamivir dapat membuat beberapa orang menjadi kacau ketika mereka meminumnya. Sehari setelah anak tersebut mengonsumsi oseltamivir, ia menangis tanpa sebab, duduk ketakutan saat tidur, dan bahkan menusuk-nusuk tangannya dengan pensil di siang hari. Mengingat neurotoksisitas oseltamivir kemungkinan besar menjadi penyebabnya, saya menyarankan agar dia berhenti minum obat sesegera mungkin. Laporan pasca-pemasaran mengenai gangguan kejiwaan, perilaku abnormal yang menyebabkan cedera, dan beberapa kasus fatal telah dilaporkan pada pasien flu yang menggunakan Tamiflu.”

Sementara itu, pada  6 April, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dia yakin Tiongkok memiliki lebih banyak data yang dapat mengungkap asal-usul virus COVID dan mendesak beijing untuk segera membagikan informasi penting.

“Begitu banyak orang yang telah meninggal dan Anda (Partai Komunis Tiongkok) masih tidak mau memberikan jawaban, sehingga lebih banyak lagi yang akan meninggal di masa depan. Kita bisa pergi ke Mahkamah Internasional di Den Haag untuk menuntutnya (Partai Komunis Tiongkok),” ujar pakar virus Taiwan, He Meixiang.

Lin Xiaoxu, mantan direktur Laboratorium Virus Institut Penelitian Angkatan Darat AS, mengatakan, “Jumlah orang yang meninggal dunia akibat Neosporin di Tiongkok masih menjadi salah satu rahasia gelap terbesar bagi dunia selama tiga tahun terakhir, dan merupakan rahasia yang disembunyikan oleh Partai Komunis Tiongkok. PKT telah menutup-nutupi hal tersebut, dan pada saat Festival Qingming, ketika rakyat Tiongkok memperingati kehilangan anggota keluarga mereka akibat infeksi coronavirus, inilah saatnya untuk memikirkan siapa pelaku sebenarnya.” (hui)

Rencana Serangan Balasan Ukraina Bocor? Pentagon Menyelidiki

Han Yaofeng – NTD

Beberapa hari  lalu, sebuah dokumen rahasia tentang rencana Ukraina untuk melawan Rusia muncul di media sosial, dan Pentagon sedang menyelidikinya.

Menurut laporan, sebuah laporan rahasia yang beredar di twitter dan telegram, yang biasa digunakan oleh Rusia, mengatakan bahwa Amerika Serikat dan NATO membantu Ukraina membuat rencana komprehensif untuk melawan Rusia.

Analis mengatakan dokumen itu, yang mungkin telah disunting, mengatakan militer Rusia telah kehilangan 16.000 orang hingga 17.000 korban sejak dimulainya perang, jauh di bawah perkiraan AS sebesar 200.000.

Pentagon mengatakan telah mencatat laporan tersebut dan saat ini sedang menyelidiki. Gedung Putih mengatakan telah mulai menghapus konten relevan yang bocor di media sosial.

Analis percaya bahwa sebagian dari isi dokumen itu mungkin benar, seperti jadwal pengiriman senjata dan pengiriman pasukan pelatihan, jumlah pasukan Ukraina yang dikumpulkan. Rusia kemungkinan besar akan mendapatkan laporan intelijen yang berharga darinya.

Pada saat yang sama, badan intelijen Inggris menyatakan bahwa tentara Rusia kemungkinan besar telah menduduki pusat kota Bakhmut di Timur Ukraina. Ukraina telah bertahan di wilayah itu selama sembilan bulan sejak dimulainya perang Ukraina-Rusia, dengan kerugian besar di kedua sisi, dengan Bakhmut, salah satu pusat kereta api negara bagian, sekarang menjadi reruntuhan.

Intelijen Inggris menunjukkan bahwa tentara Rusia kemungkinan besar telah maju ke pusat kota, menduduki tepi barat Sungai Bakhmut, dan meningkatkan serangannya di daerah tersebut.

Militer Ukraina mengatakan bahwa mereka berhasil menguasai kota tersebut, namun situasinya sulit.

