Para Biksu di Tiongkok ‘Memuliakan’ Kongres Nasional Ke-19, Netizens Menyindir dan Para Ilmuwan Mengkritik

Sebuah video telah banyak beredar di Internet, para biksu mengenakan jubah keagamaan sedang mengabdikan diri untuk Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke-19. Pada saat bersamaan, ada sekelompok biksu menyanyikan lagu ‘merah’ PKT untuk menunjukkan ketulusan mereka kepada Kongres Nasional ke-19. Para ahli mengatakan seluruh negara sedang dikacaukan oleh Partai Komunis Tiongkok. Sekarang Buddhisme bukan agama Budha, biksu bukanlah biarawan, dan jika membiarkannya berlanjut, disintegrasi PKT tidak jauh lagi.

Menjelang pembukaan “Kongres Nasional ke-19”, semua departemen dan institusi di Tiongkok daratan telah dimobilisasi untuk mengatur segala macam acara untuk memuji kebaikan dan prestasi PKT guna menunjukkan ketulusan mereka pada Kongres Nasional ke-19.

Sungguh mengejutkan bahwa video biksu yang mengabdi pada Kongres Nasional ke-19 menyebar secara online. Adegan tersebut menunjukkan bahwa para biksu dengan mengenakan jubah mengabdi dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk Kongres Nasional ke-19. Mendampingin para biksu berjubah keagamaan tersebut adalah sekelompok pejabat berpakaian santai yang melihat orang-orang yang sibuk berjalan bolak-balik, di lokasi spesifik yang tidak ditunjukkan.

Video online lain juga tersebar yang menunjukkan sekelompok biksu menyanyikan “nyanyian rohani” untuk Kongres Nasional ke-19 di atas panggung, panji-panji yang digantung adalah “selamat menyambut Kongres Nasional ke-19”. Tidak hanya Buddhisme, kuil Tao di daratan Tiongkok menggantung spanduk serupa, berfoto dengan spanduk sebagai latar belakang.

Orang-orang media senior, Sheng Xue, meneruskan video tersebut dan secara ketat mengkritik bahwa, “Sebuah partai ateistik, partai Marxis-Leninis, sebuah partai yang berjuang dengan semua kepercayaan agama, sebuah partai menghancurkan kepercayaan di antara semua orang, sebuah partai yang memperahankan rezimnya melalui kebohongan, kekerasan dan monopoli, sebuah partai yang mendorong semua warga negara sebagai budak, akhirnya lemah pada saat membutuhkan biksu-biksu palsu untuk mengabdi demi Kongres mereka.”

Pendiri Gereja Kristen Tionghoa di Montreal, Ren Bumei juga memberikan komentar singkat di twitter, “‘Kongres Nasional ke-19’ membutuhkan para biksu untuk menjaga mendampinginya, drama jelek yang paling kotor dalam sejarah.” Dan mengemukakan empat alasan untuknya: 1. Kegiatan geng kriminal, membuat jijik dunia sebelum kongres, menyebabkan mual dunia setelah kongres; 2. Agar kongres bisa sukses, semua warga negara harus memberi jalan bagi partai tersebut meski keinginan mereka untuk alasan politik; 3. Komunitas internasional dan sejumlah ‘profesor’ banyak memperhatikan Kongres ini, mereka tidak akan membedakan yang benar atau yang salah, baik atau buruk di dalamnya, membuatnya menggelikan; 4. video tersebut menunjukkan keberhasilan Setanisme di negara kabut (Tiongkok) di kedua aspek, dan kegelapan datang.”

kongres nasional ke 19 partai komunis tiongkok
Biarawan membuka Kongres ke-12 Partai Komunis Tiongkok. (Screenshot video)

“PKT sampai hari ini tidak memiliki apa yang disebut ide, moralitas, dan bahkan diri mereka sendiri tidak percaya pada cita-cita komunis. Partai sekarang hanya tinggal uang dan korupsi, ini adalah partai dan rezim yang bangkrut, ini adalah monster, partai anti manusia,” kata Chen Yonglin, mantan diplomat PKT.

Dia juga mengatakan bahwa PKT sendiri sibuk di dalam kontrol spiritual dan pemujaan pribadi. “(Mantan pemimpin PKT) papan nama Deng Xiaoping diletakkan saat dia meninggal, tubuh Mao Zedong dibuat menjadi mumi dan bukan peti mati di dalam tanah untuk memungkinkan orang melihat dia, semua ini adalah takhayul. Hampir semua anggota dan pejabat Partai Komunis dengan senang hati menikmati kekayaan dan ketenaran namun menjalani kehidupan yang kacau. Jika situasi ini berlanjut, keruntuhan PKT tidak akan terlalu lama.”

Generasi kedua pemimpin PKT sebelumnya, Luo Yu, mengatakan kepada Epoch Times: “Membiarkan para biksu menguduskan kongres adalah hal yang sangat lucu. PKT tidak memiliki moral, lapisan paling bawah dan idenya itu, bukankah partai  seperti itu sedang pening?!”

Dia menekankan, “Kekacauan dan anehnya adalah konsekuensi dari tidak adanya moral dan gagasan PKT. Kini tidak ada kebebasan beragama di Tiongkok, Buddhisme juga berantakan, ‘biksu’ bukan lagi biksu, ‘Buddhisme’ bukan lagi Buddhisme, termasuk Kuil Shaolin, dan lain-lain, tujuan mereka adalah menghasilkan uang dan melibatkan wanita.”

Ada banyak perilaku yang tidak masuk akal yang disebabkan oleh Kongres Nasional PKT ke-19, seperti semua bangunan di sepanjang Jalan Chang’an diperintahkan untuk mematikan api, kantin staf untuk sementara menghentikan penyediaan layanan makanan dan minuman mulai sekarang. Warga setempat memposting pemberitahuan tersebut “dengan gembira menyambut kongres ke-19, tutup selama 20 hari” untuk menyindir langkah-langkah keamanan PKT tersebut.

Di toko-toko di Beijing, sebuah pemberitahuan diposting bahwa semua jenis alat tajam termasuk pisau dapur dan pisau alat tulis dikeluarkan dari rak dan disegel di dalam kotak. Selain itu, industri pengiriman ekspres di Beijing juga berhenti dan hanya bisa dilanjutkan setelah Kongres ke-19. (ran)