Hari Raya Deepavali di India, Pimpinan Parpol Imbau Boikot Lampu dan Aksesoris Buatan Tiongkok Demi Produk Dalam Negeri

Epochtimes.id– Setelah Mahkamah Agung India melarang penjualan kembang api di Wilayah Ibu Kota Nasional Delhi (NCR) saat perayaan Diwali atau Deepavali untuk mengendalikan tingkat pencemaran, pada Minggu, (15/10/2017) pendiri Rashtriya Janata Dal (RJD) atau National People’s Party, Lalu Prasad Yadav mengeluarkan imbauan secara khusus sebelum festival cahaya itu digelar.

Kepala RJD meminta orang untuk memboikot lampu dan barang-barang dekoratif buatan Tiongkok dan meminta menggunakan api diyas (lampu tanah) untuk merayakan Diwali.

“Dengan melakukan ini, kita bisa menyelamatkan masyarakat pembuat tembikar yang hampir gulung tikar akibat munculnya lampu dan barang dekoratif buatan Tiongkok,” kata Lalu di Patna, Bihar.

Di ibukota Bihar, Patna, sebelumnya perayaan Diwali, kerumunan orang ramai sibuk membeli lampu Diwali made in Tiongkok dari 120 sampai 1.000 rupee, terjual di hampir semua pasar.

Sejak beberapa tahun terakhir, lampu buatan Tiongkok dan barang-barang dekoratif telah menjadi sangat populer di seluruh Bihar, India.

Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi pengrajin, yang bergerak dalam bisnis pembuatan api diyas dan tembikar lainnya, selama musim Diwali.

Warga Sri Langka merayakan Diwali (AP /Eranga Jayawardena)

“Perayaan Diwali adalah saat para pengrajin menunggu sepanjang tahun untuk mendapatkan keuntungan dengan menjual roti dan barang-barang dekoratif di Bihar, kata seorang pengrajin tembikar dari Patna kepada oneindia.com.

“Tapi karena barang asing, kita kehilangan bisnis kita,” keluhnya.

Pengrajin ini menambahkan sangat menyedihkan tentang orang-orang tidak mau membeli diyas. Tidak hanya tradisional, tapi jauh lebih murah daripada lampu made in Tiongkok.

Seseorang dapat membeli sekitar 50 api diyas dengan harga sekitar 25 rupee. “Bahkan para raja menggunakannya untuk menerangi tempat tinggal mereka dengan diyas pada kesempatan seperti Diwali,” kata Lalu.

“Diwali adalah satu-satunya saat ketika kita bisa memperoleh untung yang besar. Jika itu juga terjadi, bagaimana kita bisa bertahan?” tanya pengrajin lain dari Motihari.

Pimpinan parpol yang mengeluarkan imbauan tidak menggunakan produk asing ini, memiliki hubungan baik dengan komunitas pengrajin tembikar. Selama masa jabatannya sebagai menteri perkeretaapian, mantan menteri utama, dia telah membuat cangkir tanah liat untuk penjualan teh dan minuman lainnya di stasiun.

Perayaan Diwali atau Deepavali merupakan salah satu hari raya terbesar umat Hindu di India. Hari raya ini dirayakan pada bulan Aswayuja menurut kelender Caka Hindu atau sekitar Oktober-November.

Hari raya ini dimeriahkan dengan menyalakan berbagai cahaya seperti lentera sehingga dikenal sebagai Festival Cahaya.  Hari raya Diwali juga dilaksanakan seluruh oleh keturunan India  di Malaysia dan Singapura termasuk agama Jainisme dan Sikh. (asr)

sumber : oneindia.com