Pakar militer Ukraina, Vladislav, mengatakan bahwa rute pasokan utama 0506 Ukraina di sebelah barat kota itu dapat berada di bawah ancaman serius dan  Ukraina harus mundur jika rute yang digunakan untuk mengangkut pasokan dan korban terganggu. (hui)

Latihan Militer Tiongkok di Sekitar Taiwan Merupakan Pengulangan dari Strategi Lamanya, Para Ahli Menganalisanya

0

oleh Wang Guanlin dan Tang Jie’an dari NTD Asia Pacific TV

Apakah Taiwan siap menghadapi latihan militer PKT di sekitar Taiwan, mari kita simak analisis pakar militer Su Ziyun.

Su Ziyun, Direktur Institut Strategi dan Sumber Daya Pertahanan Nasional Taiwan berkata “Sangat jelas bahwa pasukan Komunis berada di utara, selatan dan timur Taiwan, dan juga di Selat Taiwan, membentuk pengepungan dengan pasukan. Namun, unjuk kekuatan persenjataan, yaitu Pedang Gabungan, berada di perairan sekitar Pulau Pingtan, melakukan tembakan peluru tajam. Hal ini untuk menghindari dampak pada transportasi udara dan laut di sekitar Taiwan. Tindakan ini akan mengurangi reaksi dari negara lain. Hal ini juga tidak akan terlalu berdampak pada apa yang disebut pemulihan ekonomi Partai Komunis Tiongkok, jadi dipikir ini berbeda dari tahun lalu.

Ketiga, menurut pengamat sangat penting bagi Taiwan untuk merespons dengan cara yang caranya sendiri, karena dapat memenangkan lebih banyak dukungan dalam opini publik internasional, yaitu, Taiwan dipersiapkan dengan baik, tetapi dengan jelas dapat menyoroti tindakan agresif Partai Komunis Tiongkok, yang berarti bahwa teori ancaman Partai Komunis Tiongkok telah diimplementasikan lebih lanjut. Jadi dipikir pendekatan defensif Taiwan dapat secara efektif mengumpulkan lebih banyak dukungan internasional dan menyoroti fakta bahwa tanggung jawabnya terletak pada Beijing.

Baru-baru ini, AS telah menggelar latihan militer bersama dengan Jepang dan Korea Selatan di Pulau Jeju, dan minggu depan akan ada latihan militer terbesar dalam sejarah Amerika Serikat dan Filipina ke arah Filipina.

Dengan kata lain, untuk menunjukkan kemampuan menghalangi Partai Komunis Tiongkok dan komitmen sekutu Indo-Pasifik terhadap keamanan, dan  tekad untuk membela Taiwan. Keputusan pemerintah untuk menggunakan latihan militer di kedua sisi perbatasan jelas ditujukan untuk Partai Komunis Tiongkok.

Oleh karena itu, dipikir di bawah kerangka kerja dan latar belakang strategis seperti itu, akan sangat tidak menguntungkan bagi Beijing jika terus melakukan agresi militernya. Hal demikian akan sangat tidak menguntungkan bagi Beijing. (hui)

Melarang TikTok Tidak Rasis-Tapi Rasional

0

John Mac Ghlionn

Kongres Amerika Serikat tampaknya bertekad untuk melarang TikTok, aplikasi berbagi video milik Tiongkok yang dituduh sebagai kuda Troya bagi Partai Komunis Tiongkok (PKT). Mayoritas orang Amerika, menurut temuan Pew baru-baru ini, juga mendukung pelarangan tersebut.

Namun, beberapa anggota Partai Demokrat percaya bahwa pelarangan TikTok akan menjadi “rasis”. Pada kenyataannya, pelarangan TikTok tidak ada hubungannya dengan rasisme, dan semuanya berkaitan dengan keamanan nasional. 

Saat ini, negara-negara seperti Prancis, Norwegia, dan Belanda mendorong rencana untuk melarang aplikasi ini di perangkat pemerintah. Pada 2020, India memberlakukan larangan nasional terhadap TikTok (serta sejumlah aplikasi Tiongkok lainnya), dengan alasan masalah privasi dan keamanan. Baru-baru ini, Taiwan memberlakukan larangan sektor publik terhadap aplikasi kontroversial tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh penulis Klon Kitchen, seorang veteran komunitas intelijen selama 15 tahun, sebelumnya, “Bayangkan jika Anda terbangun dari tidur dan membaca berita yang melaporkan bahwa Tiongkok secara diam-diam telah mengerahkan 100 juta sensor di seluruh Amerika Serikat dan secara diam-diam telah mengumpulkan kontak pribadi, foto, lokasi GPS, pembelian online, kebiasaan menonton, dan bahkan pola pengetikan papan ketik kita.” Dengan TikTok, inilah yang terjadi setiap hari, dia memperingatkan.

