Anggota Kongres Guatemala Tersangka Pembunuh Dua Wartawan Tertangkap Setelah Disanksi Amerika

EpochTimesId – Kantor Jaksa Agung Guatemala mengkonfirmasi penangkapan anggota Kongres, Julio Juarez Ramirez. Ramirez dituduh merencanakan pembunuhan dua wartawan pada tahun 2015, seperti dikutip TheEpoch Times dari Reuters, Senin (15/1/2018).

Jaksa dan penyelidik bekerjasama dengan Komisi Internasional Menentang Impunitas (ICI) di Guatemala dalam menangkap tersangka. Mereka mengatakan bahwa politisi tersebut mengatur serangan terhadap wartawan Danilo Efraín Zapón López dan Federico Benjamín Salazar Gerónimo, yang terbunuh pada Maret 2015.

Juarez ditangkap pada hari Sabtu (13/1/2018) pagi di dekat rumahnya di distrik selatan Suchitepéquez. Dia lalu dipindahkan ke Guatemala City, ibu kota negara Amerika Tengah itu. Dia mengaku tidak bersalah saat melapor ke pengadilan pada Sabtu siang.

“Dia yang tidak bersalah, tidak perlu takut. Itu sebabnya saya ada di sini atas nama Tuhan, Siapa yang akan membersihkan semuanya,” kata Juarez kepada wartawan. “Bicaralah dengan pers Suchitepéquez dan Anda akan menyadari bahwa saya tidak pernah, tidak pernah memiliki masalah dengan pers.”

Juarez menjabat sebagai walikota kota San Antonio La Union selatan dari tahun 2012 hingga 2015. Tahun berikutnya dia memenangkan kursi Kongres.

Penyidik menjelaskan bahwa korban, Zapon, adalah seorang jurnalis untuk surat kabar Prensa Libre. Korban diserang karena sedang mengerjakan sebuah berita tentang korupsi di pemerintahan Juarez.

Pada 21 Desember 2017, Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi keuangan kepada Juarez. Sanksi dijatuhkan berdasarkan Undang-Undang Akuntabilitas Intelijen Global Magnitsky atas dugaan perannya dalam serangan terhadap para jurnalis.

Situs Departemen Keuangan menyatakan, “Julio Antonio Juarez Ramirez (Juarez) adalah anggota Kongres Guatemala yang dituduh memerintahkan sebuah serangan di mana dua wartawan terbunuh dan satu lainnya terluka.

Jaksa Guatemala dan sebuah komisi yang disponsori PBB menyelidiki korupsi di Guatemala. Mereka menuduh bahwa Juarez mempekerjakan tukang pukul untuk membunuh koresponden Prensa Libre, Danilo Efrain Zapan Lopez, yang laporannya telah meghambat rencana Juarez untuk mencalonkan diri kembali sebagai walikota.

Wartawan lainnya, Federico Benjamin Salazar dari Radio Nuevo Mundo juga tewas dalam serangan tersebut dan dianggap sebagai korban kedua terkait kasus tewasnya para jurnalis. Wartawan lain juga dikabarkan terluka dalam serangan tersebut.

Sanksi tersebut merupakan hasil perintah eksekutif 13818 yang ditandatangani oleh Presiden Trump. Perintah eksekutif itu memerintahkan untuk ‘Memblokir Kekayaan Orang yang Terlibat dalam Pelanggaran HAM atau Korupsi yang serius’.

Dalam instruksi presiden tersebut terdapat lampiran daftar nama 13 pelaku pelanggaran hak asasi manusia serius dan aktor korup yang harus diberi sanksi.
Juarez dinyatakan sebagai salah satu dari 13 individu yang terlibat dalam kegiatan jahat tersebut.

Media lokal melaporkan pada tahun 2015 bahwa Juarez menggambarkan dirinya sebagai teman Zapon. Dia mengaku bertemu dengan wartawan itu pada hari yag sama saat dia terbunuh.

“Itulah mengapa mereka ingin menyelidiki saya, tapi saya bebas terlibat dengan dia,” kata Juarez kepada media setempat. (waa)