Korut Tiba-Tiba Membatalkan Acara Pertunjukan Seni Bersama Korsel

227
Korea Utara pada malam tanggal 29 Januari tiba-tiba memberitahu pihak Korea Selatan bahwa kegiatan pertunjukan seni bersama Korea Selatan yang sudah dijadwalkan pada 4 Februari mendatang di Kumgangsan, Korut dibatalkan. (South Korean Unification Ministry via Getty Images)

oleh Hong Mei

Korea Utara pada malam 29 Januari 2018 tiba-tiba memberitahu pihak Korea Selatan bahwa kegiatan pertunjukan seni bersama Korea Selatan yang sudah dijadwalkan pada 4 Februari mendatang di Kumgangsan, Korut dibatalkan.

Ini adalah tindak pembatalan sepihak kedua yang dilakukan rezim Pyongyang. Perilaku kasar Korea Utara sekali lagi menimbulkan kemarahan masyarakat Korea Selatan.

Korea Utara dalam pemberitahuannya menyebutkan bahwa kegiatan pertunjukan seni dibatalkan karena “laporan media Korea Selatan yang tidak hanya menghina ketulusan tujuan Korea Utara untuk ikut mensukseskan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, namun juga membuat ucapan yang tidak bertanggung jawab atas perayaan yang diadakan di dalam negeri Korea Utara”. Untuk itu menyampaikan sikap tidakpuas dengan media Korea Selatan.

Pemerintah Korea Selatan menyatakan penyesalan terhadap tindakan Korea Utara yang seharusnya memenuhi kesepakatan yang sudah dibuat kedua belah pihak.

Dengan alasan daya listrik tidak mencukupi, Korea Utara di atas meja perundingan meminta pihak Selatan yang menanggung seluruh permasalahan listrik dan biaya penyelenggaraan pertunjukan seni dan latihan ski bersama di Kumgangsan dan Masikryong Ski Resort, Korea Utara.

Sebagai tanggapan, media Korea Selatan menyebutkan bahwa hal ini dapat bertentangan dengan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korut termasuk sanksi sepihak yang diberikan pemerintah AS.

Selain itu, mengenai parade militer Korea Utara yang rencananya akan diadakan pada 8 Februari mendatang, media arus utama Korea Selatan dalam laporannya mengatakan bahwa parade militer yang dilakukan sehari sebelum pembukaan Olimpiade akan merusak citra dan semangat Olimpiade.

Dan Amerika Serikat menyikapi hal ini dengan ‘terang-terangan menentang masyarakat internasiona’, dan pihak berwenang militer AS dan Korea Selatan mengusulkan untuk memulai kembali latihan militer gabungan antar kedua negara segera setelah Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

Beberapa analis percaya bahwa terlepas dari kenyataan bahwa pemerintah sayap kiri yang dipimpin Moon Jae-in bersikeras pada dialog dan interaksi dengan Korut, tetapi media arus utama Korea Selatan terus-menerus menunjukkan kontroversi dalam interaksi antara Korea Selatan dan Korea Utara yang melanggar tatanan sosial internasional. Ini membuat Kim Jong-un takut dan marah yang kemudian memutuskan untuk membatalkan pertunjukan seni bersama di Kumgangsan.

Tindakan pembatalan sepihak tersebut kembali memicu kemarahan masyarakat Korea Selatan terhadap sikap plin-plan Korut termasuk cara dialog pemerintahan Moon Jae-in dengan Korea Utara yang banyak mengalah.

Sebelum ini, ketidakpuasan orang Korea Selatan dalam menilai interaksi antara Korea Selatan dengan Korea Utara telah menyebabkan tingkat dukungan terhadap Moon turun ke level terendah sejak ia menjabat.

Beberapa warga Korsel mengatakan : “Mendingan seluruh kegiatan dihentikan saja, tidak usah datang ikut Olimpiade”

“Sebetulnya sudah dapat diperkirakan, hanya saja Moon yang tidak tahu, sungguh mengecewakan”

“Dialog dengan negara preman (Korea Utara) sejak awal bukannya sudah tahu bakal tidak ada artinya ! ”

“Korea Utara adalah residivis. Sadarlah !”

Media Korea Selatan ‘Daily NK’ pada 30 Januari merilis sebuah editorial berjudul ‘Ke Mana Pemerintahan Moon Jae-in akan Membawa Negara ini’.

Artikel mempertanyakan soal selama 8 bulan, Moon memegang jabatan kepala negara, ke mana Korea Selatan mau dibawanya ?

Editorial mengecam pemerintahan Moon yang demi keikutsertaan Korut di Olimpiade telah mempertaruhkan segala-galanya. Mereka hanya terobsesi pada dialog antara Korea Selatan dan Korea Utara tanpa merasa risih untuk menampilkan diplomasi profil rendah. Dalam hubungannya dengan Amerika Serikat, setiap kali menemui ketidaksinkronan, maka muncullah diplomasi lepas aliansi. Dan mendorong diplomasi pro Tiongkok tatkala penempatan THAAD dipermasalahkan. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com