Mantan perwira intelijen CIA, Andrew Bustamante, telah melihat kebangkitan dan perluasan tidak hanya TikTok, tetapi juga beberapa perusahaan Tiongkok yang kini berada di bawah pengawasan ketat pemerintah AS.

“TikTok adalah aplikasi modern dari strategi klasik. Gagasan tentang kuda Troya sudah menjadi pengetahuan umum bahkan bagi anak-anak sekolah dasar – sebuah ancaman bersembunyi di dalam sesuatu yang terlihat seperti mainan,” ujar pakar intelijen siber itu kepada penulis.

Berlawanan dengan kepercayaan umum, dia menambahkan, “TikTok bukan sekadar platform media sosial yang mengumpulkan data seperti Facebook atau Instagram.”

Penyamaan yang keliru sangat berbahaya. Tentu saja, Instagram buruk, tetapi TikTok jauh lebih buruk. Algoritmanya, yang bisa dibilang paling agresif yang pernah ada, mendorong konten berbahaya dalam jumlah besar.

Selain itu, versi TikTok yang ditawarkan kepada orang Amerika sangat berbeda dengan yang ditawarkan kepada warga negara Tiongkok. Dikenal sebagai Douyin, versi TikTok yang diperhalus ini penuh dengan konten pendidikan. TikTok, di sisi lain, penuh dengan konten yang merusak. Seperti yang dikatakan oleh pakar teknologi Tristan Harris sebelumnya, PKT menawarkan “TikTok versi bayam” kepada warganya, “sementara mereka mengirimkan versi opium ke seluruh dunia.”

Bagi mereka yang tidak mau menanggapi ancaman TikTok dengan serius, Bustamante meminta semua warga Amerika untuk “membayangkan apa yang dapat dilakukan seseorang jika mereka memiliki kekuatan untuk memilih konten apa yang ditonton oleh anak-anak, tentara, ibu-ibu, dan bahkan orang yang mengalami depresi klinis setiap detiknya.”

Inilah yang dilakukan TikTok, dengan algoritme yang sangat canggih. Bahkan, seperti yang ditambahkan Bustamante, “Mereka sangat canggih sehingga mereka bisa menargetkan audiens berdasarkan lokasi geografis, perilaku penjelajahan web, aktivitas menggulir, dominasi kiri atau kanan, dan ribuan titik data unik lainnya.”

Jumlah dan variasi data yang dikumpulkan oleh aplikasi ini benar-benar mengejutkan. Pada 2021, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh TechCrunch, TikTok memperkenalkan sejumlah kebijakan perekaman data baru, yang memungkinkan aplikasi ini menyedot semua jenis informasi, mulai dari riwayat web dan pola penekanan tombol hingga sidik jari dan sidik suara. Pada Februari 2021, TikTok menyetujui penyelesaian senilai $92 juta di Illinois karena mengumpulkan data biometrik tanpa persetujuan. Yang mengkhawatirkan, tidak seperti Illinois, sebagian besar negara bagian AS tidak memiliki undang-undang privasi biometrik, yang berarti jutaan orang Amerika berisiko memiliki sidik jari, pemindaian iris mata, gambar wajah, dan biometrik lainnya yang dibagikan kepada PKT. Hingga saat ini, PKT kemungkinan besar telah mencuri data dari sekitar 264 juta orang Amerika.

Dengan Instagram atau Facebook, kata Bustamante, data tersebut tentu saja menjadi senjata-tetapi data tersebut digunakan untuk membombardir individu dengan iklan (dan menghasilkan uang dalam prosesnya). Namun, dengan bisnis yang berbasis di Tiongkok yang menggerakkan perangkat lunak di balik TikTok, ia memperingatkan, “Anda bisa yakin bahwa niat mereka jauh lebih berbahaya daripada sekadar pendapatan kuartalan. Lihat saja bagaimana mereka menggunakan teknologi untuk memantau dan mengawasi negara mereka sendiri.” Jika mereka bersedia untuk menimbulkan kesengsaraan sebanyak itu pada rakyatnya sendiri, bayangkan saja apa yang PKT bersedia lakukan terhadap Amerika Serikat, pesaing nomor satu mereka.

