Victor Mooney dan Aleta Goodwin Tergugah oleh Keyakinan Sejati-Baik-Sabar Setelah Membaca Artikel Master Li Hongzhi

ole Terri Wu, Shi Ping

Seorang Kristen Amerika berusia 82 tahun yang membaca artikel Master Li Hongzhi berjudul “Mengapa Ada Umat Manusia” mengatakan bahwa artikel tersebut merupakan “Pemikiran yang berasal dari masa lampau”, dan penulisnya adalah seorang yang “sangat, sangat toleran”, “Beliau tidak memaksa orang lain untuk mengikutinya”, keyakinan beliau itulah yang membuat dirinya tergugah. Seorang wanita beragama Kristen setelah membaca artikel yang sama mengatakan bahwa Master Li mengajarkan kepada orang-orang prinsip “Sejati, Baik, Sabar”, yang merupakan pemikiran “mulia”, ia percaya bahwa Master Li memiliki sekutu alami di antara orang Kristen di seluruh dunia.

Pensiunan Pemilik Bisnis : Berasal dari Sejarah Tertua

Victor Mooney, seorang pensiunan pemilik bisnis berusia 82 tahun dapat merasakan bahwa “Mengapa Ada Umat Manusia” mengungkapkan hal-hal yang terjadi di masa lampau, “Menceritakan kembali kejadian di ribuan tahun, mungkin jutaan tahun yang lalu”, bahkan jauh lebih tua daripada sejarah agama Kristen, Yudaisme dan peradaban Tiongkok yang 5.000 tahun. 

“Saya pikir ide-ide Master Li berasal dari ide-ide yang sangat tua, lebih tua daripada apa yang Anda dan saya anggap sebagai sejarah Tiongkok”, kata Mooney dalam sebuah wawancara dengan Epoch Times beberapa waktu lalu, “Bahkan lebih tua dari siapa pun di planet ini.”

Victor Mooney mengatakan bahwa hal lain dalam artikel yang secara khusus menyentuh hatinya adalah bahwa Master Li dengan sangat brilliant mengekspresikan ide-ide beliau yang penuh dengan keyakinan tetapi tidak memaksa orang. 

“Cara Master Li berbicara dan menyampaikan pesan — saya tidak merasa bahwa beliau sedang berkhotbah — dengan mudah bisa kita lihat bahwa beliau sangat yakin memiliki pemikiran yang benar. Ketika seseorang berbicara kepada Anda, tentunya Anda dapat merasakan apakah seseorang ini sedang menjual sesuatu, atau dia sedang mengungkapkan pikirannya sendiri”.

“Beliau sangat, sangat toleran, beliau tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kehendak beliau.”

Mooney mengatakan : “Beliau sama sekali tidak mencoba untuk mengubah siapa pun, kecuali hanya mencerahkan kita dengan ide dan keyakinan beliau”, “Tapi hati saya jelas tergugah oleh keyakinan beliau”.

Victor Mooney, yang sekarang tinggal di Ohio, belajar arsitektur di perguruan tinggi dan bekerja sebagai tukang roti, penjual, dan memulai bisnisnya sendiri. Dia mengatakan bahwa masa depan anak dan cucunya cukup menjanjikan karena mereka sangat terpelajar.

Ketika Mooney untuk pertama kalinya membaca artikel Master Li, dia menulis dalam tanggapannya : “Saya merasa bahwa pendidikan apa pun, terutama pendidikan terhadap anak-anak harus mengikuti prinsip-prinsip ini.”

Mooney juga mengatakan bahwa prinsip moral dalam artikel tersebut sangat mirip dengan iman Kristennya, dan dia mendambakan suatu hari nanti dapat bertatap muka dengan Master Li untuk secara langsung mendengarkan ajaran beliau.

Mahasiswa jurusan seni : Mengapa PKT menganiaya kebajikan mulia “Sejati, Baik, Sabar” ?

Aleta Goodwin, seorang wanita beragama Kristen asal Negara Bagian Utah yang pernah bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran hutan, konselor di sekolah Aborigin, yang saat ini sedang belajar seni dekoratif di perguruan tinggi, sangat setuju dengan prinsip moral dalam artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” meskipun ia adalah seorang umat Kristen.

“Saya telah berulang kali membaca artikel ini, saya menemukan bahwa siapa pun yang memiliki dasar moral dan mengerti kode etik akan menyetujui sebagian besar kontennya”, kata Goodwin. “Artikel ini sangat bagus, Anda tidak perlu beralih agama”, “Kami orang-orang Kristen berusaha untuk menjadi orang yang jujur, orang yang penuh kasih, orang yang melayani orang lain, orang yang mentolerir orang lain. Jadi saya pikir Master Li memiliki sekutu alami di antara orang Kristen di seluruh dunia.”

Kesan terdalam yang diperoleh Aleta Goodwin dari ertikel itu adalah mengenai prinsip “Sejati, Baik, Sabar” yang diajarkan oleh Master Li Hongzhi.

“Prinsip ‘Sejati, Baik, Sabar’ adalah pesan yang sangat berbeda dan sangat indah ! Mengapa orang-orang di Tiongkok yang mempraktikkan hal ini justru dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok ?” tanya Goodwin.

Goodwin, sebagai seorang Kristen, sangat setuju dengan prinsip moral dalam artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”. (Foto disediakan oleh Aleta Goodwin)

Falun Gong atau Falun Dafa diperkenalkan oleh Master Li Hongzhi dari Tiongkok pada tahun 1992, dan praktisinya mencapai 100 juta dalam waktu tujuh tahun. Selama 23 tahun terakhir, jutaan praktisi Falun Gong telah ditangkap secara ilegal oleh PKT dan dimasukkan ke penjara hitam seperti kamp kerja paksa, rumah sakit jiwa, atau pusat rehabilitasi narkoba.

“Jika saya berada di Tiongkok, saya mungkin juga dianiaya seperti mereka”. Dia mengatakan : “Master Li mengajarkan serangkaian latihan dengan gerakan lembut dan metode meditasi, serta menerapkan gagasan yang sesuai dengan karakteristik alam semesta yang ‘Sejati, Baik, Sabar’. Hati saya sungguh tergugah olehnya, dan saya berpikir : ‘Betapa mulianya kebajikan ini !’ ”

Goodwin sangat setuju dengan kalimat yang tertulis dalam artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”, yang berbunyi : Di tengah penderitaan, manusia masih dapat mempertahankan kebaikan, masih tahu cara bersyukur, menjadi seorang yang baik, inilah cara untuk meningkatkan diri sendiri.

Dari kalimat tersebut, dia menyadari bahwa kebaikan dan kebajikan tidak pernah sia-sia, karena kita sebenarnya sedang dalam proses peningkatan walau menderita. Jadi inilah pesan dalam artikel tersebut : Kita dapat memutuskan kehidupan seperti apa yang kita ​​inginkan, semua ini pada akhirnya akan berujung pada ganjaran —perbuatan baik diganjar dengan kebiakan, dan perbuatan jahat akan mendapat ganjaran jahat”.

Goodwin memperoleh manfaat sehingga harapannya terbuka lebih lebar setelah membaca artikel ini.

“Master Li berkata bahwa tujuan hidup adalah untuk memperoleh penyelamatan. Beliau telah menunjukkan tentang bagaimana dunia akan berubah dari tempat pembuangan sampah alam semesta menjadi tempat kemuliaan dan kemegahan,” ujarnya. (sin)