Selada Romaine Diduga Menjadi Sumber Bakteri E-Coli Mematikan di Amerika Utara

ErabaruNews – Wabah penyakit yang disebabkan oleh bakteri E-Coli membuat petugas kesehatan di Amerika Serikat kalang-kabut mencari sumber penyebabnya. Sedangkan pejabat kesehatan Kanada telah menuding selada romaine sebagai sumber penyebabnya.

Seperti dikutip The Epoch Times dari The Toronto Star dan NBCNews, Consumer Reports, sebuah kelompok advokasi konsumen, mengatakan bahwa pemerintah AS harus mengeluarkan peringatan yang lebih kuat saat menyelidiki hal itu.

Sejauh ini, sebanyak 58 orang telah jatuh sakit karena terinfesksi E-Coli. Dua pasien bahkan dikabarkan meninggal dunia dalam wabah E-Coli di AS dan Kanada. Pusat Pengendalian Penyakit Menular AS (CDC) mengatakan bahwa wabah itu sudah dimulai pada bulan November 2017.

Pada 28 Desember 2017, CDC melaporkan sebanyak 17 kasus infeksi E-Coli di 13 negara bagian. Sementara Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (CPHA) melaporkan 41 kasus, salah satunya meninggal dunia.

Pada 3 Januari, seorang warga Amerika meninggal akibat E-Coli. Lima orang telah dirawat di rumah sakit dan dua orang menderita gagal ginjal karena wabah E-Coli yang melintasi perbatasan AS-Kanada, seperti dikabarkan Food Safety News.

The difference between the way the two nations are handling the outbreak is that Canada decided almost three weeks ago to warn people not to eat romaine lettuce, which it has identified as the likely vector.

Perbedaan antara kedua negara menangani wabah adalah bahwa Kanada memutuskan hampir tiga minggu yang lalu untuk memperingatkan orang agar tidak memakan selada romaine, yang telah diidentifikasi sebagai vektor kemungkinan.

Petani Jerman, Tobias Haack mengendarai traktor untuk memusnahkan 100 ikat selada romaine di dekat Hamburg, Jerman pada tanggal 4 Juni 2011. Petani sayur Jerman menghadapi krisis akibat reaksi publik terhadap E-Coli enterohemorrhagic, juga dikenal sebagai wabah bakteri EHEC. (Sean Gallup/Getty Images/The Epoch Times)

Instansi AS yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat dan keamanan pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) dan CDC, sejauh ini tidak merilis peringatan.

“Di Amerika Serikat, petugas kesehatan negara bagian dan lokal mewawancarai orang sakit untuk menentukan apa yang mereka makan sebelum sakit. CDC masih mengumpulkan informasi untuk mengetahui apakah ada item makanan yang sama di antara orang sakit, termasuk sayuran hijau dan selada romaine,” kata CDC dalam pernyataan tertulisnya.

“Karena kami belum mengidentifikasi sumber infeksi, CDC tidak dapat merekomendasikan apakah penduduk AS harus menghindari makanan tertentu.”

Kanada menyadari kasus pertamanya pada 11 Desember 2017. Pada saat itu, pemerintah Kanada mengatakan selada romaine adalah dugaan kuat sumber infeksi.

Tiga hari kemudian salah satu pasien yang terinfeksi meninggal dunia. Pemerintah Kanada kemudian memperingatkan orang-orang di provinsi-provinsi timur, agar menghindari selada romaine. Warga disarankan mengkonsumsi jenis selada lainnya.

Pada 28 Desember, pemerintah Kanada melaporkan bahwa beberapa romaine yang terinfeksi mungkin masih berada di toko atau di lemari es restoran. Mereka mengumumkan bahwa risiko infeksi masih terus berlanjut.

CDC tidak merilis laporan publik sampai 28 Desember 2017. Meskipun mereka telah melacak wabah tersebut sejak 15 November 2017.

Sementara Kanada telah memperingatkan warganya, CDC juga telah melakukan pengujian DNA untuk mengetahui apakah selada romaine yang menginfeksi orang di Kanada juga membawa E-Coli yang sama di AS. Sehingga membuat warga AS sakit dan meninggal dunia.

CDC mengatakan, sekuensing genom menunjukkan bahwa E-Coli yang sama ‘O157: H7’ telah menyerang orang-orang di kedua negara. Mereka menambahkan bahwa fakta ini membuat kemungkinan samanya sumber wabah di kedua negara.

Kepala selada romaine mengisi sebuah kotak etalase di toko buah dan sayur Fruit Barn di San Francisco. (Justin Sullivan/Getty Images/The Epoch Times)

Jadi-mengapa otoritas tersebut tidak memperingatkan orang Amerika tentang selada romaine?
Sejumlah konsumen Amerika mengajukan pertanyaan yang sama.

“Ketika pergi makan dan ada salad di dalamnya. Malam itu saya mengalami sakit perut yang menyiksa. Aku muntah dan merasa agak lebih baik. Tapi rasa sakit di perutku masih bersamaku hingga 4 hari kemudian. Selama 2 hari pertama terasa sakit saat disentuh,” Mary Cates Ballard memposting di halaman Consumer Reports Facebook, setelah membaca tentang romaine yang terinfeksi.

“Di mana polisi (bahan) makanan!? Mengapa mereka tidak melindungi kita dari makanan yang terkontaminasi. Terutama yang diimpor.”

Linda Pulice berkomentar, “Bagus sekali, sudah memakannya sepanjang minggu … kenapa tidak ada informasi ini di berita? Tidak ada restoran yang mengikuti CDC?”

Maryann Russell menimpali, “(Aku)Khawatir. Kenapa aku belum melihat ini di berita? ”

Ini bukan pertama kalinya E-Coli disebarkan oleh selada romaine. Wabah menyerang 10 negara bagian pada tahun 2011 membuat sakit setidaknya 30 orang. pada tahun 2011, CDC melaporkan.

Direktur Keamanan Pangan, LSM Consumer Reports, James Roger, mencatat bahwa, “Meskipun kita tidak dapat mengatakan dengan 100 persen kepastian bahwa selada romaine adalah penyebab wabah E-Coli di AS, tingkat kehati-hatian yang lebih besar dibutuhkan, mengingat bahwa romaine selada hampir selalu dikonsumsi mentah.”

Consumers Union, sayap organisasi Consumer Reports, juga menyerukan peringatan yang lebih kuat di AS.

“FDA harus mengikuti jejak pemerintah Kanada dan segera memperingatkan masyarakat tentang risiko ini,” kata Jean Halloran.

“Data yang tersedia sangat menyarankan agar selada romaine (diwaspadai) menjadi sumber wabah AS. Jika demikian, dan orang tidak diperingatkan, akan lebih banyak orang sakit.”

Kebanyakan orang dapat bertahan dengan infeksi E-Coli. Mereka yang mampu bertahan hanya mengalami tidak lebih dari beberapa hari ketidaknyamanan. Gejalanya bisa meliputi, muntah, diare, diare berdarah, dan kram perut.

Kasus berat dapat menyebabkan hemolytic uremic syndrome (HUS), sejenis gagal ginjal.

Anak kecil, orang tua, dan siapa saja yang memiliki kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kanker atau diabetes, berada pada risiko yang lebih besar.

Consumers Union merekomendasikan untuk membuang semua selada romaine dari kulkas mereka. Mereka juga menyarankan pelanggan untuk menunda membeli lagi sampai tanaman yang terinfeksi diidentifikasi dan dieliminasi.

Namun, belum ada satu lembaga pun, baik kelompok konsumen maupun pemerintah yang menyerukan penarikan yang luas selada air untuk saat ini. (waa)