Xi Jinping Temui Carrie Lam Tanpa Didampingi Li Yuanchao

EpochTimesId – Presiden Xi Jinping menerima kunjungan silaturahmi Lam Cheng Yuet-ngor, pada 15 Desember 2017. Lam Cheng baru diangkat sebagai Chief Executive Hongkong menggantikan Leung Chun-ying. Pertemuan yang tanpa dihadiri oleh wakil kepala tim koordinasi untuk urusan Hongkong dan Makau, Li Yuanchao ini menarik perhatian masyarakat setempat.

Para pejabat Tiongkok yang mendampingi Xi Jinping menemui kunjungan delegasi Carrie Lam adalah Ketua NPC Zhang Dejiang, Kepala Kantor Kepresidenan Ding Xuexiang, anggota Politbiro Sun Chunlan, anggota Dewan Negara Yang Jiechi, dan Menteri United Front Work Departement You Quan.

Mengingat kunjungan laporan kerja yang dilakukan setiap tahun oleh Chief Executive Hongkong selalu dihadiri oleh sejumlah pemimpin puncak Tiongkok yang memiliki hubungan kerja dengan urusan di Hongkong dan Makau. Jadi para pejabat Tiongkok yang mendampingi Xi menemui Carrie Lam pasca Kongres Nasional ke-19 ini oleh masyarakat luar dijadikan ‘tolok ukur’ apakah akan terjadi mutasi dan rotasi pemimpin yang menangani urusan Hongkong dan Makau.

Saat ini, departemen tertinggi yang menangani urusan Hongkong dan Makau adalah Tim Koordinasi untuk Urusan Hongkong dan Makau. Tim tersebut umumnya diketuai oleh seorang Komite Tetap Politbiro dan memiliki dua atau tiga orang wakil kepala.

Sebelumnya, ketua tim tersebut dijabat oleh Zhang Dejiang dengan 3 orang wakilnya yang masing-masing Sun Chunlan (Menteri United Front Work Department), Li Yuanchao (Wakil Kepala Negara RRT) dan Yang Jiechi (anggota Dewan Negara).

Menurut konvensi politik waktu lalu, pertemuan laporan kerja Chief Executive ke presiden selalu didampingi oleh pejabat yang bertanggung jawab atas urusan di Hongkong dan Makau, yaitu ketua tim koordinasi untuk urusan Hongkong dan Makau.

Selain Direktur Kantor Kepresidenan, jika tidak ada ‘aral melintang’, maka para pejabat yang ikut hadir itu adalah para wakil kepala tim.

Jadi jika diurut sesuai skema ini, maka ketidakhadiran Li Yuanchao dalam pertemuan tersebut dapat diasumsikan sebagai ia sedang terlilit oleh aral yang melintang.

Li yang pada 20 November baru menginjak usia 67 tahun, namanya selain tidak lagi tercantum dalam jajaran politbiro juga ‘tercoret’ dari daftar Komite Sentral.

Setelah Kongres Nasional ke-19, nama Li Yuanchao makin jarang disebut-sebut oleh media resmi PKT. Media Hongkong ‘on.cn’ pada 30 Oktober memberitakan bahwa meskipun Li Yuanchao menjabat wakil kepala negara RRT tetapi sebenarnya ia tidak memiliki kekuasaan.

Kabarnya, istri dan anak Li terlibat dalam kasus korupsi yang cukup besar, lalu ‘dibawa’ oleh pihak berwenang bersama sekretaris di kantor Li untuk interogasi. Sehingga kabar angin tentang penyelidikan kasus Li Yuanchao ikut beterbangan.

Masa jabatan Li Yuanchao masih tersisa hingga bulan Maret tahun depan. Ia yang juga tidak muncul dalam barisan pejabat senior Tiongkok menyambut kunjungan Presiden Trump beberapa waktu lalu memicu dugaan masyarakat, ‘mungkinkah ia terkena degradasi?’ (ET/Sinatra/waa)