Rusia meningkatkan serangannya terhadap Ukraina setelah Barat berjanji untuk memasok tank-tank tempur utama ke negara tersebut, dan mengklaim telah memotong pengiriman senjata Barat ke negara tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Jumat 27 Januari bahwa gelombang baru serangan rudal berskala besar telah diluncurkan terhadap infrastruktur energi Ukraina dan target industri pertahanan dalam 24 jam terakhir, memotong pengiriman senjata Barat ke garis depan Ukraina.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Letnan Jenderal Igor Konashenkov : Pengangkutan senjata dan amunisi ke zona perang telah terputus, termasuk yang dipasok oleh negara-negara NATO.
Militer Ukraina mengkonfirmasi pada Jumat bahwa dalam serangan udara dua hari terakhir, Rusia kembali menggunakan rudal hipersonik tercanggihnya, yang tidak dapat dideteksi atau dicegat.
Yurii Ihnat, juru bicara Angkatan Udara Ukraina berkata : “Jumlah rudal jelajah yang diluncurkan setelah drone (setelah serangan) adalah 55, termasuk dua rudal hipersonik Kinzhal.”
Rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal adalah rudal yang diluncurkan dari udara yang dikembangkan oleh Rusia yang dapat membawa hulu ledak nuklir dengan jangkauan lebih dari 2.000 kilometer dan kecepatan Mach 10.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Maret tahun lalu bahwa mencegat rudal hipersonik Kinzhal Rusia hampir mustahil.
Pada Jumat 27 Januari, Ukraina kembali mengatakan membutuhkan lebih banyak senjata dari Barat daripada tank tempur utama untuk mengusir serangan Rusia. (hui)
Seorang pria bersenjata menyerbu kedutaan Azerbaijan di Iran, pada Jumat (27/1/2023). Ia membunuh kepala keamanan kedutaan dan melukai dua lainnya. Polisi di Teheran, ibu kota Iran, mengatakan mereka telah menangkap seorang tersangka.
Kepala polisi Teheran, Jenderal Hossein Rahimi : “Pria bersenjata itu mengeluarkan senapan otomatis AK-47 dari mobilnya. Ketika para diplomat memasuki gedung, dia mengikuti ke dalam gedung dan menembak serta membunuh para diplomat di pintu masuk dan melukai dua lainnya.”
Kaca kedutaan pecah dan peluru menembus gerbang. Beberapa warga sekitar mendengar suara tembakan.
Eslami, penduduk terdekat berkata : “Saya tinggal di dekat sini, hanya dua gang dari sini. Saya mendengar suara tembakan dan awalnya taj menganggapnya serius. Saya berkata pada diri sendiri bahwa mungkin bukan suara tembakan. Saya berjalan jauh, dan ketika saya tiba kembali, saya menemukan di sana penuh sesak dan kemudian saya melihat pintu itu tampak seperti telah ditembus, dengan banyak lubang di dalamnya.”
Polisi Iran telah menangkap tersangka dan meyakini serangan itu mungkin bermotif pribadi.
Rahimi berkata : “Pria ini sekarang telah ditangkap dan berada dalam tahanan polisi. Dia mengatakan bahwa motifnya adalah masalah keluarga.
Tersangka mengatakan istrinya, yang berasal dari Azerbaijan, pergi ke kedutaan sembilan bulan lalu dan ditahan di sana sampai sekarang.
Otoritas Azerbaijan memprotes insiden teroris kepada Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan Aykhan Hajizada berkata : “Kami meminta pihak Iran untuk membawa para pelaku aksi teroris ini ke pengadilan secepat mungkin.”
Pemerintah Azerbaijan juga menyatakan akan segera mengevakuasi staf kedutaan dan keluarganya. (hui)
Pada Sabtu (28 Januari), pemerintah Prancis mengumumkan perpanjangan hingga 15 Februari 2023 kewajiban bagi turis yang baru tiba dari daratan Tiongkok untuk melampirkan laporan hasil tes negatif COVID-19. Begitu pula yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Taiwan.
Akibat epidemi terus menyebar di daratan Tiongkok, para pakar telah memperingatkan kepada otoritas dan masyarakat bahwa intensifikasi epidemi dapat semakin parah akibat adanya gelombang pulang kampung para pekerja migrasi untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga, ditambah lagi kondisi medis di daerah pedesaan Tiongkok yang memang tidak memadai.
Pemerintah Prancis mengumumkan pada 30 Desember tahun lalu bahwa bagi turis dari Tiongkok yang baru tiba di Prancis, mereka wajib memberikan laporan hasil tes negatif COVID-19 dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan, dan mengenakan masker selama penerbangan. Petugas Imigrasi Prancis akan secara acak meminta penumpang untuk melakukan tes ulang. Kebijakan ini semula dijadwalkan hingga 31 Januari, namun kini telah diperpanjang hingga 15 Februari 2023.
Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa Markas Pusat Penanggulangan Keselamatan Bencana Korea Selatan pada 27 Januari mengumumkan sebuah kebijakan tentang keputusan pemerintah memperpanjang penangguhan pemberian visa jangka pendek kepada warga negara Tiongkok yang akan berkunjung ke Korea Selatan hingga 28 Februari 2023.
Saat ini, situasi epidemi di Tiongkok terus memburuk, infeksi, penyakit dasar yang menjadi parah, dan tingkat kematian penduduk lanjut usia masih berada pada tingkat yang tinggi. Jumlah warga negara Tiongkok yang keluar negeri juga meningkat secara substansial. Oleh karena itu, Taiwan juga memperpanjang penyaringan terhadap warga daratan Tiongkok yang datang ke Taiwan.
Pusat Komando Epidemi Taiwan telah mengumumkan perpanjangan hingga 6 Februari 2023 tentang kewajiban bagi warga Tiongkok yang memasuki Taiwan untuk melakukan tes PCR air liur di bandara dan pelabuhan yang semula dijadwalkan berakhir pada 31 Januari. (sin)
Seorang wartawati dari outlet media The Epoch Times dirampok dengan todongan senjata pada Sabtu 28 Januari tepat di luar kompleks apartemennya di Washington, menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya tingkat kejahatan di daerah tersebut serta pertanyaan apakah perampokan lebih dari sekedar tindakan acak.
“Berikan ponsel Anda,” adalah hal pertama yang didengar Iris Tao, reporter Gedung Putih untuk NTD, saat ia melangkah keluar dari kompleks apartemen.
Tao dihadang oleh seorang pria kulit hitam langsing dengan tinggi sekitar 182 cm, mengenakan pakaian serba hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki, termasuk masker ski hitam, topi hitam, mantel hitam, dan celana hitam bergaris-garis putih, demikian kenang wartawati tersebut. Dia menodongkan pistol ke arahnya, dari jarak sekitar dua meter.
Saat itu sekitar pukul 8:30 pagi, tanpa ada orang lain di sekitarnya. Sebelum ia sempat bereaksi, pria itu langsung merogoh saku jaket puffernya, tempat ponselnya berada, dan merampasnya.
“Berikan dompet Anda,” pria itu kemudian menuntut. “Kalau tidak, saya akan memukul dan menamparmu,” kenang Tao kepada The Epoch Times. Pria itu juga meminta laptop Tao, tapi terus meminta dompetnya ketika dia bersikeras bahwa dia hanya membawa buku.
Karena tidak ada pilihan lain, ia mengeluarkan sebuah kotak pensil yang hanya berisi kartu metro dari tasnya. Pria itu, yang tampaknya tidak tertarik, meminta kata sandi teleponnya. Ketika Tao menolak, pria itu memukul wajahnya dengan pistol, meninggalkan bekas merah di pipinya sebelum dia berlari ke gedung apartemen terdekat.
“Begitu dia mulai melarikan diri dari saya, saya mulai berteriak: ‘Tolong, tolong, tolong,'” kata Tao. Dua orang tetangga keluar dan membantu Tao menelepon polisi.
Meskipun pria itu terlihat di kamera memasuki sebuah bangunan yang berjarak satu blok, polisi tidak dapat memasuki bangunan tersebut. Ketika Tao terakhir kali memeriksa sinyal lokasi ponselnya beberapa jam kemudian sebelum kehilangan akses, pria itu berada di gedung lain yang berjarak sekitar 15 menit berkendara.
Lingkungan di barat daya DC tempat Tao tinggal, sekitar dua mil dari Gedung Kongres, memiliki tingkat kejahatan yang tinggi secara historis, demikian yang diketahui Tao dari Petugas Michael Kim dari Kantor Penghubung Asia kepolisian kota, yang telah bekerja di daerah tersebut selama sekitar satu dekade. Kim menduga pria itu tinggal di dekatnya, karena dia memiliki akses keamanan ke gedung itu, menurut Tao.
Polisi D.C. tidak menanggapi pertanyaan dari The Epoch Times tentang kasus ini.
Dari 1 Januari hingga 27 Januari, Departemen Kepolisian Metropolitan mencatat 2.190 kejahatan, termasuk 156 perampokan, naik 16 persen dari periode yang sama tahun 2022.
