Pemahaman Tiga Kondisi yang Diajukan Amerika pra Serangan Militer ke Korea Utara

EpochTimesId – Tanda-tanda perang di semenanjung Korea terus bermunculan. Baru-baru ini Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dengan Tiongkok telah membahas beberapa langkah darurat untuk mengatasi situasi di DPRK bila perubahan drastis itu terjadi.

Analis media Hongkong berpendapat, ucapan Tillerson itu menyiratkan adanya permintaan dukungan dari pihak Beijing atas ‘3 kondisi’. Sesuatu yang telah mereka sampaikan kepada Tiongkok bila AS menggunaan kekuatan militer untuk menghadapi Korea Utara.

Menurut sebuah artikel bertandatangan yang dipublikasikan media Hongkong ‘Economic Times’ bahwa, Ucapan Tillerson yang ditujukan kepada Dewan Atlantik berisikan tiga hal utama yakni;

Pemerintah AS tidak akan menanti hingga jatuhnya politik Korea Utara atau mencari percepatan penyatuan kembali kedua Korea.

Pasukan AS yang memasuki wilayah Korea Utara untuk melakukan penggerebekan dan pelucutan fasilitas nuklir, akan ditarik kembali usai tugas tersebut ke bagian selatan dari zona demiliterisasi. Jadi tidak ada penempatan pasukan dalam wilayah Korea Utara.

Amerika Serikat berjanji untuk melindungi senjata nuklir yang sudah dikembangkan oleh Korea Utara. Ini berarti bahwa militer AS akan berusaha sebaik mungkin guna memastikan senjata nuklir itu tidak diledakkan, sehingga menimbulkan polusi nuklir yang akan mempengaruhi daratan Tiongkok.

kontrol ketat terhadap media masa
Presiden Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping berjalan bersama di perkebunan Mar-a-Lago di West Palm Beach, Florida, pada tanggal 7 April 2017. (JIM WATSON / AFP / Getty Images)

Analisis mengatakan bahwa jika berita itu benar, maka ini dapat diartikan sebagai Washington sedang menanti dukungan dari Beijing. Atau setidaknya, meminta Beijing untuk tidak menentang Washington menggunakan kekuatan militer dalam penyelesaian isu Korut.

Tetapi Beijing juga memiliki beberapa pertimbangan, termasuk bagaimana memastikan bahwa sejumlah besar pengungsi Korea Utara tidak masuk ke wilayah Tiongkok. Bagaimana Washington bisa memastikan bahwa Korea Utara tidak akan melakukan serangan nuklir mendahului AS sebelum pasukan AS berhasil menguasai dan menghancurkan fasilitas nuklir milik DPRK.

Dan bagaimana memprediksikan sejumlah situasi yang akan dihadapi Beijing bila tindakan militer AS itu menghadapi kegagalan yang mungkin saja terjadi.

Laporan komunitas analis militer AS, Rand Corporation bulan Oktober tahun ini menunjukkan bahwa jika terjadi situasi darurat, maka besar kemungkinan militer Tiongkok akan dikerahkan menuju bagian selatan dari kota Pyongyang untuk menguasai Yongbyon Nuclear Research Center.

Jika Beijing memilih rencana ini, maka ia akan menghadapi pasukan militer AS dan Korea Selatan di daerah yang berjarak 250 km dari Nampo sampai Wonsan. Namun, pasukan Tiongkok mungkin juga akan melepas Pyongyang untuk berkonsentrasi pada penguasaan basis fasilitas nuklir Yongbyon.

Wadah pemikir tersebut memperkirakan bahwa ada satu kesamaan yang terkandung dalam program serangan yang mana saja, yaitu Beijing tidak akan menarik pasukannya bila militer AS masih berada di Semenanjung Korea. Dan pada saat bersamaan Beijing akan menuntut Washington untuk menarik pasukannya paling sedikit dari Korea Utara ke bagian selatan kota Seoul atau penarikan total dari semenanjung.

Untuk itu, pihak Seoul perlu membuktikan kepada pihak Beijing tentang kemampuannya untuk menguasai situasi dan menstabilkan gejolak yang terjadi di seluruh wilayah Korea Utara. (ET/Sinatra/waa)