Kekurangan Gas Alam Tiongkok Membuat Angkutan Umum Jalan Pincang

Kekurangan gas alam Tiongkok, yang sebelumnya membuat banyak penduduk di Tiongkok timur laut menggigil kedinginan, kini telah mempengaruhi transportasi umum di wilayah tersebut.

Dalam upaya mengurangi polusi udara, rezim Tiongkok memberlakukan kebijakan energi untuk mengurangi jumlah batubara yang digunakan untuk menghasilkan listrik sebesar 60 persen pada tahun 2020, menggantikannya dengan gas alam. Namun dengan meningkatnya permintaan dan pembangunan infrastruktur yang tidak memadai, banyak kota utara mengalami kekurangan selama musim dingin ini.

pencemaran udara oleh asap batu bara di tiongkok
Seorang wanita Tiongkok mengenakan masker untuk melindungi diri dari badai pasir di Beijing, pada tanggal 4 Mei 2017. (Kevin Frayer / Getty Images)

Dalam beberapa hari terakhir, kekurangan tersebut menyebabkan bus umum di Tiongkok timur laut harus mengantri berjam-jam untuk mengisi gas.

Surat kabar Hongkong Singtao Daily melaporkan bahwa lebih dari 2.000 bus di Kota Tianyuan di Propinsi Shanxi beroperasi dengan menggunakan gas alam. Untuk mencegah kekurangan pada jam sibuk, pengemudi telah mengantre semalam untuk mengisi ulang, di bawah suhu beku. Karena tidak ada cukup gas dan karenanya, tidak cukup tekanan udara, pengemudi hanya bisa memompa 55 meter kubik sekaligus, dibandingkan dengan 80 meter kubik sebelumnya.

Di Kota Hohhot, ibu kota Mongolia Dalam, seorang perwakilan staf di perusahaan bus umum mengatakan bahwa pengemudi telah mengantri dari jam 8 malam sampai jam 3 pagi dini hari.

Propinsi Shaanxi adalah salah satu penghasil gas alam terbesar di Tiongkok, namun sebuah perusahaan gas alam lokal di ibukota Xi’an baru-baru ini memulai rencana kemungkinan daruratnya, penjatahan dan pembatasan persediaan, menurut sebuah laporan oleh surat kabar Hong Kong, Oriental Daily. Pemerintah daerah memperkirakan bahwa kekurangan tersebut akan mereda pada musim dingin berikutnya ketika dua proyek penyimpanan gas siap beroperasi.

Beberapa netizen Tiongkok juga mengeluh di media sosial bahwa mereka menunggu lama bis tiba, atau mereka menyaksikan sebuah antrian bus panjang di pom bensin.

Sejak laporan media yang muncul awal bulan ini menyoroti penderitaan warga negara karena kekurangan tersebut, Kementerian Perlindungan Lingkungan Tiongkok telah mengulangi kebijakannya yang ketat dan mengumumkan bahwa area di mana pasokan gas tidak memadai dapat terus menggunakan batubara. (ran)

Wen Pu memberikan kontribusi untuk laporan ini.