Pelaku Teror Truk New York Diidentifikasi Imigran Asal Uzbekistan

EpochTimesId – Pelaku teror truk di New York, Amerika Serikat, dididuga kuat adalah Sayfullo Saipov. Pria itu mengendarai truk sewaan menabrak belasan pejalan kaki pada jalur sepeda di samping Sungai Hudson, Selasa (31/10/2017) waktu setempat.

Tersangka diduga berasal dari Uzbekistan yang memasuki Amerika Serikat pada 2010.

Aksi teror itu sejauh ini menewaskan delapan orang dan belasan orang lainnya luka parah. Pihak berwenang sudah mengidentifikasi kejadian tersebut sebagai tindakan terorisme.

Aksi teror ini diklaim sebagai serangan teroris terbesar di New York sejak pembajakan pesawat aksi bunuh diri dengan menabrak Menara Kembar WTC di Manhattan pada 11 September 2001, yang menewaskan lebih dari 2.600 orang.

Serangan di sisi barat Manhattan itu yang jauh tidak jauh dari lokasi World Trade Center. Motif serangan sendiri mirip serangan kendaraan mematikan di Eropa sekitar 15 bulan lalu.

Polisi sendiri menolak memastikan pelaku penyerangan adalah Sayfullo Saipov. Namun, Komisaris Polisi New York City, James O’Neill membenarkan dalam sebuah konferensi pers bahwa tersangka berusia 29 tahun. Teroris itu ditembak di perut oleh polisi yang melumpuhkannya.

Sementara itu, Walikota Bill de Blasio menyebut serangan itu sebagai tindakan pengecut terorisme. Sedangkan seorang juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyebut insiden tersebut sebagai tindakan nyata terorisme.

O’Neill mengatakan bahwa polisi menolak untuk mengidentifikasi pengemudi secara terbuka. Dia mengatakan bahwa teriakan allahu akbar saat tersangka keluar dari truk menjadi salah satu dasar bagi polisi untuk menetapkan kasus ini sebagai kasus terorisme.

Gubernur Andrew Cuomo mengatakan, bahwa tersangka kemungkinan besar bertindak seorang diri.

“Tidak ada bukti yang menunjukkan plot atau skenario yang lebih luas. Ini adalah tindakan satu individu yang dimaksudkan untuk menyebabkan rasa sakit dan bahaya dan mungkin kematian,” kata Cuomo pada konferensi pers yang sama.

Komisaris Dinas Pemadam Kebakaran, Daniel Nigro mengatakan sebanyak 11 orang yang selamat mengalami luka serius. Namun luka korban kemungkinan besar tidak mengancam jiwa, walau mereka masih harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Dari delapan orang yang tewas, enam di antaranya meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara dua korban lainnya dinyatakan tewas di sebuah rumah sakit.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders dalam keterangan terpisah mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump sudah mengetahui teror truk itu. Kondisi ini kini menguatkan tekad Trump untuk meningkatkan kebijakan pelarangan bagi para wisatawan dan imigran yang memasuki Amerika Serikat dari sejumlah negara dengan penduduk mayoritas Muslim. (waa)