Etnis Tionghoa Australia Dihasut Agar Menggulingkan Partai Liberal

EpochTimesId – Sepucuk surat terbuka beredar di media sosial Australia. Isinya menghasut warga etnis Tionghoa di Australia untuk menggulingkan Partai Liberal yang bersayap ekstrem kanan, dan mendesak pemilih di daerah Bennelong untuk tidak memilih John Alexander.

Seorang pria yang meneruskan surat ini dituduh telah bertemu dengan United Front Work Department Partai Komunis Tiongkok. Mereka disebut-sebut bertanggungjawab untuk memperluas pengaruhnya sampai ke luar negeri.

Sydney Morning Herald memberitakan, surat terbuka yang berisi sekitar 1.700 huruf Mandarin tersebut dikeluarkan oleh sekelompok orang yang menamakan diri ‘Kelompok Etnis Tionghoa yang Menganggap Australia Sebagai Rumah’. Ia mendesak para pemilih untuk mendukung kandidat dari Partai Buruh Australia, Kristina Keneally.

Surat terbuka tersebut menyebut Partai Liberal sebagai partai berkuasa ekstrem kanan. Sehingga partai tersebut memiliki kecenderungan untuk menentang Tiongkok, melawan warga etnis Tionghoa, menentang imigran asal Tiongkok dan menentang siswa internasional asal Tiongkok.

Surat tersebut juga menghasut warga etnis Tionghoa lokal untuk memobilisasi diri, berbagi pesan tersebut dan menggunakan hak pilihnya untuk menggulingkan Partai Liberal ekstrem kanan yang sedang berkuasa saat ini.

Baru-baru ini, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengumumkan kebijakan anti-spionase dan intervensi asing yang baru. Undang-undang baru tersebut menetapkan bahwa kontribusi atau donasi politik dari luar negeri kepada Australia telah dilarang.

Mereka yang mencoba mempengaruhi politik Australia dengan mengatasnamakan negara lain akan dinyatakan secara paksa ia bekerja untuk siapa. Turnbull mengungkapkan rasa keprihatinannya atas tindakan PKT untuk mempengaruhi politik dalam negeri Australia.

Senator dari Partai Buruh, Sam Dastyari, Selasa (12/12/2017) mengumumkan pengunduran diri setelah hubungan dekatnya dengan pengusaha bandar emas besar Tiongkok terekspos. Meskipun tidak diketahui siapa penulis surat terbuka itu, Sydney Morning Herald mengabarkan bahwa pria yang mengunggah surat tersebut ke WeChat bernama Yan Zehua (alih-aksara). Ia adalah seorang etnis Tionghoa berkewarganegaraan Australia yang tinggal di Sydney.

Yan Zehua adalah wakil ketua United Front Work Department-Partai Komunis Tiongkok Australia. Sampai saat ini, asosiasi tersebut masih beraktivitas di bawah pimpinan seorang bandar emas yang menjadi politisi bernama Huang Xiangmo. United Front Work Department ini bertanggung jawab untuk memperluas pengaruhnya ke luar negeri.

Menurut sebuah artikel yang diposting di situs web pemerintah Shanghai, terakhir kali Yan Zehua bertemu dengan pejabat United Front Work Department Tiongkok adalah pada bulan Oktober tahun ini. Tahun 2012, Yan Zehua diminta untuk menggunakan pengaruhnya di Australia untuk mengorganisir kelompok etnis Tionghoa demi meningkatkan hubungan persahabatan yang lebih erat dengan pemerintah Tiongkok.

Selain itu, sebuah laporan dari Shanghai Commercial Federation menunjukkan bahwa Yan Zehua juga bertemu dengan pejabat United Front Work Department sebagai anggota delegasi Asosiasi untuk Promosi Perdamaian pada tahun 2013.

