Kapal Mata-Mata Rusia Terdeteksi Dekati Pantai Carolina Utara Amerika

EpochTimesId – Kapal mata-mata Viktor Leonov terdeteksi mendekati perairan Amerika Serikat, Senin (22/1/2018). Kapal milik militer Rusia itu terdeteksi 100 mil di lepas pantai North Carolina. Kapal itu memang masih berada di perairan internasional, namun sangat dekat dengan Amerika.

Viktor Leonov dikabarkan meninggalkan ibu kota Trinidad dan Tobago, Port of Spain, beberapa hari sebelumnya. Dia beroperasi di perairan Karibia pekan lalu, menurut beberapa pejabat AS seperti dikutip dari TheEpochTimes.com.

Dua pejabat militer AS, seperti dikutip dari CNN, mengatakan Viktor Leonov terlacak oleh USS Cole dan kapal perang AS lainnya.

Seorang pejabat mengatakan bahwa kapal tersebut biasanya melakukan perjalanan ke pesisir timur Amerika Utara dekat Cape Canaveral, King’s Bay, Norfolk, dan New London. Kawasan tersebut adalah pangkalan bagi instalasi militer Amerika.

“Kami memantau. Ini (kapal mata-mata) adalah masalah tahunan,” kata seorang pejabat kepada Washington Free Beacon, “Kami sudah mengawasinya dari Cape Canaveral, Kings Bay, Norfolk, dan New London.”

Namun, pejabat mengatakan kepada Beacon bahwa tujuan mendekatnya kapal intelijen kelas Cherry itu belum bisa dipastikan.

“Yang membuatnya penting adalah peningkatan aktivitas angkatan laut Rusia di seluruh dunia. Itu membuat kita memperhatikan, bukan hanya satu kebiasaan, tapi ini meningkatnya operasi angkatan laut Rusia secara keseluruhan,” kata seorang pejabat.

Baru-baru ini, pada tahun 2014, Viktor Leonov CCB-175, sebuah kapal pengumpul data intelijen bersenjata mendekat di Kuba. (Photo : inspireamerica.org/Twitter @MarcellMiami)

“Kali ini di perairan kita. Sebagian besar menganggap kompetisi akan terlihat dan terasa jauh dari rumah. Ini adalah salah satu pengingat bahwa kita adalah negara kepulauan yang tunduk pada kompetisi angkatan laut.”

Februari tahun lalu, kapal tersebut diikuti oleh aset militer AS setelah berlayar sekitar 30 mil dari pantai Connecticut.

Kapten Jeff Davis, seorang juru bicara Pentagon, mengatakan pada saat itu, “Ada banyak hal yang terjadi dari hal ini.” (waa)