Bustamante, seorang pria yang sangat memahami seluk beluk perang siber, menyebut TikTok sebagai “alat yang dapat memberikan konten kepada anak-anak yang mendorong mereka untuk menolak otoritas,” yang didukung oleh algoritma yang “dirancang untuk menampilkan konten senjata api kepada orang-orang yang menderita depresi dan kecemasan.”

TikTok tampaknya merupakan aplikasi yang belum pernah ada sebelumnya dengan jangkauan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Inilah sebabnya mengapa pelarangan segera menjadi logis dan perlu dilakukan. (asr)

Bagaimana Mereka Menunda Kematian? Rahasia Penyintas Kanker Terungkap

0

CHINYI LI

Kanker adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti saat ini. Selama bertahun-tahun, kanker telah menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia Timur seperti Taiwan, Jepang, Korea, dan Tiongkok. Banyak pasien kanker telah mengalami banyak penderitaan selama pengobatan, tetapi pada akhirnya masih menyerah pada penyakit tersebut. Namun, beberapa pasien kanker yang dianggap tidak dapat disembuhkan oleh rumah sakit telah berhasil mengatasi rintangan dan berhasil sembuh secara ajaib. Apa rahasia para penyintas kanker ini?

Li Ou (nama pena) adalah penyintas kanker di Taiwan yang didiagnosis menderita karsinoma nasofaring stadium IVB (stadium terminal) empat tahun lalu, dengan tingkat kelangsungan hidup dua tahun hanya 10 persen. Terlepas dari kemungkinannya, dia masih hidup hingga hari ini dan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik daripada sebelum diagnosis kankernya. Jadi bagaimana Li mengalahkan kanker? Dia mengaitkan kesuksesannya dengan “sikap optimis dan positif” dan olahraga hariannya, dengan perawatan rumah sakit yang berfungsi sebagai aspek pelengkap dari pendekatannya.

Li menyatakan bahwa terlepas dari rasa sakit yang dia alami selama perjuangannya melawan kanker, dia menolak menganggap dirinya sebagai seorang pasien. Sebaliknya, dia menyamakan kanker dengan “flu parah” dan bertahan dengan rutinitas hariannya untuk pergi bekerja dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya. Dia bahkan pergi ke rumah sakit sendirian. Dia juga menggunakan ungkapan “orang pemberani tidak takut apa pun” dan “jika Anda percaya, keajaiban bisa terjadi” untuk menyemangati dirinya sendiri dan orang lain.

Pola Pikir Adalah Kunci Menyembuhkan Kanker

Dr.Okamoto Yutaka Okamoto Yutaka, seorang ahli tumor ganas Jepang dan kepala E-klinik, melakukan survei kuesioner di mana dia meminta 101 pasien kanker yang telah mencapai remisi (kebanyakan berada di tahap ketiga atau keempat) untuk memilih satu dari 10 kata kunci dari kuesioner untuk menjelaskan “perbedaan yang menentukan” antara mereka dan pasien kanker yang penyakitnya telah berkembang.

10 kata kunci itu adalah:

• Dokter

• Keluarga

• Teman-teman

• Informasi

• Metode pengobatan

• Asupan

• Pola pikir

• Upaya

• Keberuntungan

• Lainnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata kunci dengan jumlah suara terbanyak adalah “pola pikir”, diikuti dengan “asupan”. Jumlah suara untuk delapan opsi yang tersisa kurang dari setengah dari total. Anehnya, opsi “dokter” mendapat kurang dari 3 persen suara, bahkan lebih rendah dari “keberuntungan”. Selain itu, jika beberapa pilihan diperbolehkan, hampir semua penyintas kanker akan memilih opsi yang berkaitan dengan “mengubah diri sendiri” sebagai faktor penentu dalam penyembuhan kanker.

Dr. Okamoto percaya bahwa setiap orang memiliki kekuatan penyembuhan diri bawaan,  yang  merupakan  kekuatan utama di balik penyembuhan kanker. Oleh karena itu, untuk melawan kanker secara efektif, pasien pertama-tama harus menyadari bahwa “mereka adalah pelaku utama dalam pengobatan mereka sendiri”. Ia mengatakan, pasien yang kondisinya semakin parah seringkali tidak mau berubah, kurang mandiri, dan sangat bergantung pada dokternya.