Basis data analisis lingkungan AS, NeighborhoodScout, menempatkan Washington di peringkat 2 dari 100 untuk skor keamanan, dan menggambarkannya sebagai “lebih aman daripada 2 persen kota di AS.”
Meskipun Tao tetap tenang selama kejadian tersebut, berbagai skenario kemudian mulai muncul di kepalanya.
“Jika saya mencoba melawannya, apakah dia akan mencoba menembak saya atau memukul saya lebih parah lagi?” ia bertanya-tanya.
Masih belum yakin tentang bagaimana dia menjadi target, Tao tetap mengamati beberapa hal yang tidak biasa tentang pertemuan itu yang tidak bisa dia jawab.
“Mengapa dia berada tepat di luar apartemen kami?” katanya.
Berbeda dengan kebanyakan skenario, di mana seorang pencuri mungkin akan meminta uang, pria itu tampaknya lebih tertarik pada ponsel dan laptopnya daripada uang tunai. Selain itu, entah bagaimana dia tahu bahwa wanita itu membawa ponsel meskipun tidak terlihat dari luar, dan dia langsung merogoh saku yang benar.
Fakta bahwa dia meminta kode pin ponsel “bahkan lebih mencurigakan,” kata Tao, karena biasanya ponsel seperti itu akan dihapus dan dijual kembali, dan oleh karena itu akses ke ponsel itu tak diperlukan.
Tao menganggap dirinya beruntung karena hanya mengalami luka ringan, tetapi tidak demikian halnya dengan Sarah Liang, seorang wartawati The Epoch Times edisi Hong Kong.
Pada Mei 2021, Liang diserang oleh seorang pria yang memegang tongkat pemukul aluminium di luar gedung apartemennya yang menyebabkan dia mengalami memar di kedua kakinya, serangan terbaru dari serangkaian serangan yang diyakini didalangi oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dalam kampanye untuk membungkam pemberitaan independen. Sejak awal, The Epoch Times telah menarik kemarahan rezim di Beijing karena pemberitaannya yang tidak disensor tentang pelanggaran hak asasi dan korupsi besar-besaran PKT.
Sarah Liang, Jurnalis The Epoch Times edisi Hong Kong, berbicara kepada media lokal di luar Rumah Sakit Queen Elizabeth di Hong Kong pada 11 Mei 2021. (Song Pi-lung / The Epoch Times)
Sebulan sebelum serangan itu, Liang melihat seorang pria menguntitnya di luar stasiun transit lokal, dan dua hari sebelumnya, seorang pria lain yang mengaku mengantarkan paket besar mengetuk pintunya dan memanggil namanya. Pria tersebut mengklaim bahwa paket tersebut dikirim dari seseorang di luar negeri, tetapi Liang tak mengenali pengirimnya dan tak mengharapkan kiriman apa pun. Wajah kedua pria itu sebagian tertutupi oleh masker.
Tiga hari sebelum perampokan bersenjata itu, Tao menghadiri konferensi pers di Gedung Putih bersama John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
“Apakah AS percaya dengan angka baru dari pemerintah Tiongkok yang mengatakan bahwa ada 70.000 kematian?” tanyanya.
“Kami terus mendorong Tiongkok untuk bersikap kooperatif dengan tinjauan dan studi internasional tentang COVID, dan mereka belum sepenuhnya transparan,” kata Kirby menjawab.
“Dan kami tidak dapat berbicara tentang kebenaran angka-angka itu. Kami mendesak Tiongkok untuk sepenuhnya transparan tentang apa yang sedang terjadi.” (asr)
Butuh waktu 12 hari setelah ledakan “15 Januari” di Panjin, Liaoning, Tiongkok, pada malam Tahun Baru Imlek, Partai Komunis Tiongkok secara resmi melaporkan bahwa 13 orang tewas dan 35 lainnya terluka.
Media partai komunis Tiongkok, CCTV melaporkan pada 27 Januari bahwa pada 15 Januari 2023, selama pemeliharaan unit alkilasi Panjin Haoye Chemical Co., Ltd. di Provinsi Liaoning, Tiongkok, terjadi kebocoran, ledakan, dan kebakaran, yang menewaskan 13 orang dan melukai 35 lainnya. Beberapa hari lalu, Kantor Komite Keamanan Dewan Negara memberitahukan kecelakaan itu.
Investigasi awal mengungkapkan adanya ketidakseimbangan yang serius dalam hubungan antara efisiensi dan keselamatan, kesenjangan dalam tanggung jawab utama untuk keselamatan produksi, bahaya tersembunyi tidak dapat sepenuhnya dihilangkan untuk waktu yang lama. Terdapat celah besar dalam manajemen keselamatan pada operasi inspeksi dan pemeliharaan berisiko tinggi, dan terdapat masalah yang belum terselesaikan seperti perbaikan khusus keselamatan yang sedang berjalan. Manajemen keselamatan perusahaan tidak sepenuhnya dihilangkan untuk jangka waktu yang lama.
Namun demikian, laporan CCTV tak menyebutkan siapa yang akan bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Menurut situs resmi Panjin Haoye Chemical Co Ltd, perusahaan ini didirikan pada Mei 2012, dengan modal terdaftar sebesar RMB 550 juta. Saat ini mempekerjakan 2.500 orang dan merupakan salah satu dari 500 perusahaan swasta teratas di Tiongkok pada tahun 2020 dan salah satu dari 500 perusahaan petrokimia teratas di Tiongkok pada tahun 2021.
Pada hari terjadinya ledakan, “Panggilan Darurat” Xinjing Daily melaporkan bahwa Zhang Hui, wakil manajer umum yang bertanggung jawab atas keselamatan di Hoye Chemical, mengatakan bahwa pipa unit alkilasi yang bocor telah terbakar sebelum insiden tersebut dan api masih menyala karena bagian dari pipa bahan baku kimia belum dapat dimatikan sekitar pukul 17.00 pada malam 15 Januari.
“Red Star News” melaporkan pada hari yang sama bahwa ledakan tersebut begitu dahsyat sehingga seorang penduduk lokal Panjin mengatakan bahwa dia mendengar ledakan tersebut sejauh 40 kilometer dari Panjin, dan merasakan guncangannya dengan jelas.
Menjelang Tahun Baru Imlek, selain kecelakaan ledakan besar yang disebutkan di atas, banyak bencana besar terjadi silih berganti di banyak tempat di Tiongkok. Di antaranya :
Pada 8 Januari, kecelakaan lalu lintas besar terjadi di Kota Youlan, Kabupaten Nanchang, sebuah truk melaju ke prosesi pemakaman, menewaskan 19 orang dan melukai 20 orang lainnya.
Pada 11 Januari, seorang pria menabrakkan mobilnya kepada orang-orang di Guangzhou, menewaskan 5 orang dan melukai 13 orang lainnya.
Pada 17 Januari, kecelakaan longsor terjadi di Kota Nyingchi, Tibet, menewaskan 28 orang;
Pada 24 Januari, Western Gold Yili Co., Ltd. (sebelumnya dikenal sebagai Tambang Emas Axi) di Kabupaten Yining, Prefektur Yili, Xinjiang, tiba-tiba runtuh. Sebanyak 18 orang terjebak di bawah tanah, tetapi tidak ada tindak lanjut laporan pihak pemerintah. Sedangkan nasib 18 orang tidak diketahui. (hui)
Rezim partai komunis Tiongkok tak pernah menghentikan penganiayaan terhadap pengikut Falun Gong selama tiga tahun lockdown akibat COVID-19.
Pada awal tahun 2023, dua orang lansia pengikut Falun Gong kehilangan nyawa mereka setelah bertahun-tahun menderita akibat kampanye penganiayaan brutal Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong.
Mereka adalah Cui Xiuzhen dari Provinsi Hebei dan Liu Erli dari Provinsi Hunan.
Mereka diculik, dijatuhi hukuman secara ilegal dan dipenjara di kamp kerja paksa, dan disiksa berkali-kali karena menjadi pengikut Falun Gong.
Falun Gong, yang juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah latihan kultivasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip universal tentang Sejati-Baik-Sabar. Pada tahun 1999, mantan pemimpin PKT Jiang Zemin meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong, mengikuti sejarah panjang penganiayaan rezim terhadap agama dan kepercayaan ortodoks di Tiongkok.
Praktisi Falun Gong Chunying Wang, yang ditahan di Kamp Kerja Paksa Masanjia di timur laut Tiongkok selama lima tahun tujuh bulan, menggunakan foto ini untuk menunjukkan penyiksaan yang dialaminya. Dia berbicara di Washington Press Club pada 24 April 2013. (Gary Feuerberg / The Epoch Times)
Kamp Kerja Paksa Gaoyang
Cui meninggal dunia pada 10 Januari. Dia dalam keadaan sehat sampai dia ditahan dan dianiaya pada 20 Juli 1999.
Dia diculik lagi pada Desember 2000 ketika dia mengunjungi Beijing untuk menyerukan penghentian penganiayaan terhadap Falun Gong.
Dia pertama kali dipenjara di brigade kelima kamp kerja paksa Shijiazhuang, dan kemudian dipindahkan ke brigade kelima Kamp Kerja Paksa Gaoyang pada 8 April 2001.
