Melihat “Dua Muka” PKT dari Kekecewaan Trump

Xia Xiaoqiang

Tanggal 26 Desember lalu, surat kabar Korea Selatan “Chosun ilbo” memberitakan, dari data foto satelit yang dirilis oleh Departemen Keuangan AS menunjukkan adanya transaksi minyak bumi ilegal antara RRT dengan kapal Korut di atas laut. Sejak Oktober lalu, kapal RRT dan Korut telah mengirimkan minyak mentah sebanyak 30 kali.

Tanggal 28 Desember lalu Presiden AS Trump menulis di Twitter: “Tertangkap basah! Sungguh mengecewakan, RRT masih mengijinkan minyak bumi masuk ke Korut. Jika kondisi ini terus berlanjut, tidak akan ada lagi program bersahabat dalam menyelesaikan masalah Korut.”

Kekecewaan Trump memang sudah bisa dipastikan, karena Partai Komunis Tiongkok (PKT) bertindak tidak sesuai ucapan karena sudah menjadi karakternya, juga merupakan cara yang selalu digunakan PKT untuk mempertahankan kekuasaannya.

Akhirnya sudah bisa ditebak, juru bicara Deplu PKT tetap menyikapi kecaman Trump itu dengan menyangkal dengan muka tebal tanpa rasa malu.

PKT harus mengandalkan dusta dan kekerasan untuk bisa eksis, sistem PKT dan Barat sangat berbeda, PKT adalah diktator satu partai, motivasi dan tujuan dari segala sesuatu yang dilakukannya adalah bagaimana mempertahankan legalitas rezim satu partainya, hal ini tak akan berubah dengan adanya pergantian pimpinannya.

Oleh karena itu, salah satu cara menguasai kekuasaan internal dan urusan diplomatik adalah dengan dusta dan pembohongan.

PKT melanggar janji menipu masyarakat internasional dan juga Amerika sudah banyak sekali contohnya. Dulu pada ajang Olimpiade 2008 di Beijing, masyarakat internasional pada saat itu menuntut PKT agar memperbaiki HAM sebelum 2008, pihak PKT berjanji akan melakukannya. Tapi sebelum Olimpiade 2008 PKT justru menangkapi praktisi Falun Gong dan memenjarakan para oposan, serta setelah Olimpiade kondisi HAM semakin memburuk.

Awalnya saat mendaftar untuk bergabung dengan WTO, PKT juga telah menyanggupi banyak persyaratan. Tapi begitu menjadi anggota WTO, berdasarkan peraturan keanggotaan WTO, banyak yang tidak pernah terealisasi, pemerintah berbagai negara pun tidak berdaya terhadap PKT.

Contohnya beberapa tahun terakhir dalam aksi pemberantasan korupsi menumpas para gembong koruptor, PKT selalu menyebut para pejabat korup itu sebagai “orang bermuka dua”, di antaranya Bo Xilai, Zhou Yongkang, dan lainlain, semua dikritisi oleh media massa pemerintah sebagai “orang bermuka dua” yang berperilaku berbeda dari perkataannya.

Saat mengkritisi Sekkota Xi’an, Wei Minzhou yang dilengserkan, media massa corong pemerintah mengatakan bahwa Wei selalu berperilaku ramah dan murah senyum di depan publik, namun di balik itu dia adalah penjilat atasan dan penindas bawahan yang suka menginjak orang lain untuk mempromosikan diri, suka mengambil peluang politik, di satu sisi dalam rapat personalia ia kerap membocorkan informasi pada pejabat yang ingin promosi naik pangkat, di sisi lain memberikan informasi pengaduan bagi pejabat yang diadukan, untuk mengingatkan pejabat tersebut dan menawarkan diri untuk membantu, dengan tujuan mendapat kepercayaan dari pejabat tersebut.

Sebenarnya fenomena “bermuka dua” di kalangan pejabat PKT sudah bukan hal baru, bisa dikatakan setiap pejabat PKT harus memiliki kemampuan “bermuka dua” untuk bisa eksis di kalangan pejabat. Karena untuk bisa menjadi salah seorang di dalam lingkungan tersebut, mutlak harus memiliki sifat partai sebagai pengganti sifat manusiawinya.

Dalam buku “9 Komentar” ada penjelasan yang sangat tepat untuk hal ini:

“Di Tiongkok, masyarakat memahami bahwa semua anggota partai komunis memiliki karakter ganda yang unik. Dalam keseharian anggota partai komunis memiliki sifat manusia pada umumnya, memiliki rasa suka-duka marah dan kecewa, juga memiliki kelebihan dan kekurangan manusia pada umumnya, mereka mungkin adalah ayah, atau suami, atau teman baik, namun di atas sifat manusiawi itu, adalah sifat partai yang paling diutamakan oleh partai komunis.”

“Seorang anggota partai bila mengemukakan pendapat apa pun secara pribadi pada orang lain, namun saat harus menyatakan sikap sebagai anggota partai, maka harus selalu sejalan dengan “organisasi”. Pada organisasi ini dari bawah hingga ke atas, dan akhirnya menyatu dengan puncak piramida kelompok besar tersebut, inilah karakteristik struktur yang terpenting dalam rezim partai komunis, yakni tunduk secara mutlak.”

Dari sudut pandang ini, setiap pejabat di dalam PKT adalah orang “bermuka dua”, dan alasan utama yang menyebabkan kondisi ini, adalah partai politik PKT ini sendiri, PKT adalah “partai bermuka dua”, selama partai ini masih eksis, maka akan terus berbicara bahasa manusia di depan tapi melakukan hal lain di belakang dengan menipu masyarakat internasional dan membohongi semua orang. (SUD/WHS/asr)

Sumber : Epochtimes.com