Kelly A. Turner

Kelly A. Turner, seorang peneliti kanker Amerika, mewawancarai lebih dari 100 penyintas kanker yang mengalami remisi radikal, yang didefinisikan sebagai remisi kanker yang tidak terduga secara statistik, dan menganalisis lebih dari 1.000 kasus remisi radikal. Melalui analisis data yang cermat dan berulang menggunakan penelitian kuantitatif, dia menemukan bahwa hampir semua penyintas remisi radikal berbagi sembilan faktor umum berikut:

• Secara radikal mengubah pola makan mereka

• Mengonsumsi jamu dan vitamin

• Mengendalikan kesehatan mereka

• Mengikuti intuisi mereka

• Melepaskan emosi yang tertekan

• Peningkatan emosi positif

• Merangkul dukungan sosial

• Memperdalam hubungan spiritual

• Memiliki alasan kuat untuk hidup

Dalam bukunya berjudul “Radical Remission: Surviving Cancer Against All Odds” (Remisi Radikal: Bertahan dari Kanker Melawan Segala Rintangan), Kelly menyebutkan bahwa yang paling mengejutkannya tentang penelitian ini adalah bahwa dari sembilan faktor yang paling sering disebutkan oleh peserta, hanya dua (“secara radikal mengubah pola makan mereka” dan “mengonsumsi jamu dan vitamin”) terkait dengan tubuh fisik, sedangkan tujuh lainnya terkait terutama dengan aspek emosional dan spiritual.

Lothar Hirneise

Lothar Hirneise, seorang ahli terapi alami kanker dari Jerman, telah berkeliling dunia mencari berbagai pengobatan kanker yang berhasil. Ia juga telah mewawancarai banyak dokter dan penyintas kanker stadium akhir. Setelah penelitian bertahun-tahun, ia menemukan bahwa semua pengobatan kanker yang sukses mencakup tiga faktor berikut:

• Perubahan pola pikir (diamati pada 100 persen penyintas)

• Perubahan pola makan (diamati pada 80 persen penyintas)

• Detoksifikasi menyeluruh  (diamati pada 60 persen penyintas)

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Ode, Lothar berkata, “Di setiap klinik yang saya kunjungi selalu ada cerita yang sama, selalu dan di mana-mana. Itulah yang dilakukan oleh orang-orang yang berhasil mengatasi kanker. Saya telah melihat orang-orang tergeletak di ranjang kematiannya, di mana kanker telah menyebar ke tulang, otak, paru-paru, dan sumsum tulang — namun mereka menjadi lebih baik.” 

Mengapa hanya ada sedikit kasus pemulihan kanker di dunia jika metodenya sangat sederhana dan tegas? Lothar berkata, “Karena sukses menuntut disiplin dan usaha. Menuntut pasien untuk bergerak, menjadi aktif, mengembangkan sikap perlawanan yang konstruktif. Kebanyakan orang memilih cara yang mudah: kemoterapi, radiasi, atau operasi… Tentu saja kemoterapi tidak menyenangkan, tetapi perubahan radikal dalam pola makan dan gaya hidup Anda lebih sulit. Itu sebabnya sangat sedikit orang yang selamat dari kanker.”

Hubungan Antara Stres dan Kanker

Lothar Hirneise menemukan bahwa banyak penderita kanker telah membuat perubahan signifikan dalam hidup mereka sebelum sembuh. Mereka telah “membebaskan diri dari sistem” dengan meninggalkan lingkungan hidup aslinya, seperti berhenti dari pekerjaan, pindah ke rumah baru, bepergian ke luar negeri, dan lain- lain. Lothar menyebut ini “perubahan sistemik”. Dengan kata lain, semua pasien ini telah menemukan cara untuk melepaskan diri dari stres dalam beberapa bentuk.