Banyak pengikut Falun Gong dikirim ke kamp Gaoyang ketika rezim tidak dapat memaksa mereka untuk meninggalkan keyakinan mereka.
Kamp Gaoyang terkenal karena “efisiensi tinggi” dalam memaksa para pengikutnya untuk meninggalkan Falun Gong. Kamp tersebut memiliki lebih dari 100 tongkat elektron bertegangan tinggi dan menggunakan lebih dari 50 metode penyiksaan yang kejam dan tidak manusiawi terhadap para korban yang dipenjara untuk mencapai tujuannya yaitu menghancurkan keyakinan para penganutnya, menurut laporan World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) atau investigasi oleh Organisasi Dunia untuk Menyelidiki Penganiayaan terhadap Falun Gong.
Di dalam kamp Gaoyang, “posisi jongkok” adalah metode penyiksaan yang secara rutin digunakan terhadap pengikut Falun Gong.
Menurut keterangan para penyintas, sepatu dan kaus kaki korban dilepas dan mereka dipaksa berjongkok sementara para penjaga menarik kedua lengan dengan paksa ke samping dan mengencangkannya dengan kuat ke tanah. Lama kelamaan, pinggang dan kaki korban menjadi sakit, mati rasa, memar, dan bengkak.
Tongkat kejut listrik adalah alat umum lainnya dalam gudang penyiksaan PKT. Beberapa polisi menyerang korban dengan tongkat listrik, menyetrumnya berulang kali dari kepala hingga kaki sampai korban mengalami luka bakar parah.
Pada 22 Maret 2003, ketika Xiuzhen dibebaskan dari kamp Gaoyang, ia kurus kering dan terlalu lemah untuk berjalan; bicaranya tidak jelas, anggota tubuhnya tidak terkoordinasi, dan ingatannya memburuk. Pada tahun 2014, dia menjadi lumpuh dan mengalami afasia. Setelah 8 tahun tersiksa, dia meninggal dunia pada 10 Januari.
Diculik 18 Kali
Liu adalah seorang pengikut Falun Gong berusia 81 tahun, mengalami lebih dari 22 tahun pemenjaraan, penyiksaan, dan kekerasan oleh rezim.
Pada akhir tahun 2022, polisi kembali mencoba menculiknya dari rumahnya, namun ia menyerah karena terlalu sakit untuk bergerak.
Sejak awal penganiayaan pada tahun 1999, polisi partai komunis telah menangkapnya secara ilegal sebanyak 18 kali. Dia ditahan secara ilegal di kamp kerja paksa sebanyak empat kali dengan total waktu lima tahun. Dia juga dijatuhi hukuman 3 tahun 6 bulan penjara pada usia 75 tahun.
Selama penahanan dan pemenjaraan, ia mengalami pemukulan dan sengatan listrik.
Pada 21 Juli 2018, ketika dia dibebaskan dari penjara, kesehatannya sudah memburuk. Rezim menangguhkan pensiunnya dan pengawasan serta pelecehan tak kunjung berhenti. Liu meninggal dunia pada 2 Januari.
Penganiayaan Terhadap Para Lansia
Pada 2022, PKT menculik dan melecehkan setidaknya 7.331 pengikut Falun Gong, menurut laporan dari Minghui.org, sebuah platform online yang berbasis di Amerika Serikat yang mencatat dan melaporkan penganiayaan PKT terhadap pengikut Falun Gong di Tiongkok.
Di antara 7.331 korban yang telah dikonfirmasi, 971 orang, atau sekitar 13 persen, berusia 60 tahun ke atas pada saat penangkapan atau kekerasan, termasuk 327 orang berusia 60-an, 438 orang berusia 70-an, 197 orang berusia 80-an, dan 9 orang berusia 90-an.
Cui Jinshi yang berusia 88 tahun di kota Harbin, Tiongkok utara, diculik pada 13 April 2022, dan disiksa hingga tewas pada hari yang sama. Ketika putranya melihat tubuhnya di rumah sakit, tenggorokannya telah digorok.
Zhang Siqin, seorang pengikut Falun Gong berusia 69 tahun dari Kota Dalian, di timur laut Tiongkok, diculik dari rumahnya pada 19 Januari 2022. Keluarganya mengetahui bahwa ia telah meninggal dunia di Pusat Penahanan Dalian pada 27 Januari, hanya 8 hari setelah ditahan.
Setelah 23 tahun penganiayaan yang panjang, beberapa pengikut Falun Gong tidak pernah merasakan kedamaian. “Beberapa dikeluarkan dari sekolah, beberapa dipecat dari pekerjaan mereka, dan beberapa masih menghadapi tekanan terus-menerus bahkan setelah mereka menjadi lumpuh karena penganiayaan,” menurut Minghui.org.
Mantan Presiden Donald Trump mengunjungi dua negara bagian yang memiliki pemungutan suara awal di New Hampshire dan South Carolina pada 28 Januari, memulai debut perdana kampanye sejak mengumumkan pencalonan dirinya sebagai calon presiden Amerika Serikat pada 2024 pada November tahun lalu.
“Pemilu 2024 adalah kesempatan kita untuk menyelamatkan negara kita, dan kita membutuhkan seorang pemimpin yang siap untuk melakukannya pada hari pertama,” kata Trump dalam sebuah pidato di Columbia, South Carolina.
“Kita membutuhkan seorang pejuang yang dapat melawan kaum kiri, yang dapat melawan rawa, melawan media, melawan deep state,” ujarnya.
“Apakah saya boleh mengatakan melawan RINO?” Trump melanjutkan, merujuk pada akronim untuk “Republican in Name Only.”
“Untuk melawan kaum globalis dan Tiongkok, dan membela Amerika. Dan itulah yang kami lakukan, kami membela Amerika,” tambah Trump.
“Anda membutuhkan seorang presiden yang dapat menghadapi seluruh sistem dan presiden yang dapat menang.”
Mantan presiden ini menambahkan, “Bersama-sama kita akan menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai untuk membuat Amerika hebat lagi.”
Trump juga mengumumkan tim kepemimpinannya di South Carolina, yang akan dikepalai oleh Gubernur South Carolina Henry McMaster. Anggota lain yang masuk dalam tim kepemimpinan tersebut adalah Wakil Gubernur Pamela Evette, Senator Lindsey Graham (R-S.C.), Senator Russel Fry (R-S.C.), Senator William Timmons (R-S.C.), Senator Joe Wilson (R.C.), mantan Jaksa Agung AS Peter McCoy, dan mantan duta besar AS untuk Swiss, Ed McMullen.
“Kampanye ini akan menjadi tentang masa depan. Kampanye ini akan menjadi tentang isu-isu,” tambah Trump, sebelum mengkritik Presiden Joe Biden dan berbagai kebijakan pemerintahannya, seperti pengawasan perbatasan, krisis narkoba, dan ekonomi.
“Joe Biden telah menempatkan Amerika di jalur cepat menuju kerusakan dan kehancuran, dan kami akan memastikan bahwa dia tidak akan mendapatkan empat tahun lagi,” tambah Trump.
Menyingkirkan ‘Tangan-tangan Marxis dari Anak-anak Kita’
Salah satu isu khusus yang Trump katakan akan ia tangani jika terpilih adalah pendidikan.
“Kami akan menghentikan para rasis dan penyimpang radikal sayap kiri yang mencoba mengindoktrinasi generasi muda kita. Dan kita akan menyingkirkan tangan-tangan Marxis mereka dari anak-anak kita,” kata Trump.
“Kita akan mengalahkan kultus ideologi gender dan menegaskan kembali bahwa Tuhan menciptakan dua jenis kelamin, yaitu pria dan wanita.”
“Kami tidak akan mengizinkan pria bermain dalam olahraga wanita,” tambahnya.
“Kami akan menyelamatkan martabat wanita dan kami akan menyelamatkan olahraga wanita itu sendiri.”
Trump juga mengatakan bahwa ia akan berusaha untuk mempertahankan pemilihan pendahuluan presiden di South Carolina sebagai “yang pertama di Selatan,” yang telah berlangsung pada Super Tuesday.
“Ini adalah negara bagian yang sangat penting, yang pertama di Selatan,” kata Trump. “Dan ada orang-orang yang ingin memindahkannya. Saya berkata, ‘kami tidak akan memindahkan South Carolina.”
‘Lebih Berkomitmen Sekarang’
Sebelum pidatonya di Columbia, Trump berbicara pada pertemuan tahunan Komite Negara Bagian Partai Republik New Hampshire di Salem, New Hampshire. Ia menepis anggapan bahwa ia memulai kampanyenya dengan lambat sejak mengumumkan pencalonan ketiganya sebagai calon presiden.
“Mereka mengatakan, ‘Dia tidak melakukan kampanye, dia tidak berkampanye. Mungkin dia kehilangan langkah,'” kata Trump di Salem.
Namun, Trump mengatakan, “Saya lebih marah sekarang dan saya lebih berkomitmen sekarang daripada sebelumnya.”
