Wisatawan Jepang Lapor Polisi Ngaku Diperas Restoran Venesia

ErabaruNews – Sejumlah wisatawan Jepang pergi melapor ke kantor polisi Italia. Mereka mengklaim diperas restoran di Venesia, karena diminta membayar 1.401 dolar AS (1.145 euro) sekitar 18 juta rupiah usai makan malam, seperti dikutip dari NTD.TV, Rabu (24/1/2018).

Empat mahasiswa Jepang itu sedang traveling dari Bologna ke Venesia. Ketika makan, mereka menerima tagihan makanan yang meroket itu setelah memesan empat steak dan ikan goreng yang disertai air mineral di Osteria da Luca pada 19 Januari 2018 lalu.

Marco Gasparinetti, juru bicara organisasi hak asasi manusia setempat mengatakan bahwa para mahasiswa mengajukan keluhan resmi sesaat setelah mereka kembali ke Bologna, seperti dikutip NTD.TV dari Venice Today.

“Ini hanya salah satu kasus terbaru, dari banyak kasus sejenis,” kata Gasparinetti.

Walikota Venesia, Luigi Brugnaro, menulis di Twitter bahwa akan menindaklanjuti dan memverifikasi klaim wisatawan itu.

“Jika klaim memalukan ini dikonfirmasi, kami akan melakukan semua yang kami bisa dilakukan untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab. Kami ada untuk menegakkan keadilan, selalu,” tambahnya.

Ketika ditanya soal tagihan 1.400 dolar AS itu, pemilik restoran berkata, “Saya tidak ingat memiliki masalah dengan pelanggan Jepang,” kutip Venice Today.

Restoran yang dimaksud, yang terletak di dekat St. Mark’s Square yang bersejarah, nampaknya tidak asing dengan kritik. Saat ini peringkat bintang satu-dan-setengah, tersemat di TripAdvisor. Halamannya penuh dengan ratusan ulasan negatif termasuk label restoran ‘rip off’ dan ‘tempat terburuk di dunia’.

https://www.facebook.com/marco.favaro.bar/posts/10155220282226188

Salah satu reviewer baru-baru ini menggambarkan tempat itu, dengan menulis, “pusat pemeras, hindari dengan segala cara.”

“Memanggil orang-orang itu ‘penipu’, akan memberi mereka pujian yang tidak pantas mereka dapatkan.”

Seorang lainnya yang mengaku pernah makan malam di sana menulis bahwa November 2018 lalu mereka dikenai biaya 816 dolar AS (667 euro) untuk makan siang ‘sederhana’ dengan menu seafood dan steak.

Wisatawan makan di luar Katedral San Marco di Venesia pada 20 Oktober 2017. (Miguel Medina/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

November lalu Luke Tang, seorang dosen universitas dari Birmingham, Inggris, mengklaim bahwa para pelayan memanfaatkan kelemahannya. Dia dan orang tuanya tidak berbicara bahasa Italia, sehingga mereka dengan mudah untuk diperas.

Saat itu, Walikota Luigi Brugnaro mengatakan bahwa para wisatawan itu terlalu pelit. Dia juga mengatakan bahwa seharusnya para pengunjung sudah belajar bahasa Italia sebelum datang, sehingga mereka bisa mengerti menu yang ditawarkan.

Dia menambahkan bahwa pengunjung yang datang ke Venesia perlu sedikit lebih royal. (NTDTV/waa)