Horror Polutan Disebut Jadikan New Delhi Seperti Kamar Gas dan Lebih Parah 10 Kali dari Beijing

Epochtimes.id- Baru-baru ini, Menteri Besar Ibu Kota New Delhi, India, Arvind Kejriwal membandingkan ibukota nasional tersebut dengan sebuah kamar gas saat dia mentweet kejadian ini.

“Delhi telah menjadi kamar gas Setiap tahun ini terjadi selama tahun ini, kita harus mencari solusi untuk mengatasi pembakaran dengan tetangga negara-negara bagian,” tulisnya.

Perbandingan oleh Menteri Besar New Delhi bukanlah sebuah kejengkelan, tapi kenyataan tentang menyedihkan atas polusi udara yang bertambah parah melanda ibukota nasional, India.

Kondisi Delhi membuat penduduk beberapa hari terakhir tercekik karena tidak mungkin untuk bernafas.

Sebagai tindakan pencegahan, sekolah-sekolah di Delhi dan daerah-daerah sekitarnya telah ditutup sampai Minggu depan.

Kabut asap di New Delhi (Screenshoot TV)

Sejak dini hari, kabut asap tebal bisa terlihat mneyelimuti di atas cakrawala kota, yang banyak mungkin membingungkan dengan kabut musim dingin. Lapisan kabut asap tersebut adalah partikel polutan yang berbahaya.

Keseriusan situasi menimpa New Delhi, bahkan para ahli telah menyatakan tingkat polusi saat ini di ibukota nasional 10 kali lebih parah daripada Beijing, ibu kota Tiongkok, yang terkenal karena polusi udara.

Berita yang ditulis oleh CBSNews.com

Ibu Kota India, New Delhi saat ini menghadapi “keadaan darurat kesehatan masyarakat.”

“Kualitas udara kota (Delhi) berada di luar grafik. Indeks Kualitas Udara (AQI) berada di atas 999 di beberapa bagian ibukota – yang batas keamanannya hampir 30 kali yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan 10 kali lebih tercemar dari Beijing, kota terkenal karena polusi udara,” demikian sebuah laporan oleh CBS News.

Warga kota mengeluh tentang kesulitan bernafas, iritasi mata dan kulit dan jarak pandang yang pendek di jalanan.

Pemerintah telah memutuskan untuk memperkenalkan kembali formula ganjil-genap untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan, penangguhan semua pekerjaan konstruksi dan larangan masuknya truk-truk berat ke kota.

Kabut asap di New Delhi (Screenshoot TV)

Aktivis lingkungan seperti Sunita Narain mengatakan bahwa tindakan sementara yang dilakukan oleh badan pemerintah tidak cukup.

Direktur Jenderal, Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan (CSE), Narain, memperingatkan agar jangan terlalu banyak berharap untuk solusi sementara seperti penutupan sekolah.

“Kota dan administrasi perlu menerapkan solusi dan mengambil keputusan berani untuk mengurangi emisi. Rentang tindakan yang direkomendasikan dan diarahkan oleh Otoritas Pencegahan dan Pencegahan Lingkungan (EPCA) ditargetkan untuk melakukan hal itu, dan sekarang sampai pada kepemimpinan politik Delhi dan National Capital Region (NCR) untuk menerapkannya ke depan,” tambahnya. (asr)

Sumber : OneIndia