Trump mengumumkan Stephen Stepanek, ketua Partai Republik New Hampshire yang sudah tidak menjabat, akan bergabung dengan timnya sebagai penasihat senior untuk kampanyenya di Negara Bagian Granite. Chris Ager, anggota Komite Nasional Partai Republik, telah terpilih sebagai ketua baru untuk menggantikan Stepanek.
Kalender Pemilihan Pendahuluan
Mantan Presiden ini mengkritik upaya Partai Demokrat untuk mengubah kalender pemilihan pendahuluan mereka.
“Sejak awal, saya sangat membela status pemilihan pendahuluan New Hampshire sebagai yang pertama di negara ini. Saya telah menjadi pembela Anda,” kata Trump. “Saya menolak untuk membiarkan anggota Partai Republik mana pun, dan ada beberapa yang Anda tahu siapa mereka. Bahkan berpikir untuk menghilangkan status yang disayangi itu.”
Untuk memenuhi keinginan Biden, Komite Aturan dan Anggaran Rumah Tangga Komite Nasional Demokrat (DNC) meloloskan proposal pada Desember yang menjadikan South Carolina sebagai pemungutan suara pertama dalam kalender pencalonan presiden partai. Berdasarkan proposal tersebut, pemilihan pendahuluan di South Carolina akan diadakan pada 3 Februari, diikuti oleh Nevada dan New Hampshire pada tanggal 6 Februari, Georgia pada tanggal 13 Februari, dan Michigan pada 27 Februari.
Iowa secara historis merupakan negara bagian pertama yang mengadakan kaukus tertutup, diikuti oleh New Hampshire dengan pemilihan pendahuluan pertama.
“Kami akan membasmi deep state dan menghentikan persenjataan badan-badan federal karena ada persenjataan yang belum pernah dilihat orang,” tambah Trump.
“Kita akan mengambil kembali negara kita, dan kita akan mengambil kembali Gedung Putih, dan kita akan meluruskan Amerika Serikat,” tegasnya. (asr)
Pada Rabu (25/1) terjadi insiden lalu lintas di terowongan berkecepatan tinggi di Kota Heyuan, Provinsi Guangdong. Di mana sebuah mobil terbakar dan asap hitam mengepul dalam terowongan, menyebabkan banyak orang panik dan langsung meninggalkan mobil mereka untuk keluar terowongan menyelamatkan diri.
Sekitar pukul 11:00 hari itu, sebuah mobil terbakar setelah ditabrik dari belakang oleh kendaraan lainnya ketika sedang melaju dalam Terowongan Jinhua di Kota Heyuan, Provinsi Guangdong. Asap tebal memenuhi terowongan.
Sebuah video yang diposting online menunjukkan sebuah mobil sedang terbakar, seseorang meninggalkan mobilnya dan berjalan meninggalkan terowongan, dan beberapa kendaraan bergerak perlahan. Saat api semakin membesar dan asap hitam mengepul dalam terowongan, sejumlah besar orang mulai panik dan meninggalkan mobil mereka untuk menyelamatkan diri.
“Ayo pergi !” “Ayo, cepat pergi dari sini !” Seorang pria mengetuk jendela mobil yang berada dalam terowongan, mengingatkan pemiliknya untuk segera melarikan diri, sambil berteriak, “Ayo, itu terbakar! Tinggal saja (mobilnya) !”
Orang-orang berkerumun keluar dari terowongan dan berdiri di luar terowongan untuk menonton, yang terlihat hanya kepulan asap hitam yang keluar dari terowongan, mereka sudah tidak bisa lagi melihat dengan jelas situasi di dalam terowongan. Ketika seseorang berlari keluar dari terowongan, terlihat masker dan mantel putih yang dikenakan telah berubah menjadi hitam dan abu-abu.
Seorang wanita berseru : “Ya Tuhan, tebal sekali asapnya, sungguh mengerikan !”
Seorang pria merekam video dari luar terowongan dan berkata : “Wow, ratusan mobil ada di dalam terowongan yang terbakar, yang penting menyelamatkan nyawa”.
Dalam video tersebut, seseorang yang diduga mengalami gangguan kesehatan, sehingga ada yang memberikan pertolongan pertama.
Menurut laporan media Tiongkok, satu orang terluka parah dalam insiden lalu lintas di Terowongan Jinhua. Sekitar pukul 12.12 siang hari itu, api yang membakar mobil berhasil dipadamkan dan asap tebal berangsur-angsur menghilang.
Sejak memasuki tahun 2023, bencana kerap terjadi di berbagai tempat di Tiongkok. Pada 17 Januari, longsoran salju terjadi di pintu keluar Terowongan Jalan Raya Paimo di Kota Linzhi, Tibet, menewaskan sedikitnya 28 orang.
Pada 15 Januari, terjadi ledakan dan kebakaran pada Panjin Haoye Chemical Co., Ltd. di Provinsi Liaoning. Petugas menunda pelaporan hingga 27 Januari. Insiden tersebut mengakibatkan 13 orang tewas dan 35 orang lainnya luka-luka.
Pada 8 Januari dini hari, sebuah truk menabrak rombongan yang sedang melangsungkan prosesi pemakaman di Kota Youlan, Kabupaten Nanchang, Provinsi Jiangxi, menyebabkan 19 orang tewas dan melukai 20 lainnya. (sin)
Menurut “World Happiness Report” yang dirilis oleh PBB pada 2022, Finlandia dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia selama 5 tahun berturut-turut. Seorang psikolog Finlandia menyatakan, untuk memiliki hidup yang bahagia, mereka tidak melakukan 3 hal. Mungkin, inilah alasan negara ini berkali-kali terpilih sebagai negara paling bahagia di dunia.
Seorang dosen dari Aalto University sekaligus filsuf dan peneliti psikologi bernama Frank Martela menulis artikel di CNBC yang menjelaskan, dalam laporan tersebut masyarakat dari 156 negara diminta untuk memberikan penilaian terhadap kehidupan mereka saat ini dari angka 0 sampai 10, diantaranya angka 0 adalah nilai yang paling buruk.
Laporan ini juga mempertimbangkan faktor dukungan sosial, usia panjang, kemurahan hati, dan pemberantasan korupsi, dan akhirnya Finlandia terpilih sebagai negara yang paling bahagia di dunia. Di urutan kedua ada Denmark, menyusul Islandia, Swiss, dan Belanda. Sedangkan Taiwan berada di urutan ke-26, melampaui Jepang serta Korea Selatan, dan menduduki urutan teratas negara-negara Asia Timur.
Martela mengatakan, ia meneliti prinsip mendasar kebahagiaan. Acap kali ada yang bertanya padanya, apa penyebab orang Finlandia begitu puas dengan kehidupan mereka? Terhadap hal ini Martela berbagi pandangannya. Ia mengatakan, untuk menjaga kualitas hidup yang tinggi, orang Finlandia tidak melakukan 3 hal berikut ini:
(1) Tidak akan Mengabaikan Kebaikan Alam
Pada 2021 dilakukan sebuah survei terhadap 2.245 orang dewasa Finlandia, dimana sebanyak 87% responden menjawab bahwa alam semesta sangat penting bagi mereka, karena ia memberikan energi, relaksasi, dan ketenangan pikiran. Hanya 12% orang yang beranggapan jagad raya tidak begitu penting, atau mereka tidak begitu menyukai alam.
Martela menuliskan, di Finlandia, pada musim panas para pekerja perusahaan memiliki hari libur selama empat minggu. Mayoritas dari mereka akan memanfaatkan liburan itu untuk pergi ke pedesaan, membiarkan dirinya terbuai di tengah dekapan alam.
Ia mengatakan, banyak kota-kota di Finlandia juga tidak begitu padat pembangunannya, ini berarti banyak orang Finlandia berada sangat dekat dengan alam. Seperti dirinya yang tinggal di dekat Central Park di ibukota Helsinki, ia kerap berjalan-jalan di taman itu.
(2) Tidak Akan Membandingkan Dirinya Dengan Tetangga
Martela mengatakan, di Finlandia ada sebuah sajak yang sangat terkenal, kurang lebih maknanya adalah: “Jangan bandingkan atau sombongkan kebahagiaanmu.” Orang Finlandia selalu mengingat pepatah itu, khususnya di saat membicarakan tentang materi dan memamerkan kekayaan.
Ia memberikan contoh, suatu kali ia bertemu orang terkaya di Finlandia. Waktu itu orang tersebut sedang mendorong kereta bayi dimana duduk anaknya, berjalan ke arah stasiun KA bawah tanah. Dia bisa saja membeli sebuah mobil mewah dan memakai supir, tetapi ia lebih memilih mengendarai alat transportasi umum.
Inilah model seorang yang sukses di Finlandia — tak ada bedanya dengan orang lain.
(3) Tidak Merusak Kepercayaan Antar Sesama
Sebuah riset oleh National Bureau of Economic Research menunjukkan, semakin tinggi saling keterpercayaan antar warga di sebuah negara, maka mereka akan semakin bahagia.
Majalah Readers’ Digest AS pada 2022 melakukan sebuah eksperimen “kehilangan dompet” (Loss Wallet) di berbagai belahan bumi. Mereka sengaja menghilangkan dompet di 16 kota yang terpilih, melihat bagaimana reaksi masyarakatnya, apakah mengembalikannya dengan jujur.
