Pasukan Rusia Tanpa Wagner Group Akan Lebih Cepat Kalah Perang

Military Focus

Komandan Pasukan AD (Angkatan Darat) Ukraina, Oleksandr Syrskyi menyatakan, dalam perang perebutan Bakhmut, tentara bayaran Wagner sedang kehilangan kekuatan. Hanya dalam sehari pada 24 Maret saja, dalam kegagalan serangan di Bakhmut, Lyman, Avdiivka, Marinka, dan Shakhtarsk, sebanyak 1.020 orang pasukan Rusia terbunuh. Ia berkata, ketika pasukan Ukraina membendung serangan musim dingin dari pasukan Rusia, bersamaan dengan itu segera akan melakukan serangan balasan. 

Selama beberapa minggu ini, serangan yang dilakukan tentara bayaran Wagner Group terhadap Bakhmut sudah hampir menguasai kota tersebut, tetapi dengan berjatuhan banyak sekali korban tewas dan terluka, sementara ini serangan sepertinya telah mereda.

Syrskyi mengatakan, di arah Bakhmut Rusia hanya memiliki tentara Wagner, jika Rusia terus mempertahankan kondisi yang sama, akan dengan cepat kehilangan pasukan serbu Wagner. 

Dalam kunjungan memotivasi para serdadu di garis terdepan pada 22 Maret lalu, Zelenskyy memberikan penghargaan bagi para serdadu yang mempertahankan Bakhmut. Ia berterima kasih pada tentara Ukraina yang telah melindungi kota ini, dan juga menyatakan, ini adalah masalah taktik, pemahaman para petinggi militer di Kiev dalam hal mempertahankan Bakhmut adalah sejalan.

Pemimpin tentara bayaran Wagner Group Rusia yakni Yevgeny Viktorovich Prigozhin dalam sebuah rekaman video belum lama ini menyatakan, ia mengetahui rencana serangan balik Ukraina, mereka akan melangsungkannya dalam tiga tahapan. Ia berkata, rencana pasukan Ukraina meliputi menyerang kawasan Belgorod, membagi kawasan Luhansk dan Donetsk menjadi dua bagian, hingga akhirnya membebaskan Semenanjung Crimea.

Prigozhin menyatakan, pasukan Ukraina telah mengumpulkan 200.000 prajuritnya di Donbas, sebanyak 80.000 orang di antaranya berada di dekat Bakhmut. Ia mengatakan, pada musim semi, tanah mulai mengering, dan suhu udara akan naik. Semua kondisi ini akan membuat kendaraan tempur kelas berat dapat melalui medan perang dengan leluasa. Ukraina telah menerima banyak kendaraan tank dan lapis baja dari NATO, juga tank jenis Leopard 2. Mereka akan menuju Belgorod, itulah sebabnya alasan perbatasan antara Belgorod dengan Kharkiv harus diperkuat.

Menurut Prigozhin, pasukan Ukraina akan berusaha menerobos garis perang antara Svatovo-Kreminna, dan memusatkan kekuatan menyerang Bakhmut, tujuannya untuk mematahkan semangat perang pasukan Rusia, serta membuka jalan untuk menyerang maju. 

Sebanyak 80.000 orang pasukan Ukraina akan memutus laju tentara Wagner di sekitar Bakhmut, jika mereka berhasil, maka Ukraina akan membuka zona penyangga sekitar 30 km sampai 40 km, dan akan mengumpulkan kekuatan di sana. Lalu bergerak ke beberapa arah, membagi daerah Luhansk dan Donesk menjadi dua bagian, lalu menyerang Berdyansk, Melitopol, dan Mariupol, sehingga dapat membuka jalan untuk menyerang Crimea, membuat situasi seperti kondisi perbatasan pada 1991 silam.

Sebuah blog militer Rusia menyebutkan, pihak Ukraina tengah menyebarkan berita palsu tentang penyerangannya ke Belgorod, untuk memancing pasukan Rusia agar bergerak ke wilayah perbatasan, untuk memberikan peluang pada pasukan Ukraina dalam melakukan serangan ke kawasan lain di garis depan. Bagian ini sepertinya telah merespon peringatan dari pemimpin Wagner Group Prigozhin mengenai rencana Ukraina yang akan menyerang Belgorod.

Prigozhin beserta tentara bayarannya saat ini masih berperang di Bakhmut, perang yang telah berlangsung selama lebih dari 8 bulan itu sangat berdarah-darah dan teramat panjang. 

Dalam perang brutal itu, walaupun Prigozhin menyatakan telah meraih keberhasilan di Soledar, Popasna, dan Lysychansk, tapi Wagner Group juga telah kehilangan puluhan ribu serdadunya, ditambah lagi sejumlah tentara kriminal yang bergabung dengan Wagner Group harus dibebaskan setelah genap 6 bulan bertugas, dalam perang yang berkelanjutan ini seberapa besar kemampuan perang pasukan Prigozhin yang masih tersisa, menjadi kian sulit diprediksi.

Prigozhin dan Istana Kremlin, khususnya dengan Menhan Sergei Shoigu selama ini berselisih paham. Prigozhin terus meminta Istana Kremlin agar menyediakan amunisi, menambah bala bantuan, dan dukungan lebih lanjut. Pada awal Maret lalu, pasokan amunisi bagi Prigozhin dan pasukannya di Bakhmut telah dihentikan Kemenhan Rusia sebelum sempat diterimanya, sehingga mematahkan kemajuan aksi militer pasukan Wagner Group.

