Pidato State of Union Donald Trump ; Kita Akan Menemukan Kembali Jalan Amerika

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengemukakan visi positif untuk Amerika dalam pidato pertama di hadapan Parlemen Amerika, yang dikenal dengan istilah ‘State of the Union’ (Persatuan Negara).

Pidatonya menyoroti bahwa negara telah tumbuh semakin kuat sepanjang tahun lalu. Diamana diantaranya adalah catatan ekonomi mencapai rekor baru.

Pengangguran Afrika-Amerika telah mencapai titik terendah dalam sejarah. Pasar saham juga telah menambahkan nilai lebih dari 8 triliun dolar AS.

Tapi Presiden Trump mengambil pesannya di luar ekonomi. Dia menawarkan jalan ke depan, dipersatukan oleh nilai-nilai umum yang mengikat orang Amerika.

Nilai amerika
“Di Amerika, kita tahu bahwa iman dan keluarga, bukan pemerintahan dan birokrasi, adalah pusat kehidupan Amerika. Moto kita adalah ‘in God we trust’ (kepada Tuhan kita percaya)” kata Trump dalam pidatonya.

“Dan kita merayakan polisi kita, militer kita, dan veteran kita yang luar biasa sebagai pahlawan, yang pantas mendapat dukungan total dan tak tergoyahkan,” sambungnya.

Presiden Donald Trump menyampaikan pidato ‘State of the Union’ di Capitol, Washington DC, pada 30 Januari 2018. (MANDEL NGAN/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Trump mengatakan bahwa sepanjang tahun lalu pemerintahannya telah berusaha untuk mengembalikan ikatan kepercayaan antara warga negara dengan pemerintahan mereka.

Sebagai bagian dari ini, dia meminta Kongres untuk memberdayakan sekretaris kabinet dengan wewenang untuk memberi penghargaan kepada pekerja yang baik, dan untuk menyingkirkan pekerja federal yang merusak kepercayaan publik atau mengecewakan rakyat Amerika.

Dia juga berbicara tentang peran pemerintah, yaitu untuk mendengarkan, menghormati, dan melayani rakyat Amerika.

“Tugas kita adalah menghormati mereka, mendengarkan mereka, melayani mereka, melindungi mereka, dan rakyat selalu layak mendapatkannya,” ujar pemilik Trump Tower itu.

“Orang Amerika mengisi dunia dengan seni dan musik. Mereka mendorong batas ilmu pengetahuan dan penemuan. Dan mereka selamanya mengingatkan kita pada apa yang seharusnya tidak pernah kita lupakan: Orang-orang memimpikan negara ini. Orang-orang membangun negara ini. Dan orang-orang yang membuat Amerika hebat lagi,” katanya.

Dia juga mendorong orang Amerika untuk bangga dengan siapa mereka dan apa yang mereka perjuangkan.

“Selama kita memiliki keyakinan akan nilai-nilai kita, setia kepada rakyat kita, dan percaya kepada Tuhan kita, kita tidak akan gagal,” katanya.

“Dan bangsa kita akan selamanya aman dan kuat, serta bangga dan kuat dan bebas.”

Dalam pidatonya, Trump juga meminta Kongres untuk menghasilkan undang-undang yang sanggup menghasilkan setidaknya 1,5 triliun dolar AS investasi baru di bidang infrastruktur.

“Bersama-sama, kita bisa merebut kembali warisan bangunan kita. Kami akan membangun jalan baru yang berkilau, jembatan, jalan raya, kereta api, dan jalur air melintasi tanah kita. Dan kita akan melakukannya dengan hati Amerika, tangan Amerika, dan keberanian Amerika,” katanya.

‘First Lady’ Melania Trump bertepuk tangan saat Presiden Donald Trump menyampaikan pidato ‘State of the Union’ di Capitol, Washington DC, pada 30 Januari 2018. (SAUL LOEB/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Dia juga berbicara tentang pentingnya mengangkat warga Amerika dari ketergantungan menuju kemerdekaan, dan dari kemiskinan menuju kemakmuran.

“Kami ingin setiap orang Amerika mengetahui martabat dari kerja keras seharian. Kami ingin setiap anak aman di rumah mereka pada malam hari. Dan kami ingin setiap warga negara bangga dengan tanah yang kita cintai ini,” kata Trump.

Mengutip manfaat dari pemotongan pajak dan reformasi perpajakan yang ditandatangani dalam undang-undang bulan lalu, Trump mengatakan peningkatan investasi kini menghasilkan pengembangan tenaga kerja dan pelatihan kerja.

“Mari kita buka sekolah kejuruan yang hebat sehingga calon pekerja kita bisa belajar keterampilan dan menyadari besarnya potensi mereka. Dan mari kita dukung keluarga pekerja dengan mendukung cuti keluarga yang dibayar,” katanya.