Mereka meninggalkan 12 buah dompet di tempat umum pada setiap kota seperti di taman, jalur pejalan kaki, pusat perbelanjaan dan lain-lain, dan di dalam setiap dompet terdapat foto, kartu nama, uang sekitar USD 50 dolar, juga terdapat data pribadi dan nomor ponsel dan lain sebagainya.
Eksperimen ini menemukan bahwa warga di Helsinki Finlandia adalah yang paling jujur. Mereka mengembalikan 11 dari 12 buah dompet. Salah seorang yang menemukan dan mengembalikan dompet itu adalah seorang pengusaha kaya berusia 27 tahun bernama Lasse Luomakoski
Ia memberitahu Readers’ Digest, “Kami adalah suatu komunitas yang sangat kecil, sangat tenang, dan juga memiliki hubungan yang sangat dekat. Kami sangat jarang ada korupsi, kami bahkan tidak akan menerobos lampu merah.”
Lewat eksperimen itu Martela menjelaskan, orang Finlandia cenderung saling percaya satu sama lain, juga mengutamakan kejujuran. Ia mengatakan, jika Anda meninggalkan laptop di perpustakaan atau ponsel Anda jatuh di dalam kereta api, Anda bisa dengan sangat yakin dapat menemukannya kembali.
Sedangkan anak-anak juga kerap menumpang bus dari sekolah pulang ke rumah, atau bepergian ke luar kota, sama sekali tidak perlu diawasi atau didampingi orang dewasa. (sud)
Seekor kucing peliharaan dari keluarga di Inggris ini sangat besar sehingga orang-orang sering mengira dia seekor singa, dan dia masih terus tumbuh besar.
Murphy namanya. Maine Coon adalah rasnya. Ia berbobot 11 kg dan panjangnya mencapai 104 cm dari hidung ke ekor, hanya sedikit lagi menuju rekor dunia. Dan, karena Murphy baru berusia 12 bulan, ia masih harus terus tumbuh di rumahnya di Worcester, Inggris.
(SWNS)
Pemiliknya Sareeta Brewin, 46 tahun, mengatakan bahwa ia menghabiskan banyak uang untuk memberi makan Murphy saat ia mengunyah makanan kering seharga 60 poundsterling (sekitar Rp 1,1 juta) setiap bulannya. Dia mengatakan bahwa orang-orang sering salah mengira Murphy sebagai seekor anjing atau bahkan singa. Pemiliknya yang bangga juga sering ditandai dalam postingan penampakan kucing besar di seluruh Worcestershire.
Brewin, seorang ibu dari tiga anak yang bekerja sebagai manajer produk di bidang alat kesehatan, mengatakan bahwa mereka mendapatkan Murphy pada November 2021.
“Dia berusia sekitar 13 atau 14 minggu dan pada saat itu ukurannya sama dengan kucing kami yang masih kecil,” katanya.
“Kami seperti memiliki kucing dan tikus dengan ukuran sebesar dia. Dia terlihat sangat kecil dibandingkan dengan dia,” tambahnya.
“Maine Coon tumbuh hingga mereka berusia sekitar tiga tahun, jadi siapa yang tahu seberapa besar Murphy akan tumbuh, dia sudah sebesar anjing biasa,” ujarnya.
(SWNS)
“Saya tak tahu apa yang saya harapkan darinya, saya tahu dia akan menjadi besar tapi saya tak menyangka dia akan sebesar itu. Sekarang kucing-kucing lain terlihat kecil dibandingkan dengannya.”
“Orang-orang terkadang salah mengira dia seekor anjing, mereka juga berkomentar tentang kucing liar yang berkeliaran. Ada juga yang bertanya, ‘Apakah itu singa? Dia sangat mirip kucing.”
Pada Natal 2021, Murphy mengunyah 12 set lampu pesta dan kabel iPhone milik keluarganya, yang menghabiskan total 300 poundsterling (sekitar Rp 5 juta) untuk menggantinya.
Kata Brewin: “Kami memanggilnya Thor karena dia sangat tampan tetapi dia cukup redup. Dia makan cukup banyak… Saya senang dia lebih suka biskuit kering karena harganya akan sangat mahal untuk daging. Jika makanannya basah, harganya akan sangat mahal.”
“Saya bahkan harus membeli gendongan anjing untuknya saat saya membawanya ke dokter hewan karena dia tidak muat dalam gendongan kucing.
“Dia seperti kucing dan anjing. Dia sangat mirip anjing, dia menyapa Anda dan membawakan mainan untuk dimainkan. Dia berbicara dan berkomunikasi. Huskey sangat vokal, Maine Coon juga. Dia juga pandai berkata-kata.”
(SWNS)
“Pada dasarnya dia masih seperti anak kucing, dia mengacak-acak rumah dan memiliki waktu setengah jam yang gila. Anjing-anjing sedikit ketakutan olehnya, mereka tidak mempermasalahkannya. Kucing kecil tidak mempermasalahkannya, mereka tetap bermain.”
Brewin mengatakan bahwa dia akan terus memperhatikan panjangnya Murphy di tahun-tahun mendatang untuk melihat apakah dia dapat memecahkan rekor tersebut.
“Saya yakin kami bisa mendapatkan beberapa inci tambahan darinya, tetapi saya akan terus mengawasinya untuk berjaga-jaga, dia bosan jika terus diangkat,” ujarnya.
Murphy masih harus mengejar ketertinggalannya untuk mengalahkan rekor dunia yang dipegang oleh kucing AS, Mymains Steward Gilligan (atau Stewie) dari Nevada, yang memiliki panjang 123 cm.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengungkapkan dalam memoarnya, bahwa ketika dirinya secara diam-diam mengunjungi Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong-un. Kim pernah mengatakan kepadanya secara pribadi bahwa untuk menghindari ancaman PKT, ia membutuhkan perlindungan militer AS yang ditempatkan di Korea Selatan.
Dalam memoarnya yang berjudul “Never Give an Inch : Fighting for the America I Love” yang diterbitkan pada 24 Januari, Mike Pompeo dalam statusnya sebagai Direktur CIA telah diam-diam mengunjungi Pyongyang pada tahun 2018.
Selama pertemuan dengan Kim Jong-un, Pompeo mengatakan : “Partai Komunis Tiongkok selalu mengatakan bahwa ‘Ketua Kim (Jong-un) akan sangat senang ketika pasukan AS yang ditempatkan di Korea Selatan meninggalkan Korea Selatan.”
Mendengar kalimat ini, Kim (Jong-un) tertawa, menggebrak meja dan berteriak : “Orang Tiongkok semuanya pembohong.”
Kim Jong-un memberitahu Pompeo secara pribadi : “Dia membutuhkan orang Amerika di Korea Selatan untuk melindunginya dirinya dari ancaman PKT, dan PKT menghendaki orang Amerika pergi (dari Korea Selatan) sehingga mereka dapat memperlakukan Semenanjung Korea seperti Tibet dan Xinjiang.”
Mike Pompeo menulis dalam bukunya : Kim Jong-un membutuhkan perlindungan (pasukan AS di Korea Selatan). Saya meremehkan betapa pentingnya hal ini bagi dirinya. Orang Korea Utara sama sekali tidak membenci AS yang meningkatkan kemampuan misil dan tempur darat di Semenanjung Korea.
Dalam buku itu, dia juga menggambarkan percakapan dengan Kim Jong-un tentang pembunuhan itu. Kim Jong-un memberitahunya : “Saya tidak menyangka Anda akan muncul. Saya tahu bahwa Anda terus mencoba untuk membunuh saya.”
“Saya memutuskan untuk melucu dan berkata, Ketua Kim, saya masih berusaha membunuh Anda,” tulis Pompeo dalam memoarnya.
Pertemuan Pompeo dengan Kim Jong-un sempat terhenti karena Kim Jong-un menerima “panggilan telepon penting” setiap 45 menit. Pompeo menulis : Telepon ini sebenarnya adalah panggilan dari ‘Marlboro Man’, ternyata Kim (Kim Jong-un) adalah perokok berat.
Pompeo membawa tugas untuk membujuk Kim Jong-un menanggalkan senjata nuklirnya. Dia mengatakan kepada Kim Jong-un bahwa meskipun dia melakukan denuklirisasi, rezim Korea Utara dapat terus bertahan, tidak seperti Saddam Hussein di Irak dan Gaddafi di Libya. Selama kesepakatan (denuklirisasi) tercapai, Kim Jong-un akan diundang ke Miami Beach untuk mencicipi cerutu Kuba yang merupakan terbaik di dunia.
Kim Jong-un mengatakan dia memiliki hubungan dekat dengan keluarga Castro dari Partai Komunis Kuba.
Pompeo juga menyebutkan beberapa detail dari tiga “Pertemuan Trump – Kim” dalam buku memoar tersebut. Pada pertemuan Trump – Kim yang diadakan di Singapura pada Juni 2018, dia menemukan Kim Jong-un mengenakan sepatu penambah tinggi dan berfoto dengan Presiden AS Donald Trump.
