PLTN Taishan di Guangdong, Tiongkok Disebut Berpotensi Terjadi Kebocoran Nuklir

Epochtimes.id- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan yang berjarak sekitar 130 kilometer dari Hongkong kembali dinyatakan berbahaya.

Ahli telah menemukan kandungan karbon di bagian atas dari generator uap yang berada dalam pulau nuklir itu melampaui batas yang ditentukan, sehingga dikhawatirkan terjadi kebocoran nuklir akibat tekanan tinggi.

Ini adalah masalah baru menyusul masalah gangguan pada bejana bertekanan sebagai penutup reaktor dan deaerator yang sudah terjadi.

FactWire mengutip dokumen Dinas Keamanan Nuklir Prancis menyebutkan bahwa saat AREVA melakukan inspeksi produk, menemukan komponen yang digunakan oleh PLTN Taishan tidak memenuhi syarat. Kandungan karbon pada generator uap Unit kedua mencapai 0,302%, melebihi standar konstruksi RCC-M yang 0.22%

Dokumen tersebut menunjukkan bahwa anggota direksi dari Divisi Peralatan Tekanan Nuklir Perancis telah menghubungi dari Otorita Keselamatan Nuklir Prancis telah menghubungi Electricite de France (EDF), perusahaan Prancis yang berpatungan dengan PLTN Taishan, meminta EDF menjelaskan soal perkembangan karena kelebihan kandungan karbon yang terjadi pada atap generator uap buatan Kobe Steel Jepang.

Model tersebut menunjukkan generator uap (empat silinder hijau) terpasang di sebelah inti reaktor (Foto : Badan Keselamatan Nuklir Prancis)

Dokumen tersebut menyebutkan bahwa dalam laporan yang dibuat EDF tentang MOPPEC menunjukkan bahwa kandungan karbon di bagian mulut penyembur uap dari baja berbentuk kue bulat yang digunakan untuk memproduksi penutup atas generator uap Taishan Unit 2 mencapai 0,302%, kelebihan akan mengakibatkan timbulnya penyimpangan terhadap ketangguhan mekanis.

Menurut dokumen itu, kelebihan kandungan karbon dapat melemahkan ketangguhan mekanis dan menyebabkan retak rapuh saat terkena suhu dan tekanan yang ekstrem.

Setelah generator uap pecah, secara langsung akan mempengaruhi pasokan air pendingin di sirkuit utama, yang dapat menyebabkan inti reaktor menjadi terlalu panas dan meleleh, kemudian terjadi kebocoran yang menyebarkan radiasi nuklir.

Ada total empat tutup generator uap dari generator uap Taishan Unit 2 yang bermasalah. 2 buah di antaranya adalah produksi buatan Jepan yang langsung ditunjuk oleh AREVA. Adapaun pemasangannya dilakukan oleh Shanghai Electric Nuclear Power Equipment Co., Ltd.

Sedangkan 2 lainnya dipasang oleh Dongfang Electric (Guangzhou ) Heavy Machinery Co., Ltd., tetapi tidak ditemukan informasi relevan tentang produsennya.

China General Nuclear Power Group (CGNPG) yang memiliki 70% saham PLTN Taishan terus menekankan bahwa pihaknya selama melakukan inspeksi tidak menemukan adanya masalah kualitas pada komponen yang digunakan stasiun tenaga nuklir.

Menurut pengumuman CGNPG terakhir bahwa unit kedua dari PLTN Taishan akan mulai beroperasi pada semester pertama tahun depan.

Menurut Radio Free Asia, tidak ada laporan dari pemerintah pusat maupun daerah tentang potensi bahaya keselamatan dari PLTN Taishan.

Reporter RFA pada 21 Desember mencoba untuk menghubungan lewat sambungan telepon beberapa warga yang tinggal di sekitar PLTN Taishan untuk ditanyai soal potensi terkena radiasi nuklir, tetapi mereka menjawab tidak tahu tentang hal ini.

Laporan mengutip ucapan Li Guangde, seorang convenor kebijakan pada Aliansi Provesi Umum Hongkong menyebutkan, masalah yang terjadi pada peralatan tersebut ditemukan oleh Badan Keamanan Nuklir Prancis.

Tetapi perusahaan yang menangani konstruksi dan perusahaan operator CGNPG sejak lama telah menolak untuk menghadapi kenyataan, begitu pula Departemen Keamanan Nuklir Tiongkok juga terus membungkam mulut.

Li Guangde percaya bahwa tindakan tersebut telah melanggar prinsip-prinsip Badan Tenaga Atom Internasional dan pemerintah Tiongkok harus menghentikan semua debugging dan segera melakukan penyelidikan menyeluruh.

Li Mengkhawatirkan terjadinya kebocoran yang akan mempengaruhi puluhan juta masyarakat karena letak PLTN Taishan yang dekat dengan Hongkong. Ia sangat tidak mengharapkan adanya tindakan yang mengesampingkan standar keselamatan demi mengejar kepentingan komersial.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan Badan Tenaga Atom Internasional 2 tahun lalu telah disinggung-singgung soal hubungan personil antara pihak pengawasan Yakni Departemen Keamanan Nuklir Nasional Tiongkok dengan personil pemilik industri nuklir Tiongkok yang dinilai terlampau dekat.

Bahkan personil antara mereka bisa saling tukar jabatan. Hal ini akan menurunkan derajat independensi dari pengawas keamanan. Dan tidak memikirkan kepentingan umum inilah yang paling mengkhawatirkan. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com