Warga Kanada Menggugat Polisi Beijing Atas Penahanan Anaknya

Seorang warga negara Kanada masih dipenjara di Tiongkok karena keyakinan spiritualnya, namun ibunya bertekad untuk mencari keadilan dari dalam sistem peradilan Tiongkok.

Pada 11 September, ibu Sun Qian mengajukan tuntutan di Tiongkok melawan otoritas polisi Beijing karena memenjarakan dan menyiksa putrinya.

Sun, 51tahun, adalah warga negara Kanada dan tinggal di kota Vancouver. Dia adalah pendiri perusahaan Beijing Leadman Biochemistry, dan membuatnya berhasil masuk dalam Hurun Report, daftar orang-orang terkaya Tiongkok dari tahun 2012 sampai 2016.

Setelah Sun mulai berlatih Falun Gong dan latihan meditasi pada tahun 2014, dia pulih dari kondisi kesehatan kronis seperti depresi, jantung berdebar-debar, dan masalah hati. Anggota keluarga mengatakan bahwa dia menjadi orang yang lebih toleran dan baik hati setelah berlatih.

penganiayaan terhadap praktisi Falon Gong
Foto kartu identitas Sun Qian. (Epoch Times)

Meskipun Partai Komunis Tiongkok pernah mendukung Falun Gong sehingga dapat menyebar dengan cepat, yang menurut sebuah survei negara kala itu telah memiliki 70 juta praktisi pada tahun 1999, namun praktik tersebut sekarang dilarang di Tiongkok.

Melihat popularitasnya yang meningkat di tahun 1990an, membuat rezim Tiongkok khawatir masyarakatnnya akan menganggap ajaran Falun Gong lebih menarik daripada ideologi Partai. Dengan kekhawatiran tersebut mulai melancarkan penganiayaan nasional terhadap praktisi pada tahun 1999, jutaan orang telah ditangkap, ditahan, dan disiksa.

Sun melakukan perjalanan secara teratur antara Vancouver dan Beijing untuk bekerja. Sementara dia berada di kediamannya di Beijing pada 19 Februari, lebih dari 20 agen keamanan berpakaian preman menerobos masuk, menggeledah rumahnya, dan membawanya pergi.

Dia telah dipenjara di Pusat Penahanan Pertama Beijing, sebuah fasilitas yang terkenal dengan perlakuan brutal terhadap tahanan.

Tangan dan kakinya diborgol ke kursi logam sehingga dia tidak bisa bergerak. Pada suatu kesempatan, seorang petugas polisi terus-menerus menggunakan semprotan merica di mata dan wajahnya, sementara perwira lainnya mulai meninju dan menendangnya, menurut Minghui.org, sebuah situs berbasis A.S. yang melacak penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Dia juga dibuat untuk mengenakan borgol khusus dimana kedua tangan saling terhubung, 24 jam sehari selama 13 hari berturut-turut. Dia tidak diizinkan mengganti pakaiannya.

Pengacara yang mewakili kasus Sun mengatakan bahwa penganiayaan terhadap Sun dan praktisi Falun Gong lainnya atas kepercayaan mereka bertentangan dengan hukum Tiongkok. Dengan peraturan Partai Komunis Tiongkok, sebuah kasus polisi hanya bisa diajukan ke pengadilan, namun Sun langsung dipenjara. Selanjutnya, aparat kepolisian setempat juga seorang warga negara asing.

Pengacara mencari tindakan hukum terhadap pihak berwenang. Pada 11 September, mereka membawa kasus tersebut ke Kejaksaan Agung Tiongkok, namun pengadilan menolak untuk menerima kasus tersebut. Pengacara diberitahu bahwa mereka harus membawa kasus ini ke kantor inspeksi Beijing, namun perwakilan di sana juga menolak.

Keluarga Sun terus mengajukan banding ke pemerintah Kanada untuk membantu membebaskannya. (ran)