“Seiring bertambahnya kekuatan Amerika, kesempatan ini harus diperluas ke semua warga negara. Itulah sebabnya tahun ini kita akan memulai reformasi penjara kita untuk membantu mantan narapidana yang telah meluangkan waktunya untuk mendapatkan kesempatan kedua.”

Presiden bersumpah untuk tidak berhenti berjuang atas nama orang Amerika.

“Amerika Serikat adalah negara yang penuh kasih. Kami bangga bahwa kami melakukan lebih dari negara lain untuk membantu yang membutuhkan, berjuang, dan orang-orang yang kurang mampu di seluruh dunia. Tapi sebagai Presiden Amerika Serikat, kesetiaan tertinggi saya, belas kasih saya yang terbesar, dan perhatian saya yang konstan adalah untuk anak-anak Amerika, pekerja Amerika yang berjuang, dan komunitas Amerika yang terlupakan. Saya ingin generasi muda kita tumbuh untuk mencapai hal-hal besar. Saya ingin orang miskin kita memiliki kesempatan untuk bangkit,” katanya.

Trump juga berbicara tentang reformasi yang diperlukan untuk memerangi krisis narkoba opioid yang menyebabkan 174 kematian per hari pada tahun 2016.

“Pemerintahan saya berkomitmen untuk memerangi epidemi narkoba dan membantu mendapatkan perawatan bagi mereka yang membutuhkan. Perjuangan akan panjang dan sulit. Tapi, seperti yang selalu dilakukan orang Amerika, kita akan menang,” katanya.

Rencana Imigrasi Trump
Terkait imigrasi, Trump berbicara tentang bagaimana berpuluh-puluh tahun perbatasan terbuka memungkinkan obat-obatan dan gengster memasuki Amerika Serikat.

“Malam ini, saya meminta Kongres untuk akhirnya menutup celah mematikan yang memungkinkan MS-13, dan penjahat lainnya, masuk ke negara kita. Kami telah mengusulkan undang-undang baru yang akan memperbaiki undang-undang imigrasi kita, dan mendukung Agen Patroli ICE (bea cukai dan imigrasi) dan perbatasan kita, sehingga hal ini tidak akan pernah terjadi lagi,” tegasnya.

Dia juga menyusun rencana imigrasi baru. Rencana tersebut menawarkan jalan menuju kewarganegaraan bagi 1,8 juta imigran gelap yang dibawa ke AS oleh orang tua mereka di usia muda.

“Berdasarkan rencana kami, mereka yang memenuhi persyaratan pendidikan dan pekerjaan, dan menunjukkan karakter moral yang baik, akan bisa menjadi warga negara penuh Amerika Serikat,” kata Trump.

Rencana tersebut juga mencakup untuk sepenuhnya mengamankan perbatasan dengan membangun tembok di perbatasan, mengakhiri praktik ‘menangkap dan melepaskan’, mengakhiri keragaman undian visa, dan migrasi berantai.

“Inilah saatnya untuk mereformasi peraturan imigrasi yang sudah ketinggalan zaman, dan akhirnya membawa sistem imigrasi kita ke abad ke-21,” kata Trump.

Mengambil Sikap di Seluruh Dunia
Trump juga menyebutkan tantangan di seluruh dunia sebagai kebutuhan Amerika Serikat untuk mengakhiri penyerapan anggaran pertahanan untuk sepenuhnya mendanai militer negara tersebut.

“Di seluruh dunia, kita menghadapi rezim nakal, kelompok teroris, dan saingan seperti Tiongkok dan Rusia yang menghalangi kepentingan, ekonomi, dan nilai-nilai kita. Dalam menghadapi bahaya mengerikan ini, kita tahu bahwa kelemahan adalah jalan yang paling pasti menuju konflik, dan kekuatan yang tak tertandingi adalah cara terbaik untuk pertahanan sejati dan hebat kita,” kata Trump.

Trump juga meminta perubahan bagaimana Amerika menggunakan uang pajak untuk membantu negara-negara lain di seluruh dunia.

“Bulan lalu, saya juga mengambil tindakan yang didukung dengan suara bulat oleh Senat beberapa bulan sebelumnya: Saya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.”

“Tak lama kemudian, puluhan negara memberikan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan hak kedaulatan Amerika untuk memberikan pengakuan ini. Pembayar pajak Amerika dengan murah hati mengirimi negara-negara tersebut miliaran dolar bantuan setiap tahunnya.”

Akibatnya, Trump mengatakan bahwa dia meminta Kongres untuk mengeluarkan undang-undang untuk memastikan bahwa uang bantuan luar negeri Amerika hanya diberikan untuk teman-teman Amerika, bukan malah untuk musuh-musuhnya.

Pada akhir pidatonya, Trump mencatat bahwa pemerintahannya telah memberlakukan sanksi keras terhadap kediktatoran komunis dan sosialis di Kuba dan Venezuela. (Jasper Fakkert/The Epoch Times/waa)