Tumpukan Limbah Elektronik Segera Berubah Jadi Tambang Emas dengan Bantuan Bakteri

ErabaruNews – Masyarakat moderen tidak bisa lepas dari perangkat elektronik. Bahkan, gaya hidup yang inovasi membuat kualitas perangkat terus diperbaharui.

Inovasi teknologi ini, pada satu sisi memang membuat kehidupan umat manusia semakin mudah dan nyaman. Namun, sayangnya pada sisi lain, pengejaran akan kehidupan yang nyaman membuat masalah baru.

Perangkat elektronik yang diganti dalam hitungan tahun, bahkan bulan, demi gaya hidup kemudian menghasilkan tumpukan sampah dan limbah. Itu bahkan berpotensi mengancam kelangsungan ekosistem alam.

“Kita membutuhkan teknik tanpa dampak kesehatan, komunitas, atau lingkungan. Saat ini sebagian besar dilakukan di luar negara dunia pertama, dengan teknik yang tidak semudah yang seharusnya,” ujar Frank Reith, seperti dikutip dari abc.net.au, Kamis (25/1/2018).

Bisa jadi, hal itulah yang meng-gugah sanubari seorang peneliti asal Australia, Frank Reith, menemukan bakteri baru. Bakteri yang bisa mengurai limbah elektronik menjadi emas.

Frank bersama sejumlah ahli geologi Australia menemukan bakteri untuk mengurai limbah jadi emas. Mereka pun memastikan, dalam limbah elektronik terkandung tambang emas.

Mikroba kumpulkan emas di laboratorium. (Photo : Frank Reith/ABC)

“Dalam limbah elektronik ada banyak emas. Bakteri ini bisa mengumpulkan logam mulia yang ada di smartphone dan komputer,” ujar associate professor di University of Adelaide itu, seperti diberitakan ABC News Australia, baru-baru ini.

Reith dan timnya kini tengah bekerjasama dengan sebuah startup dari New Zealand, Mint Innovation. Mereka akan segera membuka proyek percontohan untuk teknik penambangan emas dari limbah eletronik.

Tambang emas gaya baru ini, rencananya akan mulai beropeasi pada tahun 2019.

“Kami sedang menguji coba sebuah proses yang menggunakan mikroba sebagai metode untuk memurnikan logam mulia dari campuran logam lain yang dikandung dalam papan sirkuit tua pada limbah elektronik,” imbuh Chief strategy officer tim peneliti, Dr Ollie Crush.

Tim tersebut melakukan penelitian pada biji emas di kawasan anak Sungai Maria di Kilkivan, Queensland, Australia. Mereka menemukan bahwa bakteri itu melakukan proses daur ulang emas dalam waktu 17-58 tahun.

“Kita perlu mempercepat proses tersebut hingga 10, 20, atau 30 tahun agar sesuai dengan kebutuhan industri,” imbuh Reith.

Bakteri tersebut dikabarkan memiliki kemampuan untuk memisahkan emas dari perak dan tembaga. Bahkan, bakteri super nan cerdas itu mengumpulkan potongan kecil emas dalam proses penguraian mineral. (ABC/waa)