Korea Utara Akan Terus Mengembangkan Senjata Nuklir

EpochTimesId – Dalam pidato politik menyambut tahun baru, Kim Jong-un menyatakan bahwa negaranya sudah menjadi salah satu negara yang memiliki senjata nuklir. Ia juga mengklaim bahwa di meja kantornya terpasang tombol nuklir yang sudah siap (ditekan) untuk menyerang seluruh wilayah Amerika Serikat.

Kim Jong-un menyampaikan pidato sambutan tahun baru melalui saluran TV pada pukul 9 pagi waktu Pyongyang (Seoul pukul 9:30), Senin (1/1/2018). Dia mengatakan bahwa Korea Utara sudah berhasil menyelesaikan tugas bersejarah, yakni membangun kekuatan nuklir nasional pada tahun 2017.

Dan, apa yang dibutuhkan negaranya sekarang adalah memperbanyak jumlah hulu ledak dan rudal nuklir serta mempercepat penyebarannya.

“Seluruh wilayah AS berada dalam jangkauan senjata nuklir kita, dan tombol senjata nuklir selalu berada di meja kantor saya. Mereka harus mengerti dengan jelas bahwa ini bukan ancaman tetapi sebuah kenyataan,” ujar Kim Jong-un.

Terlepas dari tekanan akibat sanksi yang diberlakukan oleh masyarakat internasional, media resmi Korea Utara, KCNA beberapa hari lalu mengatakan bahwa negara tersebut akan terus memperkuat kemampuan nuklirnya pada tahun 2018.

Sementara itu, pejabat AS seperti diberitakan CNN, mengatakan bahwa Korea Utara bisa jadi akan melakukan uji coba rudal balistik mobile lagi. Ujicoba mereka diperkirakan akan dilakukan pada beberapa hari setelah 1 Januari 2018.

Hal yang tak terduga adalah bahwa Kim Jong-un sendiri mengumumkan akan mengirim kontingen ke Pyeongchang untuk ambil bagian dalam Olimpiade Musim Dingin. Pesta olahraga itu akan diselenggarakan pada bulan Februari mendatang.

Pihak Korea Selatan berpendapat bahwa langkah tersebut akan membantu meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

Sementara di sisi lain, menanggapi konflik Semenanjung Korea, Jepang mensimulasikan empat macam situasi. Kantor Berita Kyodo mengutip sumber-sumber pemerintah menyebutkan bahwa dalam rangka untuk mencegah konflik militer di Semenanjung Korea, berdasarkan undang-undang keamanan, pemerintah Jepang melakukan 4 macam simulasi untuk menghadapi situasi yang mungkin terjadi.

Empat macam situasi itu akan diantisipasi dengan mempersiapkan langkah-langkah respons spesifik dari Pasukan Bela Diri Jepang, serta meningkatkan kerjasama militer dengan pasukan Amerika Serikat.

Keempat macam simulasi itu adalah Pasukan AS mendahului serangan ke Korea Utara, atau pasukan Korea Selatan menyerang Pyongyang. Dua situasi lain yang mungkin terjadi adalah konflik senjata antar kedua Korea, dan Rudal Korea Utara jatuh ke Laut Jepang.

Suasana yang diakui undang-undang keamanan meliputi; 1. Dampak signifikan pada situasi. 2. Situasi yang berdampak pada hidup matinya negara. 3. Situasi mendapat serangan militer.

Kantor Berita Kyodo melaporkan bahwa jika Amerika Serikat melancarkan serangan mendahului, diperkirakan pasukan Korea Utara akan melakukan serangan balik kepada pasukan AS yang ditempatkan di pangkalan militer Korea Selatan.

Jika situasi ini dianggap memiliki dampak yang signifikan maka militer Jepang akan dapat memberikan dukungan logistik berupa pengisian bahan bakar kepada pesawat militer AS.

Jika operasi militer Korea Utara meningkat hingga mencapai situasi ancaman hidup mati, maka Jepang akan dapat mengirim kapal fregat mereka untuk membantu melindungi kapal perang AS.

Kemudian, jika situasi itu kemudian berubah menjadi Jepang akan mendapat serangan bersenjata, maka negara itu berhak untuk mengeluarkan perintah pertahanan dengan kekuatan militer. (ET/Chen Juncun/Sinatra/waa)