Mercedes-Benz Warisan Hitler Masih Dilelang Setelah Tawaran Tujuh Juta Dolar Ditolak

ErabaruNews – Sebuah Mercedes-Benz yang diklaim pernah ditumpangi Adolf Hitler saat parade Nazi Jerman masih dijual. Sebelumnya, tawaran pembeli senilai 7 juta dolar AS, atau sekitar 91 miliar rupiah, ditolak.

Mercedes-Benz 770k Grosser Offener Tourenwagen keluaran tahun 1939 adalah satu dari lima unit yang ada di dunia. Mercy yang dilelang ini, adalah satu dari tiga mobil langka tersebut yang dimiliki oleh pihak pribadi.

Tentara Amerika Serikat merebut mobil tersebut pada tahun 1945, seperti dikutip NTD.TV dari Auctioneers Worldwide.

Balai lelang tersebut menyebut kendaraan tersebut sebagai, “Mobil paling historis yang pernah ada dan paling bersejarah yang pernah ditawarkan untuk penjualan (lelang) umum.”

Mereka mencatat bahwa mobil itu sangat mahal, direkayasa secara obsesif, dibangun kokoh, dan buatan tangan.

Harga mobil ini menjadi semakin mahal seiring waktu dan dalam konteks signifikansi historis. Dua hal itulah yang menyebabkan penolakan tawaran sebesar 7 juta dolar AS oleh penjual anonim baru-baru ini, seperti dikabarkan oleh Arizona Central.

Namun, penawaran mungkin masih terjadi karena negosiasi akan berlanjut dengan individu di luar atmosfir dan prosedur balai lelang.

Seorang sejarawan dan profesor dari Universitas Negeri Arizona menilai harga tersebut jauh lebih mahal dari nilai sejarahnya. “Maksud saya, ada banyak Mercedes yang dibawa Adolf Hitler,” ujar Michael Rubinoff.

“Oleh sebab itu, perlu diperhatikan beberapa hal penting untuk hal ini, bahwa Hitler pernah beristirahat dengan santai di kursi… oke.”

Namun, seorang ahli valuasi mobil klasik terkemuka, yang meminta namanya untuk tetap anonim, mengatakan kepada Fox News bahwa Mercedes-Bens sendiri akan dihargai 5 sampai 7 juta dolar AS.

Pakar itu mengatakan bahwa makna historis yang melekat pada kendaraan bisa melipatgandakan nilai dan harganya.

Jika mobil itu berhasil terjual, 10 persen dari hasil penjualannya disiapkan untuk sebuah organisasi yang didedikasikan untuk pendidikan Holocaust. Sebagian kalangan bahkan juga berharap, agar pembeli mobil itu akan bersedia memajangnya di museum.

“Kami mengerti ada pasar untuk memorabilia perang dan kolektor serius tertarik pada hal-hal seperti ini,” kata Ken Jacobson, wakil direktur liga nasional Anti-Fitnah.

“Meskipun kami tidak memiliki masalah dengan mobil era Nazi seperti ini untuk dilelang, kami tidak ingin melihat kendaraan tersebut berkibar di tangan seseorang yang akan menggunakannya untuk memuliakan Hitler atau perbuatan Nazi. Idealnya, kami lebih suka melihatnya bertempat di museum, sehingga bisa dipahami oleh masyarakat dalam konteks yang tepat,” kata Jacobson.

Penjualan terakhir mobil itu terjadi ketika seorang kolektor anonim dari Rusia membelinya dengan nilai yang tidak diketahui. Kini diyakini, bahwa orang Rusia itu lah yang sekarang menjualnya. (waa)