Saat Dokter Mengatakan Masker yang Dijual Mungkin Tak Membantu Warga Delhi, India Melawan Polusi

Epochtimes.id- Ibu Kota India, Delhi hingga kini masih dicekik oleh asap dimulai dari tahun ke tahun. Meskipun pemerintah setempat berulang kali berusaha untuk mengurangi polusi.

Seperti dilansir media India, Deccan Chronicle, besarnya masalah dapat diukur sehingga bagaimana pemain kriket Sri Lanka harus tampil di lapangan dengan mengenakan masker.

Apa yang dilakukan oleh pemain Sri Lanka ini sebenarnya juga dilakukan kebanyakan orang di ibukota India.

Warga setempat pun berusaha keras untuk mencegah efek buruk dari polusi yang terjadi dengan menutupi wajah, mulut dan hidung mereka. Walaupun demikian tak menjadi cara yang sangat efektif untuk tetap terlindungi.

Sementara penjualan masker telah meningkat 10 kali dalam sebulan. Namun demikian, dokter menyebutnya sebagai barang kosmetik berharga yang mungkin tak membantu melawan polusi.

Siaran TV di India tentang kabut asap di New Delhi (TV)

Meskipun produsen mengatakan bahwa masker mereka sesuai dengan standar global. Namun India belum memiliki ketentuan semacam itu.

Seiring perusahaan menggunakan sertifikasi Amerika atau Tiongkok, para ahli mengatakan bahwa tidak ada penelitian yang dilakukan untuk memverifikasi keaslian dan efisiensi masker di pasar.

Dr Arvind Kumar dari Rumah Sakit Sri Ganga Ram kepada Mail Today mengatakan hanya masker N-99 dan N-95 yang dapat melindungi dari polusi secara efektif.

“99 persen masker di market terbuat dari kain dan serupa dengan produk kosmetik,” katanya.

Sementara dokter lain mengatakan bahkan pembersih udara pun tidak terlalu membantu karena hanya bekerja di ruangan tertutup seperti AC.

Kejadian tebaru yang viral di India, pertandingan kriket antara India dan Sri Lanka di di stadion Feroz Shah Kotla, New Delhi pada Minggu lalu membuat para pemain mengenakan masker wajah karena kualitas udara terus memburuk.

Siaran TV di India tentang kabut asap pekat di New Delhi (Screenshoot TV)

Kabut asap adalah fenomena yang sangat umum di Delhi karena para petani di negara bagian Punjab dan Haryana membakar lahan pertanian pada akhir Oktober dan November.

Hingga menyebabkan kabut asap, selama bertahun-tahun, telah lazim selama dua minggu pertama bulan November. namun masih tetap terjadi hingga pada Desember ini.

Wabah asap bulan di ibukota India digambarkan oleh Dokter sebuah insiden keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Asap ini membuat sekolah tutup berhari-hari karena polusi melonjak sampai 40 kali tingkat dari batas aman ditetapkan oleh WHO.

Kualitas udara Delhi juga memburuk di musim dingin karena polutan perangkap udara dingin, mencegahnya menyebar ke atmosfer – sebuah kejadian yang dikenal sebagai inversi di India. (asr)

Sumber : Deccanchronicle