Studi Kelly A. Turner juga menemukan kesamaan di antara mereka yang mengalami remisi radikal. Dia mengatakan bahwa orang-orang ini, saat diagnosis kankernya, cenderung terlibat dalam aktivitas yang membawa kegembiraan dan membantu mereka menghindari rasa takut. Dengan sengaja meningkatkan jenis aktivitas ini, mereka mampu mengurangi tingkat stres dan secara bertahap meningkatkan indeks kebahagiaan harian mereka. Kegiatan yang membangkitkan kegembiraan ini memiliki efek yang mirip dengan obat penghilang rasa sakit, secara signifikan meningkatkan suasana hati mereka.

Lothar mengklaim bahwa kanker berasal dari stres, menyatakan bahwa “tanpa stres, tidak akan ada kanker”. Dia menekankan bahwa pasien kanker harus memprioritaskan mengatasi tingkat stres mereka daripada tumor. Oleh karena itu, ketika pasien kanker datang kepadanya untuk mencari bantuan, dia selalu terlibat dalam percakapan dengan mereka, yang terkadang berlangsung selama beberapa jam, untuk membantu mereka mengidentifikasi stres yang mendasari yang mungkin mereka alami.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stres psikologis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, memengaruhi berbagai fungsi fisiologis seperti pencernaan, buang air kecil, dan reproduksi. Stres psikologis tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga menghambat proses pemulihan dari penyakit. Namun, apakah ada korelasi langsung antara stres psikologis dan kanker?

Pengobatan Baru Jerman

Pada 1980-an, Ryke Geerd Hamer, seorang dokter Jerman, mengusulkan teori medis baru berdasarkan penelitian klinisnya, yang disebutnya German New Medicine (GNM). Teori ini secara khusus menjelaskan hubungan antara stres emosional dan kanker. Ryke Geerd percaya bahwa fungsi pikiran, otak, dan organ seseorang saling berhubungan erat dan saling terkait. Semua penyakit, termasuk kanker, disebabkan oleh beberapa “konflik psikologis” yang parah, dan pemulihan akan dimulai setelah konflik diselesaikan.

Ketika Ryke Geerd berusia 43 tahun, putranya ditembak dan dibunuh secara tragis, dan beberapa bulan kemudian, Ryke Geerd didiagnosis menderita kanker testis. Sebelumnya, dia tidak pernah mengalami penyakit serius, jadi dia berspekulasi bahwa kankernya mungkin berhubungan langsung dengan kesedihan karena kehilangan putranya. Dia segera membenamkan diri- nya untuk menyelidiki dan meneliti hubungan antara kanker dan emosi, dan akhirnya memastikan hubungan kausal yang jelas antara keduanya. Menggunakan konseling psikologis, dia tidak hanya menyembuhkan kankernya, tetapi juga membantu ribuan pasien kanker untuk sembuh.

Ryke Geerd menemukan bahwa semua pasien kanker tampaknya memiliki beberapa bentuk “konflik emosional yang belum terselesaikan” sebelum timbulnya penyakit, seperti mengalami kejutan atau trauma yang signifikan, konflik antarpribadi, kurangnya dukungan, atau kesulitan dalam mengekspresikan emosi. Setelah dengan hati-hati memeriksa 20.000 rekam medis pasien dari semua jenis kanker, Ryke Geerd menemukan “titik gelap” melingkar pada sinar-X otak setiap pasien. Lokasi bercak itu identik di antara pasien dengan jenis kanker yang sama, dan tampaknya terkait dengan jenis konflik emosional tertentu.

Ketika seseorang memiliki konflik emosional yang belum terselesaikan, “zona refleks emosional” yang sesuai di otak secara bertahap akan memburuk. Setiap zona refleks emosional terkait dengan organ tertentu, dan ketika salah satunya memburuk, ia akan mengirimkan informasi yang salah ke organ terkait, yang mengarah pada pembentukan sel kanker.

Oleh karena itu, Ryke Geerd percaya bahwa konflik emosional yang berbeda dapat menyebabkan berbagai jenis kanker. Misalnya, kanker tulang berkaitan dengan perasaan rendah diri dan inferioritas; kanker paru-paru berhubungan dengan ketakutan akan kematian; kanker payudara sebelah kiri pada wanita berhubungan dengan konflik yang melibatkan anak, ibu, atau keluarga, sedangkan kanker payudara sebelah kanan berhubungan dengan konflik dengan pasangan atau orang lain. Untuk wanita kidal, keadaannya terbalik.

