Rezim Kim Jong-un Menugasi Prajurit untuk Menjarah Bahan Makanan dari Warga Korut

oleh Qin Yufei

Menurut laporan media Korea Selatan, pejabat melakukan penjarahan bahan makanan dari rumah warga untuk memberi makan para prajurit yang lapar telah menjadi fenomena baru di Korea Utara.

Fakta ini menunjukkan bahwa hubungan yang tidak harmonis antara rakyat dengan rezim Kim Jong-un semakin meningkat.

Beberapa pekan sebelum penjarahan ini, komandan memberi ijin libur kepada para prajurit dengan maksud agar mereka dapat pergi mengambil saja bahan makanan dari ladang-ladang.

“Setiap rumah warga di daerah Paegam-gun tidak luput dari penggeledahan yang dipimpin oleh pejabat untuk memastikan jumlah makanan yang dimiliki masing-masing warga” kata seorang sumber Korea Utara kepada ‘Daily NK’.

“Ketika orang-orang Amerika menjilati bibirnya dan bersiap untuk mencaplok kita hidup-hidup, apakah kalian akan membiarkan tentara kita (membela negara) dalam kondisi kelaparan tentara ?” demikian teriakan pejabat di hadapan para petani yang tak berdaya.

Petani Korea Utara bekerja di ladang mereka di luar ibukota Pyongyang pada 2008. Kekurangan pangan dan uang saat ini telah memaksa tentara Korea Utara untuk menjarah pertanian agar tetap diberi makan. (Mark Ralston / Getty Images)

Dari foto yang diposting oleh media tersebut pada bulan lalu terlihat sejumlah prajurit Korea Utara sedang mencari bahan makanan di tengah ladang jagung.

Terlepas dari kekeringan dan panen yang menurun di beberapa bagian Korea Utara tahun lalu, tetapi pejabat pemerintah masih memaksa petani untuk memenuhi kewajiban mereka berupa kuota setoran bahan makanan untuk militer.

“Semua individu yang tidak mampu memenuhi kuota setoran mulai bulan Januari ini diberikan tugas tambahan” kata seorang sumber dari Hamgyongnam do kepada reporter Daily NK.

Sumber lain di provinsi tersebut mengatakan : “Tugas tambahan ini menuntut kewajiban yang makin mematikan warga”

Sumber tersebut mengatakan kepada media bahwa walaupun kewajiban untuk menyetorkan bagian dari hasil panen petani untuk persediaan makanan militer bukan hal baru. Tetapi pemerintah mengerahkan pejabatnya untuk melakukan penjarahan terhadap rumah petani  merupakan fenomena baru.

Seorang penjaga tentara Korea Utara di sungai Yalu di utara kota perbatasan Sinuiju, Korea Utara, seberang Dandong, provinsi Liaoning, Cina utara pada 24 Mei 2017 di Dandong, Tiongkok. (Kevin Frayer / Getty Images)

Karena hasil panen yang menurun, petani  di Korutsaja tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya  sendiri. Bahkan beberapa keluarga petani sampai memakan “kentang beku” (kentang yang dikupas dan dikeringkan) yang awalnya akan digunakan sebagai setoran kepada pemerintah pusat, menyebabkan pemerintah menugaskan pajabatnya untuk melakukan operasi penggeledahan.

“Pejabat tahu benar bahwa mereka harus memberi makan prajurit mereka untuk mempertahankan ‘api perjuangan’ atau semangat korup. Hanya dengan makan jagung yang kalorinya rendah jelas akan membuat semangat atau ‘api perjuangan’ korp semakin meredup sampai mati total,” demikian sumber tersebut bercerita kepada reporter Daily NK. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com