Remaja Tionghoa Pecahkan Rekor Juara Termuda Tenis Meja Jepang

EpochTimesId – Remaja Tionghoa berusia 14 tahun, Harimoto Tomokazu keluar sebagai juara tunggal putra dalam Kejurnas Tenis Meja Jepang di Tokyo. Dia juga menjuarai nomor tunggal putra dalam kelompok remaja, beberapa hari sebelumnya.

Dalam final kelompok dewasa yang diselenggarakan pada 21 Januari 2018, Harimoto berhasil mematahkan perjuangan juara 10 kali, Jun Mizutani. Dia sekaligus tercatat sebagai juara termuda dalam sejarah tenis meja putra Jepang.

Kejuaraan Nasional Tenis Meja Jepang diselenggarakan di Gimnasium Tokyo dari 15 hingga 21 Januari 2018. Harimoto ikut dalam pertandingan di kelompok campuran, ganda putra, tunggal putra, pada kelompok remaja dan dewasa. Dia memainkan 20 partai dalam waktu kurang dari sepekan.

Hasilnya, pada nomor ganda campuran ia gugur di babak keempat, dan ganda putra gagal di tangan Jun Mizutani pada partai semi final. Namun, pada kelompok umur remaja ia berhasil keluar sebagai juara dengan predikat usia termuda sepanjang sejarah kejurnas Jepang.

Dalam pertandingan kelompok orang dewasa, Harimoto hanya kehilangan 2 set dari keseluruhan 5 pertandingan. Dia berhasil dengan mudah masuk final setelah mengalahkan para petenis meja dewasa dan mahasiswa Jepang.

Jun Mizutani telah mendominasi tenis meja Jepang selama bertahun-tahun. Jun,dari tahun 2007 sampai sekarang atau selama 12 tahun selalu berhasil secara berturut-turut masuk final. Dia menggondol juara sebanyak 9 kali dan kalah sebagai runner up 2 kali.

Pada tahun 2016, Jun meraih medali perunggu dalam Olimpiade Rio de Janeiro. Jun Mizutani mengharap mahkota untuk yang kesepuluh kalinya melalui kejurnas kali ini. Selama bertahun-tahun hampir tidak ada seorang pun di Kejuaraan Tenis Meja Jepang yang dapat menggeser posisinya.

Tetapi seiring melejitnya prestasi Harimoto pada tahun lalu, dominasi Jun Mizutani di dunia pingpong Jepang kian terancam. Meskipun Jun Mizutani menjadi idola Harimoto, tetapi dalam Kejurnas Tenis Meja bulan Mei tahun lalu, Harimoto berhasil mengalahkan Jun dengan skor 4:1, sehingga kepercayaan diri Harimoto ikut melejit.

Pada dua hari lalu, setelah kekalahannya melawan Jun Mizutani dalam partai ganda putra, Harimoto bertekad untuk mengalahkannya dalam partai tunggal.

Dalam wawancaranya dengan media Jepang Harimota mengatakan bahwa kemungkinan memenangkan pertandingan melawan Jun yang sebelumnya diperkirakan hanya 5 persen dinaikkan menjadi 50 persen.

Meskipun tahun lalu pernah mengalahkan Jun tetapi ia masih merupakan seorang penantang yang harus diwaspadai.

“Saya sudah dapat masuk final, tidak takut kehilangan apapun,” ujarnya tanpa beban, sebelumlaga final.

Usai pertandingan Harimoto mengatakan bahwa mahkota dapat memacu dirinya untuk mempercepat kemajuan. Setelah ini, ia akan konsentrasi penuh untuk menghadapi kejuaraan di Olimpiade Tokyo dengan paling tidak menggondol 2 emas buat Jepang.

Jun Mizutani sendiri mengatakan bahwa dirinya sudah sering bertanding melawan petenis meja Tiongkok. Dia merasakan bahwa secara teknis permainan Harimoto sudah berada dalam tingkatan yang setara dengan mereka.

“Apalagi jika Harimoto mengeluarkan 100 persen kemampuannya, sepertinya saya tidak akan mampu mengalahkannya. Sebelum munculnya Harimoto, saya bersyukur sudah mendapat kesempatan untuk memperoleh sejumlah prestasi. Ya, Harimoto memang hebat,” aku-nya.

Jun Mizutani juga menjelaskan bahwa teknik permainan Harimoto meningkat jauh dibandingkan dengan sewaktu bermain pada Kejuaraan Dunia tahun lalu. Harimoto hanya sedikit sekali kehilangan bola tetapi bola ancamannya lebih mematikan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemajuannya sungguh banyak.(ET/Sinatra/waa)