Dalam praktik klinis, Ryke Geerd menemukan bahwa penyelesaian konflik pasien akan segera menghentikan pertumbuhan sel kanker, dan titik gelap di otak akan mulai berkurang. Zona refleks emosional di otak dan jaringan kanker di tubuh akan menunjukkan “edema penyembuhan” pada titik ini, dan otak juga tubuh akan memulihkan komunikasi normal. Akhirnya, tumor kanker akan mengecil, dan tubuh akan menghilangkan atau memprosesnya secara otomatis, mengakibatkan hilangnya lesi dan munculnya kembali jaringan normal.

Perlu dicatat bahwa teori GNM dari Ryke Geerd tidak memasukkan konsep “metastasis kanker”. Menurut teorinya, kanker di bagian tubuh mana pun dipicu oleh konflik emosional yang terkait, karena jaringan atau organ di berbagai bagian tubuh dikendalikan oleh berbagai zona refleks emosional di otak. Tanpa konflik emosional seperti itu, kanker tidak akan berkembang di organ tersebut. Dia percaya bahwa banyak kanker sekunder disebabkan oleh konflik emosional baru yang muncul sebagai akibat dari beban mental tambahan yang diberikan pada pasien setelah mereka menerima hasil diagnostik yang buruk, prognosis yang buruk, atau harapan hidup yang lebih pendek.

Ryke Geerd sangat yakin bahwa konflik emosional yang tidak terselesaikan adalah faktor utama (kondisi yang diperlukan) dari kanker, sedangkan faktor lainnya hanyalah faktor sekunder. Jika teorinya berlaku, itu bisa menjelaskan mengapa sebagian besar penyintas kanker adalah individu yang telah mengalami transformasi psikologis dan spiritual.

Metode yang berkaitan dengan asupan, jamu, detoksifikasi, atau olahraga tidak dapat menghilangkan akar penyebab kanker, tetapi dapat digunakan untuk mengelolanya. Penelitian telah menemukan bahwa banyak herbal alami memiliki efek meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Beberapa kasus pemulihan kanker juga menunjukkan bahwa terapi asupan tertentu dapat mengecilkan tumor, memperbaiki kondisi, dan bahkan menyebabkan pemulihan penuh. Namun, pada intinya, jika konflik emosional pasien yang belum terselesaikan tidak ditangani, bahkan jika mereka tampak sehat di permukaan dan menunjukkan hasil normal pada tes medis, akar penyakit mungkin masih mengintai di dalam tubuh mereka, menunggu kesempatan untuk menyerang. Ketika pasien menjadi lalai dalam kebiasaan asupan dan gaya hidup mereka, kanker dapat dengan cepat kambuh atau memburuk, menurut HealingCancerNaturally.com. 

Ada beberapa kasus yang tidak menguntungkan dalam beberapa contoh terdokumentasi dari terapi asupan kanker yang efektif.

Menurut  catatan  yang   dikumpulkan oleh pemerintah Jerman pada tahun 1997, 6.000 dari 6.500 pasien kanker yang menerima terapi psikologis Ryke Geerd (sebagian besar berada di stadium terminal) bertahan hidup empat sampai lima tahun kemudian, menunjukkan tingkat keberhasilan lebih dari 90 persen.

Hubungan antara emosi dan organ telah lama dibahas dalam pengobatan tradisional Tiongkok (PTT). Rangsangan berlebihan terhadap tujuh emosi seseorang (kegembiraan, kemarahan, kecemasan, kesedihan, kontemplasi, kekuatiran, dan ketakutan) dapat merusak organ dalam. 

Setiap emosi berhubungan dengan organ tertentu. Na- mun, dalam PTT, organ-organ ini disebut sebagai “meridian”, yang termasuk dalam seperangkat sistem tubuh manusia yang mencakup struktur berwujud (organ) dan tidak berwujud (saluran energi). Oleh karena itu, dari perspektif PTT, teori Ryke Geerd mungkin masuk akal.

Kekuatan Kepercayaan pada Kesehatan

Ryke Geerd menyarankan bahwa pasien yang mengalami peristiwa traumatis serupa dapat mengembangkan berbagai jenis kanker tergantung pada persepsi mereka terhadap peristiwa tersebut, yang menciptakan konflik emosional yang berbeda. Misalnya, jika seorang wanita menemukan suaminya berselingkuh, konflik batinnya atas “frustrasi seksual” dapat menyebabkan kanker rahim, sementara konflik atas “takut kehilangan pasangannya” dapat menyebabkan kanker payudara, dan perasaan “tidak aman” dapat menyebabkan kanker pada tulang panggul.

