Inilah Kisah Nyata Yang Paling Disembunyikan Di Tiongkok

Oleh Larry Ong, Epoch Times

Pada tanggal 13 Mei 1992, seorang pria Tiongkok berusia 41 tahun yang
awet muda, mulai mengajar tentang prinsip-prinsip moralitas dan kosmik
tradisional di kota asalnya Changchun, ibukota Provinsi Jilin. Para siswa
kelas Falun Gong yang diadakan oleh Tn. Li Hongzhi saat itu, juga belajar
empat set latihan gerakan dan satu latihan meditasi duduk.

Keefektifan Falun Gong dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental
warga Tiongkok dengan cepat menarik perhatian Partai Komunis Tiongkok.

Awalnya Tn. Li dipuji dan diberi banyak penghargaan oleh berbagai lembaga
negara, termasuk aparat keamanan, atas kontribusinya kepada masyarakat.
Pengakuan berubah menjadi pengawasan ketika puluhan juta orang Tiongkok
terbukti berlatih Falun Gong pada akhir 1990an.

Para praktisi sedang berlatih di Dongmen Plaza, Provinsi Heilongjiang,
foto tahun 1999, sebelum penganiayaan dimulai pada Juli 1999
(en.minghui.org)

Penyelidikan resmi, bagaimanapun, hanya mengonfirmasi dampak positif
Falun Gong – sebuah survei yang dilakukan oleh Komisi Olah Raga Nasional
Tiongkok pada tahun 1998, menemukan bahwa hampir 98 persen dari 12.553
praktisi Falun Gong yang disurvei, mengatakan bahwa mereka telah
mengalami perbaikan nyata pada aspek kesehatan.

Akan tetapi, kemudian pemimpin Partai Komunis saat itu, Jiang Zemin,
tidak tahan melihat 70 juta sampai 100 juta orang Tiongkok melakukan
latihan gerakan lambat di pagi hari sebelum bekerja, untuk tetap fit.

Pada tanggal 20 Juli 1999, Jiang mengumumkan perang dengan Falun Gong.
Sejak hari itu, ratusan ribu praktisi telah ditangkap, dianiaya, dan
disiksa. Praktisi dalam tahanan bahkan beresiko dibunuh untuk kemudian
diambil organ tubuhnya.

Penganiayaan terhadap Falun Gong langsung menjadi cerita yang paling
disembunyikan di Tiongkok modern, dan sekaligus juga yang paling penting.

Khawatir akan keadilan dan pembalasan jika kampanye penganiayaannya
dibalikkan, Jiang berusaha mempertahankan dominasi faksi politiknya dalam
politik elit Tiongkok, dengan memasang loyalis dan penganiaya utama di
kantor-kantor tertinggi.

Selama lima tahun terakhir, bagaimanapun, banyak loyalis Jiang telah
dibersihkan di bawah kampanye anti-korupsi yang dilakukan pemimpin
Tiongkok saat ini, Xi Jinping. Penindasan tersebut masih berjalan di
negara tersebut, namun tampaknya telah kehilangan sedikit tenaga dengan
disingkirkannya tokoh-tokoh kunci seperti mantan kepala keamanan Zhou
Yongkang, dan mantan kepala Kantor 610, Li Dongsheng. Kantor 610 ini
adalah badan mirip Gestapo, yang bertugas mengawasi penganiayaan Falun
Gong.

Namun Jiang tetap berada pada posisi yang besar dan berpengaruh dalam
rezim tersebut, sejalan dengan preferensi Partai Komunis untuk memberi
wewenang kepada individu dan bukannya kepada institusi.

Jiang juga tampak aktif mematikan rumor tentang penyakit serta tanda-
tanda kelemahannya, yang akan mengecewakan para pendukungnya yang masih
tersisa.

Pekan lalu, surat kabar Hong Kong melaporkan bahwa Jiang sakit parah di
sebuah rumah sakit Shanghai. Mantan duta besar Meksiko untuk Tiongkok
pada awalnya men-tweet bahwa Jiang telah meninggal, dengan menyebutkan
sumber-sumber yang “dapat diandalkan” di Tiongkok, namun kemudian dia
menurunkan kondisinya menjadi “dalam keadaan koma dan tidak responsif.”

Dua hari setelah berita tersebut menyebar, Sekolah Percobaan Shanghai
mengatakan di Weibo, yaitu platform yang setara dengan Twitter di
Tiongkok, bahwa Jiang secara pribadi telah menelepon kepala sekolah untuk
mengucapkan selamat atas ulang tahun sekolah tersebut yang ke 30, menurut
laporan dari Hong Kong.

Kondisi medis Jiang saat ini tidak jelas. Juga tidak jelas mengapa
seorang kader Partai tingkat tinggi seperti Jiang mengambil resiko
publisitas dengan memeriksakan kesehatan dirinya ke Rumah Sakit Huashan
(seperti laporan yang diklaim), sebuah fasilitas medis universitas, dan
bukannya dirawat oleh spesialis di rumah atau di sebuah rumah sakit
militer yang dikelola pemerintah, seperti yang biasanya dilakukan seorang
kader tingkat tinggi.

Para praktisi Falun Dafa di Jakarta (www.minghui.org).

Falun Dafa (juga disebut Falun Gong) adalah latihan kultivasi jiwa raga
berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saat ini, Falun Dafa telah dilatih oleh jutaan orang di seluruh dunia, dan telah tersebar ke lebih dari 114 negara, termasuk di Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai Falun Dafa, dapat Anda temukan di
www.falundafa.org. (Jul)