Kunjungan Trump ke Asia, Kemukakan Strategi Baru Asia Pasifik?

Berita mengutip komentar dosen ilmu politik dari Columbia University, New York AS, Andrew Nathan yang mengatakan, “Uang RRT bisa diterima, pada saat dibutuhkan pengaruh RRT juga efektif, tapi bagaimana pun juga baik bagi negara tetangganya, maupun terhadap Afrika atau Eropa, saya tidak melihat ‘kepemimpinan’ RRT disambut baik.”

Bulan Mei lalu, RRT menggelar KTT “One Belt One Road” di Beijing, pihak AS hingga detik terakhir baru mengumumkan mengirim utusannya untuk hadir.

Ada berita menyebutkan, pemerintahan Trump demi menjaga kepentingan perdagangan mengirim utusannya untuk hadir hanya untuk memberi muka bagi Beijing. Walaupun sebenarnya AS terus mewaspadai inisiatif RRT yang menantang pengaruh AS di pentas internasional ini.

runtuhnya komunis dan sosialis
Presiden A.S. Donald Trump berbicara pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke 72 di markas PBB, New York, AS, 19 September 2017. (REUTERS / Shannon Stapleton)

Pada kunjungan ke RRT bulan November ini, apakah Trump akan mempertimbangkan forum “One Belt One Road”? Profesor Frank Tian Xie dari South Carolina University Aiken Business School AS mengatakan pada surat kabar Epoch Times: “Amerika tidak akan tertarik pada forum ini.”

Penyebab ini dikarenakan AS tidak berminat ikut bergabung dengn AIIB (Asia Infrastructure Investment Bank), dan forum ‘One Belt One Road’ mengandalkan AIIB untuk menyuntikkan modal, hal ini tidak sejalan dengan konsep pemerintahan Trump yang memprioritaskan AS.”

Akankah Trump Ungkap Strategi Baru Asia Pasifik di KTT APEC Jadi Sorotan

Penulis rubrik khusus di majalah “Diplomat” Ankit Panda menulis artikel mengatakan, strategi AS pada Asia Pasifik mungkin adalah membangun aliansi dengan India, Jepang, dan Australia.

Menurut analisanya, walaupun saat ini belum bisa dipastikan orientasi pemerintahan Trump atas masalah ini, namun pada daftar negara Asia yang sepaham dengan Gedung Putih, posisi India dan Jepang semakin jelas dan Australia sendiri juga mungkin akan ikut bergabung. Ia mengatakan ini mungkin merupakan arah pemikiran kebijakan pemerintahan Trump terhadap kebijakan Asia, menyeimbangkan kembali wilayah Asia Pasifik.