Dengan kata lain, respons emosional seseorang terhadap suatu peristiwa tergantung pada pola pikir, pemikiran, atau keyakinannya. David R. Hawkins, seorang psikiater Amerika yang menggunakan “kinesiologi terapan” untuk mengukur tingkat kesadaran manusia, mengklaim dalam bukunya “Power Vs. Force: The Hidden Determinants of Human Behavior” bahwa semua stres terbentuk berdasar- kan sikap batin seseorang. Menurutnya, “Bukan peristiwa dalam hidup, melainkan reaksi Anda terhadapnya yang memicu gejala stres.”

Pandangan David R. tentang penyakit sejalan dengan pandangan Ryke Geerd, karena dia percaya bahwa semua penyakit dapat disembuhkan dengan mengubah pola pikir dan respons kebiasaan seseorang. Faktor krusial yang menentukan kesembuhan atau kemunduran seseorang yang sakit adalah sikap batinnya. 

David menggunakan pengujian otot untuk mendemonstrasikan hubungan antara titik akupunktur tertentu dalam tubuh dan pola pikir tertentu, dan hubungan semacam itu bersifat “seketika”. Ketika seseorang memiliki pikiran negatif, otot tertentu akan melemah, sedangkan pikiran positif akan memperkuat otot yang sama.

David juga mengukur tingkat kesadaran manusia dan mengidentifikasi berbagai pengaruh kesadaran. 

Berikut ini adalah tingkat kesadaran yang diukur oleh David, yang tercantum dalam urutan menaik:

• Malu (20)

• Rasa Bersalah (30)

• Apatis (50)

• Kesedihan (75)

• Ketakutan (100)

• Keinginan (125)

• Kemarahan (150)

• Kebanggaan (175)

• Keberanian (200)

• Netralitas (250)

• Kesediaan (310)

• Penerimaan (350)

• Alasan (400)

• Cinta (500)

• Sukacita (540)

• Damai (600)

• Pencerahan (700–1000)

(Catatan: Angka-angka ini menggunakan skala logaritmik dengan basis 10, dan nilai aslinya cukup besar)

Menurut David, tingkat kesadaran di bawah 200, baik yang diekspresikan dalam pikiran maupun perilaku, memiliki efek kontraproduktif dan memicu resistensi. Niat jahat dapat menyebabkan penyakit, dan bahkan menyembunyikan pikiran permusuhan secara diam-diam dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik seseorang. Orang-orang yang telah berhasil pulih dan sembuh dari penyakit serius seringkali mampu meningkatkan kapasitas mereka akan cinta kasih dan menyadari pentingnya belas kasih dalam proses penyembuhan—yaitu, berhenti mengutuk, berhenti takut, dan berhenti membenci.

Mengatasi Kanker

Lothar Hirneise mengatakan bahwa penyebab kanker mungkin berbeda untuk setiap pasien. Jika mereka mau menyelidiki penyebab penyakit mereka dan berkomitmen untuk melakukan perubahan, bahkan mereka yang berada di ambang kematian pun dapat pulih.

Ada pepatah Tiongkok yang mengatakan, “Dia yang mengikat bel harus melepaskannya.” Jika kanker memang, seperti yang diklaim Ryke Geerd Hamer, berakar pada konflik emosional yang belum terselesaikan, maka mengatasi konflik ini dapat menyebabkan pembalikannya. Untuk pasien kanker, mungkin ada baiknya mempertimbangkan apakah ada konflik emosional yang berkepanjangan (seperti sakit hati, trauma, niat buruk, atau ketakutan akan penyakit) yang terkubur jauh di dalam diri. Dengan mengakui dan menangani konflik-konflik ini, seseorang pada akhirnya dapat menghilangkannya. Aspek penting dari penyembuhan diri adalah belajar melepaskan “obsesi” seseorang tentang orang atau benda tertentu, dan menggantinya dengan “niat baik.”

Mungkin  Anda   akan   menemukan bahwa  perubahan  pemikiran  ini  adalah rahasia utama untuk mengalahkan kanker. (aus)