Trump menjuluki Kim Jong-un sebagai “Manusia Roket Kecil”. “‘Rocket Man’ baik-baik saja, tapi ‘kecil’ tidak,” kata Kim Jong-un.
Selama KTT AS – Korea Utara di Hanoi pada Februari 2019, Pompeo menyatakan bahwa AS akan mengizinkan beberapa proyek investasi berskala kecil dari Korea Selatan jika Korea Utara benar-benar membongkar fasilitas nuklir di Yongbyon.
Namun di KTT, Kim Jong-un menuntut “pencabutan sanksi sepenuhnya” dengan biaya pembongkaran kompleks Yongbyon. Pompeo ingat Kim menatap Kim Yong Chol dengan sumpah serapah setelah Trump menolak permintaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa Kim Jong-un mungkin telah salah melaporkan isi pra-negosiasi.
Pada Juni 2019, ketika Trump mengunjungi Korea Selatan, dia mengadakan pertemuan puncak Korea Selatan – AS – Korea Utara di Panmunjom. Pompeo menulis : Permintaan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk berpartisipasi dalam pertemuan bersejarah ini adalah tantangan terbesar.
Moon Jae-in telah beberapa kali menelepon saya secara pribadi, dan saya menjawab bahwa Kim Jong-un hanya ingin bertemu dengan Trump. Meskipun Moon Jae-in tidak senang, karena Kim Jong-un tidak punya waktu dan rasa hormat untuk bertemu Moon Jae-in, jadi kami telah membuat penilaian yang tepat.” (sin)
Dwi Konferensi / Dua Sesi akan diadakan pada Maret 2023, dan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping akan secara resmi memasuki masa jabatan ketiganya. Menurut analisis pakar, persaingan di internal Zhongnanhai yang melibatkan 4 fraksi dan 5 kelompok sudah mulai memanas. Zhongnanhai adalah kantor besar partai Komunis Tiongkok (PKT).
Baru-baru ini, Wu Guoguang, seorang penasihat untuk mantan sekjen PKT Zhao Ziyang menerbitkan sebuah artikel dalam buletin triwulanan “China Leadership Monitor”, menyebutkan bahwa “era baru politik faksi sedang berlangsung”, serangkaian faksi baru di antara pengikut dan loyalis Xi Jinping akan terlibat dalam persaingan.
Wu Guoguang yang saat ini bekerja di Stanford University dan think tank Asia Society di Amerika Serikat, ia mengatakan : “Status dan otoritas Xi Jinping sebagai pemimpin tertinggi tampaknya tidak akan menghadapi tantangan dari dalam kader senior PKT, tetapi persaingan di antara faksi dan kelompok sebagai pengikut Xi Jinping sudah mulai memanas.”
Menurut analisis Wu Guoguang, ada empat faksi utama dalam “pasukan keluarga Xi” yang memperebutkan kesetiaan terhadap Xi Jinping, termasuk pejabat yang pernah bekerja sama dengan Xi di Fujian, Zhejiang, dan Shanghai, serta Provinsi Shaanxi, tempat yang memiliki ikatan bathin yang mendalam dengan keluarga Xi Jinping.
Selain itu persaingan juga melibatkan 5 kelompok, termasuk pejabat dari sektor militer dan industri, pejabat yang memiliki hubungan dengan Universitas Tsinghua yang bergengsi, anggota yang memiliki hubungan dengan Sekolah Komite Sentral PKT, beberapa pejabat yang memiliki hubungan yang jelas dengan istri Xi Jinping, Peng Liyuan, dan satu kelompok dari departemen keamanan.
“Di tahun-tahun mendatang, pertikaian faksi tidak akan terhindarkan … perubahan antargenerasi dalam siklus elit internal dan suksesi kekuasaan juga akan memicu perebutan kekuasaan di antara faksi-faksi bawahan Xi Jinping yang saat ini sedang terbentuk,” kata Wu Guoguang.
Wu percaya bahwa perselisihan yang ada dalam fraksi atau kelompok “pasukan keluarga Xi” itu memang yang hendak dilihat, karena Xi membutuhkan check and balances internal.
Ambil Dewan Negara sebagai contoh. Li Qiang dari Provinsi Zhejiang, He Lifeng dari Provinsi Fujian, dan Ding Xuexiang dari Kota Shanghai. Masing-masing dari ketiganya memiliki saluran dan kontak terpisah dengan Xi, dan masing-masing memiliki tim dan personelnya sendiri.
Dwi Konferensi di Maret mendatang akan mengkonfirmasi penunjukan sejumlah pejabat kunci PKT. Jika tidak terjadi hal yang lain, Li Qiang akan ditempatkan sebagai Perdana Menteri Tiongkok. He Lifeng akan menggantikan Liu He sebagai Wakil Perdana Menteri dan menjadi “tsar ekonomi baru” Tiongkok. Cai Qi adalah kepala baru bagian propaganda dan ideologi PKT. Wang Xiaohong akan menempati departemen keamanan.
Wu Guoguang mengatakan bahwa Xi Jinping ingin mempertahankan diri sebagai wasit tertinggi dan membiarkan para pengikutnya saling memantau dan melapor kepadanya.
Financial Times yang mengutip ucapan Joseph Torigian, seorang ahli politik elit Tiongkok dan Uni Soviet dari Universitas Washington melaporkan, bahwa jika faksi lain terbentuk di dalam kepemimpinan puncak Partai Komunis Tiongkok, hal itu dapat membangkitkan kemarahan Xi Jinping. Di masa lalu, Xi Jinping telah menindak beberapa oposisi politik dan ancaman yang dianggap merongrong pemerintahannya. (sin)
Belum pernah musim dingin terasa begitu menyesakkan bagi Zou, yang menghitung ada sekitar 20 kematian di antara lingkaran sosialnya di tengah gelombang besar COVID-19 yang melanda Tiongkok.
Tenda-tenda berkabung, yang menandakan rumah tangga yang kehilangan anggota keluarganya, terlihat di setiap jalan di kampung halamannya di kota bersejarah Yueyang di Provinsi Hunan, Tiongkok selatan, yang berpenduduk sekitar 20.000 jiwa.
Saking banyaknya, “sangat menakutkan,” kata Zou kepada Tje Epoch Times yang hanya memberikan nama belakangnya karena takut akan ancaman dan tindakan aparat.
Dia mengatakan langit tampak lebih gelap dari biasanya, tanpa banyak sinar matahari, yang semakin meningkatkan rasa takut di kota kecil itu karena wabah tersebut menimbulkan bayangan yang besar. Dalam tiga sampai empat hari terakhir saja, 100 sampai 200 orang meninggal dunia karena penyakit ini, katanya pada 23 Januari.
Di Shaoyang, sebuah kota dengan penduduk sekitar 1,5 juta jiwa yang berjarak sekitar empat jam perjalanan ke arah selatan, seorang penduduk setempat yang tidak mau menyebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan bahwa ribuan orang lanjut usia kemungkinan besar meninggal dunia selama wabah ini. Pada satu titik, empat keluarga yang tinggal di gang yang sama sedang berkabung, ujarnya kepada The Epoch Times pada 18 Januari, dan menggambarkannya sebagai “tidak bisa dipercaya.”
Ketakutan yang memuncak telah meredam semangat liburan di tengah perayaan Tahun Baru Imlek, yang biasanya merupakan perayaan terbesar dalam setahun, yang dimulai pada akhir pekan.
Sebuah klip video yang beredar di media sosial dua hari sebelum Tahun Baru Imlek, yang diambil dari sebuah mobil yang melewati sebuah area perumahan, menunjukkan jalanan sepi yang dipenuhi dengan karangan bunga dan lentera kertas berwarna biru-putih yang menandai orang yang telah meninggal dunia.
“Anda melihat apa yang terjadi pada tetangga Anda dan mengkhawatirkan keluarga Anda sendiri,” kata seorang wanita bermarga Bao dari kota Shijiazhuang di Provinsi Hebei kepada The Epoch Times. Seperti narasumber lainnya, Bao menolak untuk memberikan nama depannya untuk menghindari pembalasan dari pemerintah. Tahun baru baginya berlalu tanpa kunjungan yang biasa dilakukan ke kerabat besarnya.
Ketika virus ini melanda seluruh negeri, rezim komunis Tiongkok terus menyembunyikan skala wabah yang sebenarnya. Bagaimanapun, laporan kematian yang meluas, rumah sakit dan krematorium yang kewalahan, dan kekurangan persediaan pemakaman menunjukkan jumlah korban yang signifikan.
Meningkatnya jumlah kematian menyebabkan krematorium di seluruh negeri berebut untuk meningkatkan kapasitas mereka secara dramatis.
Sebuah tinjauan Epoch Times terhadap 10 provinsi dan kota-kota besar menemukan bahwa lebih dari 30 rumah duka menerbitkan tender untuk oven kremasi, guci abu, mobil van untuk mengangkut mayat, dan lemari es selama tiga minggu terakhir ini.
