Air Masuk Snorkel Kapal Selam Argentina Sebelum Hilang

EpochTimesId – Masuknya air ke dalam snorkel kapal selam Argentina ARA San Juan, diduga menjadi penyebab hilangnya armada militer itu. Insiden itu menyebabkan korsleting atau hubungan arus pendek pada perlengkapan elektronik kapal selam, sebelum mereka hilang pada 15 November 2017.

Informasi tersebut disampaikan oleh salah seorang juru-bicara Angkatan Laut Argentina, Senin (27/11/2017) waktu setempat. Informasi tersebut disampaikan ketika harapan keluarga dari 44 anggota awak kapal tersebut, bahwa sanak saudara mereka masih hidup, kian menurun.

Snorkel adalah sebuah tabung yang membuat awak kapal selam bisa tetap bernapas ketika mereka berada di bawah air.

San Juan hanya memiliki persediaan oksigen selama tujuh hari sejak kehilangan kontak, itu pun jika snorkel tidak rusak. Namun, suara ledakan yang terdeteksi ketika waktunya berdekatan dengan hilangnya kapal selkam, diduga berasal dari kapal yang hilang tersebut.

Kapal dengan peralatan penyelamatan dari negara-negara termasuk Amerika Serikat dan Rusia tetap ingin bergabung dalam misi pencarian. Seperti dikutip dari The Epoch Times, Selasa (28/11/2017).

“Sebelum menghilang, kapal selam tersebut telah diperintahkan kembali ke markas Mar del Plata. Mereka diminta kembali setelah melaporkan bahwa air memasuki kapal melalui snorkel, sehingga menyebabkan korsleting baterai,” ujar juru bicara angkatan laut Enrique Balbi dalam sebuah konferensi pers.

“Mereka harus mengisolasi baterai dan terus berlayar di bawah air menuju Mar del Plata, menggunakan baterai cadangan,” sambung Balbi.

Setelah kontak dengan San Juan hilang, Organisasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir yang berbasis di Wina mendeteksi mendeteksi suara yang dikatakan angkatan laut bisa menjadi ledakan kapal selam tersebut. Organisasi itu adalah sebuah badan internasional yang menjalankan jaringan global untuk mendengarkan siaran yang dirancang untuk memeriksa ledakan atom rahasia.

Operasi Pencarian untuk kapal selam diesel bertenaga 65-meter (213 kaki) terkonsentrasi di daerah sekitar 430 km (267 mil) di lepas pantai selatan Argentina. Upaya tersebut melibatkan belasan kapal laut dan pesawat militer dengan diperkuat oleh 4.000 personil dari 13 negara, termasuk Brazil, Chile dan Inggris.

Sebagian anggota keluarga kru mulai pasrah, Namun masih ada juga diantara mereka yang menolak untuk melepaskan harapan. Mereka yang pasrah mengatakan bahwa sudah waktunya untuk menerima kenyataan, bahwa orang yang mereka cintai tidak akan kembali dalam kondisi hidup.

Kapal selam militer Argentina ARA San Juan dan kru terlihat meninggalkan pelabuhan Buenos Aires, Argentina pada 2 Juni 2014. (Armada Argentina/Handout via REUTERS/The Epoch Times)

Beberapa kerabat mengatakan bahwa mereka berfokus pada kurangnya bukti fisik dari ledakan. Mereka berharap kemungkinan bahwa kapal selam berhasil naik ke permukaan laut untuk mengisi kembali pasokan oksigennya.

Tapi Itati Leguizamon mengatakan bahwa dia percaya suaminya telah meninggal dunia. Itati adalah istri dari anggota kru kapal selam atas nama German Suarez.

“Tidak mungkin mereka hidup,” katanya kepada wartawan, suaranya gemetar dan matanya penuh dengan air mata. “Bukannya aku menginginkan ini. Aku mencintai nya. Saya mengaguminya. Dia meninggalkan ibu dan saudara perempuannya, tapi tidak masuk akal karena bersikap keras kepala.”

“Keluarga-keluarga yang lain menyerang saya atas apa yang saya katakan,” imbuhnya, “tapi mengapa mereka belum menemukannya? Mengapa mereka (Angkatan Laut) tidak mengatakan yang sebenarnya?” (waa)