Pemberantasan Korupsi Tiongkok Berjalan Tak Tentu Arah

EpochTimesId – Mantan anggota Komisi Militer Pusat dan mantan kepala Staf Gabungan Komisi Militer Pusat, Jenderal Fang Fenghui dilengserkan dari jabatannya. Dia dicopot karena dugaan keterlibatan dalam kasus menerima suapan dan korupsi.

Kini kasusnya sedang ditangani oleh Kejaksaan Militer. Seperti dikabarkan EpochTimes.com pada 9 Januari 2018.

Sejumlah media Tiongkok pada awal September tahun lalu mengungkapkan bahwa 2 anggota aktif Komisi Militer Pusat (Fang Fenghui dan Zhang Yang) sedang diinterogasi pihak berwenang.
Setelah berita tentang bunuh diri Zhang Yang beredar pada bulan November, isu rencana dilengserkannya Fang hanya masalah waktu saja, juga santer dibicarakan publik. Isu tersebut kini benar-benar terjadi.

Sebelum dikabarkan bahwa penyelidikan terhadap dugaan yang menyangkut kedua pejabat tersebut adalah instruksi langsung dari Xi Jinping dalam rangka pembersihan sisa-sisa racun yang ditinggalkan oleh Guo Boxiong dan Xu Caihou.

Fang adalah orang sekampung yang menjadi anak buah Guo Boxiong di instansi lamanya. Dan Zhang Yang adalah anak buah kepercayaan Xu Caihou. Di masa lampau demi promosi jabatan, Fang di depan umum pernah mengaku Guo sebagai saudara ipar.

Kedua pejabat tersebut sebenarnya sudah disiapkan sebagai penerus Guo dan Xu. Itu merupakan barisan kudeta kedua yang berada di belakang Guo dan Xu.

Menurut pengaturan kelompok Jiang Zemin, kedua pejabat tersebut akan melanjutkan tugas mirip Guo dan Xu yaitu melumpuhkan kekuasaan Xi Jinping. Mereka akan bertindak sedemikian rupa agar instruksi Xi Jinping tidak bisa berjalan dengan baik.

Selain kasus suap, pihak berwenang menambahkan sebuah tuduhan yang tidak memiliki relevansi yang memberatkan kedua terdakwa (Fang dan Zhang). Tetapi rencana kudeta justru tidak disinggung-singgung.

Dilengserkannya Fang Fenghui berarti untuk sementara waktu bunyi sirine kudeta militer sudah dapat dipadamkan. Namun, tidak menunjukkan pertanda eskalasi soal anti korupsi.

Sebaliknya, kampanye anti korupsi saat ini tampaknya lebih rumit dan membingungkan. Hal ini terutama tercermin dalam beberapa aspek berikut :

Pertama, Mundurnya Wang Qishan dari inti kekuatan pemimpin senior PKT menunjukkan adanya ketidakpastian arah dari kelanjutan pembasmian korupsi.

Dicopotnya Sun Zhengcai sebelum berlangsungnya Kongres Nasional ke 19, termasuk Zhang Yang dan Fang Fenghui, sebenarnya hanyalah sebuah upaya darurat untuk menyegah kudeta pada saat kongres berlangsung tetapi tidak menunjukkan adanya terobosan dalam keseluruhan sasaran anti-korupsi.

Sejak tertangkap dan terbongkarnya sejumlah kasus kejahatan Zhou Yongkang, tidak ada lagi ‘harimau’ yang sekuat Zhou meskipun sejumlah pejabat yang ditangkap dan dilengserkan terus bermunculan.

Dilihat dari level pangkat, ‘pertarungan melawan harimau’ sesungguhnya sudah berhenti sampai di kasus Zhou Yongkang.

Kedua, Zhao Leji setelah menerima tongkat estafet dari tangan Wang Qishan dan menunjukkan hasil dengan menangkap kelima orang pejabat tingkat propinsi, dan mengatakan melawan korupsi jangan pernah berhenti. Namun, tertangkapnya kelima pejabat itu juga hanya sebagai tanggapan atas urgensi masalah.

KKN adalah penyakit lama PKT, merupakan jalan bagi pejabat untuk memasuki jajaran lebih tinggi.

Pejabat PKT yang setingkat dengan wakil menteri di Tiongkok sekarang ada sekitar 3.000 orang. Bahkan jika sehari menangkap seorang pejabat ‘harimau’ itu, untuk menangkap setengah dari jumlah itu saja membutuhkan waktu 5 tahun.

Kini, harapan dari masyarakat dalam membasmi korupsi sudah mengarah kepada orang-orang yang berada di belakang kelompok Jiang Zemin, yaitu Jiang Zemin dan Zeng Qinghong tetapi tidak tampak ada tanda-tanda akan diperiksanya kedua orang itu.

Ketiga, dalam pidato menyambut tahun baru 2018 Xi Jinping sudah tidak lagi menyinggung soal isu korupsi seperti yang ia lakukan dalam 3 tahun terakhir.

Dari awalnya yang ia katakan, “Tidak ada panah yang akan kembali setelah dilepas dari busurnya,”

Sekarang dia sudah tidak menyinggung isu itu lagi, diduga ada transaksi politik yang terjadi secara diam-diam dan belum terungkap.

Dari fenomena di atas dapat kita lihat bahwa, anti korupsi otoritas Xi Jinping sedang berjalan menuju arah yang penuh ketidakpastian, arah yang demikian ini bakal menimbulkan resiko dan biaya lebih besar.

Seiring dengan makin kuatnya posisi Xi dalam memegang tampuk pimpinan Tiongkok, maka beban tanggung jawab atas kejahatan dan dosa-dosa yang dibuat oleh Jiang Zemin dengan kelompoknya akan dipikul oleh otoritas saat ini. (ET/Xia Xiaoqiang/Sinatra/waa)