Mike Pompeo : Kim Jong-un Meminta Perlindungan Militer AS demi Menghindari Ancaman Tiongkok

oleh Luo Tingting

Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengungkapkan dalam memoarnya, bahwa ketika dirinya secara diam-diam mengunjungi Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong-un. Kim pernah mengatakan kepadanya secara pribadi bahwa untuk menghindari ancaman PKT, ia membutuhkan perlindungan militer AS yang ditempatkan di Korea Selatan.

Dalam memoarnya yang berjudul “Never Give an Inch : Fighting for the America I Love” yang diterbitkan pada 24 Januari, Mike Pompeo dalam statusnya sebagai Direktur CIA telah  diam-diam mengunjungi Pyongyang pada tahun 2018.

Selama pertemuan dengan Kim Jong-un, Pompeo mengatakan : “Partai Komunis Tiongkok selalu mengatakan bahwa ‘Ketua Kim (Jong-un) akan sangat senang ketika pasukan AS yang ditempatkan di Korea Selatan meninggalkan Korea Selatan.”

Mendengar kalimat ini, Kim (Jong-un) tertawa, menggebrak meja dan berteriak : “Orang Tiongkok semuanya pembohong.”

Kim Jong-un memberitahu Pompeo secara pribadi : “Dia membutuhkan orang Amerika di Korea Selatan untuk melindunginya dirinya dari ancaman PKT, dan PKT menghendaki orang Amerika pergi (dari Korea Selatan) sehingga mereka dapat memperlakukan Semenanjung Korea seperti Tibet dan Xinjiang.”

Mike Pompeo menulis dalam bukunya : Kim Jong-un membutuhkan perlindungan (pasukan AS di Korea Selatan). Saya meremehkan betapa pentingnya hal ini bagi dirinya. Orang Korea Utara sama sekali tidak membenci AS yang meningkatkan kemampuan misil dan tempur darat di Semenanjung Korea.

Dalam buku itu, dia juga menggambarkan percakapan dengan Kim Jong-un tentang pembunuhan itu. Kim Jong-un memberitahunya : “Saya tidak menyangka Anda akan muncul. Saya tahu bahwa Anda terus mencoba untuk membunuh saya.”

“Saya memutuskan untuk melucu dan berkata, Ketua Kim, saya masih berusaha membunuh Anda,” tulis Pompeo dalam memoarnya.

Pertemuan Pompeo dengan Kim Jong-un sempat terhenti karena Kim Jong-un menerima “panggilan telepon penting” setiap 45 menit. Pompeo menulis : Telepon ini sebenarnya adalah panggilan dari ‘Marlboro Man’, ternyata Kim (Kim Jong-un) adalah perokok berat.

Pompeo membawa tugas untuk membujuk Kim Jong-un menanggalkan senjata nuklirnya. Dia mengatakan kepada Kim Jong-un bahwa meskipun dia melakukan denuklirisasi, rezim Korea Utara dapat terus bertahan, tidak seperti Saddam Hussein di Irak dan Gaddafi di Libya. Selama kesepakatan (denuklirisasi) tercapai, Kim Jong-un akan diundang ke Miami Beach untuk mencicipi cerutu Kuba yang merupakan terbaik di dunia.

Kim Jong-un mengatakan dia memiliki hubungan dekat dengan keluarga Castro dari Partai Komunis Kuba.

Pompeo juga menyebutkan beberapa detail dari tiga “Pertemuan Trump – Kim” dalam buku memoar tersebut. Pada pertemuan Trump – Kim yang diadakan di Singapura pada  Juni 2018, dia menemukan Kim Jong-un mengenakan sepatu penambah tinggi dan berfoto dengan Presiden AS Donald Trump.

Trump menjuluki Kim Jong-un sebagai “Manusia Roket Kecil”. “‘Rocket Man’ baik-baik saja, tapi ‘kecil’ tidak,” kata Kim Jong-un.

Selama KTT AS – Korea Utara di Hanoi pada  Februari 2019, Pompeo menyatakan bahwa AS akan mengizinkan beberapa proyek investasi berskala kecil dari Korea Selatan jika Korea Utara benar-benar membongkar fasilitas nuklir di Yongbyon.

Namun di KTT, Kim Jong-un menuntut “pencabutan sanksi sepenuhnya” dengan biaya pembongkaran kompleks Yongbyon. Pompeo ingat Kim menatap Kim Yong Chol dengan sumpah serapah setelah Trump menolak permintaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa Kim Jong-un mungkin telah salah melaporkan isi pra-negosiasi.

Pada  Juni 2019, ketika Trump mengunjungi Korea Selatan, dia mengadakan pertemuan puncak Korea Selatan – AS – Korea Utara di Panmunjom. Pompeo menulis : Permintaan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk berpartisipasi dalam pertemuan bersejarah ini adalah tantangan terbesar.

Moon Jae-in telah beberapa kali menelepon saya secara pribadi, dan saya menjawab bahwa Kim Jong-un hanya ingin bertemu dengan Trump. Meskipun Moon Jae-in tidak senang, karena Kim Jong-un tidak punya waktu dan rasa hormat untuk bertemu Moon Jae-in, jadi kami telah membuat penilaian yang tepat.” (sin)