Pekerja Berasal dari Korea Utara Dikeluarkan dari Tiongkok Menjelang Batas Waktu Pemberlakuan Sanksi

Oleh Matthew Little

Epochtimes.id- Laporan dari dalam negeri Tiongkok mengungkapkan bahwa sanksi terhadap Korut membuat pekerja Korea Utara beramai-ramai keluar dari negara tersebut.

Akibatnya, memangkas salah satu sumber utama pendapatan luar negeri untuk rezim Korea Utara.

Banyak pekerja dikeluarkan bahkan dikirim pulang lebih awal dari batas waktu pemberlakuan sanksi.

Sebagai contoh, sebuah pabrik farmasi Tiongkok di kota perbatasan Longjing, Provinsi Jilin, membatalkan kontak dengan lebih dari 70 pekerja Korea Utara pada pertengahan Oktober.

Perusahaan ini juga mempekerjakan pekerja Tiongkok yang lebih bergaji lebih mahal untuk menggantikan mereka.

“Meskipun mereka belum pernah berada di sini selama setahun, kontrak mereka dibatalkan di pertengahan masa jabatan mereka dan mereka kembali ke Korea Utara,” kata seorang sumber lokal Tiongkok kepada Daily NK, pada 2 November.

Sebagaimana diketahui, Harian NK mengkhususkan diri dalam mengakses cerita dari dalam negara komunis yang terisolasi tersebut.

Tren serupa telah terjadi di Tiongkok karena juga menerapkan sanksi yang dipicu dari Resolusi Dewan Keamanan PBB 2375 sejak September lalu.

Resolusi tersebut mengharuskan semua pekerja luar negeri Korea Utara untuk kembali ke rumah pada akhir kontrak mereka saat ini. Namun banyak pekerja dikirim pulang lebih awal.

“Fakta bahwa para pekerja ini dikirim pulang sebelum akhir kontrak mereka menunjukkan pihak berwenang Tiongkok secara aktif melakukan intervensi atau menekan bisnis melalui tindakan tidak resmi untuk mencekal pekerja Korea Utara mereka,” laporan Daily NK.

Laporan sebelumnya ditulis dari situs berita khusus tersebut mengungkapkan, pihak berwenang Tiongkok mendorong pabrik di Kota Dandong untuk membatalkan kontrak kerja dengan pekerja Korea Utara.

Pada Oktober lalu, sekitar 30 pekerja di kota Yanji, Provinsi Jilin, yang dekat dengan perbatasan Korea Utara, dilaporkan dikirim kembali ke Korea Utara.

Mereka terakhir terlihat berbelanja di pasar di Yanji. “Mereka membeli sejumlah besar produk dan kemudian tidak terlihat di pasar untuk beberapa lama,” kata seorang sumber lokal kepada Harian NK.

“Saya bertanya tentang ini, dan mengetahui bahwa mereka semua telah kembali ke Korea Utara.”

Banyak pekerja membayar suap untuk diberi kesempatan mengirim uang ke Korea Utara.

Sementara pekerja di luar negeri sering melihat mayoritas – kadang-kadang keseluruhan – gaji mereka dibayarkan ke rezim Korea Utara dan menutupi pembayaran mereka di dalam negeri Korut untuk biaya seperti perumahan dan makanan.

Kesempatan untuk keluar dari Korea Utara dan mendapatkan uang sangat menarik bagi banyak orang di Korut.

Harian NK telah menemukan beberapa contoh sanksi yang berdampak pada bisnis di Tiongkok, menurut sumber itu.

Pada Oktober, situs tersebut melaporkan bahwa Tiongkok secara resmi menginformasikan kepada perusahaan Korea Utara harus meninggalkan Tiongkok dalam waktu 120 hari.

“Sesuai dengan Resolusi 2375 Dewan Keamanan PBB, perusahaan Joint Venture Tiongkok-Korut dan perusahaan-perusahaan yang didanai asing di Tiongkok harus menghentikan operasinya,” tulis instruksi 28 September di situs Kementerian Perdagangan Tiongkok dan Administrasi Negara untuk Industri dan Perdagangan.

Termasuk restoran Korea Utara akan terkena dampak akibat pemberlakukan sanksi PBB ini.

Lebih dari 100 restoran Korea Utara sebagian besar beroperasi dalam wadah Joint Venture dengan mitra Tiongkok.

“Perintah dikeluarkan dari Kim Jong Un meminta semua pekerja di luar negeri dan pekerja restoran keluar dari Tiongkok pada akhir tahun ini,” kata seorang sumber yang dekat dengan urusan Korea Utara kepada Harian NK. (asr)

Sumber : The Epochtimes