Krisis Geopolitik Melanda Iran, Harga Minyak Mentah Dunia Melonjak Tinggi

Epochtimes.id- Semenjak 2015 silam, kini harga minyak mentah naik lebih tinggi di atas $ 68 per barel pada Kamis (4/1/2018).

Faktor melonjakannya harga minyak dipengarahui faktor krisis Iran yang menimbulkan kekhawatiran tentang risiko pasokan.

Faktor lainnya adalah cuaca dingin di AS. Namun pemangkasan produksi OPEC juga menjadi faktor utama.

Selama enam hari demonstrasi anti-pemerintah berlangsung terhadap produsen terbesar ketiga OPEC telah menambahkan risiko geopolitik terhadap harga minyak, meskipun produksi dan ekspor Iran belum terpengaruh.

Minyak mentah Brent dalam perdagangan tak berubah pada $ 67,84 per barel pada pukul 11:51 pagi GMT dan diperdagangkan setinggi $ 68,27.

Minyak mentah AS naik 20 sen menjadi $ 61,83 dan menyentuh level tertinggi sejak Mei 2015.

“Protes di Iran menambah tren pasaran minyak mentah yang mengalami bullish (tren naik),” kata Norbert Rucker, Kepala Riset Komoditas di Bank Swiss Julius Baer.

Cuaca dingin di AS telah mendorong permintaan jangka pendek, terutama kebutuhan minyak bakar

Selain lonjakan pada Mei 2015, minyak diperdagangkan pada level tertinggi sejak Desember 2014 – bulan di mana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk menghentikan pengeluaran, sebagai langkah yang membuat harga minyak merosot.

OPEC, yang didukung oleh Rusia dan anggota non OPEC lainnya, mulai menuntaskan kesepakatan pemangkasan pasokan pada tahun 2016, yang bertujuan untuk menaikkan harga.

Pemangkasan produksi dimulai setahun lalu, dibantu oleh penurunan produksi tidak disengaja di Venezuela gara-gara ekonominya ambruk, ditambah kerusuhan di Nigeria dan Libya. Produsen telah memutuskan untuk memperpanjang kesepakatan sampai akhir 2018.

Pemangkasan OPEC juga membantu mengurangi persediaan global. Di AS, stok minyak mentah turun 5 juta barel dalam minggu terakhir seperti dikatakan American Petroleum Institute.

Gelombang unjuk rasa ribuan rakyat Iran menyerukan diakhirinya rezim agama dikendalikan Mullah Syiah yang telah memerintah negara tersebut selama hampir empat dekade.

Unjuk rasa dimulai Kamis lalu di Masyhad sebagai bentuk protes ekonomi Iran yang melemah, lonjakan harga pangan dan telah meluas ke beberapa kota.

Sejumlah pemrotes mengkritik pemerintahan dan pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei. Akibatnya, Ratusan orang telah ditangkap. Bahkan puluhan demonstran tewas. (asr)

Sumber : Reuters/Arabnews