Jika Anda Penggemar Mie Instan, Apakah Anda akan Berubah Pikiran Begitu Membaca Artikel Ini?

Epochtimes.id- Rekaman video dibuat tentang proses pencernaan terhadap mie.

Video tersebut bisa menjadi peringatan, terutama mahasiswa yang mengandalkan makanan murah sebagai sumber energi.

Dr. Braden Kuo, yang bekerja di Rumah Sakit Umum Massachusetts, menggunakan kamera berukuran tablet untuk menangkap efek mi instan Ramen dan jenis mie lainnya di tubuh.


Rekaman video setelah 2 jam, sebagian besar masih dalam bentuk aslinya.

Mi akan segera dilapisi dengan bahan pengawet seperti tertiary-butylhydroquinone.

“Salah satu pengamatan yang paling menarik dalam interval 2 jam adalah tahapan penguraian Ramen,” kata Kuo.

“Setelah 2 dan 4 jam berlalu, ukuran mie membesar atau masih terbentuk seperti mie semua. Ini menunjukkan bahwa mie ramen sulit dicerna menjadi partikel selama proses pencernaan. ”

Kristina Whitaker, seorang mahasiswa senior di Macon State College, mengatakan, “Untuk mahasiswa penuh waktu, uang dan waktu adalah isu utama yang perlu ditangani dan membeli beberapa mie instan karena persediaan adalah pilihan terbaik karena harganya yang rendah. Ini mengenyangkan. ”

“Setelah melihat video ini, saya pasti harus mengurangi frekuensi menyentuh Ramen mi,” tambah Whitaker.


“Saya akan mencoba mengurangi mie Ramen hanya seminggu sekali atau mungkin saya berhenti makan kecuali jika tidak ada pilihan lain.”

“Kami tidak mengerti efek dari tingkat pencernaan, namun gambar yang kami lihat perlu dibahas lebih lanjut,” Kuo menambahkan.

“Untuk saat ini, saya tidak yakin apakah mie Ramen bisa mempengaruhi kesehatan, gizi atau penyerapan.”

Penguraian mie di perut

Pada sebuah penelitian medis yang ditemukan di The Journal of Nutrition, wanita Korea Selatan yang rutin mengkonsumsi mie cenderung terkena sindrom metabolik.

Pasien dengan sindrom metabolik beresiko tinggi terkena penyakit jantung dan diabetes.

“Meskipun mie instan lezat dan mudah dikonsumsi, mereka meningkatkan risiko sindrom metabolik karena kandungan garam tinggi, lemak jenuh dan beban gilsemik yang tidak sehat,” kata Hyun Shin, seorang mahasiswa doktoral Harvard University.

Namun, jika Anda adalah penggemar mie instan maka tidak salah jika Anda terus menikmatinya asalkan tak melebih batas.

Seorang profesor makanan dan epidemiologi di Harvard, Dr.Frank B. Hu mengatakan, “Tidak ada masalah konsumsi mie satu atau dua kali dalam sebulan, namun mengkonsumsi beberapa kali dalam seminggu berbahaya.” (asr)

Sumber : erabaru.com.my