ISIS Ancam Lakukan Serangan Teror di Eropa pada Tahun Baru

EpochTimesId – Kelompok teroris ISIS mengancam akan melakukan serangan teror pada Hari Tahun Baru. Ancaman tersebut disampaikan dalam sebuah poster propaganda, baru-baru ini.

Poster tersebut menunjukkan kerumunan orang di Avenue des Champs-Élysées di Paris dengan Arc de Triomphe sebagai latar belakang. Sebuah logo ISIS dan sebuah tangan yang memegang pisau koki berdarah, ditambahkan pada gambar itu bersamaan dengan tulisan yang berbunyi, “Kami akan membuat neraka Tahun Baru,” seperti dikutip The Epoch Times dari Daily Mail, Jumat (8/12/2017).

ISIS sebelumnya juga mengancam akan menyerang pasar Natal di Eropa, namun dengan perubahan strategi. Pada bulan Desember 2016, seorang teroris ISIS membajak sebuah truk melalui pasar Natal Breitscheidplatz di Berlin, dan menewaskan 12 orang.

Untuk mencegah serangan semacam itu, Jerman mulai memasang portal di berbagai acara. Hal itu dilakukan untuk mencegah serangan dengan kendaraan bermotor.

Sebagai tanggapan, ISIS menghasut para pengikutnya untuk menyerang dengan berjalan kaki.

Poster propaganda ISIS dengan ancaman serangan saat Natal. (BLACKOPS Cyber/The Epoch Times)

“Jika Anda memasang penghalang mobil di depan pasar, Anda tidak akan dapat mencegah orang memasuki kerumunan dengan berjalan kaki,” kata poster propaganda lainnya.

ISIS pernah secara khusus mengancam Inggris dengan sebuah poster. Poster itu menunjukkan jalanan Kota London dengan hiasan Natal. Poster itu juga dilengkapi dengan sebuah naskah pesan, “segera pada liburan Anda.”

BlackOps Cyber, perusahaan intelijen darknet, berhasil memperoleh gambar tersebut pada 21 November 2017. Mereka memberikannya secara eksklusif kepada The Epoch Times.

Pada hari yang sama, sebanyak enam tersangka komplotan ISIS ditangkap di Jerman. Orang-orang tersebut, yang berasal dari Suriah, diyakini telah merencanakan serangan di pasar Natal dengan menggunakan senjata dan bahan peledak.

ISIS terus-menerus kehilangan kendali wilayah di Irak dan Suriah.

Pejuang dari Pasukan Demokrat Suriah di garis depan di Raqqa, Suriah pada 16 Oktober 2017. (Rodi Said/REUTERS/The Epoch Times)

“Hilangnya Daim Mosul [di Irak] dan sekarang Raqqah [di Suriah] mengubah poin untuk organisasi teroris, yang pemimpinnya tumbuh semakin jauh dari jumlah pengikut teroris yang semakin berkurang,” kata sebuah siaran pers 20 Oktober yang dikeluarkan oleh Operation Inherent Resolve.

Lembaga tersebut adalah misi koalisi pimpinan AS untuk mengalahkan ISIS, dengan nama sandi ‘Daesh’. Nama itu sekaligus menjadi permainan intimidasi dan merendahkan kelompok teror. Kata Daesh sendiri berarti ‘menghancurkan’. (The Epoch Times/waa)