Kegagalan Peluncuran Roket Luar Angkasa Tiongkok Timbulkan Kerugian Besar

EpochTimesId – Ahli teknologi kendaraan peluncuran ruang angkasa Tiongkok baru-baru ini mengemukakan bahwa CASC harus menghadapi biaya tinggi dalam peluncuran. Maka kegagalan peluncuran ChangZheng 5 (CZ 5) memberikan dampak kerugian yang cukup serius.

Liang Xiaohong, seorang mantan ketua China Academy of Launch Vehicle Technology (Akademi Penelitian Teknologi Kendaraan Peluncuran Ruang Angkasa) dalam suatu kesempatan pidato di depan publik mengatakan bahwa China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) menghadapi banyak masalah. Seperti tingginya biaya satelit roket, periode peluncuran yang panjang, kekurangan personil, kontrol kualitas yang tidak stabil dan ragam masalah lainnya.

Liang Xiaohong mengatakan bahwa CZ 5 yang membutuhkan waktu sekitar 10 tahun dalam pembuatan dan pengembangannya telah dibebani harapan yang sangat tinggi. Sehingga hal itu menyebabkan dampak pasif dan pengaruh yang sangat merugikan karena kegagalan dalam peluncurannya.

Sebagai contoh, Pakar Roket Tiongkok itu mengatakan bahwa rencana peluncuran Chang’e 5, misi tak berawak yang akan melakukan eksplorasi di sisi belakang bulan sampai sekarang belum dapat dipastikan apakah dapat dilaksanakan. Selain itu, rencana peluncuran stasiun ruang angkasa Tiangong yang dijadwalkan selesai pada tahun 2020 juga mungkin terpengaruh dan diundur.

Dilaporkan pula bahwa CZ 5 adalah kendaraan peluncur ruang angkasa pengangkut berat model bundel yang menggunakan roket peluncur berbahan bakar likuid suhu rendah. Dan CASC telah menghabiskan 10 tahun dalam pembuatan dan pengembangannya.

Tiongkok mengklaim bahwa kinerja CZ 5 sudah setara dengan Delta IV milik Amerika Serikat atau roket Angara milik Rusia. Namun klaim itu mendapat sanggahan dari seorang ahli di Hongkong, ia mengatakan bahwa jarak perbedaan kualitasnya masih sangat jauh.

Pengamat militer Hongkong, Liang Guoliang mengatakan bahwa sampai saat ini Tiongkok kemampuan di bidang ruang angkasa masih belum dapat menandingi negara maju dunia.

“Amerika sudah berkecimpung dalam bidang itu selama 50 tahun sedangkan Tiongkok baru memulai. Rusia pun memiliki keunggulannya sendiri yang belum bisa ditandingi Tiongkok.”

Pada 2 Juli 2017, ChangZheng 5 yang membawa satelit Shíjiàn-18 mengalami penyimpangan dari jalur penerbangan tak lama setelah diluncurkan, sehingga misi peluncuran dianggap gagal. Ketidakberhasilan ini telah menimbulkan dampak kerugian pada program pengembangan kendaraan pengangkut ruang angkasa CASC.

Menurut sumber yang berkecimpung langsung dalam program itu, penyebab kegagalan CZ 5 adalah salah satu dari dua mesin penggerak YF-77 di kompartemen pertama tidak bekerja karena rusak. Kerusakan itu membuat CZ 5 kurang tenaga pendorong dan terbangnya melenceng dari jalur, dan tidak dapat mencapai ketinggian yang diharapkan. Sebelum sampai waktu pelepasan dari badan roket, satelit sudah lebih dulu jatuh ke Samudra Pasifik”. (Tang Feng/NTDTV/Sinatra/waa)