Dalam sebuah wawancara dengan media Australia ‘Fairfax’, Yan Zehua awalnya membantah kabar pertemuannya dengan pejabat United Front Work Department. Namun, ia kemudian mengubahnya dengan mengatakan bahwa pertemuan mungkin saja terjadi secara tidak sengaja selama ia melakukan kegiatan di Australia dan Shanghai.

Xiong Huníng, seorang kenalan dekat Yan Zehua mengatakan bahwa masyarakat etnis Tionghoa setempat sedang berusaha mendorong para pemilih etnis Tionghoa untuk memilih kandidat dari Partai Buruh, Kristina Keneally.

“Asosiasi-asosiasi dan wadah perkumpulan etnis Tionghoa di Australia itu memiliki hubungan dekat dengan Kantor Urusan Etnis Tionghoa Luar Negeri, Tiongkok,” ujar Xiong.

Kantor tersebut merupakan badan yang memiliki kaitan dengan tugas United Front Work Department. PKT mengklaim bahwa United Front Work Department adalah sebuah ‘senjata ampuh’ karena berfungsi untuk memperluas pengaruh PKT ke luar negeri. Dengan demikian statusnya dalam politik Tiongkok pun ikut naik.

Proporsi warga Australia etnis Tionghoa di daerah Bennelong adalah yang tertinggi di antara daerah pemilihan lainnya, bahkan bisa mencapai 21 persen.

Ketika Malcolm Turnbull ditanya masalah apakah intervensi asing dapat menghambat langkah maju Partai Liberal, ia mengatakan bahwa apa yang dilakukannya sekarang juga untuk kepentingan etnis ini di Australia.

“Seluruh warga Australia, tidak peduli apa latar belakang mereka, semua pasti menginginkan para pemimpin mereka menempatkan kepentingan Australia di tempat terdepan. Itu yang saya lakukan. Sebagai Perdana Menteri, saya akan senantiasa menempatkan kepentingan Australia di tempat terdepan,” tegas Turnbull.

PKT berusaha menyandera masyarakat etnis Tionghoa, Setelah pemerintah Australia memperkenalkan undang-undang baru. Kedutaan Tiongkok untuk Australia mengatakan bahwa diskusi Australia mengenai infiltrasi PKT merupakan prasangka rasial, dan ucapan yang dengan sengaja untuk mengfitnah para mahasiswa asal Tiongkok dan masyarakat etnis Tionghoa di Australia.

Gurubesar Swinburne University, John Fitzgerald mengatakan, PKT mencoba untuk mengikat para etnis Tionghoa Australia guna mendukung kepentingannya.

“Kedutaan Besar Tiongkok sendiri tidak cukup punya keyakinan untuk memprovokasi masyarakat etnis Tionghoa di Australia,” kata Fitzgerald kepada The New York Times. “Media juga tidak menyerang masyarakat Tionghoa di Australia. Media sangat spesifik hanya memberitakan hal intervensi Partai Komunis Tiongkok di negara ini”.

Presiden National Security Institute di Australian National University, Rory Medcalf menulis dalam Australian Financial Review bahwa Australia memiliki sebuah komunitas Etnis Tionghoa yang besar dan beragam. Australia adalah surga kebebasan berekspresi bagi semua orang yang tinggal di sini. Inilah identitas nasional warga Australia.

Medcalf mengatakan, kebebasan berekspresi warga etnis Tionghoa Australia dapat menggema di Tiongkok Daratan dan berdampak pada stabilitas politik PKT. Oleh karena itu, PKT mengirim kaki tangannya untuk menekan kebebasan berekspresi dan berpendapat hingga ke Australia.
“Namun, pemerintah Australia tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi, tidak akan membiarkan sejumlah warga Australia hidup dan tinggal di lingkungan yang tidak memiliki kebebasan dan tidak aman. Inilah mengapa Australia memperkenalkan undang-undang yang baru,” tulis Medcalf. (ET/Qin Yufei/Sinatra/waa)