CEO Barclays Sebut Pemotongan Pajak Amerika Memberi Contoh untuk Dunia

EpochTimesId – Chief Executive Officer (CEO) Barclays, James Edward ‘Jes’ Staley mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat memberi contoh bagi dunia dengan memotong besaran pajak perusahaan. Hal itu dikatakan oleh Jes dalam acara World Economic Forum di Davos, Kamis (25/1/2018) waktu setempat.

“Amerika Serikat telah secara eksplisit menerapkan strategi pengawasan yang sangat ramah terhadap bisnis dalam hal peraturan, dan sekarang dalam perpajakan,” Jes Staley, seperti dikutip EpochTimes.com dari CNBC.

“Pertanyaannya adalah, bagaimana reaksi dunia terhadap ini? Barclays yang 45 persen operasi bisnisnya berada di Amerika Serikat, dan sekarang 45 persen bisnis kami dapat menikmati pajak terendah di dunia, ini menjadi sangat penting bagi Barclays,” lanjut Staley.

Staley menambahkan, Kebijakan pajak AS memberikan contoh kerjasama global kepada negara-negara lain di dunia. Kebijakan itu menggambarkan bagaimana memainkan peran regulasi untuk menangani bisnis dan perpajakan.

Jes juga mengaku percaya bahwa penurunan pajak perusahaan Amerika Serikat dari tarif 35 menjadi 21 persen pada bulan Desember tahun lalu, adalah sebuah terobosan besar. Terobosan ini adalah yang paling berani dari regulator AS pasca krisis 2008.

Seorang wanita mengambil formulir pajak di lobi Kantor Pos Farley di New York City pada tanggal 15 April 2008. (Chris Hondros / Getty Images)

Namun, Staley membantah bahwa pemerintah Inggris dalam menangani industri keuangan. “Sejak referendum Brexit, partisipasi kami cukup tinggi, dan saya yakin bahwa pemerintah Inggris telah mendengarkan saran-saran dari Barclays,” ujarnya.

Stanley menekankan bahwa sistem peraturan pasca Brexit di Inggris akan sangat penting, dan sangat dinanti oleh para pelaku bisnis.

“Saya pikir Inggris harus menegosiasikan sistem peraturan yang kira-kira setara dengan UE, sehingga kita dapat memasuki pasar tunggal Uni Eropa,” jelasnya.

“Karena Amerika Serikat mengatakan bahwa pada dasarnya mereka harus mengambil mekanisme pengaturan yang berbeda. Jadi aspek lain dari debat tersebut adalah bagaimana membuat Inggris mempertahankan fleksibilitas peraturan sehingga tetap dapat bersaing dengan New York,” tutupnya. (ET/Sinatra/waa)