Prigozhin mengeluhkan, pasukannya mengalami kerugian yang amat besar di Bakhmut dan tidak mendapatkan tambahan amunisi serta serdadu, mau tidak mau harus mengatur ulang dan memperkecil skala serangan. Dalam kontrak perekrutan terbuka Wagner terungkap, kelompok tersebut sedang mencari orang-orang yang mau bekerja di Afrika selama 9 hingga 14 bulan, dengan tugas melindungi kawasan pertambangan, dan memberikan layanan keamanan bagi pemerintah.

Berbagai tanda-tanda menunjukkan, Prigozhin sepertinya sedang mengalihkan titik berat dari Ukraina beralih ke Afrika, tapi ia sendiri menyangkal pernyataan tersebut. Ia menyatakan selama dibutuhkan Putin, ia akan terus mengabdi, di saat yang sama secara kontradiksi menggambarkan masa depan yang suram bagi pasukan Rusia dalam perang Ukraina ini, yang sepertinya sedang mencari keseimbangan diri. 

Di satu sisi menunjukkan posisi pentingnya dalam perang ini, di sisi lain memperingatkan pihak militer Rusia, dengan kehilangan Wagner Group, keunggulan di medan perang mungkin akan terdorong ke pihak Ukraina.

Walaupun masyarakat tidak mendapat sedikitpun kesan baik terhadap Wagner group yang penuh cela itu, dalam makna apapun mereka bukanlah kekuatan kebenaran. Tetapi dalam pertikaian sengit Prigozhin dengan militer Rusia, beberapa pernyataannya sepertinya cukup lugas, dan ujung tombaknya diarahkan ke Istana Kremlin.

Prigozhin telah menyangkal pernyataan mengenai Istana Kremlin yang berperang dengan NATO dalam Perang Ukraina, dan meragukan apakah Ukraina benar-benar ada “oknum NAZI” seperti yang dikatakan Istana Kremlin. Ia menyatakan, Rusia sepenuhnya berperang dengan Ukraina, mereka mungkin telah dilengkapi persenjataan dari NATO dan dibantu oleh sejumlah tentara bayaran yang bersedia membela Ukraina, tapi mereka bukanlah pasukan NATO. 

Menurut Prigozhin, pejabat Rusia seharusnya mengetahui bahwa NATO akan memberikan bantuan militer bagi Ukraina, jika dikatakan saat Moskow memutuskan akan melakukan “operasi militer khusus” ini tidak pernah mempertimbangkan NATO akan memberikan bantuan bagi Ukraina, maka itu adalah lelucon. Terhadap tujuan “de-Nazifikasi” Ukraina Prigozhin masih meragukannya, ia tidak bisa memastikan apakah Ukraina ada kaum “NAZI”, ia sepertinya tidak ingin seperti orang bodoh yang dipermainkan oleh kebohongan semacam ini.

Prigozhin berpendapat, hanya setelah pasukan Ukraina dihancurkan, Rusia baru dapat mewujudkan yang disebut “demiliterisasi” Ukraina, ia mengatakan upaya ini sedang dilakukan, tapi tidak tahu apakah dapat berhasil atau tidak. Ia menghimbau pihak militer Rusia agar tidak meremehkan pasukan Ukraina, sekaligus juga membantah pernyataan Istana Kremlin bahwa sejak perang dimulai Rusia harus melawan ancaman NATO di Ukraina, pandangan ini secara langsung telah menyangkal alasan Presiden Putin yang mengatakan bahwa inilah tujuan terbesar invasi kali ini.

Setelah petinggi militer Rusia berhasil memutus pasokan sumber prajurit dan amunisi bagi Wagner, Prigozhin tengah berniat mengurangi aktivitas pasukan Wagner di Ukraina. Petinggi militer Rusia tidak berencana akan melepaskan Prigozhin begitu saja, dan mengatakan bahwa dalam perang di Soledar dan Bakhmut, Prigozhin baru bisa meraih sedikit kemajuan yang terbatas setelah kehilangan begitu banyak pasukan yang terdiri dari para kriminal Rusia. Setelah Wagner tidak mampu menguasai Bakhmut, Putin sepertinya telah memutuskan untuk mencampakkan Prigozhin. Kemenhan Rusia melarang Prigozhin mempromosikan jasanya di Bakhmut di semua media massa milik negara, sekaligus mengikis dan menggantikan fungsi Wagner Group dalam perang di Bakhmut. Saat memutus pasokan amunisi dan pembatasan serdadu, sekaligus juga memutus komunikasi tim Wagner dengan para petinggi militer dan Istana Kremlin.

Juru bicara Badan Intelijen Militer Ukraina (GUR) yakni Vadym Skibitsky pada 23 Maret lalu menyatakan, yang menjadi pemenang dalam konflik internal ini mungkin adalah Kemenhan dan Komando Staf Umum. Prigozhin tidak hanya mengalami masalah perekrutan, ia juga dalam kondisi belum bisa menepati janjinya yakni “merebut Bakhmut sebelum September”, namun telah mengkritik tentara reguler Rusia tidak berdaya. Tetapi masalah utamanya adalah, dengan situasi di Bakhmut, apakah tentara bayaran Wagner Group dapat terus bertahan? Prigozhin telah secara terbuka mengakui dirinya tengah diperas habis.

Pihak militer Rusia sepertinya telah sangat berhasil menekan pamor Prigozhin di hadapan Putin, dan kemungkinan akan menggesernya keluar dari medan perang Ukraina, namun tanpa Wagner Group di ajang perang Ukraina, maka pihak pasukan Rusia akan semakin berada di bawah angin. 

Pihak Ukraina dapat langsung mengerahkan puluhan ribu pasukan yang sebelumnya dihadang oleh Wagner Group, dan memberikan serangan yang lebih berat terhadap pasukan Rusia yang telah kehilangan tentara Wagner yang selama ini menjadi tameng hidup bagi Rusia. (Sud/Whs)