Kepala Angkatan Laut Amerika Desak Kongres Tingkatkan Kekuatan Sarana Tempur

EpochTimesId – Kepala Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan bahwa tersendat dan tidak pastinya anggaran pertahanan mengganggu usaha untuk mempertahankan kekuatan laut di seluruh dunia. Angkatan Laut sekarang berada pada posisi terkecil dalam satu abad. Sementara pada saat bersamaan menghadapi ancaman yang terus meningkat dari kekuatan angkatan laut berbagai musuh, termasuk Tiongkok.

Pada Forum Pertahanan 2017 yang digelar Angkatan Laut AS, di Washington, Kepala Angkatan Laut Richard Spencer mengatakan dalam pidatonya bahwa Angkatan Laut kini sangat kekurangan dana. “Jika kita tidak berinvestasi di masa depan kita, kita akan berada di pojok,” kata Spencer.

Kepala Angkatan Laut, Richard V. Spencer berbicara kepada Kapten Joseph Olson, perwira kapal amfibi ASS America (LHA 6), saat kunjungannya pada Hari Thanksgiving pada 23 November. (Courtesy of Special Communication Seaman, Chad Swysgood/US Navy/The Epoch Times)

Berbicara pada acara yang sama, Wakil Kepala Operasi Angkatan Laut Laksmana William Moran menegaskan, “Kita membutuhkan lebih banyak uang!”

Moran mengatakan bahwa anggaran yang diberikan kepada Angkatan Laut seharusnya tidak hanya dalam jumlah yang tepat, tapi juga dicairkan tepat waktu. Sehingga tidak membahayakan kebutuhan Angkatan Laut untuk memelihara kapal laut, pesawat terbang, peralatan, dan gaji para pelaut karena banyaknya tugas dan misi yang harus di emban.

Spencer dan Moran menyerukan diakhirinya kebiasaan Kongres yang melakukan penganggaran sementara dalam bentuk ‘resolusi yang terus berlanjut’. Alih-alih menyetujui anggaran formal yang menjamin stabilitas sumber daya yang dibutuhkan Angkatan Laut.

Praktik tersebut, yang dikombinasikan dengan Undang-Undang Pengendalian Anggaran 2011, terus dikritik karena memberikan tekanan dan gangguan yang tidak perlu pada operasi Angkatan Laut, terutama mengenai perawatan dan pelatihan.

Gangguan dan inefisiensi akibat resolusi yang terus berlanjut menyebabkan Angkatan Laut menyia-nyiakan setidaknya $US 4 miliar, menurut Spencer. “Sejak 2011, kami telah memasukkan $US 4 miliar ke tempat sampah, menaruh bahan bakar di atasnya, dan membakarnya,” katanya.

Spencer juga memperingatkan bahwa musuh Amerika telah dengan cepat membuat lompatan teknologi yang semakin mengikis posisi AS di seluruh dunia. Para musuh Amerika juga telah menunjukkan tingkat ‘agresi baru’ yang belum pernah terlihat sebelumnya.

“Agresi Tiongkok yang terus tumbuh di Laut Cina Selatan juga menunjukkan betapa pentingnya bagi Amerika Serikat untuk mempertahankan kehadiran yang kuat sebagai tanggapan. Angkatan Laut kini secara signifikan lebih kecil dari beberapa dekade sebelumnya sehingga tidak akan dapat menanggapi ancaman secara maksimal,” kata Moran.

Kapal perusak milik Angkatan Laut AS, USS John S. McCain tampak di perairan Singapura setelah terlibat tabrakan, pada 21 Agustus 2017. (Ahmad Masood/Reuters/The Epoch Times)

Moran menceritakan pengalamannya sebagai letnan dua di Angkatan Laut sekitar tahun 1980an. Pada puncak Perang Dingin, Angkatan Laut dapat segera mengerahkan sekitar 100 kapal. Jumlah itu tetap sama hari ini, namun tidak seperti saat Perang Dingin, ketika hanya ada satu ancaman (Uni Soviet). Amerika Serikat sekarang menghadapi banyak musuh, termasuk Rusia dan Tiongkok.

Masalah yang disebabkan oleh kurangnya dana muncul dalam operasi harian Angkatan Laut yang berlebih.

Moran menambahkan bahwa ketidakstabilan anggaran merupakan faktor pendukung yang menyebabkan kapal perusak Aegis USS Fitzgerald dan USS John S. McCain bertabrakan dengan kapal komersial tahun ini. Insiden yang menyebabkan tewasnya 17 pelaut AS dalam dua insiden itu. Kekurangan dana membuat mereka mengurangi pelatihan dan sertifikasi.

Pada bulan November, Angkatan Laut mengeluarkan hasil penyelidikannya terhadap tabrakan dua kapal perusak tersebut. Penyebab utama insiden adalah ‘akumulasi kesalahan kecil’ serta ‘kepercayaan berlebihan dan kurangnya kepatuhan prosedural’.

Kelalaian semacam itu dikatakan telah diperburuk oleh tingkat pelatihan dan pengetahuan sub-standar bagi awak kedua kapal tersebut.

Selain Spencer dan Moran, Menteri Pertahanan Jim Mattis juga mengkritik praktik resolusi yang berlanjut. Dia menyebutkan adanya gangguan dan pemborosan yang mereka timbulkan.

Terlepas dari seruan publik dari kepala angkatan laut dan komentar Mattis, Kongres masih mengandalkan resolusi yang terus berlanjut untuk mengisi kesenjangan dalam anggaran pertahanan tahun ini. (waa)