“Karena lonjakan tajam dalam bisnis, kami sangat perlu membeli dua mesin penyortir abu dan peralatan pasca-pemrosesan,” demikian bunyi salah satu pengumuman pada 19 Januari yang diterbitkan oleh Rumah Duka Huzhou di Provinsi Zhejiang, yang terletak di sebelah selatan Shanghai.
Dalam sebuah tender pada 6 Januari yang sekarang sudah dihapus dari pemerintah kota Shantou di Provinsi Guangdong bagian selatan, sebuah rumah duka meminta “pembelian darurat” untuk dua insinerator yang akan siap digunakan dalam 10 hari. Pada saat itu, sebuah krematorium besar di Shanghai mengatakan kepada The Epoch Times bahwa mereka membakar 400 hingga 500 jenazah setiap hari – empat hingga lima kali lipat dari beban kerja tertinggi mereka sebelumnya.
Persediaan Pemakaman Habis
Ketika display berkabung berjajar di jalan-jalan Tiongkok dan mobil jenazah menciptakan kemacetan lalu lintas di luar krematorium, harga barang dagangan pemakaman telah melonjak di tengah meroketnya permintaan.
Beberapa pemasok guci abu dan peti mati mengkonfirmasi bahwa mereka kehabisan stok atau kehabisan persediaan saat dihubungi oleh The Epoch Times menjelang Tahun Baru Imlek. Setiap orang yang diwawancarai hanya memberikan nama belakang mereka atau menolak untuk diidentifikasi karena takut akan pembalasan.
Sebuah produsen guci abu di Henan, provinsi terpadat ketiga di Tiongkok, kehabisan stok. Untuk mengisinya kembali bisa memakan waktu sekitar sebulan, ujar seorang perwakilan penjualan bermarga Sun. Ia mencatat bahwa hal ini belum pernah terjadi sebelumnya selama hampir dua dekade dia bekerja di industri ini.
“Tidak pernah seperti ini,” kata Qiu, perwakilan dari pembuat guci yang berbeda di Provinsi Shandong yang berdekatan, kepada The Epoch Times, menunjuk COVID-19 sebagai penyebab “badai” pesanan yang masuk.
Seorang produsen peti mati di Jingdezhen, sebuah kota yang terkenal dengan seni keramiknya, mengatakan bahwa ia memiliki tidak lebih dari dua item untuk lini produk yang belum terjual habis dan menyarankan klien untuk membeli apa pun yang tersedia tanpa memilih.
“Terus terang, terlalu banyak orang yang meninggal tahun ini, dan permintaannya terlalu tinggi; kami tidak bisa membuat cukup banyak,” katanya kepada The Epoch Times.
Cerita dari penduduk setempat di seluruh negeri juga sama mencekamnya.
Seorang wanita dari Suzhou, sebuah kota dekat Shanghai, kehilangan tiga anggota keluarga yang lebih tua, termasuk ibunya pada hari yang sama di awal bulan ini. Rumah duka setempat telah menetapkan batas 400 tempat selama 24 jam. Pada 5 Januari, dia dan beberapa anggota keluarganya mencoba untuk mendapatkan nomor ketika tempat pemakaman dibuka pada tengah malam; dalam waktu 28 detik, mereka ditempatkan di urutan ke-160. Biaya pemakaman untuk ibunya lebih dari 10.000 yuan, dua kali lipat dari biaya pemakaman sebelumnya.
Kekurangan persediaan barang-barang pemakaman yang ekstrim berarti tidak ada peti mati dari karton atau kayu yang tersedia untuk jenazah ibunya. Yang tersisa hanyalah kantong kertas dan kain kafan, kata wanita itu, yang menggunakan nama samaran Liang Yan, kepada The Epoch Times.
Kekecewaan
Ketika penduduk Tiongkok yang sangat besar berjuang di bawah ledakan wabah COVID-19, pihak berwenang di Beijing telah berusaha untuk menumpangkan realitas yang berbeda.
Pada hari yang sama ketika sebuah universitas ternama di Tiongkok merilis laporan yang mengindikasikan 900 juta infeksi selama gelombang terbaru COVID-19, para pejabat di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Beijing mengadakan konferensi untuk merayakan tiga tahun kerja anti-wabah, di mana mereka memberikan puluhan penghargaan, dan kepala Partai Komunis Tiongkok, ujat Huang Chun, menyatakan bahwa badan tersebut telah “memenuhi misi mereka.”
Nada kemenangan yang sama juga diucapkan oleh Jiang Yunzhong, seorang cendekiawan Marxis dan pejabat Partai Komunis Tiongkok di Universitas Tsinghua yang elit di Beijing, yang mengatakan bahwa jumlah kematian akibat COVID-19 di Tiongkok “masih berada dalam kisaran yang dapat diterima.”
“Bahkan jika beberapa juta orang meninggal, lalu mengapa?” tulisnya di media sosial Tiongkok pada 14 Januari. ” Tiongkok memiliki 10 juta kematian pada tahun 2021; bahkan jika ada 5 juta kematian lagi, itu hanya peningkatan 50 persen – perbedaan antara dua kematian versus tiga kematian. “
Sejauh ini, rezim tersebut mengakui sekitar 72.000 kematian, jumlah yang telah mengundang skeptisisme tingkat tinggi di antara para ahli dan penduduk.
“Ini adalah tragedi dalam sejarah manusia,” kata Zou. “Mereka melihat ini sebagai lelucon yang lucu dan bahkan ingin membanggakan pencapaian mereka dan menjadikannya sebagai model bagi dunia. Mereka sama sekali tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang-orang biasa.”
Angka-angka virus yang tidak realistis inilah yang telah mengubah pikiran generasi tua yang tumbuh di bawah pencucian otak rezim dan biasanya tidak akan menerima diskusi apa pun yang mengkritik Partai Komunis Tiongkok, menurut Zou, yang menggambarkan hal ini sebagai tanda “gen merah yang rusak.”
“Saya bisa melihat mereka benar-benar marah,” katanya. “Ketika mereka berbicara, mereka akan bertanya: ‘Mengapa mereka melaporkan data seperti ini? Mereka tidak mengerti.”
“Mereka biasanya memaklumi semua yang dikatakan [pihak berwenang], tetapi sekarang mereka benar-benar kehilangan kepercayaan pada mereka.”
Chang Chun, Yi Ru, dan Frank Fang berkontribusi dalam laporan ini.
Dalam tiga tahun diserang virus COVID-19 “Dabai” (petugas penanggulangan COVID) yang mengenakan pakaian pelindung berwarna putih telah menyebar ke seluruh daratan Tiongkok. Kemudian Revolusi Kertas Putih meletus di banyak wilayah di Tiongkok pada akhir tahun 2022, yang memaksa pihak berwenang untuk meninggalkan kebijakan ekstrim Nol COVID. Lalu, pembebasan tanpa persiapan yang menyebabkan epidemi di seluruh negeri dan muncul sejumlah besar pasien “Paru-Paru Putih” di seluruh negeri. Warna putih tampaknya menjadi kutukan yang tak dapat dihilangkan untuk mengguncangkan kekuasaan totaliter Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Blokade dan Kuasa Kontrol Ekstrem “Dabai” Hanya Ada di Tiongkok
Sejak wabah “virus Partai Komunis Tiongkok” dilaporkan di daratan Tiongkok pada akhir tahun 2019, virus ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh negeri. Karena penyembunyian yang disengaja dan dibiarkan oleh otoritas PKT, virus dengan cepat mengalir keluar dari Tiongkok dan menyebar ke seluruh dunia. Sejauh ini, sekitar 662 juta orang telah terinfeksi dan sekitar 7,5 juta orang meninggal dunia (termasuk data resmi PKT, tetapi karena data yang diberikan oleh PKT semuanya palsu, data epidemi dan kematian yang sebenarnya di daratan Tiongkok tidak dapat diverifikasi oleh dunia luar saat ini).
Dalam tiga tahun terakhir, otoritas PKT demi mempamerkan apa yang disebut karakteristik Tiongkok, selalu mengikuti dan mempertahankan kebijakan anti-kemanusiaan seperti “pembersihan nol dinamis” dan menerapkan apa yang disebut “diperiksa, dikumpulkan, diisolasi dan disembuhkan secara tuntas”, dengan penuh semangat membangun rumah sakit kabin persegi, dan melakukan penutupan desa, gedung, distrik, kota, provinsi dan negara secara paksa, dan bahkan praktik menarik semua orang yang tidak terinfeksi di seluruh gedung atau seluruh komunitas setelah satu orang terinfeksi.
Seketika, polisi, petugas keamanan dan petugas medis yang dibungkus pakaian pelindung putih dari ujung kepala sampai ujung kaki membanjiri seluruh negeri. Mereka secara paksa masuk ke rumah, membersihkan rumah, membunuh hewan peliharaan dan memaksa orang sehat meninggalkan rumahnya untuk di karantina, seketika duka dimana-mana. Ada orang yang meninggal dunia karena kelaparan, meninggal dunia di rumah, terpaksa melompat dari gedung, bahkan orang lanjut usia yang membutuhkan perawatan darurat diblokir di pintu masuk rumah sakit oleh ‘Dabai’ hingga meninggal dunia tanpa perawatan. Insiden horor kematian ibu dan bayi karena pendarahan hebat sebab tak dapat masuk rumah sakit untuk melahirkan, terus menggegerkan warganet, dikutuk oleh semua lapisan masyarakat.
