Mencatut Nama Besar Konfusius Ajaran Komunis Disusupkan ke dalam Ruang Kelas AS

Qin Yufei

Tahun lalu North Carolina University mengumumkan secara besar-besaran bahwa segera akan dibuka Institut Konfusius.

Ini adalah lnstitusi pendidikan yang didanai oleh pemerintahan PKT (Partai Komunis Tiongkok) dengan kedok mengajar bahasa Tionghoa beserta sejarah dan budayanya.

Situs berita politik Amerika Politico mengatakan bahwa setelah 10 tahun Institut Konfusius didirikan. Lembaga ini mengakar dan bercokol di 500 buah universitas seluruh dunia, di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 100 Universitas, termasuk Universitas George Washington, Universitas Michigan dan Universitas Iowa.

Institut Konfusius dikelola oleh Hanban (Kantor budaya Han/mandarin) di bawah Kementerian Pendidikan Beijing yang merupakan bagian dari program besar propaganda Beijing, dan untuk program tersebut PKT menginvestasikan 10 miliar USD (133 triliun rupiah) setiap tahun.

Namun seiring dengan perluasan Institut Konfusius itu, orang-orang mulai mempertanyakan apakah ia sesuai dengan kampus yang mendukung kebebasan akademis.

Konten pengajaran Institut Konfusius adalah budaya dan sejarah Tiongkok versi PKT yang sangat mengabaikan hak asasi manusia. Selain itu para kritikus juga menuding Institut Konfusius menyebabkan suasana penyensoran diri muncul di dalam kampus.

Institut Konfusius sengaja mengaburkan tujuan politik mereka

Artikel Politico itu selanjutnya mengatakan, pendirian Institut Konfusius di universitas menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan: Universitas bersedia melepas dan mengorbankan prinsip-prinsip yang pernah mereka pertahankan hanya untuk mendapatkan dana.

Liu Yunshan yang saat itu menjabat sebagai menteri Propaganda, pada tahun 2010 pernah mengklaim di media resmi bahwa “Harus secara aktif melancarkan perang propaganda internasional yang ditujukan pada masalah-masalah seperti Tibet, Xinjiang/Uighur, Taiwan, hak asasi manusia dan Falun Gong”; “mendirikan dan mengelola sebaik-baiknya pusat budaya luar negeri dan Institut Konfusius.”

Institut Konfusius pertama didirikan di Korea Selatan pada tahun 2004 lalu diperluas ke Jepang, Australia, Kanada dan Eropa. Amerika Serikat sebagai lawan geopolitik terbesar PKT adalah sasaran utama: 40% Institut Konfusius berada di AS.

Selain mendirikan Institut Konfusius di Universitas, Hanban juga mendirikan beberapa ratus ruang kelas Konfusius di sekolah dasar dan menengah. Misalnya, Sistem Sekolah Umum Chicago meng-Outsourcing-kan pelajaran bahasa mandarinnya ke Kelas Konfusius.

Cara yang kerap dipakai oleh Hanban adalah memaksa dengan segala cara agar universitas menerima Institut Konfusius.

Marshall Sahlins profesor antropologi di University of Chicago mengatakan bahwa Institut Konfusius adalah “software niat jahat Akademik”. Menurut dia, Hanban menyanggupi kepada pihak universitas bahwa untuk mendirikan setiap Institut Konfusius, Hanban akan menyediakan dana 100.000 dolar AS (1,3 miliar rupiah) setiap tahun dan subsidi pengajaran. Hanban juga setuju menyediakan materi pelajaran seperi buku, video dan lain-lain.

Namun Institut Konfusius sengaja mengaburkan tujuan politiknya. Pertama-tama, nama “Konfusius” itu sendiri memiliki sifat mengelabui. Kebanyakan orang Amerika menghubungkan Konfusius dengan Kebijaksanaan. Jika diberi nama “Institut Mao Zedong”, kemungkinan tidak terlalu menarik minat masyarakat.

Selubung PKT dalam rangka menginfiltrasi terhadap dunia luar berangsur-angsur terungkap

National Association of American Scholars menyarankan agar para universitas itu menutup Institut Konfusius mereka. Pada tahun 2014 American Association of University Professors juga menyarankan “Universitas seyogyanya berhenti berpartisipasi dengan Institut Konfusius, kecuali kesepakatan universitas dan Hanban bisa dilakukan negosiasi ulang”, sehingga universitas dapat menerapkan kontrol sepihak atas kurikulum dan guru.

National Association juga menuntut guru pengajar Institut Konfusius dapat menikmati kebebasan akademis yang sama seperti guru pengajar yang lain, isi kontrak kerjasama antara Hanban dan universitas juga harus dipublikasikan.

Pada 25 September 2014, University of Chicago mengumumkan penghentian kerja sama dengan Institut Konfusius. Tanggal 1 Oktober tahun lalu Penn State University mengumumkan bahwa pada akhir tahun mereka akan mengakhiri kerja sama selama lima tahun mereka dengan Institut Konfusius dan tidak akan memperpanjang kontrak.

Susan Welch

Susan Welch Dekan Fakultas Kesusastraan Universitas Pennsylvania menyatakan: “Sejumlah target kami tidak sejalan dengan Hanban, sedangkan Hanban adalah penyandang dana utama Institut Konfusius di seluruh dunia.”

Henry Reichman ketua Komite Kebebasan Akademik dari American Association of University Profesor mengatakan: “Saya menghormati Universitas Chicago dan Universitas Penn State dan saya juga percaya bahwa mereka bukan satu-satunya universitas yang ingin mengakhiri kerja sama dengan Institut yang tidak berharga ini (menunjuk pada Institut Konfusius).”

Josh Rogin, penulis di halaman khusus Washington Post dalam artikel yang dirilis pada tanggal 14 lalu menuliskan bahwa universitas dalam menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menghadapi PKT, Institut Konfusius yang berjumlah ratusan buah itu hanyalah sebagian saja.

Dia percaya, dengan meningkatnya perhatian dari semua lapisan masyarakat, kedok PKT terhadap dunia luar mulai terbuka. Namun pertempuran yang lebih besar untuk mengekspos dan menyerang infiltrasi PKT ke masyarakat bebas baru saja dimulai. (LIN/WHS/asr)

Sumber : Epochtimes.com