Setelah Menolak Melepaskan Keyakinan Spiritualnya Ia Disiksa Hingga Koma

Seorang wanita di Kota Chaoyang, Provinsi Liaoning, di Tiongkok sekarang dalam keadaan koma setelah menderita selama bertahun-tahun disiksa saat dipenjara karena keyakinan spiritualnya.

Dia adalah seorang penganut Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, sebuah metode perbaikan diri yang melibatkan meditasi dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar.

Pada tahun 1999 rezim Tiongkok melancarkan penganiayaan secara nasional terhadap praktisi Falun Gong yang hingga kini masih berlangsung. Kantor pers resmi untuk Falun Gong, Pusat Informasi Falun Dafa, memperkirakan bahwa jutaan pengikut Falun Gong telah ditangkap dan ditahan sejak penganiayaan dimulai, sering mengalami penyiksaan dan pelecehan saat di penjara.

Song Shouyun adalah korban terakhir. Dia ditangkap di rumahnya pada 24 Oktober 2016, karena dia menolak untuk melepaskan keyakinannya, menurut sebuah laporan di Minghui.org, sebuah situs berbasis A.S. yang didedikasikan untuk menerbitkan informasi tentang penganiayaan Falun Gong di Tiongkok.

praktisi Falun Gong korban kekejaman partai komunis tiongkok
Foto praktisi Falun Gong, Song Shouyun. (Courtesy of Minghui.org)

Seorang wanita berusia 50-an, Song dalam kondisi sehat sebelum dia ditangkap. Anggota keluarganya mengatakan kepada Minghui.org bahwa ketika polisi menggeledah rumahnya, mereka menyita buku-buku Falun Gong dan sejumlah besar uang. Sampai saat ini, polisi masih belum mengembalikan buku atau uangnya.

Song ditahan di Pusat Penahanan Chaoyang, di mana dia dipukuli secara teratur. Selama bulan-bulan musim dingin, dia tidak diizinkan mengenakan pakaian hangat.

Pada 29 September 2016, pukul 1.30 pagi, anggota keluarga menerima telepon dari pusat penahanan, memberitahukan bahwa Song telah dikirim ke rumah sakit setempat.

Setibanya di rumah sakit, mereka diberitahu bahwa Song menderita pendarahan otak dan perlu menjalani operasi. Dokter rumah sakit mengatakan kepada keluarga bahwa Song bisa bertahan dalam keadaan koma untuk waktu yang lama atau mungkin meninggal. Pusat penahanan menyuruh mereka mengajukan permintaan pembebasan bersyarat medis.

Polisi menghentikan anggota keluarganya saat mereka mencoba memotret Song.

4.135 penganut dikonfirmasi telah meninggal karena penyiksaan dan penganiayaan, menurut Minghui.org, meskipun angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena kerahasiaan dan kurangnya informasi dari pihak berwenang Tiongkok. Sejumlah besar praktisi diyakini terbunuh melalui pengambilan organ hidup paksa, menurut para periset. (ran)

ErabaruNews