Oleh karena itu, staf tingkat rendah yang menerapkan metode pengendalian teroris PKT dan menyebabkan tragedi kemanusiaan yang tak terhitung jumlahnya dijuluki “Dabai” oleh publik, bahkan disebut “Bai Wuchang”.
Adegan horor putih yang jarang terjadi di dunia ini, telah mengungkap dengan jelas kontrol ekstrem ketat dari totalitarianisme PKT kepada dunia.
Berduka Cita Atas Kematian Para Pelawan Tirani, Revolusi Kertas Putih
Kebijakan “pembersihan nol dinamis” yang ekstrem dari otoritas PKT berakhir tak lama setelah gerakan “revolusi kertas putih” yang dimulai pada tanggal 26 November tahun 2022.
Pada pukul 19:49 tanggal 24 November, kebakaran serius terjadi di sebuah gedung tinggi di Komunitas Jixiangyuan, Urumqi, Xinjiang. Langkah-langkah blokade yang sangat ketat dari otoritas PKT menghambat penyelamatan hingga menyebabkan penduduk tak bisa melarikan diri, mengakibatkan 44 orang tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka. Setelah tragedi itu terkuak, menjadi pemicu bagi publik untuk menentang kebijakan pembersihan nol dinamis penguasa.
Pada 26 November, foto Li Kangmeng, seorang gadis dari Institut Media dan Komunikasi Nanjing memegang kertas kosong sebagai protes tanpa suara, memicu opini publik di Internet. Perguruan Tinggi Nan Chuan memimpin dalam berkumpul secara spontan dan meluncurkan kegiatan untuk berduka cita atas para korban kebakaran 11.24 Urumqi, yang memicu gerakan protes di berbagai tempat, dengan tindak lanjut di berbagai tempat, dengan cepat berkembang menjadi “revolusi kertas kosong” berskala besar yang melibatkan lebih dari 180 universitas dan warga di banyak kota di seluruh negeri.
Dari 26 hingga 27 November, sejumlah besar orang di Shanghai berkumpul di luar Huixianju dan Yiyuan di Jalan Tengah Urumqi, menyerukan untuk mengakhiri kebijakan “pembersihan nol dinamis” dan mengakhiri status berkuasa Partai Komunis Tiongkok. Mereka menyalakan lilin putih di bawah tanda jalan “Urumqi Middle Road” untuk berduka cita atas para korban kebakaran, dan serempak meneriakkan slogan-slogan “Partai Komunis mundur” dan “Xi Jinping mundur”, membuat “revolusi kertas putih” (juga dikenal sebagai “gerakan kertas putih”) sebuah “menjadi gerakan politik pertama yang menantang totaliter untuk memperjuangkan demokrasi dan kebebasan sejak “4 Juni 1989”.
Tiba-tiba Dilepaskan, Seluruh Negeri Terinfeksi, Paru-paru Putih Hadir
Di bawah tekanan “revolusi kertas putih” dan masyarakat seluruh negeri, otoritas PKT terpaksa melepaskan kebijakan pembersihan nol yang selalu mereka pertahankan, tetapi tiba-tiba dilepaskan sepenuhnya tanpa rencana apa pun. Perputaran 180 derajat ini menyebabkan arus terinfeksi wabah model semburan sumur yang tiba-tiba pecah di berbagai tempat di Tiongkok, sulit bagi sejumlah besar pasien yang terinfeksi untuk mencari perawatan medis, mereka tidak dapat membeli antipiretik, yang menjadi gelombang tsunami berikutnya.
Pada akhir tahun dan awal tahun, sistem medis di kota-kota besar dan menengah di seluruh negeri runtuh karena kewalahan oleh sejumlah besar pasien, yang pada gilirannya menyebabkan kematian yang cepat bagi sejumlah besar pasien yang sakit kritis, dan efek berantai dari runtuhnya sistem pemakaman karena kewalahan oleh orang mati.
Internet penuh dengan gambar orang-orang tewas di kamar mayat rumah sakit, bahkan ruang gawat darurat, antrian panjang di rumah duka, dan adegan mayat harus menunggu berhari-hari untuk dikremasi dan diperas oleh calo.
Fenomena yang paling menakutkan adalah sebagian besar pasien yang sakit kritis menampakkan kondisi paru-paru putih. Beberapa orang mengatakan bahwa ini adalah “era Putih Besar telah berlalu, dan era Paru Putih Besar telah tiba.”
Seorang staf medis mengungkapkan hasil tes CT pasien di rumah sakit mereka: “Dalam satu hari, tidak lebih 10 orang dari 182 orang yang memiliki CT scan normal, pada dasarnya mereka semua memiliki paru-paru putih besar.”
Baru-baru ini, “paru-paru putih” menjadi pencarian panas di daratan Tiongkok, dan media resmi mengakui, “Di musim dingin puncak perawatan medis ini, “paru-paru putih” secara bertahap menjadi kata hangat dalam diskusi semua orang.”
Seorang ahli daratan member penjelasan terhadap “paru-paru putih” bahwa “ketika radang paru-paru parah dan ada lebih banyak eksudat, dan ketika area pencitraan putih mencapai 70% hingga 80%, biasanya disebut paru-paru putih dalam praktik klinis, dan secara ilmiah namanya pneumonia berat.”
Para ahli mengatakan, “Tingkat kematian pasien paru-paru putih yang parah lebih dari 40%.” “Sulit untuk mengembalikan paru-paru ke keadaan bersih seperti semula. Sebagian besar pasien akan meninggalkan gejala sisa fibrosis paru. “
Dikatakan bahwa wajah berubah pucat membicarakan paru-paru putih, lebih-lebih karena pasien sejenis ini telah menyebar dari orang tua ke orang dewasa muda.
Tiga Tahun yang Dipenuhi Unsur Putih Menjadi Kutukan atas PKT
“Putih Besar” Surut Selama tiga tahun, “Revolusi Kertas Putih” mengakhiri “pembersihan nol dinamis” yang telah dipertahankan oleh otoritas PKT selama tiga tahun. Efeknya memicu “Revolusi Kembang Api” pada Malam Tahun Baru, menyebabkan PKT babak belur.
Saat ini, penyakit paru-paru putih parah, yang dimulai dengan huruf putih, terus merenggut nyawa banyak pasien, termasuk pejabat senior Partai Komunis Tiongkok.
Namun, partai politik PKT yang menjunjung tinggi apa yang disebut “ateisme,” masih menganut praktik “melawan langit” yang selalu diyakininya. Baru-baru ini, telah meluncurkan apa yang disebut propaganda tanpa otak “mengetahui bahwa ada harimau di pegunungan, tetapi malah pergi ke pegunungan.”
Seorang penulis daratan menulis kepada The Epoch Times, mengatakan, apakah Anda PKT bisa mati jika tidak membual? Apakah Anda tidak takut memanggil datang arwah dendam? Tidak mengambil jalan yang benar, Anda menggoda harimau? Ini benar-benar bodoh jika Anda memikirkannya dengan tumit Anda, bukan? Menggiring rakyat secara paksa ke pegunungan yang diketahuinya ada harimau, dan mengirim banyak orang untuk memberi makan harimau, ini bukan hanya bodoh, ini harus disebut jahat! Hati nurani PKT telah rusak.
Penulis ini langsung menunjukkan : Semangat macam apa versi PKT yang “mengetahui ada harimau di pegunungan, tetapi berjalan menuju harimau”? Orang Tionghoa yang normal dan sadar telah lama memiliki jawaban paling langsung : “Sakit mental!”
Mengenai praktik PKT ini, komentator Yan Dan mengatakan bahwa ada gambar di dalam tembok yang menunjukkan bahwa netizen telah menciptakan kata baru yang disebut “Bai Fei Xin Ji” (homonim untuk usaha yang sia-sia). Istilah ini lahir sebagai tanggapan atas malapetaka, seolah-olah dirancang khusus untuk menyimpulkan ” perang epidemi” tiga tahun PKT.
Lalu, bagaimana dengan atribusi warna putih dalam budaya tradisional Tiongkok?
Menurut Yi Li, putih melambangkan energi Yang dinamis, dan termasuk “emas” dalam “lima elemen” (emas, kayu, air, api dan tanah).
Dalam “lima elemen”, atribut “emas” melambangkan tubuh yang memiliki sifat merusak dan kokoh.
Dalam kaitannya dengan organ tubuh manusia, “lima elemen” bersepadanan dengan “lima organ dalam” manusia (jantung, hati, limpa, paru-paru dan ginjal), dan “emas” melambangkan paru-paru.
Dalam teori tradisional Tiongkok tentang lima elemen, “emas” homolog dengan warna putih, dan menunjuk ke paru-paru pada tubuh manusia, dan “Paru-paru putih besar” saat ini sesuai dengan pepatah dalam budaya tradisional.
Putih Besar, Paru-paru Putih, Revolusi Kertas Putih………. semua ini mungkin juga bukan kebetulan.(lin)