Prajurit Korut Tetap Kabur ke Selatan Membuktikan Instruksi Kim Sudah Tidak Ampuh

EpochTimesId – Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada hari Kamis (21/12/2017) mengatakan bahwa seorang prajurit Korea Utara telah mencapai Korea Selatan setelah menyeberangi perbatasan pada pagi hari. Ini adalah pembelotan prajurit terbaru setelah sebelumnya dilakukan oleh Wu pada 13 November 2017 lalu, melalui daerah penjagaan di Panmunjom.

Sebelumnya, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengeluarkan perintah bunuh di tempat terhadap prajurit yang mencoba untuk membelot. Tetapi, hal ini tampaknya tidak membuat takut para prajurit.

Media ‘Yonhap’ melaporkan, prajurit berpangkat rendah tersebut berhasil masuk ke wilayah Selatan dengan berjalan menembus kabut tebal yang menyelimuti udara, sekitar pukul 08:04 melalui bagian timur barat dari daerah demiliterisasi.

Tidak lama setelah prajurit itu menyerahkan diri kepada petugas perbatasan Selatan, muncul sekelompok orang yang terdiri dari prajurit dan perwira dengan gerakan yang berbeda dengan patroli, tampaknya mereka sedang berusaha untuk menemukan prajurit yang sudah berhasil membelot ini.

Sekitar pukul 09:30 tentara penjaga perbatasan Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan sekitar 20 kali. Kira-kira 40 menit kemudian, terdengar suara tembakan yang dilepas dari Utara, meskipun tentara Selatan tidak berhasil menemukan kepala peluru.

Kepala Staf Gabungan mengatakan, keamanan prajurit yang menyerahkan diri tersebut sudah dilindungi oleh pemerintah Korea Selatan. Meskipun interogasi terhadapnya tetap akan diadakan.

Ini adalah insiden pembelotan sama seperti yang dilakukan prajurit bermarga Wu pada 38 hari yang lalu. Prajurit bermarga Wu itu sempat dirawat di rumah sakit Korea Selatan karena tertembak sewaktu pelarian.

Sekarang kondisinya sudah membaik, sudah bisa mulai belajar berjalan dengan bantuan perawat. Wu sebelumnya mendapatkan perawatan intensif yang dipimpin Dr. Lee Cook-jong di Rumah Sakit Universitas Asia di kota Suwon. Ia kemudian dipindahkan ke rumah sakit militer di selatan Seoul pada 15 Desember 2017 setelah kondisi kesehatannya membaik.

Pada kesempatan pemindahan tersebut, prajurit Wu tidak lupa untuk menulis surat ucapan terima kasih kepada Dr. Lee Cook-jong dan staf medis lainnya atas perawatan dan perhatian yang mereka berikan.

Media ‘Chosun Ilbo’ pada 20 Desember 2017 menyebutkan bahwa pada hari itu, 2 orang pria warga Korea Utara dengan menggunakan perahu nelayan telah ditemukan oleh petugas pengawasan pantai Korea Selatan sedang berlayar diperairan Laut Timur (Laut Jepang).

Setelah kedua orang tersebut menyampaikan niat untuk membelot ke Selatan, pihak berwenang kemudian membawa mereka menuju darat untuk menerima penyelidikan motif dan proses komitmen mereka.

Tentara Korea Utara berbaris dalam sebuah parade militer melewati lapangan Kim Il-Sung yang memperingati 60 tahun gencatan senjata perang Korea di Pyongyang pada tanggal 27 Juli 2013. Tentara yang berbaris dengan ransel dengan simbol radioaktivitas yang bagi seorang netizen Tiongkok terbuat dari papan busa. (Ed Jones / AFP / Getty Images

Menurut ‘Daily NK’ bahwa 10 hari setelah prajurit Wu berhasil membelot ke Selatan, Kim Jong-un mengeluarkan perintah tembak mati langsung terhadap prajuritnya yang membelot ke Selatan.

Media tersebut mengutip sumber berita dari Ryanggang do, yang menyebutkan bahwa Kim Jong-un memeriksa markas penjaga perbatasan pada 23 November 2017. Dia mendengar berita ikhwal pelarian prajurit Wu, lalu langsung mengeluarkan perintah tersebut demi meningkatkan kewaspadaan personil militer dan mencegah kejadian serupa terulang.

Namun sumber yang mengatakan bahwa Kim tampaknya memberikan perhatian terhadap kasus itu, kemudian juga bertanya-tanya, apakah prajurit (yang tidak membelot) akan memuntahkan peluru untuk menewaskan rekannya sendiri?

Itu karena hadiah yang diberikan kepada prajurit yang menembak mati pembelot hanya berupa ‘diterima masuk partai’. Sedangkan sekarang banyak orang menganggap bahwa kartu anggota partai sudah tidak berharga.

Kim Jong-un yang tanpa belas kasih telah membunuh pamannya Jang Seong-taek, kakak laki-laki yang berbeda ibu, Kim Jong-nam. Politik terornya itu dinilai bisa jadi akan mencelakakan diri sendiri dan rakyat Korea Utara.(ET/Chen Juncun/Sinatra/waa)